Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selama bertahun-tahun, proses keperawatan telah memberikan kerangka kerjasistematis untuk


memberikan asuhan keperawatan. Hal ini berarti memenuhi persyaratan untuk metodologi ilmiah
sehingga dianggap sebagai suatu profesi.Bab ini membahas langkah langkah dari proses keperawatan
seperti yangditetapkan oleh American Nurse’s Association (

ANA) dalam Keperawatan: Lingkupdan Standar Praktek (ANA, 2004). Sebuah daftar diagnosis
keperawatan yang disetujuiuntuk penggunaan klinis dan pengujian oleh NANDA-I telah disediakan.
Penjelasandisediakan untuk pelaksanaan manajemen kasus dan alat yang digunakan
dalammemberikan perawatan dengan metodologi ini, yang merupakan kerangka konsepkritis dalam
perawatan. Sebuah deskripsi pemetaan konsep dan dokumentasi yangmemvalidasi penggunaan
proses keperawatan.

1.2.Rumusan Masalah

1. Bagaimana Proses Asuhan keperawatan Jiwa ?

2. Bagaimana pengkajian untuk asuhan keperawatan jiwa?.

3.Bagaiamana proses diagnosa keperawata jiwa?

4. Bagaiamana rencana tindakan keperawatan jiwa?

5. Bagaiamana implementasi tindakan keperawatan?

6. Apa saja evaluasi untuk asuhan keperawatan jiwa?

1.3 Tujuan

1. mengetahui Bagaimana Proses Asuhan keperawatan Jiwa.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian untuk asuhan keperawatan jiwa

3. Untuk mengetahui bagaiamana proses diagnosa keperawata jiwa

4. Untuk mengetahui bagaiamana rencana tindakan keperawatan jiwa

5. Untuk mengetahui bagaimana implementasi tindakan keperawatan


1.4 Manfaat

Dari tujuan penulisan diatas dapat diambil manfaat makalah yaitu sebagai berikut:

1. Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikansebagai bahanmasukan bagi mahasiswa
dalam pegembangakan pengetahuan dan dapat di jadikan sebagai referensi atau sumber informasi
untuk melakukan pembelajaran dan bahan bacaan bagi mahasiswa pada umumnya.

2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentangProses Asuhan
Keperawatan jiwa

3. Bagi PenulisUntuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses asuhan keperawatan
jiwa.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Asuhan Keperawatan Jiwa

Proses keperawatan dalam keperawatan jiwaProses keperawatan merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan pada [asien (individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat) yang logis,
sistematis,dinamis, dan teratur (Depkes, 1998; keliat, 1999). Proses ini bertujuanmemberikan asuhan
keperwatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.Pelaksanaan proses keperawatan jiwa bersifat unuk,
karena sering kali pasienmemperlihatkan gejala yang berbeda untuk kejadian yang sama, masalah
pasientidak dapat dilihat secara langsung, dan penyebabnya bervariasi. Pasien banyakyang mengalami
kesulitan menceritakan permasalahan yang dihadapi, sehinggatidak jarang pasien menceritakan hal yang
sama sekali berbeda dengan yangdialaminya. Perawat jiwa ditunut memiliki kejelian yang dalam saat
melakukanasuhan keperawatan. Proses keperawatan jiwa dimulai dari pengkajian (termasukanalisis
data dan pembuatan pohon masalah), perumusan diagnosis, pembuatankriteria hasil, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. (fortinash, 1995).

2.2 Pengkajian

Pengkajian sebagai tahap awal prose keperawatan meliputi pengumpulan data,analisa data, dan
perumusan masalah pasien. Data yang dikumpulkan adalah data pasien secara holisrik, meliputi aspek
biologis,psikologis,sosial danspiritual.Seorang perawat jiawa diharapkan memiliki kesadaran atau
kemampuantilik diri(

self awareness

),kemampuan mengobservasi denganakurat,berkomunikatif secara terapeutik dan kemampuan


berespons secaraefektif(Stuart dan Sundeen,2002)karena hal tersebut kunci utamadalammenumbuhkan
hubungan saling percaya dengan pasien Hubungan saling percayaantara perawat dengan pasien akan
memudahkan perawat dalam melaksanakanasuhan keperawatan.Oleh karenanya dapat membantu
pasien menyelesaikan

Stuart dan Sundeen,2002 menyebutkan bahwa faktor predisposisi,faktor presipitasi,penialian terhadap


stresor,sumber koping,dan kemapuan koping yangdimiliki pasien adalah aspek yang harus digali selama
proses pengkajian.Secaralebih terstruktur pengkajian kesehatan jiwa meliputi hal berikut:

1. Identitas pasien

2. .Keluhan utama/alasan masuk

3. Faktor predisposis

i4. Aspek fisik/biologis


5. Aspe psikososial

6. Status mental

7. Kebutuhan persiapan pulang

8. Mekasnisme koping

9. Masalah psikososial dan lingkungan

10. Pengetahuan

11. Aspek medis

Format pengakajian dan petunjuk teknis pengisian format pengkajian terlampir pada bagaian akhir
pokok bahasa ini.Data tersebut dapat dikelompokan menjadi data objektif dan data subjektif.Data
objektif adalah data yang didapatkan melalui observasi atau pemeriksaansecara langsung oleh perawat.
Data subjektif adalah data yang disampaikan secaralisan oleh pasien dan /atau keluarga sebagai hasil
wawancara perawat.Jenis data yang diperoleh dapat sebagai data primer bila tidak langsung oleh
perawat sedangkan data sekunder bila data didapat dari hasil pengkajian perawatyang lain atau catatan
tim kesehatan lain.Setelah data terkumpul dan didokumentasikan dalam format pengkajiankesehatan
jiwa,maka seorang perawat harus mampu melakukan analisis data danmenetapkan suatu kesimpulan
terhadap masalah yang dialami pasien. Kesimpulanitu mungkin adalah sebagai berikut:

1.) Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan

a. .Pesien memerlukan pemeliharaan kesehatan dengan folloup secara periodik, karna tiada
masalah serta pasien telah memiliki pengetahuanuntuk antisipasi masal

2.3 DIAGNOSA

Diagnosa menurut carpenito ( 1998 ) diagnosa keperawatan adalah penilayan klinis tentang respons
aktual atau potensial dari individu, keluarga , atau masyarakat terhadap masalah kesehatan kehidupan.
Rumusan diagnosis yaitu permasalahan (P) berhubungan dengan etiologi (E) dan keduanya adalah
hubungansebab akibat secara ilmiah. Perumusan diagnosis keperawatan jiwa mengacu pada permasalah
yang dibuat. Misalnya : pada pohon masalah diatas dan pada perumusandiagnosis sebagai berikut :

1. Sebagai diagnosis utama yakni masalah utama menjadi etiologi, yaitu resiko mencederaidiri sendiri,
orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi pendengaran.

2. Perubahan sensori persepsi: halusinasi pendengaran berhubungan dengan menarikdiri.

3. solasi sosia: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah kronis
rumusan diagnosis keperawatan yang menggunakan typology singlediagnosis,maka rumusan
masalah diagnosis adalah menggunakan etiologi saja.Berdasarkan pohon masalah diatas maka rumusan
diagnosis sebagai berikut.

1. Perubahan sensori persepsi: halusinasi.

2. solasi sosial: menarik diri.

3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah kronis

2.4 Rencana Tindakan Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan terdiri atas empat komponen, yaitu tujuanumum, tujuan khusus,
rencana tindakan keperawatan, dan rasional. Tujuan umum berfokus pada penyelesayan masalah (P).
Tujuan ini dapat dicapai jika tujuankhusus yang ditetapkan telah tercapai. Tujuan khusus berfokus pada
penyelesayanetiologi (E). Tujuaan ini merupakan rumusan kemampuan pasien yang harusdicapai. Pada
umumnya kemampuan ini terdiri atas 3 aspek, yaitu sebagai berikut:

:1.Kemampuan koknitif diperluukan untuk menyelesaikan etiologi dan diagnisiskeperawatan.

2. kemampuan psikomotor diperlukan agar etiologi dapat selesai.

3. Kemampuan efektif perlu dimiliki agarr pasien percaya akan kemampuanmenyelesaikan masalah

.Rencana tindakan perawatan merupakan sebagian tindakan yang dapatdiselesaikan tindakan


yang dapat dilaksanakan untuk mencapai setiap tujuan khusus.Sementara rasional adalah alasan ilmiah
mengapa tindakan diberikan. Alasan ini bisadidapatkan dari literatur, hasil penelitian dan pengalaman
praktik, dan rencanatindakan yang digunakan ditatanan tananan kesehatan kesehatan jiwa
disesuikandengan standart dengan asuhan keperawatan jiwa indinesia. Standart keperawatanamerika
mengatakan terdapat 4 macan tindakan keoerawatan, yaitu :

1. Asuhan mandiri

2. Kilaboratif.

3. Pendidikan kesehatan

4. Obserfasi lanjutan

Tindakan keerawatan harus mgengambarkan tindakan keperawatan yangmandiri, serta kerja sama
dengan pasien, keluarga, kelompok, dan kolaborasi dengantim kesehatan jiwa yang lain.Mengingat
sulitnya membuat rencana tindakan pada pasien gangguan jiwa,mahasiswa disarankan membuat
laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan(LPSP), yang berisi tentang proses keperawatan dan
strategi pelaksanaan tindakanyang direncanakan. Proses keperawatan dimakdud dalam LPSP ini adalah
uraiansingkat tentang satu masalah yang ditemukan, terdiri dari data subjektif, objektif, penilaian
(asesmen), dan perencanaan (planning), (SOAP). Satu tindakan yangdirencanakan dibuatkan strategi
pelaksanaan (SP), yang terdiri atas fase orientasi, fesekerja, dan terminasi.Fase orientasi
menggambarkan orientasi pelaksanaan tindakan yang akandilakukan, kontrak waktu dan tujuan dan
tujuan pertemuan yang diharapkan. Fasekerja berisi beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk
pengkajian lanjut, pegkajian tambahan, penemuan masalah bersama, dan/atau penyelesaian
tindakan,fase terminasi merupakan saat untuk efaluasi tindakan yang telah dilakukan,
menilaukeberhasilan atau kegagalan, dan merencanakan untuk kontrak waktu pertemuan berikutnya.
Dengan menyusun SPLT, mahasiswa diharapkan tidak merasa kesulitansaat wawancara atau
melaksanakan interfensi keperawatan pada pasien keperawatan jiwa. Hal ini terjadi karena semua
pertanyaan yang diajukan sudah diranjang sertatujuan pertemuan dan program antisipasi telah dibuat
tindakan atau wawancara tidak berhasil

2.5 IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN

Sebelum tindakan keperawatan di implementasikan perawatan perlu memvalidasi apakah rencana


tindakan yang di tetapkan masih sesuai dengan kondisi klien saat ini. Perawat juga perlu mengevaluasi
duru sendiri apakah mempunyai kemampuan interpersonal , intelektual dan teknikal sesuai dengan
tindakan keperawatan bisa di implementasikan

Saat memulai untuk implementasi tindakan keperawatan, perawat harus membuat kontak dengan
klien dengan menjelaskan apa yang akan di kerjakan dan peran serta klien yang diharapkan. Kemudian
penting untuk diperhatikan terkait dengan standar tindakan yang telah di tentukan dan aspek legal yaitu
mendokumentasikan apa yang telah di laksanakan

2.6 EVALUASI

Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
evaluasi ada ? Macam yaitu

1. Evaluasi proses atau evaluasi formatuf , yang dilakukan pada setiap selesai melaksanakan tindakan

2. Evaluasi hasil atau sumatuf , yang di lakukan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan
khusus dan umum yang telah di tetapkan
BAB III

1.1 PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses keperawatan merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan pada [asien (individu,
kelompok, keluarga, dan masyarakat) yang logis, sistematis,dinamis, dan teratur (Depkes, 1998; keliat,
1999). Proses ini bertujuan memberikanasuhan keperwatan yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.Pelaksanaan proses keperawatan jiwa bersifat unuk, karena sering kali pasienmemperlihatkan
gejala yang berbeda untuk kejadian yang sama, masalah pasien tidakdapat dilihat secara langsung, dan
penyebabnya bervariasi. Pasien banyak yangmengalami kesulitan menceritakan permasalahan yang
dihadapi, sehingga tidak jarang pasien menceritakan hal yang sama sekali berbeda dengan yang
dialaminya. Perawat jiwa ditunut memiliki kejelian yang dalam saat melakukan asuhan keperawatan.
Proseskeperawatan jiwa dimulai dari pengkajian (termasuk analisis data dan pembuatan pohon
masalah), perumusan diagnosis, pembuatan kriteria hasil, perencanaan,implementasi, dan evaluasi.
(fortinash, 1995).

3.2 SARAN

1. Bagi Institusi Pendidikan

Sebaiknya pihak yang bersangkutan memberikan pengarahan yanglebih mengenai Proses Asuhan
Keperwatan Jiwa

2. Bagi Mahasiswa

Mengenai makalah yang kami buat, bila ada kesalahan maupun ketidaklengkapan materi mengenai
Proses Asuhan Keperwatan Jiwa. Kami mohonmaaf, kamipun sadar bahwa makalah yang kami buat
tidaklah sempurna. Olehkarena itu kami mengharap kritik

dan saran yang membangun.

Anda mungkin juga menyukai