PENDAHULUAN
ANA) dalam Keperawatan: Lingkupdan Standar Praktek (ANA, 2004). Sebuah daftar diagnosis
keperawatan yang disetujuiuntuk penggunaan klinis dan pengujian oleh NANDA-I telah disediakan.
Penjelasandisediakan untuk pelaksanaan manajemen kasus dan alat yang digunakan
dalammemberikan perawatan dengan metodologi ini, yang merupakan kerangka konsepkritis dalam
perawatan. Sebuah deskripsi pemetaan konsep dan dokumentasi yangmemvalidasi penggunaan
proses keperawatan.
1.2.Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Dari tujuan penulisan diatas dapat diambil manfaat makalah yaitu sebagai berikut:
1. Bagi institusi Pendidikan, hasil makalah ini dapat dijadikansebagai bahanmasukan bagi mahasiswa
dalam pegembangakan pengetahuan dan dapat di jadikan sebagai referensi atau sumber informasi
untuk melakukan pembelajaran dan bahan bacaan bagi mahasiswa pada umumnya.
2. Bagi pembaca dapat mengetahui dan memahami mengenai materi tentangProses Asuhan
Keperawatan jiwa
3. Bagi PenulisUntuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang proses asuhan keperawatan
jiwa.
BAB II
PEMBAHASAN
Proses keperawatan dalam keperawatan jiwaProses keperawatan merupakan suatu metode pemberian
asuhan keperawatan pada [asien (individu, kelompok, keluarga, dan masyarakat) yang logis,
sistematis,dinamis, dan teratur (Depkes, 1998; keliat, 1999). Proses ini bertujuanmemberikan asuhan
keperwatan yang sesuai dengan kebutuhan pasien.Pelaksanaan proses keperawatan jiwa bersifat unuk,
karena sering kali pasienmemperlihatkan gejala yang berbeda untuk kejadian yang sama, masalah
pasientidak dapat dilihat secara langsung, dan penyebabnya bervariasi. Pasien banyakyang mengalami
kesulitan menceritakan permasalahan yang dihadapi, sehinggatidak jarang pasien menceritakan hal yang
sama sekali berbeda dengan yangdialaminya. Perawat jiwa ditunut memiliki kejelian yang dalam saat
melakukanasuhan keperawatan. Proses keperawatan jiwa dimulai dari pengkajian (termasukanalisis
data dan pembuatan pohon masalah), perumusan diagnosis, pembuatankriteria hasil, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. (fortinash, 1995).
2.2 Pengkajian
Pengkajian sebagai tahap awal prose keperawatan meliputi pengumpulan data,analisa data, dan
perumusan masalah pasien. Data yang dikumpulkan adalah data pasien secara holisrik, meliputi aspek
biologis,psikologis,sosial danspiritual.Seorang perawat jiawa diharapkan memiliki kesadaran atau
kemampuantilik diri(
self awareness
1. Identitas pasien
3. Faktor predisposis
6. Status mental
8. Mekasnisme koping
10. Pengetahuan
Format pengakajian dan petunjuk teknis pengisian format pengkajian terlampir pada bagaian akhir
pokok bahasa ini.Data tersebut dapat dikelompokan menjadi data objektif dan data subjektif.Data
objektif adalah data yang didapatkan melalui observasi atau pemeriksaansecara langsung oleh perawat.
Data subjektif adalah data yang disampaikan secaralisan oleh pasien dan /atau keluarga sebagai hasil
wawancara perawat.Jenis data yang diperoleh dapat sebagai data primer bila tidak langsung oleh
perawat sedangkan data sekunder bila data didapat dari hasil pengkajian perawatyang lain atau catatan
tim kesehatan lain.Setelah data terkumpul dan didokumentasikan dalam format pengkajiankesehatan
jiwa,maka seorang perawat harus mampu melakukan analisis data danmenetapkan suatu kesimpulan
terhadap masalah yang dialami pasien. Kesimpulanitu mungkin adalah sebagai berikut:
a. .Pesien memerlukan pemeliharaan kesehatan dengan folloup secara periodik, karna tiada
masalah serta pasien telah memiliki pengetahuanuntuk antisipasi masal
2.3 DIAGNOSA
Diagnosa menurut carpenito ( 1998 ) diagnosa keperawatan adalah penilayan klinis tentang respons
aktual atau potensial dari individu, keluarga , atau masyarakat terhadap masalah kesehatan kehidupan.
Rumusan diagnosis yaitu permasalahan (P) berhubungan dengan etiologi (E) dan keduanya adalah
hubungansebab akibat secara ilmiah. Perumusan diagnosis keperawatan jiwa mengacu pada permasalah
yang dibuat. Misalnya : pada pohon masalah diatas dan pada perumusandiagnosis sebagai berikut :
1. Sebagai diagnosis utama yakni masalah utama menjadi etiologi, yaitu resiko mencederaidiri sendiri,
orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi pendengaran.
3. solasi sosia: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah kronis
rumusan diagnosis keperawatan yang menggunakan typology singlediagnosis,maka rumusan
masalah diagnosis adalah menggunakan etiologi saja.Berdasarkan pohon masalah diatas maka rumusan
diagnosis sebagai berikut.
Rencana tindakan keperawatan terdiri atas empat komponen, yaitu tujuanumum, tujuan khusus,
rencana tindakan keperawatan, dan rasional. Tujuan umum berfokus pada penyelesayan masalah (P).
Tujuan ini dapat dicapai jika tujuankhusus yang ditetapkan telah tercapai. Tujuan khusus berfokus pada
penyelesayanetiologi (E). Tujuaan ini merupakan rumusan kemampuan pasien yang harusdicapai. Pada
umumnya kemampuan ini terdiri atas 3 aspek, yaitu sebagai berikut:
3. Kemampuan efektif perlu dimiliki agarr pasien percaya akan kemampuanmenyelesaikan masalah
1. Asuhan mandiri
2. Kilaboratif.
3. Pendidikan kesehatan
4. Obserfasi lanjutan
Tindakan keerawatan harus mgengambarkan tindakan keperawatan yangmandiri, serta kerja sama
dengan pasien, keluarga, kelompok, dan kolaborasi dengantim kesehatan jiwa yang lain.Mengingat
sulitnya membuat rencana tindakan pada pasien gangguan jiwa,mahasiswa disarankan membuat
laporan pendahuluan dan strategi pelaksanaan(LPSP), yang berisi tentang proses keperawatan dan
strategi pelaksanaan tindakanyang direncanakan. Proses keperawatan dimakdud dalam LPSP ini adalah
uraiansingkat tentang satu masalah yang ditemukan, terdiri dari data subjektif, objektif, penilaian
(asesmen), dan perencanaan (planning), (SOAP). Satu tindakan yangdirencanakan dibuatkan strategi
pelaksanaan (SP), yang terdiri atas fase orientasi, fesekerja, dan terminasi.Fase orientasi
menggambarkan orientasi pelaksanaan tindakan yang akandilakukan, kontrak waktu dan tujuan dan
tujuan pertemuan yang diharapkan. Fasekerja berisi beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk
pengkajian lanjut, pegkajian tambahan, penemuan masalah bersama, dan/atau penyelesaian
tindakan,fase terminasi merupakan saat untuk efaluasi tindakan yang telah dilakukan,
menilaukeberhasilan atau kegagalan, dan merencanakan untuk kontrak waktu pertemuan berikutnya.
Dengan menyusun SPLT, mahasiswa diharapkan tidak merasa kesulitansaat wawancara atau
melaksanakan interfensi keperawatan pada pasien keperawatan jiwa. Hal ini terjadi karena semua
pertanyaan yang diajukan sudah diranjang sertatujuan pertemuan dan program antisipasi telah dibuat
tindakan atau wawancara tidak berhasil
Saat memulai untuk implementasi tindakan keperawatan, perawat harus membuat kontak dengan
klien dengan menjelaskan apa yang akan di kerjakan dan peran serta klien yang diharapkan. Kemudian
penting untuk diperhatikan terkait dengan standar tindakan yang telah di tentukan dan aspek legal yaitu
mendokumentasikan apa yang telah di laksanakan
2.6 EVALUASI
Evaluasi merupakan proses yang berkelanjutan untuk menilai efek dari tindakan keperawatan
evaluasi ada ? Macam yaitu
1. Evaluasi proses atau evaluasi formatuf , yang dilakukan pada setiap selesai melaksanakan tindakan
2. Evaluasi hasil atau sumatuf , yang di lakukan dengan membandingkan respon pasien pada tujuan
khusus dan umum yang telah di tetapkan
BAB III
1.1 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses keperawatan merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan pada [asien (individu,
kelompok, keluarga, dan masyarakat) yang logis, sistematis,dinamis, dan teratur (Depkes, 1998; keliat,
1999). Proses ini bertujuan memberikanasuhan keperwatan yang sesuai dengan kebutuhan
pasien.Pelaksanaan proses keperawatan jiwa bersifat unuk, karena sering kali pasienmemperlihatkan
gejala yang berbeda untuk kejadian yang sama, masalah pasien tidakdapat dilihat secara langsung, dan
penyebabnya bervariasi. Pasien banyak yangmengalami kesulitan menceritakan permasalahan yang
dihadapi, sehingga tidak jarang pasien menceritakan hal yang sama sekali berbeda dengan yang
dialaminya. Perawat jiwa ditunut memiliki kejelian yang dalam saat melakukan asuhan keperawatan.
Proseskeperawatan jiwa dimulai dari pengkajian (termasuk analisis data dan pembuatan pohon
masalah), perumusan diagnosis, pembuatan kriteria hasil, perencanaan,implementasi, dan evaluasi.
(fortinash, 1995).
3.2 SARAN
Sebaiknya pihak yang bersangkutan memberikan pengarahan yanglebih mengenai Proses Asuhan
Keperwatan Jiwa
2. Bagi Mahasiswa
Mengenai makalah yang kami buat, bila ada kesalahan maupun ketidaklengkapan materi mengenai
Proses Asuhan Keperwatan Jiwa. Kami mohonmaaf, kamipun sadar bahwa makalah yang kami buat
tidaklah sempurna. Olehkarena itu kami mengharap kritik