Anda di halaman 1dari 11

Topik 5

Prinsip Etik dalam Asuhan Keperawatan

Saat ini kita berada pada Bab 6 Topik 5 yang akan membahas tentang Prinsip etik
dalam asuhan keperawatan.Setelah mempelajari Topik ini anda mampu menjelaskan
tentang prinsip etik dalam asuhan keperawatan.Dalam Topik ini, anda akan
mempelajari pokok-pokok materi tentang prinsip etik dalam melakukan pengkajian
keperawatan, menetapkan diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan,
implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan yang akan menjadi dasar dalam
pendekatan keperawatan berdasarkan asuhan.
Ketika seorang perawat memberikan pelayanan kesehatan pada klien, maka
perawat tersebut harus mengikuti prinsip-prinsip etika keperawatan yang ada.Dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada klien, ada beberapa tahapan yang harus
dilalui oleh pasien. Artinya, pelayanan keperawatan sebenarnya tidak hanya
mementingkan tercapainya tujuan, tetapi juga mementingkan proses bagaimana
pelayanan tersebut diberikan kepada pasien.
Hal ini sesuai dengan pengertian praktek keperawatan yang bermakna tindakan
perawat yang dilakukan melalui kolaborasi dengan klien dan atau tenaga kesehatan
lain dalam memberikan asuhan keperawatan pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan yang dilandasi dengan substansi keilmuan khusus, pengambilan keputusan
dan keterampilan perawat berdasarkan aplikasi prinsip-prinsip ilmu biologis,
psikologis, sosial, kultural dan spiritual.
Prinsip dari tahapan proses keperawatan juga sesuai dengan pengertian asuhan
keperawatan yang bermakna sebagai sebuah proses atau rangkaian kegiatan pada
praktek keperawatan yang diberikan kepada klien di sarana kesehatan dan tatanan
pelayanan lainnya, dengan menggunakan pendekatan ilmiah keperawatan
berdasarkan kode etik dan standar praktik keperawatan.
Tahapan proses keperawatan telah diidentikkan sebagai metode ilmiah
keperawatan untuk para penerima tindakan keperawatan, disajikan sesuai dengan
langkah-langkah dari proses keperawatan. Atas dasar itu, berikut ini akan dijelaskan
secara detail tentang prinsip tahapan proses keperawatan terhadap pasien.

1. Prinsip Etis dalam Melakukan Pengkajian


Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam melakukan pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien (Lyer
etal, 1996). Tujuan dari pengkajian adalah agar perawat dapat mengumpulkan data
objektif dan subjektif dari klien, khususnya mengenai keluhan yang dideritanya
sehingga memudahkan perawat mengambil tindakan keperawatan.Dalam pengkajian
tersebut, data-data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat,
lingkungan, maupun kebudayaan.
Selama melakukan pengkajian perawat harus memperhatikan beberapa hal pokok,
sebagaimana berikut:
a. Perawat berusaha untuk mengetahui dan memahami secara keseluruhan tentang
keluhan yang dialami oleh pasien. Perawat juga harus mengetahui tentang situasi
yang sedang dihadapi oleh pasien secara
keseluruhan yang berkaitan dengan keluhan
yang dideritanya.
Misal, perawat menanyakan dengan cara
yang asertif, tidak menuduh, tidak
menghakimi, mendengarkan dengan
empati apakah pasien adalah seorang
perokok; apakah dirumahnya terdapat salah
seorang anggota keluarga yang perokok;
apakah ia senang meminum alkohol, dan lain sebagainya. Cara untuk mengetahui
semua hal tersebut adalah sebagai berikut: memperhatikan kondisi fisik, psikologis,
emosi, sosialkultural, spiritual yang bisa mempengaruhi status kesehatannya.
b. Perawat berusaha mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan
masa lalu, saat ini, bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi pasien
dimasa yang akan datang. Hal itu diperlukan untuk membuat sebuah database
yang lengkap dan objektif. Data yang terkumpul tersebut berasal dari perawat –
klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. Misalnya, dengan gaya yang
santai bertanya tentang kebiasaan, pola makan, pola tidurnya, dan lain-lain.

c. Dalam pengkajian, perawat juga harus memahami bahwa pasien adalah sumber
informasi primer. Artinya, jawaban yang harus dipegang oleh seroang perawat
ketika ia bertanya sesuatu adalah jawaban yang keluar dari mulut pasien, bukan
keluarganya, apalagi orang lain. Sebab, orang yang lebih tahu mengenai keadaan
pasien dan keluhan yang diderita pasien adalah pasien itu sendiri. Kecuali pasien
tersebut tidak bisa berbicara karena dalam kondisi tidak sadar, pinsan, maka
informasi penting yang harus diperoleh perawat adalah dari keluarga dekatnya.

d. Dalam melakukan pengkajian , bisa saja seorang perawat melengkapi informasi


dari sumber sekunder selain pasien itu sendiri. Artinya, dimungkinkan bagi
perawat untuk bertanya kepada pihak-pihak lain yang dianggap
mempunyai/memberikan informasi seputar kesehatan pasien. Sumber informasi
selain pasien meliputi anggota keluarga, teman dekat maupun orang-orang yang
berperan penting dalam kesehatan klien. Dalam melakukan pengkajian perawat
dapat menggunakan beberapa metode untuk bisa mendapatkan informasi-
informasi seputar kesehatan pasien yang dirawatnya.
Adapun metode mengumpulkan informasi dalam pengkajian adalah sebagai
berikut :
• Melakukan interview/wawancara. Perawat bisa bertanya secara langsung
kepada pasien.
• Riwayat kesehatan atau keperawatan. Perawat bisa melacak riwayat
kesehatan pasien. Misalnya, berapa kali ia telah mengalami keluhan batuk,
tifus, sakit kepala, dan lain sebagainya.
• Pemeriksaan fisik. Metode ini untuk mengetahui apakah ada kelainan
dalam fisik pasien sehingga menyebabkan ia mengalami gangguan
kesehatan tertentu (mengalami keluhan).
• Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain
serta catatan kesehatan (rekam medis) untuk menunjang informasi
mengenai kesehatan pasien.

Catatan :Perawat harus melakukan pengkajian secara akurat, lengkap sesuai dengan
kenyataan, kebenaran data sangat penting dalam merumuskan suatu diagnosis
keperawatan serta perawat harus berusaha mengumpulkan semua informasi yang
berkaitandengan masa lalu, saat ini bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah
bagi pasiendimasa yang akan datang.

2. Prinsip Etis dalam Menetapkan Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan merupakan tahap kedua yang dilakukan perawat
dalam tindakan keperawatan atau proses keperawatan. Pengertian dari diagnosa
keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat
diagnosis keperawatan.Menurut Carpenito (2000), diagnosis keperawatan adalah
suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia (status kesehatan atau resiko
perubahan pola) dari individu, kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status
kesehatan. Diagnosis keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang
data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekan medis dan pemberi pelayanan
kesehatan yang lain.
Diagnosis keperawatan adalah suatu bagian integral dari proses keperawatan.
Hal ini merupakan suatu komponen dari langkah-langkah analisis, dimana perawat
mengidentifikasi respons-respons individu terhadap masalah-masalah kesehatan
yang aktual dan potensial.Jadi, intervensi merupakan metode komunikasi tentang
asuhan keperawatan pada klien.Dibeberapa negara, mendiagnosis diidentifikasikan
dalam tindakan praktik keperawatan sebagai suatu tanggung jawab legal dari
seorang perawat profesional.Diagnosis keperawatan memberikan dasar petunjuk
untuk memberikan terapi yang pasti, dimana perawat bertanggung jawab
didalamnya.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi
mendalam terhadap data yang diperoleh perawat dari pengkajian keperawatan
klien.
Salah satu manfaat dari diagnosis keperawatan adalah memberikan gambaran
tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan
akan terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan batas wewenang perawat.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992)
mendefinisikan diagnosis keperawatan sebagai semacam keputusan klinik yang
mencakup klien, keluarga dan dan respons komunitas terhadap sesuatu yang
berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan. Ada beberapa hal
pokok yang harus diperhatikan oleh seroang perawat ketika melakukan diagnosis
keperawatan, yaitu:
Seorang perawat membuat diagnosis keperawatan tentu membutuhan
keterampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosis keperawatan dan
perumusan dalam pembuatan pelayanan keperawatan.
a. Proses dari diagnosis keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan
menjamin akurasi diagnosis dari proses keperawatan itu sendiri.
b. Perumusan pernyataan diagnosis keperawatan memeliki beberapa syarat yaitu
mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang
aktual, risiko dan potensial dalam diagnosis keperawatan.

Semua data yang ditampilkan pada setiap diagnosis keperawatan mencakup hal-hal
berikut ini:
a. Definisi. Merujuk kepada definisi NANDA yang digunakan pada
diagnosisdiagnosis keperawatan yang telah ditetapkan.
b. Kemungkinan etiologi. Bagian ini menyatakan penyebab-penyebab yang
mungkin untuk masalah yang telah diidentifikasi. Yang tidak dinyatakan oleh
NANDA diberi tanda kurung. Faktor yang berhubungan/risiko diberikan untuk
diagnosis yang beresiko tinggi.
c. Batasan karakteristik. Bagian ini mencakup tanda dan gejala yang cukup jelas
mengidentifikasikan keberadaan suatu masalah. Sekali lagi seperti pada
defenisi dan etiologi. Yang tidak dinyatakan oleh NANDA diberi tanda kurung.
d. Sasaran/tujuan. Pernyataan-pernyataan ini ditulis sesuai dengan objektif
perilaku klien. Sasaran/tujuan ini harus dapat diukur, merupakan tujuan jangka
panjang dan pendek, untuk digunakan dalam mengevaluasi efektivitas
intervensi keperawatan dalam mengatasi masalah yang telah diidentifikasi.
e. Mungkin akan ada lebih dari satu tujuan jangka pendek dan mungkin
merupakan “batu loncatan” untuk memenuhi tujuan jangka panjang.
f. Intervensi dengan rasional tertentu. Hanya intervensi-intervensi yang sesuai
untuk bagian diagnosis yang dapat ditampilkan.
g. Hasil klien yang diharapkan/kriteria pulang. Perubahan perilaku sesuai
dengan kesiapan klien untuk pulang yang mu ngkin untuk dievaluasi.
h. Informasi mengenai obat-obatan. Informasi ini mencakup implikasi
keperawatan.

Catatan: Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik yang mencakup


klien,keluarga dan respons komunitas terhadap sesuatu yang berpotensi sebagai
masalahkesehatan dalam proses kehidupan.

3. Prinsip Etis dalam Menentukan Intervensi Keperawatan


Perencanaan atau intervensi merupakan tahap ketiga yang dilakukan perawat
dalam melakukan tindakan keperawatan atau proses keperawatan. Pengertian dari
intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan
dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.Intervensi
dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan, yaitu
kesembuhan atas penyakit atau segala keluhan yang diderita pasien.
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah,
mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasi pada diagnosa
keperawatan.
Intervensi keperawatan harus spesifik dan harus dinyatakan dengan jelas dan
tegas, seperti bagaimana, kapan, dimana, frekuensi dan besarnya, memberikan isi
dari aktifitas yang direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua,
mandiri (dilakukan oleh perawat sendiri tanpa bantuan adanya dari orang lain) dan
kolaboratif (dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya / kerja sama).

Langkah-langkah perencanaan:
Untuk mengevaluasi rencana tindakan keperawatan, maka ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Menentukan prioritas masalah : melalui pengkajian
2. Menentukan kriteria hasil (outcomes) Pedoman penulisan kriteria hasil
berdasarkan:
S : Spesifik (tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda)
M : Measurable (tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya
tentang perilaku klien; dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan, dll.)
A : Achievable (tujuan harus dicapai)
R : Reasonable (tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah)
T : Time
3. Menentukan rencana tindakan
4. Dokumentasi

4. Prinsip Etis dalam Melakukan Implementasi Keperawatan


Tahap keempat yang dilakukan perawat dalam tindakan keperawatan atau
proses keperawatan adalah implementasi. Implementasi adalah inisiatif dari rencana
tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Lyer, 1996).Pengertian implementasi
dalam konteks ini adalah memulai dan melengkapi tindakan-tindakan yang
diperlukan untuk mencapai tujuantujuan yang telah ditentukan.Tahap pelaksanaan
dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk
membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan.

5. Prinsip Etis dalam Melakukan Evaluasi Keperawatan


Tahap kelima yang dilakukan perawat dalam tindakan keperawatan atau proses
keperawatan adalah evaluasi. Dalam evaluasi perawat menentukan seberapa jauh
tujuantujuan keperawatan yang telah ia capai. Menurut Griffith (1998), evaluasi
sebagai sesuatu yang direncanakan, dan perbandingan yang sistematik pada status
kesehatan klien.
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses
evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan
keperawatan, termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan,
respons klien yang normal terhadap tindakan keperawatan dan pengetahuan konsep
teladan dari keperawatan. Evaluasi yang dilakukan perawat tentang keperawatan
mengacu pada beberapa hal, penilaian, tahapan dan perbaikan.
Dalam tahap yang terakhir ini, perawat akan menemukan faktor-faktor yang menjadi
penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Misalnya,
perawat akan menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang
diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan
dapat diterima.
Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.
Dari evaluasi ini, perawat bisa melakukan beberapa hal berikut:
1. Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk
mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan atau intervensi
keperawatan.
2. Perawat juga bisa menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai
bersama dengan klien.

Itulah kelima langkah yang dapat dilakukan perawat dalam tindakan keperawatan
atau proses keperawatan.
Dengan mengikuti kelima langkah yang telah dijelaskan diatas, perawat akan memilih
suatu kerangka kerja yang sistematis untuk membuat keputusan dan memecahkan
masalah dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

6. Pendekatan Keperawatan Berdasarkan Asuhan


Hubungan antar perawat dengan pasien merupakan pusat pendekatan
berdasarkan asuhan,dimana seorang perawat dapat memberikan perhatian khusus
secara langsung kepada pasien,sebagaimana yang dilakukan sepanjang kehidupannya
sebagai perawat. Perspektif asuhan memberikan arah bagaimana perawat sebagai
tenaga medis dapat memberi waktunya untuk dapat duduk bersama dengan pasien
maupun sejawat.
Karakteristik perspektif dari asuhan meliputi hal-hal berikut ini:
a. Pendekatan keperawatan berdasarkan asuhan berpusat pada hubungan
interpersonal dalam asuhan
b. Pendekatan keperawatan berdasarkan asuhan dapat meningkatkan
perhormatan dan penghargaan terhadap martabat klien atau pasien sebagai
manusia. Sebab, pendekatan ini menjunjung tinggi hubungan kultural dan
hubungan emosional sehingga semakin merekatkan antara perawat dengan
pasien.
c. Pendekatan keperawatan berdasarkan asuhan mendorong perawat bersedia
untuk mendengarkan dan mengolah saran-saran dari orang lain baik dari teman
sejawat, dokter, masyarakat, bahkan pasien sebagai dasar yang mengarah pada
tanggung jawab profesional di bidang keperawatan.
d. Pendekatan keperawatan berdasarkan asuhan mendorong perawat untuk
meningkatkan kembali arti tanggung jawab moral yang meliputi kebajikan-
kebajikan berikut ini: a) kebaikan, b) kepedulian, c) empati, d) perasaan kasih
sayang, dan e) menerima kenyataan apa adanya.
Pada sisi yang lain, praktik keperawatan yang berdasarkan prinsip
asuhan juga memiliki tradisi memberikan komitmen utamanya terhadap pasien.
Selain itu, banyak yang mengklaim bahwa advokasi terhadap pasien merupakan
salah satu peran yang sudah dilegitimasi sebagai peran dalam memberikan
asuhan keperawatan. Advokasi adalah memberikan saran dalam upaya
melindungi dan mendukung hak-hak pasien.
Hal tersebut merupakan suatu kewajiban moral bagi perawat, dalam
menemukan kepastian tentang dua sistem pendekatan etika yang dilakukan,
yaitu pendekatan berdasarkan prinsip dan asuhan. Seorang perawat yang
memiliki komitmen tinggi dalam mempraktikkan keperawatan profesional dan
tradisi tersebut perlu mengingat hal-hal sebagai berikut.
1. Perawat hendaknya dapat memastikan staf atau kolega tetap memegang
teguh komitmen utamanya terhadap pasien, sehingga tidak akan terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.
2. Perawat hendaknya dapat memberikan prioritas utama terhadap pasien dan
masyarakat pada umumnya. Jangan sampai kepentingan masyarakat atau
pasien dinomorduakan di bawah kepentingan pribadi. Kemaslahatan
masyarakat (pasien) adalah hal terpenting dalam pendekatan keperawatan
berdasarkan asuhan.
3. Perawat hendaknya memiliki kepedulian untuk mengevaluasi terhadap
kemungkinan adanya klaim otonomi dalam kesembuhan pasien. Karena itu,
seorang perawat harus memberikan informasi yang akurat, menghormati dan
mendukung hak pasien dalam mengambil keputusan

Latihan

Buatlah diskusi dalam kelompok dan bacalah kasus ini baik-baik. Selesaikan tugas
ini sesuai petunjuk di bawah.
Seorang ibu, 45 tahun dengan Ca Serviks stadium IV dirawat di ruang onkologi
dan sedang menjalani kemoterapi. Ibu tersebut sudah menjalani perawatan selama 2
tahun dan menunjukkan tidak ada perubahan yang berarti. Klien merasakan nyeri yang
sangat pada abdomen, malu dengan kondisinya, suami tidak memberikan support dan
meninggalkannya dengan menikah lagi. Klien merasa putus asa dan hidupnya
menderita. Akhirnya klien menolak dilakukan tindakan pengobatan dengan harapan
cepat mati.
Petunjuk Jawaban Latihan

Buatlah resume asuhan keperawatan klien dengan mengidentifikasi data yang perlu dikaji,
menetapkan diagnosa keperawatan yang muncul, rencana tindakan, implementasi tindakan
dan evaluasi dengan menerapkan prinsip etik

Ringkasan

Beberapa hal yang bisa disimpulkan dari Topik 2 ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat perlu memperhatikan prinsip etis
ketika melakukan pengkajian keperawatan, menetapkan diagnosa keperawatan,
menentukan intervensi keperawatan, melakukan implementasi keperawatan dan
melakukan evaluasi dalam keperawatan. Perawat harus tahu dan menguasai apa saja
hal-hal etis yang perlu dilakukan terhadap pasien berkaitan dengan tahapan proses
keperawatan. Misalnya ketika perawat melakukan pengkajian, perawat tidak boleh
memaksakan kehendak untuk menggali informasi lebih luas dari pasien. Perawat harus
melakukan kontrak waktu saat akan melakukan pertemuan dengan pasien. Demikian
juga saat akan melakukan tindakan keperawatan, perawat tentunya akan menyapa
pasien terlebih dahulu, menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan menjelaskan
tujuan dari tindakan tersebut. Setelah mendapat persetujuan dari pasien maka
perawat melakukan tindakan tersebut.
2. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh perawat adalah Perawat hendaknya dapat
memastikan staf atau kolega tetap memegang teguh komitmen utamanya terhadap
pasien, sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari;
dapat memberikan prioritas utama terhadap pasien dan masyarakat pada umumnya,
jangan sampai kepentingan masyarakat atau pasien dinomorduakan di bawah
kepentingan pribadi. Kemaslahatan masyarakat (pasien) adalah hal terpenting dalam
pendekatan keperawatan berdasarkan asuhan; memiliki kepedulian untuk
mengevaluasi terhadap kemungkinan adanya klaim otonomi dalam kesembuhan
pasien. Karena itu, seorang perawat harus memberikan informasi yang akurat,
menghormati dan mendukung hak pasien dalam mengambil keputusan.

Test 2
1) Salah satu prinsip etis dalam melakukan pengkajian adalah:
A. Perawat berusaha mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan
masa lalu, saat ini, bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi pasien
dimasa yang akan datang.
B. Perawat mengidentifikasi respons-respons individu terhadap masalah-masalah
kesehatan yang aktual dan potensial.
C. Harus spesifik dan harus dinyatakan dengan jelas dan tegas, seperti bagaimana,
kapan, dimana, frekuensi dan besarnya, memberikan isi dari aktifitas yang
direncanakan.
D. Perawat menentukan seberapa jauh tujuan-tujuan keperawatan yang telah ia
capai.

2) Metoda yang tidak dilakukan dalam melakukan pengkajian adalah:


A. Wawancara
B. Pemeriksaan fisik
C. Pemeriksaan laboratorium dan diagnostik
D. Analisa Data

3) Bagaimana sikap anda jika pasien merasa terganggu oleh anda saat dikaji dan menolak
untuk menjawab hal-hal yang ditanyakan saat dikaji?
A. Mengklarifikasi perasaan pasien, menghentikan pengkajian jika pasien terganggu
dan membuat kontrak waktu ulang dengan pasien
B. Tetap di samping pasien berharap pengkajian dapat tetap dilanjutkan
C. Meninggalkan pasien tanpa kontrak waktu ulang
D. Mengalihkan pembicaraan pada hal lain

4) Jenis data pengkajian yang dapat dinilai/diukur dan spesifik misalnya tekanan darah,
suhu, nadi pasien disebut:
A. Data primer
B. Data sekunder
C. Data subjektif
D. Data objektif

5) Keputusan klinik yang mencakup klien,keluarga dan respons komunitas terhadap


sesuatu yang berpotensi sebagai masalahkesehatan dalam proses kehidupan disebut:
A. Pengkajian keperawatan
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
D. Implementasi keperawatan

6) Rumusan diagnosa keperawatan dimana masalah keperawatannya didukung oleh data


subjektif dan data objektif disebut diagnosa:
A. Resiko
B. Aktual
C. Potensial
D. Sejahtera

7) Intervensi keperawatan harus spesifik dan harus dinyatakan dengan jelas dan tegas,
seperti bagaimana, kapan, dimana, frekuensi dan besarnya, memberikan isi dari
aktifitas yang direncanakan. Intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat
sendiri tanpa bantuan adanya dari orang lain disebut intervensi:
A. Kolaborasi
B. Kooperatif
C. Mandiri
D. Interdependen

8) Di dalam tahap implementasi keperawatan, perawat akan melakukan tindakan


keperawatan dengan mengacu kepada:
A. Pengkajian keperawatan
B. Diagnosa keperawatan
C. Intervensi keperawatan
D. Evaluasi keperawatan

9) Salah satu tahapan proses keperawatan dimana perawat menetapkan kembali


informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus
diagnosa keperawatan, tujuan atau intervensi keperawatan ada pada tahap:
A. Pengkajian Keperawatan
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi Keperawatan
D. Evaluasi Keperawatan

10) Komponen penting dalam evaluasi keperawatan yaitu:


A. Respon subjektif dan objektif
B. Respon Subjektif, Respon Objektif, Analisa & Perencanaan
C. Analisa dan Perencanaan
D. Hasil Analisa respon subjektif dan objektif

Daftar Pustaka

Haryono, Rudi. 2013. Etika Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Yogyakarta: Gosyen
Publishing
Hasyim, dkk. 2012. Etika Keperawatan. Yogyakarta: Bangkit
Kozier. 2000. Fundamentals of Nursing : concept theory and practices. Philadelphia. Addison
Wesley.
Priharjo, R. 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta: Kanisius
Sampurno, B. 2005. Malpraktek dalam pelayanan kedokteran. Materi seminar tidak
diterbitkan.
Suhaemi, M.E. 2004. Etika Keperawatan: Aplikasi pada Praktik. Jakarta: EGC
Tonia, Aiken. 1994. Legal, Ethical & Political Issues in Nursing. 2ndEd. Philadelphia. FA Davis.
Triwibowo, Cecep, dkk. 2012. Malpraktek & Etika Perawat. Yogyakarta: Nuha Medika
Wulan, Kencana dkk. 2011. Pengantar Etika Keperawatan. Jakarta: Prestasi Pustakaraya
Y. Iyus. 2013. Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Perawat dalam Sudut Pandang Etik.
http://skripsistikes.files.wordpress.com/2009/08/32.pdf . Diakses 1 Juli 2013

Anda mungkin juga menyukai