Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KOMUNIKASI

( Diagnosa keperawatan )

Disusun oleh :

Enzel Sulistia ( 20.016 )

Tingkat 1A

Dosen Mata Kuliah :

Sani Widianti Kusuma, S.Kep., Ners

PROGRAM STUDI D-III

AKADEMIK KEPERAWATAN DUSTIRA CIMAHI

2020
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………………....... 1
Daftar Isi …………………………………………………………………………………. 2
BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………………. 3
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………….
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………..... 4
1.3. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………… 5
2.1. Analisa Data ……………………………………………………………………………
2.2. Definisi Diagnosa Keperawatan ……………………………………………………….6
2.3. Komunikasi Pada Tahap Keperawatan ……………………………………. …………
2.4. Jenis Komunikasi Terapeutik Keperawatan …………………………………………. 7
2.5. Fase Komunikasi Terapeutik Keperawatan …………………………………………... 8
BAB III SKENARIO ……………………………………………………………………… 9
3.1. Pembagian Tokoh ……………………………………………………………………..
3.2. Alat yang di gunakan ………………………………………………………………… 10
BAB VI PENUTUP ……………………………………………………………………….. 12
4.I. Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………………….

4.2. Saran ………………………………………………………………………………………………………………………………………


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setelah menyelesaikan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan pada diagnosa
keperawatan,yang merupakan penilaian klinis tentang respons individu,keluarga,atau kamunitas
terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial atau proses kehidupan.diagnosa keperawatan
adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah
kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kompeten untuk mengatasinya.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi untuk mencapai
hasil yang menjadi  tanggung gugat perawat (NANDA,1990; Carpenito,1993). Hasil dan
intervensi dipilih dalam kaitannya dengan diagnosa keperawatan tertentu (McCloskey &
Bulechek,1992). Alasan untuk merumuskan diagnosa keperawatan setelah menganalisis data
pengkajian adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang melibatkan klien dan
keluarganya dan untuk memberikan arah asuhan keperawatan.pernyataan diagnosa keperawatan
adalah hasil dari proses diagnostik selama perawat menggunakan pemikiran kritis, diagnosa
kepearawatan dikembangkan untuk klien,keluarga, atau komunitaas dan mencakup data fisik
perkembangan, intelektual, emosi, sosial dan spiritual yang didapapatkan selama pengkajian.

Cimahi, 30 September 2020


1.2  Rumusan  Masalah

1.      Apa yang dimaksud dengan Analisa data ?

2.      Apa yang dimaksud dengan Diagnosa Keperawatan ?

3. Bagaimana komunikasi pada tahap diagnosa keperawatan?

4. Bagaimana jenis, tahapan, dan fase komunikasi keperawatan?

1.3  Tujuan Penulisan

Dalam pembuatan tugas ini, adapun tujuan yang hendak dicapai penulis yaitu:

1. Untuk mengetahui mengenai analisa data.

2.  Untuk mengetahui pengertian diagnosa keperawatan.

3. Umtuk mengetahui tahap diagnosa keperawatan secara mendalam.

4. Untuk mengetahui jenis dan fase komunikasi keperawatan.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Analisa Data

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya berfikir dan penalaran
yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan.
Dalam melakukan analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan menghubungkan data
tersebut dengan konsep, teori dan prinsip yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan
masalah kesehatan dan keperawatan klien.

  Dasar analisis :

1.  Anatomi – fisiologi

2.  Patofisiologi penyakit

3.  Mikrobiologi – parasitologi

4.   Farmakologi

5.   Ilmu perilaku

6.   Konsep-konsep (manusia, sehat-sakit, keperawatan, dll)

7.   Tindakan dan prosedur keperawatan

8.   Teori-teori keperawatan.

  Fungsi analisis :

1. Dapat menginterpretasi data keperawatan dan kesehatan, sehingga data yang diperoleh memiliki
makna dan arti dalam menentukan masalah dan kebutuhan klien

2. Sebagai proses pengambilan keputusan dalam menentukan alternatif pemecahan masalah yang
dituangkan dalam rencana asuhan keperawatan, sebelum melakukan tindakan keperawatan.
  Pedoman Analisis Data :

1.  Menyusun kategorisasi data secara sistematis dan logis

2.  Identifikasi kesenjangan data

3.  Menentukan pola alternatif pemecahan masalah

4.  Menerapkan teori, model, kerangka kerja, nrma dan standart, dibandingkan dengan data senjang

5.  Identifikasi kemampuan dan keadaan yang menunjang asuhan keperawatan klien

6.  Membuat hubungan sebab akibat antara data dengan masalah yang timbul.

  Cara analisis data :

1.  Validasi data, teliti kembali data yang telah terkumpul

2.  Mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan spiritual

3.  Membandingkan dengan standart

4.  Membuat kesimpulan tantang kesenjangan (masalah keperawatan) yang ditemukan

2.2 Definisi Diagnosa Keperawatan

         Definisi secara umum : Pernyataan yang menguraikan respon aktual atau potensial klien terhadap
masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk mengatasinya.

         Menurut para ahli :

1)   Gordon ( 1976 ) :

Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan aktual atau potensial dimana perawat, dengan
pendidikan dan pengalamannya, mampu dan mempunyai izin untuk mengatasinya.

2)   Aspinall (1976) :

Diagnosa keperawatan adalah suatu proses kesimpulan klinis dari perubahan yang teramati dalam
kondisi fisik atau fisiologis pasien; jika proses ini terjadi secara akurat dan rasional, maka proses tersebut
akan mengarah pada indentifikasi tentang kesimpulan penyebab simptomatologi.
3)   Roy ( 1982) :

Diagnosa keperawatan adalah frase singkat atau istilah yang meringkaskan kelompok indikator
penting (empiris) yang mewakili pola keutuhan manusia.

4)   Carpenito ( 1987)

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia ( keadaan sehat
atau perubahan pola interakasi aktual atau potensial ) dari individu atau kelompok perawat yang secara
legal mengidentifikasi dan dimana perawat dapat mengintruksikan intervensi definitif untuk
mempertanyakan keadaan sehat atau untuk mengurangi, menyingkirkan, atau mencegah
perubahan.        

5)   NANDA (1990) :

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon individu , keluarga, atau komunitas
terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual atau potensial. Diagnosa keperawatan
memberikan dasar pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil dimana perawat
bertanggunggugat.

      Semua diagnosa keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai
definisi karakteristik yang dinamakan tanda dan gejala. Tanda adalah sesuatu yang dapat diobservasi
sedangkan gejala adalah sesuatu yang dirasakan oleh klien.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari
pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau
status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat
dilakukan dalam batas wewenang perawat. Dari definisi diatas jelas bahwa diagnosa keperawatan yang
dirumuskan harus sesuai dengan kewenangan perawat.

2.3 komunikasi Pada Tahap Diagnosa Keperawatan

Perumusan diagnosis merupakan tindak lanjut dari tahappengkajian atau pengumpulan data.
Penentuan diagnosis tanpa mengkomunikasikannya dengan pasien bisa mengakibatkan kesalahan.
Sesungguhnya, perumusan diagnosis keperawatan adalah hasil dari penilaian yang dilakukan oleh
perawat dengan melibatkanpasien, keluarga pasien, atau orang terdekat dan berpengaruh bagipasien.
Sederhananya, perawat yang komunikatif serta sikap pasienyang kooperatif merupakan faktor yang
cukup &ital dalam penetapandiagnosis

Masalah atau diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan dikomunikasikan/disampaikan kepada


klien agar dia kooperatif dan berusaha bekerja sama dengan perawat untuk mengatasi masalahnya dan
juga kepada perawat lain secara langsung dan tulisan untuk dokumentasi. Teknik yang dilakukan pada
tahap diagnosis keperawatan adalah teknik memberikan informasi (informing). Beberapa contoh
diagnosis keperawatan terkait dengan gangguan nutrisi sebagai berikut. Nutrisi tidak adekuat (kurang)
sehubungan dengan gangguan proses digesti. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan
dengan gangguan metabolisme.

2.4 Jenis Komunikasi Terapeutik Keperawatan

1.Komunikasi tertulis: surat kabar/media masa atau media elektronik yang disampaikan dalam bentuk
tulisan yang harus diperhatikan tulisan jelas, mudah terbaca, gunakan kata sederhana, tidak bertle-tele
fokus pada pesan yang disampaikan, beri ilustrasi bila perlu.

2. komunikasi verbal: disampaikan secara lisan, secara langsung tatap muka, maupun tidak langsung
melalui telepon.

3. komunikasi non verbal: gerak tubuh, ekspresi wajah, pandangan, postur, jarak tubuh dan
kedekatan,sentuhan, pakaian.

4.komunikasi satu arah: perintah, intruksi, dan bersifat memaksa dengan menggunakan sanksi-sanksi.

5.komunikasi dua arah: harus ada proses feedback, biasanya bersifat invormativ atau persuasiv.

2.5 Fase Komunikasi Terapeutik Keperawatan

1.TahapPre-interaksi
Tahap pertama ini merupakan tahap dimana perawat belum bertemu dengan pasien. Tugas perawat
dalam tahap ini adalah menggali perasaan, fantasi dan rasa takut dalam diri sendiri; menganalisis
kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri; mengumpulkan data tentang klien jika
memungkinkan; dan merencanakan untuk pertemuan pertama dengan klien.

2.Tahap orientasi
Yakni tahap dimana perawat pertama kali bertemu dengan klien. Tugas perawat dalam tahap ini
meliputi: menetapkan alasan klien untuk mencari bantuan; membina rasa percaya, penerimaan dan
komunikasi terbuka; menggali pikiran, perasaan dan tindakan-tindakan klien; mengidentifikasi masalah
klien; menetapkan tujuan dengan klien; dan, merumuskan bersama kontrak yang bersifat saling
menguntungkan dengan mencakupkan nama, peran, tanggung jawab, harapan, tujuan, tepat
pertemuan, waktu pertemuan, kondisi untuk terminasi dan kerahasiaan.

3.Tahap kerja
Tahap komunikasi terapeutik yang ketiga ini adalah tahap dimana perawat memulai kegiatan
komunikasi. Tugas perawat pada tahap ini adalah menggali stresor yang relevan; meningkatkan
pengembanganpenghayatan dan penggunaan mekanisme koping klien yang konstruktif; serta
membahas dan atasi perilaku resisten.

4.Tahap terminasi
Tahap terminasi adalah tahap dimana perawat akan menghentikan interaksi dengan klien, tahap ini
bisa merupakan tahap perpisahan atau terminasi sementara ataupun perpisahan atau terminasi akhir.
Tugas perawat pada tahap ini adalah: membina realitas tentang perpisahan; meninjau kemampuan
terapi dan pencapaian tujuan-tujuan; serta menggali secara timbal balik perasaan penolakan, kesedihan
dan kemarahan serta perilaku yang terkait lainnya.

BAB III

SEKENARIO

3.1 Pembagian Tokoh

Enzel Sulistia sebagai Perawat

Ardiana sebagai Pasien

3.2 Alat Yang Digunakan


Buku tulis

Pulpen

3.3 Dialog

Pasien bernama Ny Intan umur 25 tahun, masuk rumah sakit di diagnosa medis gangguan kebutuhan
cairan ( Dehidrasi) stadium sedang. Perawat telah membuat janji dengan klien untuk pertemuan pada
hari Rabu 30 September 2020 pada pukul 10;00 WIB.

1. PRA INTERAKSI

klien bernam Ny. I masuk kerumah sakit dengan diagnosa medis gagguan kebutuhan cairan
(dehidrasi sedang)

data yang didapatkan :

• klien mengatakan sering gelisah

• klien mengatakan sering merasa haus

• mulut klien tampak kering

• klien merasa lemah, dan lesu,

• bola mata klien tampak cekung.

2. FASE ORIENTASI

Perawat:’’ selamat pagi”

Pasien :’’ pagi”

Perawat : “bagaimana keadaannya sekarang ? masih ingat dengan saya?

Pasien : “alhamdulillah agak mendingan, masih ingat ini suster Enzel ya?”

Perawat : “ iya betul sekali, saya suster Enzel mulai siang ini saya yang akan merawat ibu, dari pukul
08:00 WIB samapai pukul 13:00 WIB.

3. FASE KERJA
perawat :’’ oh iya ibu, berdasarkan hasil pengkajian dan hasil analisis yang kemarin saya lakukan terkait
gejala-gejala yang ibu alami seperti sering gelisah ,sering merasa haus, mulut tampak kering, merasa
lemah, lesu, dan bola mata ade tampak cekung. Nah dari keluhan-keluhan ibu itu jadi dapat kami
simpulkan bahwa ibu mengalami gangguan keseimbangan cairan atau dehidrasi.

Pasien :’’ oh iya sus.’’

Perawat:’’ibu pernah dengar tidak apa itu dehidrasi?”

Pasien :’’kalo tidak salah kekurangan cairan.’’

Perawat:” iya betul. ibu sebelumnya suster minta waktu 15 menit untuk menjelaskan apa itu dehidrasi,
boleh?

Pasien: “ iya silahkan sus.”

Perawat :” jadi Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang
didapatkan, akibatnya tubuh tidak dapat berfungsi secara normal. Gejala seperti yang ade alami yaitu
merasa haus, pusing, kelelahan, sering haus dan lain-lain. Untuk pengobatannya bisa dengan cara
minum banyak air atau jus buah yang encer.

Pasien : (menganggukkan kepala)

Perawat;’’ibu ada yang ingin ditanyakan atau sudah mengerti?”

Pasien :” emm.. jadi dehidrasi itu kekurang cairan, gejalanya kaya cepat haus, kelelahan, dan
pengobatannya bisa dengan banyak minum air putih atau jus encer yah sus?”

Perawat;’’ iya ibu betul sekali yang ade katakan itu, jadi dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan
banyak cairan daripada yang didapatkan.”

Pasien: ‘’ (menganggukan kepala)

4. FASE TERMINASI

Perawat:” ada yang ingin ditanyakan lagi ibu?”

Pasien :” tidak ada sus”

Perawat:” baiklah kalo begitu saya pamit dulu yah kalo butuh bantuan atau merasa tidak nyaman ibu
bisa pencet tombol nurse calling nya.”

Pasien: “ baik sus, Terimakasih”


Perawat: “ baik, sama-sama.”

BAB IV

PENUTUP

VI.1 Kesimpulan

            Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan
masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan
pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara
pasti untuk menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien
(Carpenito, 2000; Gordon, 1976 & NANDA).

            Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang diperoleh dari
pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau
status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana pemecahannya dapat
dilakukan dalam batas wewenang perawat.

VI.2 Saran                                                                                   

            Penulis menyarankan agar petugas kesehatan dapat berkerja profesional dalam menjalankan
tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat yang idela dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat
merasakan kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai