Anda di halaman 1dari 11

DAFTAR Isi

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 Latar belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan
................................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................5
2.1 Pengkajian keperawatan..................................................................................5
3.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN.....................................................................7
3.3 Perencanaan keperawatan................................................................................8
4.1 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN............................................................9
5.1 EVALUASI KEPERAWATAN....................................................................10
BAB III PENUTUP ........................................................................................................12
A.Kesimpulan......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus
memahamilangkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan
merupakan suatu metode bagiperawat untuk Memberikan asuihan keperawatan
kepada klien. Beberapa pengertian proseskaparawatan adalah sebagai
berikutSuatu metoda pemberian asuhan keperawatan yang sistematis dan
rasional (Kozier, 1991)Metoda pemberian asuhan keperawatan yang terorganisir
dan sistematis, berfokus padarespon yang unik dari individu terhadap masalah
kesehatan yang actual dan potensial(Rosalinda,1986)Suatu aktifitas yang
dinamika dan berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien danproses
pemecahan masalah (Schultz dan Videbeck).Proses keperawatan bukan hanya
sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melaluienam langkah dalam
mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metodepemecahan
masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat
dirumuskandiagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah

1.2 Rumusan masalah


1. Pengertian dari proses keperawatan ?
2. Tahap-tahap dari proses keperawatan ?

1.3 Tujuan
1. Untuk menghasilkan asuhan keperawatan yang berkualitas sehingga
berbagai masalah kebutuhan klien dapat teratasi
2. Untuk mencapai kebutuhan secara umum, dalam proses keperawatan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian keperawatan


Pengkajian keperawatan adalah proses sistematik dan pengumpulan ,verivikasi,
dan komunikasi data tentang klien.
Adapun tujuan dari pengjkajian adalah sebagai berikut :
 Menjelaskan tentang pengumpulan data
 Menjelaskan tentang tipe data
 Menjelaskan tentang sumber-sumber data
 Menjelaskan tentang metode pengumpulan data
 Menjelaskan tentang merumuskan penilaian keperawatan
 Menjelaskan tentang mendokumentasi data
2.2 Pengumpulan data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang dilakukan
secara sistematis untukmenentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-kebutuhan
keperawatan dan kesehatan klien.Pengumpulan informasi merupakan tahap awal
dalam proses keperawatan. Dari informasi yangterkumpul, didapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasartersebut
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan,serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah
klien.Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk ke rumah sakit (initial
assessment),  selama klien dirawatsecara terus-menerus (ongoing assessment),  serta
pengkajian ulang untuk menambah / melengkapidata (re-assessment).

2.3 Tipe Data


1. Data Subjektif 

 adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian.Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide klien tentangstatus kesehatannya. Misalnya
tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustrasi, mual,perasaan malu.

2. Data Objektif 
 adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (lihat,dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik. Misalnya
frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah,edema, berat badan, tingkat kesadaran

2.4 Sumber-sumber Data


Data didapatankan dari klien,keluargga,teman dekat,anggota tim perawat
kesehatan,catatan kesehatan, pemeriksaan fisik,hasil dari pemeriksaan diagnostik
dan labolatorium, da literatur medis atau keperawatan yang berkaitan.
2.5 Metode pengumpulan data

1) Jenis teknik wawancara


Pada situasi darurat mengharuskan ipe teknik wawancara dimana
perawat mengajukan pertanyaan fokus yang berkaitan dengan status fisik klien.
Perawat dapat menggunakan berbagai teknik wawancara untuk mendaptkan
informasi yang diperlukan dari klien atau sumber lainnya.

2) Riwayat Kesehatan Keperawatan


Riwayat kesehatan keperawatan adalah data yang dikumpulkan tentang
tingkat kesejahteraan klien (saat ini dan masa lalu), riwayat keluarga, perubahan
dalam pola kehidupan, riwayat sosial buda, kesehatan spiritual, dan reaksi
mental serta emosi hadar merupakan langkan pertama dalam melakukan
pengkajian.

3) Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik dan pengumpulan data laboratorium dan diagnostik
mencakup pengumpulan objektil, informası yang dapat diamati yang tidak
dikaburkan oleh persepsi klien. Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda
Vital dan pengukuran lainnya serta pemeriksaan semua bagian tubuh dengan
menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

4) Data Diagnostik dan Laboratorium


Sumber data pengkajian yang terakhir adalah hasil dari pemeriksaan
diagnostik dan laboratorium. Pemeriksaan ini sangat penting, artinya bag
perawat untuk menelaah hasil pemeriksaan ini untuk memastikan perubahan
yang teridentifikasi dalam riwayat kesehatan keperawatan dan pemeriksaan
fisik.
2.6 Merumuskan Penilaian Keperawatan
Perawat secara kritis memilih tipe informasi yang dikumpulkan tentang
klien, menginterprestasi informasi untuk menentukan abnormalitas, melakukan
pengamatan lebih lanjut untuk mengklarifikasi informasi, dan kemudian
menyebutkan masalah klien dalam format diagnosa keperawatan.

2.7 Dokumentasi Data


Dokumentasi data adalah bagian terakhir dari penkajian yang lengkap.
Kelengkapan dan ke akuratan diperlukan ketika mencatatkan data. Jika suatu hal
tidak dicatat, maka hal tersebtu hilang dan tidak tersedia pada data dasar.
Kelengkapan dalam dokumentsi penting untuk dua alasan.
Pertama, semua data yang berkaitan dengan status klien dimasukkan.
Bahkan nformasi yang tampaknya menunjukkan abnormalitas skalianpun harus
dicatat. Informasi tersebut mungkin akan berkaitan nantinya, dan berfungsi
sebagai nilai dasar untuk perubahan dalam status. Aturan umum yang berlaku
adalah, jika hal tersebut dikaji maka harus dicatat.
Kedua. pengamatan dan pencatatan status klien adalah tanggung jawab
legal dan proresional. ndang-undang praktnk perawat disemua negara Dag1an,
dan mewajibkan pengumpulan data dan pencatatan sebagai fungsi mandiri
esensial untuk peran perawat profesional. Menjadi faktual adalah mudah setelah
hal tersebut menjadi kebiasaan.

3.1 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Diagnosa memiliki dua arti, pertama,diagnosis adalah tahap kedua dari
proses keperawatan yang mencangkup analisi data. Kedua,diagnosis adalah label
spesifik atau pernyataan yang menggambarkan tentang status kesehatan klien
dan keluarganya. Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang respon
individu,keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan
yang aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan merupakan dasar pemilihan
intervensi dalam mencapai tujuan yang telah di tetapka oleh perawat yang
bertanggung jawab.
Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap ransangan yang
timbul dari diri sendiri maupun luar (lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan
adalah (1) berorientasi pada kebutuhan dasar manusia (2) menggambarkan
respon individu terhadap proses,kondisi dan situasi (3) berubah bila respon
individu juga berubah.Unsur dalam diagnosis keperawatan meliputi problem/
respons ( P ) ;etiologi ( E) ; dan signs/ symptom ( S ) dengan rumus diagnosis =
P + E + S.
Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interprestasi
data yang diperoleh dari pengkajian klien. Diagnosa keperawatan memberikan
gambaran tentang kesehatan yang nyata atau aktual dan kemungkinan akan
terjadi, dimana pengambilan keputusannya dapat dilakukan dalam batas
wewenang perawat.

3.2 Jenis diagnosa keperawatan


Penentuan diagnosa keperawatan, bagaimanapun lebih sulit dan komplek
daripada menentukan diagnosa medis. Diagnosa keperawatan dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Actual ( Aktual ) : Suatu diagnosa keperawatan yang menggambarkan
penilaian klinis yang harus divalidasi oleh perawat karena adanya batasan
karakteristik mayor. Syarat untuk menegakkan diagnosa keperawatan
maka diperukan adanya problem, etiologi, symptom.
b. Risk (Resiko) : Diagnosa Keperawatan resiko menggambarkan penilaian
klinis dimana individu maupun kelompok lebih rentang mengalami
masalah yang sama dibandingkan orang lain didalam situasi yang sama
atau serupa. Syarat untuk menegakkan diagnosa resiko ada unsur problem
dan etimologi.
c. Possible ( Kemungkinan ) : Diagnosa kemungkinan adalah diagnosa
keperawatan yang membutuhkan data tambahan, yang betujuan untuk
mencegah timbulnya suatu diagnosa yang bersifat sementara.
d. Wellness (Kesejahteraan) : Diagnosa keperawatan kesejahteraan
merupakan penilaian klinis tentang keadaan individu keluarga atau
masyarakat dalam transisi dari tingkat sejahtera tertentu menjadi tingkat
sejahtera yang lebih tinggi.
e. Syndrome (Sindrom) : Diagnosa syndrome merupakan kumpulan gejala
diagnosa keperawatan, karena terdiri dari diagnosa keperawatan aktual
dan resiko. Dan didalam diagnosa syndrome terdapat etiologi dan faktor
pendukung lainnya yang mempermudah dalam menegakkan suatu
diagnosa.
3.3 Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan
masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan
dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari
semua tindakan keperawatan (Dermawan, 2012).
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis
yang menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan,
tindakan-tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung,
2011).
Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian
dalam proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan
keperawatan dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau
untuk memenuhi kebutuhan pasien (Setiadi, 2012). 2)
a. Tujuan perencanaan keperawatan
Tujuan rencana tindakan dibagi menjadi dua menurut Dermawan (2012) yaitu:
a. Tujuan administratif
1) Untuk mengidentifikasi fokus keperawatan kepada pasien atau
kelompok.
2) Untuk membedakan tanggungjawab perawat dengan profesi kesehatan
lainnya.
3) Untuk menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi
keperawatan.
4) Untuk menyediakan kriteria klasifikasi pasien.
b. Tujuan klinik
1) Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
2) Mengkomunikasikan dengan staf perawat; apa yang diajarkan, diobservasi dan
dilaksanakan.
3) Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga,
dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakan.

4.1 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN


keperawatan Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana
keperawatan oleh perawat dan pasien (Riyadi, 2010). Implementasi keperawatan
adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Setiadi, 2012).
1. Pedoman implementasi keperawatan
Pedoman implementasi keperawatan menurut Dermawan (2012) sebagai
berikut:
a) Tindakan yang dilakukan konsisten dengan rencana dan dilakukan
setelah memvalidasi rencana.
Validasi menentukan apakah rencana masih relevan, masalah
mendesak, berdasar pada rasional yang baik dan diindividualisasikan.
Perawat memastikan bahwa tindakan yang sedang diimplementasikan,
baik oleh pasien, perawat atau yang lain, berorientasi pada tujuan dan
hasil. Tindakan selama implementasi diarahkan untuk mencapai tujuan.
b) Keterampilan interpersonal, intelektual dan teknis dilakukan
dengan kompeten dan efisien di lingkungan yang sesuai. Perawat harus
kompeten dan mampu melaksanakan keterampilan ini secara efisien guna
menjalankan rencana. Kesadaran diri dan kekuatan serta keterbatasan
perawat menunjang pemberian asuhan yang kompeten dan efisien
sekaligus memerankan peran keperawatan profesional.
c) Keamanan fisik dan psikologis pasien dilindungi. Selama
melaksanakan implementasi, keamanan fisik dan psikologis dipastikan
dengan mempersiapkan pasien secara adekuat, melakukan asuhan
keperawatan dengan terampil dan efisien, menerapkan prinsip yang baik,
mengindividualisasikan tindakan dan mendukung pasien selama tindakan
tersebut.
d) Dokumentasi tindakan dan respon pasien dicantumkan dalam
catatan perawatan kesehatan dan rencana asuhan. Dokumentasi dalam
catatan perawatan kesehatan terdiri atas deskripsi tindakan yang
diimplementasikan dan respon pasien terhadap tindakan tersebut.
Tindakan yang tidak diimplementasikan juga dicatat disertai alasan.
Dokumentasi rencana asuhan untuk meningkatkan kesinambungan
asuhan dan untuk mencatat perkembangan pasien guna mencapai kriteria
hasil

5.1 EVALUASI KEPERAWATAN


Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan
intervensi keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah
diberikan (Deswani, 2009).
Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana
keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan rencana
keperawatan (Manurung, 2011).
1) Penilaian keberhasilan Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah
tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan tujuan, apabila dalam
penilaian ternyata tujuan tidak tercapai, maka perlu dicari penyebabnya.
Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor :
a) Tujuan tidak realistis.
b) Tindakan keperawatan yang tidak tepat.
c) Terdapat faktor lingkungan yang tidak dapat diatasi.
Alasan pentingnya penilaian sebagai berikut :
a) Menghentikan tindakan atau kegiatan yang tidak berguna.
b) Untuk menambah ketepatgunaan tindakan keperawatan.
c) Sebagai bukti hasil dari tindakan perawatan.
d) Untuk pengembangan dan penyempurnaan praktik keperawatan.
2) Tipe pernyataan evaluasi Tipe pernyataan evaluasi menurut Setiadi
(2012) sebagai berikut:
Tipe pernyataan tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif
dan sumatif. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama
proses asuhan keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
akhir.
a) Pernyataan evaluasi formatif. Hasil observasi dan analisa perawat
terhadap respon pasien segera pada saat atau setelah dilakukan
tindakan keperawatan dan ditulis pada catatan perawatan.
b) Pernyataan evaluasi sumatif. Rekapitulasi dan kesimpulan dari
observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan
dan ditulis pada catatan perkembangan.
3) Bentuk evaluasi Bentuk evaluasi menurut Deswani (2009) sebagai
berikut:
a) Evaluasi struktur. Evaluasi struktur difokuskan pada kelengkapan
tata cara atau keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan
diberikan. Aspek lingkungan secara langsung atau tidak langsung
mempengaruhi dalam pemberian pelayanan.
b) Evaluasi proses. Evaluasi proses berfokus pada penampilan kerja
perawat dan apakah perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang.
c) Evaluasi hasil. Evaluasi hasil berfokus pada respon dan fungsi
pasien. Respon perilaku pasien merupakan pengaruh dari
intervensi keperawatan dan akan terlihat pada pencapaian tujuan
dan kriteria hasil.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses keperawatan adalah metode yang sistematis,dimana perawat dan
klien bekerjasama. Dimana proses keperawatan merupakan kerangka kerja sama
dalam proses keperawatan. Dengan proses keperawatan kita mendapatkan
asuhan keperawatan yang efektip dan efisien dengan partipasi aktiv dan klien .
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.unimus.ac.id/2026/6/BAB%20II.pdf
https://www.academia.edu/9922424/Pengumpulan_Data_dalam_Keperawatan
Tugas KDK2 P OY.pdf

Anda mungkin juga menyukai