Anda di halaman 1dari 7

Nama : Afelia Dandel

Nim : 1814201024
Kelas : A1 Kep Sem 4

PROSES KEPERAWATAN JIWA

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan dalam memberi asuhan
keperawatan klien pada semua tatanan pelayanan kesehatan.
Khususnya di Indonesia, proses keperawatan merupakan pendekatan yang
disepakati untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Namun pada
kenyataanya banyak perawat merasakan beban dalam melaksanakan dan
mendokumentasikan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan. Melalui evaluasi dokumentasi keperawatan pada beberapa rumah
sakit umum ditemukan bahwa kemampuan perawat menuliskan asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan rata-rata kurang dari 60 %
yang memenuhi kriteria. Sementara profesi lain menganggap penggunaan proses
keperawatan akan menyita banyak waktu dan kertas sehingga sehingga tidak
efektif dan efdesien. Kondisi ini tidak mengurangi semangat para perawat untuk
membuktikan bahwa proses keperawatan dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan, tanggung jawab perawat, otonomi perawat dan kepuasan perawat.
Proses keperawatan jiwa mengalami masalah yang sama dengan rumah sakit
umum. Hasil evaluasi terhadap dokumentasi keperawatan pada dua rumah sakit
jiwa yang besar, ditemukan kuran dari 40 % yang memenuhi kriteria. Dari
wawancara dengan beberapa perawat yang bekerja dirum,ah sakit jiwaditemukan
beberapa kesulitan, yaitu:belum ada formilir pengkajian yang seragam,
kemampuan melaksanakan proses keperawatan masih dirasakan sebagai beban.
Buku ini akan menguraikan konsep proses keperawatan kesehatan jiwa yang
praktis, disertai contoh penerapannya,. Dilampirkan pula formulir
pengkajian,rencana, implementasi dan evaluasi disertai petunjuk dan penulisan
yang jelas. Diharapkan buku ini akan memberi arahan yang memudahkan perawat
dalam melaksanakan sehingga asuhan keperawatan akan menjadi efektif dan
efesien.

BAB II
PEMBAHASAN

Keperawatan jiwa adalah area spesialistik dalam praktek keperawatan,


menggunakan teori prilaku sebagai ilmunya dan menggunakan diri sebagai
alatnya
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerja sama antar perawat dengan klien keluarga dan masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal
Merupakan suatu metoda sistematis dan ilmiah yang digunakan perawat untuk
memenuhi kebutuhan klien dalam mencapai mempertahankan keadaan biologi,
psikologi, sosial dan spiritual yang optimal Manfat menggunakan proses
keperawatan. Perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang
Meningkatkan otonomi bersifat rutin Manfaat lainnya dan Sebagai percaya diri
sarana diseminasi iptek keperawatan untuk pengembangan karir melalui pola pikir
penelitian
Manfaat bagi klien :
1. Asuhan keperawatan yang diterima bermutu dan dipertanggung jawabkan
secara ilmiah.
2. Partisipasi klien meningkat dalam menuju keperawatan mandiri
3. Terhindar dari mal praktek Mandiri
Proses keperawatan merupakan sarana kerja sama antara perawat, klien dan
keluarga. Dengan menyertakan klien dan keluarga maka pemulihan kemampuan
mereka dalam mengendalikan kehidupan lebih mungkin tercapai dan Tahap-tahap
mereka akan belajar bertanggung jawab. Terhadap prilakunya proses
keperawatan. : Pengkajian, Diagnosa kep., Perencanaan,. Implementasi dan
Evaluasi
1. Pengkajian
Merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang perlu
dilakukan perawat : mengkaji data dari klien dan keluarga tentang tanda-tanda
dan gejala serta faktor penyebab, memvalidasi data, mengelompokkan data dan
menetapkan masalah klien. Data yang didapat digolongkan menjadi dua :
a. Data subjektif, data yg disampaikan secara lisan, oleh klien dan keluarga,
didapat melalui Wawancara oleh perawat terhadap klien dan keluaga
b. Data objektif, data yang ditemukan secara nyata, melalui.
Observasi/pemeriksan langsung oleh perawat
Isi Pengkajian :
1. Identitas klien
2. Keluhan utama / alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/ biologis
5. Aspek psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medis
Berdasarkan sumber : Data yang langsung didapat perawat disebut data primer,
data yang diambil dari hasil pengkajian atau catatan tim kesehatan lain disebut
data sekunder. Setelah data subjektif dan objektif dapat teridentifikasi, data-data
tersebut dikelompokkan dan dianalisa untuk menyimpulkan masalah keperawatan
klien
Kemungkinan kesimpulannya :
1. Tidak ada masalah tetap ada kebutuhan:
a. Pemeliharaan kesehatan dan tindak alanjut ( Follow up )
b. Memerlukan peningkatan kesehatan : promosi dan prevensi ( antisipasi )
2. Ada masalah dengan kemungkinan :
a. Resiko terjadi masalah, sdh ada faktor yg dpt menimbulkan
b. Aktual terjadi masalah disertai data pendukung
Umumnya masalah keperawatan. saling berhubungan dan dapat digambarkan
sebagai pohon masalah Pada pohon masalah terdapat 3 komponen penting :
a. Masalah utama (CP) : prioritas dr bbrp masalah klien. Umumnya berkaitan
dgn keluhan utma/ alasan masuk.
b. Penyebab (Causa) : penyebab masalah utama
c. Akibat ( effect ) : akibat dr masalah utama, efek ini dpt menyebabkan efek
yg lainnya dst.
2. Diagnosa Keperawatan
Merupakan suatu pernyataan masalah keperawatan. Klien yang mencakup baik
respon sehat adaptif atau maladaptif serta stressor yang menunjang (Stuart &
Sundeen, 1995)
Diagnosa keperawatan. pada kasus Ani dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Resti mencederai diri
b. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
c. Isolasi Sosial
d. Defisit merawat diri
Kemampuan perawat yang diharapkan dalam pengkajian adalah mempunyai
kesadaran/ tilik diri ( self-awareness ), kemampuan observasi yang akurat,
kemampuan komunikasi terapeutik dan senantiasa mampu berespon secara efektif
Kegiatan yang dilakukan perawat : membina hubungan saling percaya dengan ;
melakukan kontrak, mengkaji data dari klien dan keluarga, memvalidasi data,
mengorganisir dan mengkelompokkan data, serta menetapkan kebutuhan/ masalah
klien
Penetapan Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan. :
Penilaian atau kesimpulan yang diambil dari pengkajian (Gordon, dlm Carpenito,
1996) : Masalah kesehatan aktual atau potensial yang mampu diatasi oleh perawat
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya :
identifikasi atau penilaian terhadap pola respon klien baik aktual maupun
potensial ( stuart dan Laraia, 2001)
Diagnosa keperawatan ditetapkan melalui tahapan :
1. Analisa data yang ditemukan ( obyektif dan subyektif)
2. Tetapkan rumusan diagnosa dalam bentuk rumusan diagnosis tunggal.
Rumusannya : rumusan “Problem” etiologi tidak perlu dicantumkan tetap cukup
dimengerti dan dipahami. Rumusan diagnosa keperawatan mengacu pada
NANDA, 2005.
a. Resiko perilaku kekerasan
b. Gangguan sensori persepsi : halusinasi
c. Isolasi sosial
d. Gangguan konsep diri : harga diri rendah
e. Defisit perawatan diri
Kemampuan perawat dalam merumuskan diagnosa keperawatan :
1. Kemampuan pengambilan keputusan yang logis.
2. Pengetahuan tentang batasan adaptif atau ukuran normal
3. Kemampuan memberikan justifikasi atau pembenaran
4. Kepekaan sosial budaya Diagnosa yang aktual, mengancam jiwa dan
dominan, menjadi diprioritas.
3. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana tindakan keperawatan terdiri dari 3 aspek yaitu : tujuan umum, tujuan
khusus, kriteria evaluasi dan rencana . Tujuan umum : hasil tindakan berupa
kemampuan akhir yang hendak tindakan keperawatan. Tujuan khusus : tujuan
dicapai (jika serangkaian tujuan khusus telah tercapai) jangka pendek sampai
dengan tujuan jangka panjang tercapai. Rumusan tujuan khusus berupa pernyataan
kemampuan pasien mengatasi masalah.
Kriteria evaluasi : perubahan perilaku yang “observable” untuk setiap pencapai
tujuan khusus. Bentuk rumusan : tanda dan gejala tercapainya masing-masing
Tindakan tujuan khusus keperawatan: serangkaian tindakan yang harus
dilaksanakan oleh perawat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Setiap
tujuan khusus dicapai dengan satu atau lebih tindakan keperawatan. Tindakan
keperawatan durumuskan dalam bentuk kalimat perintah
Untuk menetapkan tujuan umum dan khusus, perawat perlu memiliki kemampuan
Rencana tindakan keperawatan berfikir kritis dan bekerja sama dengan klien dan
keluarga
Merupakan serangkaian tindakan yang dapat mencapai tiap tujuan khusus.
Perawat dapat Rencana tindakan keperawatan memberikan alasan ilmiah
mengapa tindakan tersebut diberikan. disusun berdasarkan standar asuhan
keperawatan. Jiwa Indonesia (Depkes, 1995), berupa tindakan konseling,
pendidikan kesehatan, perawatan mandiri/ADL, tindakan kolaborasi.
4. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan. yang sudah direncanakan, perawat
perlu memvalidasi apakah rencana tindakan keperawatan. masih dibutuhkan dan
sesuai dengan kondisi klien saat ini (here and now), menilai diri sendiri
( kemampuan interpersonal, intelektual dan teknikal untuk melaksanakan
tindakan, menilai kembali apakah tindakan aman bagi pasien pada saat akan
melaksanakan : perawat membuat kontrak, menjelaskan apa yang akan klien
dikerjakan dan peran serta yang diharapkan dari klien, dokumentasikan semua
tindakan yang telah dilaksanakan beserta respon klien
Hubungan. saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan Tindakan keperawatan. mengacu pada
perencanaan (NCP), bertujuan klien memiliki kemampuan : kognitif, afektif dan
psikomotor untuk mengselesaikan masalah(diagnosa) yang dialami Strategi
implementasi menggunakan SP, yang berprinsif setiap kali interaksi dengan
pasien, out put interaksi haruslah samapi pada kemampuan koping pasien.
Implementasi tindakan keperawatan dilakukan berurutan secara prioritas, tapi
tidak berarti sebelum masalah utma terselesaikan masalah lain tidak perlu
ditangani. Selain tujuan tindakan keperawatan untuk merubah perilaku pasien,
tujuan tindakan keperawatan yang lain adalah merubah perilaku keluarga. Tujuan
utamanya, agar keluarga : Memahami masalah yang dialami pasien Mengetahui
cara merawat pasien dapat mempraktekkan cara merawatan pasien, dapat
memanfaatkan sumber yg tersedia untuk perawatan pasien
5. Evaluasi Tindakan Keperawatan
Merupakan proses berkelanjutan dan dilakukan terus menerus untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan. yang Evaluasi dibagi dua jenis :
a. Evaluasi telah dilaksanakan. proses (formatif), dilakukan setiap selesai
melaks. tindakan keperawatan
b. Evaluasi hasil (Sumatif), dilakukan dengan membandingkan respon klien
dengan tujuan yang telah ditentukan.
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP, sebagai pola
pikir.
S :Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
O : Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan.yang telah
dilaksanakan
A : Analisa terhadap data subjektif daan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih ada atau telah teratasi atau muncul masalah baru
P : Perencanaan tindak lanjut berdasarkan hasil analisa respon klien
Rencana tindak lanjut dapat berupa :
a. Rencana teruskan jika masalah tidak berubah
b. Rencana dimodifikasi jika masalah tetap ada dan semua rencana tindakan
sudah dilakukan tetapi hasil belum memuaskan
c. Rencana dan diagnosa keperawatan. dibatalkan jika ditemukan masalah
baru dan bertolak belakang dengan masalah yang ada
d. Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang baru.
Contoh kasus: Ani, dibawa keluarganya ke RS, karena sudah seminggu
mengurung diri di kamar, tidak mau bicara dengan orang lain dan sebelum
dibawa ke RS marah-marah dan melempar barang tanpa sebab. Selama di RS, Ani
selalu berada di tempat tidur atau duduk sendiri di pojok ruangan, kadang terlihat
ngomel-ngomel, pakaian, badan dan rambut kotor dan bau. Dua hari kemudian
setelah klien percaya dengan perawat, klien mengatakan bahwa ia malu dengan
orang lain karena dirinya bodoh, jelek dan merasa hanya menyusahkan orang lain,
tidak bisa membantu orang tua. Klien juga mengatakan mendengar suara-suara
yang mengejeknya. Selama berinteraksi dengan perawat, klien menundukan
wajahnya dan tidak pernah menatap mukanya.

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses keperawatan metode ilmiah dalam menjalankan asuhan keperawatan dan
penyelesaian masalah secara sistimatis yang digunakan oleh perawat dan peserta
didik keperawatan dapat meningkatkan otonomi; percaya diri; cara berpikir yang
logis, ilmiah dan sistimatis;memperlihatkan tanggung jawab dan tanggung gugat
serta pengembangan diri perawat. Disamping itu klien dapat merasakan mutu
pelayanan keperawatan yang lebih baik dan berperan serta aktif dalam perawatan
diri, serta terhindar dari malpraktek.
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Pengkajian merefleksikan isi, proses dan informasi yang berhubungan dengan
kondisi biologis, psikologis, sosial, dan spritual klien. Alat pengkajian dan
petunjuk pengisian yang disediakan akan memudahkan perawat dalam
pengumpulan data secara akurat dan sistimatik.
Diaknosa keperawatan didasarkan pada rumusan masalah/kebutuhan yang yang
berpedoman pada rumusan penggolongan diaknosa NANDA. Hubungan
permasalahan dan itiologi dipermudah dengan menggunakan pohon masalah.
Rumusan diagnosa dibagi menjadi aktual, resiko tinggi dalam masalah kolaborasi.
Rencana tindakan keperawatan terdiri atas tujuan umum,tujuan khusus yang
diikuti dengan serangkaian tindakan keperawatan untuk mencapainya. Untuk
peserta didik perawat umumnya ditambahkan dengan kriteria hasil dan rasional
tindakan.
Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan dan
kondisi klien saat itu serta kemampuan perawat yang akan melaksanakan
tindakan.
Evaluasi keperawatan merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai
dampak tindakan keperawatan pada klien yang dikaitkan dengan hasil yang
diharapkan.
Kesan negatif terhadap proses keperawatan perlu dijadikan tantangan. Dengan
upaya yang konsisten d alam menjalankan proses keperawatan diharapkan
perawat akhirnya memahami dan membudayakan penggunaan proses
keperawatan. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan program pelatihan dan
supervisi langsung pada penerapan proses keperawatan jiwa dirumah sakit jiwa.

Anda mungkin juga menyukai