1. Pengkajian Keperawatan.
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang di hadapi pasien baik fisik, mental,
sosial maupun spiritual dapat ditentukan.
Tahapan pengkajian keperawatan ini mencakup tiga kegiatan, yaitu Pengumpulan Data, Analisis
Data dan Penentuan Masalah kesehatan serta keperawatan.
a. Pengumpulan Data. Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk mendapatkan data dan
informasi mengenai masalah kesehatan dan masalah keperawatan yang ada pada pasien sehingga
dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis.
Data Objektif. Data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan
pengamatan, misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
Data subjekif. Data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga
pasien / saksi lain misalnya : kepala pusing, nyeri dan mual.
Adapun fokus dalam pengumpulan data meliputi :
Status kesehatan sebelumnya dan sekarang
Pola koping sebelumnya dan sekarang
Fungsi status sebelumnya dan sekarang
Respon terhadap terapi medis dan tindakan keperawatan
Resiko untuk masalah potensial
Hal-hal yang menjadi dorongan atau kekuatan klien
b. Analisa Data. Analisa data adalah kemampuan dalam mengembangkan kemampuan berpikir
rasional sesuai dengan latar belakang ilmu pengetahuan.
c. Perumusan Masalah. Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah
kesehatan. Masalah kesehatan tersebut ada yang dapat diintervensi dengan Asuhan Keperawatan
(Masalah Keperawatan) tetapi ada juga yang tidak dan lebih memerlukan tindakan medis.
Selanjutnya disusun diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas.
Prioritas masalah ditentukan berdasarkan kriteria penting dan segera. Penting mencakup
kegawatan dan apabila tidak diatasi akan menimbulkan komplikasi, sedangkan Segera mencakup
waktu misalnya pada pasien stroke yang tidak sadar maka tindakan harus segera dilakukan untuk
mencegah komplikasi yang lebih parah atau kematian.
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut Abraham
Maslow, yaitu : keadaan yang mengancam kehidupan, keadaan yang mengancam kesehatan,
persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan respon manusia
(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah (Carpenito,2000).
Aktual : Menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data klinik yang ditemukan.
Resiko : Menjelaskan masalah kesehatan nyata akan terjadi jika tidak dilakukan
intervensi.
Kemungkinan : Menjelaskan bahwa perlu adanya data tambahan untuk memastikan
masalah keperawatan kemungkinan.
Wellness : Keputusan klinik tentang keadaan individu, keluarga atau masyarakat dalam
transisi dari tingkat sejahtera tertentu ketingkat sejahtera yang lebih tinggi.
Syndrom : diagnose yang terdiri dari kelompok diagnosa keperawatan actual dan resiko
tinggi yang diperkirakan muncul/timbul karena suatu kejadian atau situasi tertentu.
3.Perencanaan Keperawatan
Berikut beberapa hal yang terkait dengan pembuatan rencana keperawatan yaitu :
Yang dimaksud dengan pengertian dan definisi rencana keperawatan adalah semua
tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien beralih dari status kesehatan saat
ini kestatus kesehatan yang di uraikan dalam hasil yang di harapkan (Gordon,1994).
Merupakan pedoman tertulis untuk perawatan klien. Rencana perawatan terorganisasi
sehingga setiap perawat dapat dengan cepat mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan.
Rencana asuhan keperawatan yang di rumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas
asuhan perawatan dari satu perawat ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat
mempunyai kesempatan untuk memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten.
Rencana Asuhan Keperawatan tertulis mengatur pertukaran informasi oleh perawat dalam
laporan pertukaran dinas. Rencana perawatan tertulis juga mencakup kebutuhan klien jangka
panjang(potter,1997)
4. Implementasi Keperawatan
implementasi keperawatan adalah merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana tindakan disusun dan
ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan klien.
1. Tahap 1 : Persiapan. Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
2. Tahap 2 : Intervensi. Fokus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosional.
Pendekatan tindakan keperawatan meliputi tindakan : independen, dependen, dan interdependen.
3. Tahap 3 : Dokumentasi. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Perencanaan evaluasi memuat kriteria keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan jalan membandingkan antara proses
dengan pedoman / rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam kehidupan sehari-hari dan
tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.
Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari pengkajian sampai dengan
evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya harus didokumentasikan dengan benar dalam
Dokumentasi keperawatan.
Pengertian definisi Dokumentasi Keperawatan adalah segala sesuatu yang tertulis atau tercetak
yang dapat diandalkan sebagai catatan tentang bukti bagi individu yang berwenang (potter 2005).
KESIMPULAN
SARAN
Sebagai seorang perawat atau calon perawat kita harus memahami dan mengerti tentang
PERENCANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN agar kita dapat menjadi perawat yang
kompeten dan professional.
Marilah kita belajar dengan sungguh-sungguh agar kita dapat menjadi perawat yang professional
dan berguna bagi nusa dan bangsa. Kemudian atas dorongan dan bantuan dosen mata kuliah serta
semua pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih.
Namun demikian tak ada gading yang tak retak, walaupun disusun dengan segenap kemampuan
dan sesempurna mungkin sudah tentu ada kekurangan dan kelemahannya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk tercapainya bentuk
yang sempurna dari makalah ini
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah
ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya
juga para pembaca yang budiman pada umumnya
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka Allen, Carol Vestal. 1998. Memahami Proses Keperawatan Dengan Pendekatan
Latihan. EGC:Jakarta. A.Aziz Alimul hidayat. 2011. Pengantar Konsep Dasar Keperawaatan.
Salemba medika:jakarta A.Aziz Alimul hidayat. 2011. Pengantar Konsep Dasar Manusia.
Salemba medika:jakarta Sumber lain : http://yenibeth.wordpress.com/2008/06/11/perencanaan-
5/,di akses pada tanggal 13 desember 2011 www.freewebs.com/ciremalink/file/ASKEP
%20Reumatik.doc di akses pada tanggal 14 desember 2011
MAKALAH PERUMUSAN RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
Diposkan oleh Berti Pradana di 16.44
ANGGOTA KELOMPOK :
KELAS 1A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PRODI DIII KEPERAWATAN LAWANG
TAHUN AJARAN 2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
dalam menyelesaikan makalah yang berjudul ”Perumusan Rencana Asuhan Keperawatan” ini, dengan
lancar tanpa halangan yang berarti. Makalah ini disusun dengan harapan mampu menambah dan
meningkatkan wawasan penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Yaitu mengenai
permasalahan keluarga yang pada umumnya sering terjadi di sekitar kita dan solusi pemecahannya.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Samsul Bahri selaku dosen mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan.
2. Keluarga yang senantiasa mendukung secara moril maupun materil, dan
3. Semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung ikut membantu terselesaikannya
makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk kebaikan di
kemudian hari.
Akhirnya, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
Jenniver dan Mark : Rencana asuhan keperawatan adalah catatan yang ada tentang intervensi rencana
keperawatan.
Mayer : Rencana asuhan keperawatan adalah pengkajian yang sistematis, identifikasi masalah,
penentuan tujuan dan pelaksanaan serta cara atau strategi.
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat mengenai
rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien. Atau disebut juga suatu pemikiran tentang perumusan
tujuan, tindakan dan penilaian rangkaian asuhan keperawatan pada pasien, berdasarkan analisis
pengkajian agar dapat teratasi masalah kesehatan atau keperawatannya.
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan
tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. (Pusdiklat, D.III Keperawatan).
Rumusan tujuan asuhan keperawatan harus berfokus pada pasien secara jelas, singkat, dapat diukur
dalam periode tertentu, realistik ditentukan bersama antara perawat dan pasien (subjek).
2. PERENCANAAN
A. Tujuan
Tujuan Umum :
1. Sebagai alat komunikasi antara sesama anggota perawat dan antar tim kesehatan lainnya.
2. Untuk meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap klien.
3. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang akan dicapai.
Tujuan Klinik :
Prioritas diagnosa evaluasi, mengarahkan kriteria hasil dan tujuan keperawatan intervensi.
1. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisan.
2. Mengomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang diobservasi dan apa yang
dilaksanakan.
3. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawatan.
4. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya
untuk melaksanakan tindakan.
Tujuan Administratif :
Lebih fokus, tanggung jawab, independen, perbaikan kualitas askep,
fokus, arah dokumentasi, dan alat komunikasi.
1. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompok.
2. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnya.
3. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawatan.
4. Menyediakan kriteria klasifikasi klien.
Tahap perencanaan memberikan kesempatan pada perawat, klien, keluarga dan orang terdekat untuk
merumuskan rencana tindakan yang bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah klien.
B. Alasan Rencana Perawatan (Renpra) :
Karena berisi informasi/data penting dan jelas.
Masalah klien dapat diidentifikasi dengan jelas.
Dapat digunakan sebagai pedoman intervensi keperawatan.
Sebagai alat komunikasi antar perawat, tim kesehatan dan klien.
Memudahkan proses keperawatan yang berkelanjutan dalam intervensi dan evaluasi secara konsisten.
Sebagai dokumentasi khusus untuk keinginan dan hasil yang diharapkan klien/pasien.
Pada pengkajian, perawat menemukan berbagai masalah pada klien. Setelah merumuskan diagnosa
keperawatan untuk masalah klien, perawat mulai membuat urutan diagnosa keperawatan. Urutan
diagnosa keperawatan tersebut memungkinkan perawat, klien dan orang terdekat untuk mengatur
masalah - masalah klien sesuai dengan urutan kepentingan dan urgensinya.
Diagnosa keperawatan diurutkan dengan prioritas tinggi, sedang dan rendah. Perawat, klien,
keluarga dan orang terdekat berfokus pada usaha-usaha mengatasi masalah klien dengan prioritas
tertinggi lebih dulu. Masalah dengan prioritas tinggi mencerminkan situasi yang mengancam hidup (mis :
bersihan jalan nafas ). Masalah dengan prioritas sedang berhubungan dengan situasi yang tidak gawat
dan situasi yang tidak mengancam hidup klien (mis : higiene individu). Masalah dengan prioritas rendah
tidak berhubungan secara langsung dengan keadaan sakit atau masalah yang spesifik (mis : masalah
kebutuhan sosial klien). Masalah dengan prioritas tinggi (mis : membuat jalan nafas yang bersih)
membutuhkan perhatian yang cepat sebelum masalah dengan prioritas rendah (mis : memenuhi
kebutuhan sosial klien).
Hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow (1968) membantu perawat untuk memprioritaskan urutan
diagnosa keperawatan. Kerangka hirarki ini termasuk kebutuhan fisiologis dan psikologis. Lima tingkatan
dari hirarki tersebut adalah:
Fisiologis
Kebutuhan fisiologis harus dipenuhi sebelum kebutuhan yang lebih tinggi seperti aktualisasi diri.
Contohnya, orang yang kekurangan makanan akan mencari makanan lebih dulu sebelum mencari tujuan
karirnya.
Kriteria hasil adalah tujuan dan sasaran yang realistik dan dapat diukur dimana klien untuk
mencapainya kriteria hasil menggambarkan meteran untuk mengukur hasil akhir askep. Kriteria hasil
merupakan tujuan ke arah mana perawat kesehatan diarahkan dan dasar untuk rencana askep.
Kriteria hasil harus konsisten dengan terapi dari tim multidisiplin. Contohnya kriteria hasil saling
berhubungan dengan hasil yang dibuat oleh ahli gizi, ahli terapi fisik dan okupasi, dokter, pekerja sosial
dan yang lainnya. Kriteria hasil disusun bersama-sama klien, keluarga, dan orang terdekat. Kegagalan
klien dan keluarga dalam menentukan kriteria hasil dan identifikasi hasil yang realistik mempengaruhi
resolusi masalah.
Tujuan, sasaran, dan hasil yang diharapkan dari klien yang diinginkan adalah sinonim yang
mempunyai arti yang sama sebagai kriteria hasil. Kriteria hasil mengidentifikasi tahapan yang harus
diselesikan klien dalam upaya mencapai kriteria hasil. Kriteria hasil memberikan arah untuk intervensi
keperawatan dan memberikan pondasi untuk evaluasi askep.
Setiap kriteria hasil membuat kata kerja yang dapat diukur untuk memudahkan proses evaluasi. Kata
kerja yang dapat diukur menunjukkan tindakan yang dapat dilihat, didengar,dan dirasakan oleh perawat.
Kriteria hasil dituliskan dalam rencana askep. Pada tahap lima, yaitu tahap terakhir dari proses
keperawatan, perawat kembali menuliskan kriteria hasil untuk mengevaluasi apakah klien telah berhasil
mencapai hasil tersebut.
a. Subjek :
Menunjukkan siapa yang mencapai kriteria hasil. Mis: Klien, keluarga, atau o rang terdekat dan
masyarakat.
Menunjukkan tindakan, tingkah laku, dan respon dari klien yang dapat dilihat, didengar , atau diraba,
jadi dapat diukur.
c. Hasil :
Menunjukkan respon fisiologis, psikologis, dan gaya hidup yang diharapkan dari klien terhadap
intervensi. Klien diharapkan berespon dalam tingkah laku yang spesifik terhadap intervensi keperawatan
tertentu.
d. Kriteria :
Mengukur kemajuan klien dalam mencapai hasil. Kriteria menunjukkan tingkatan kecakapan yang
diperlukan untuk menyelesaikan hasil akhir.
Menunjukkan periode waktu tertentu yang diinginkan untuk mencapai kriteria hasil. Batasan waktu
membantu perawat dalam evaluasi. Tahap untuk memastikan apakah kriteria hasil dicapai dalam
periode waktu tersebut.
3. Menulis instruksi keperawatan
Tanggal : Hari, bulan dan tahun ditulis pada rencana askep oleh perawat.
Kata kerja yang dapat diukur : Merupakan tindakan perawat yang dapat dilihat, dirasa dan didengar.
• Diagnostik
Mengkaji kemajuan klien ke arah pencapaian kriteria hasil dengan pemantauan aktivitas klien secara
langsung. Instruksi diagnostik dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dalam upaya untuk
mengisi informasi yang kurang.
• Terapeutik
Menunjukkan tindakan oleh perawat yang secara langsung mengurangi, memperbaiki atau mencegah
ekserbasi masalah.
• Penyuluhan
Meningkatkan perawatan diri klien dengan membantu individu untuk memperoleh tingkah laku baru
yang mempermudah resolusi masalah klien. Instruksi penyuluhan menekankan partisipasi klien untuk
bertanggungjawab terhadap perawatan diri.
• Rujukan
Menekankan peran perawat sebagai koordinator dan manajer dalam perawatan klien dalam anggota tim
perawat kesehatan.
DIAGNOSA
NO TUJUAN PERENCANAAN
KEPERAWATAN
dialami pasien.
1.Penderita secara verbal
mengatakan nyeri Jelaskan pada pasien tentang sebab-sebab
berkurang/hilang . timbulnya nyeri.
2. Penderita dapat
Gangguan rasa melakukan metode atau 10. Ciptakan lingkungan yang tenang.
nyaman ( nyeri ) tindakan untuk mengatasi
11. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
3 berhubungan atau mengurangi nyeri .
dengan iskemik 3. Pergerakan penderita 12. Atur posisi pasien senyaman mungkin
jaringan. bertambah luas. sesuai keinginan pasien
4. Tidak ada keringat dingin,
13. Lakukan massage dan kompres luka dengan
tanda vital dalam batas BWC saat rawat luka.
normal.( S : 36 – 37,5 0C, N:
60 – 80 x /menit, T : 100 –14. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
130 mmHg, RR : 18 – 20 x analgesik.
/menit ).
Link Sumber : http://diaryforberti.blogspot.com/2014/12/makalah-perumusan-rencana-asuhan.html#ixzz3Ws8dcqyh