Anda di halaman 1dari 9

MANUSKRIP

PENGELOLAAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI:


HALUSINASI PENDENGARAN PADA TN. K DENGAN SKIZOFRENIA
DI WISMA PUNTADEWA RUMAH SAKIT JIWA
PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

Oleh :
LIA APRILIA HANDAYANI
080117A031

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020
PENGELOLAAN KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN
PADA TN. K DENGAN SKIZOFRENIA DI WISMA PUNTADEWA
RUMAH SAKIT JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

Lia Aprilia Handayani*, Joyo Minardo**, Tri Susilo***


Fakultas Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo
liaapriliahandayani@gmail.com

ABSTRAK

Halusinasi merupakan salah satu gejala dari gangguan jiwa dimana individu
mengalami perubahan sensori persepsi dengan merasakan sesuatu yang palsu yang
berdampak antara lain timbul resiko bunuh diri, resiko mencederai diri sendiri maupun orang
lain. Tujuan penulisan yaitu untuk mendiskripsikan tentang pengelolaan keperawatan dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran pada Tn. K dengan skizofrenia di RSJ Prof.
Dr. Soerojo Magelang.
Pengelolaan keperawatan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
dilakukan selama 3 hari dengan teknik pengambilan data melalui pendekatan metodologi
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan, intervensi
keperawatan, Implementasi keperawatan dan evaluasi keperawatan.
Berdasarkan Hasil pengelolaan yang didapatkan klien mampu mengontrol halusinasi
pendengaran yang dialaminya dengan cara menghardik dan 5 benar minum obat. Tindakan
menghardik yang dilakukan yaitu dengan cara menolak apabila halusinasi itu datang, dan
tindakan 5 benar minum obat dengan cara mengenal jenis obat, warna obat, obat yang
diminum sesuai dengan nama pasien dan dosis yang harus diminum. Klien belum mampu dan
belum dilatih mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan harian dan bercakap-
cakap karena keterbatasan waktu. Sehingga perawatan serta pengelolaan yang diberikan tidak
dapat memberikan hasil yang maksimal.
Saran bagi perawat jiwa diharapkan perawat mampu menambah keterampilan dalam
mengkaji atau merawat klien dengan gangguan jiwa khususnya pada klien Halusinasi dengan
cara membina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik. Selain itu
perawat juga mampu memberikan pengelolaan yang lebih baik dan intensif dalam pemberian
terapi.

Kata kunci : Skizofrenia, Halusinasi pendengaran


Kepustakaan : 36 (2011-2019)

Pengelolaan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran 1


pada Tn. K dengan Skizofrenia di Wisma Puntadewa Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang
ABSTRACT

Hallucination is a symptom of a mental disorder where an individual experiences a


change in sensory perception by feeling something fake that can impact him or her including
the risk of suicide, the risk of injuring oneself and others. The purpose of this writing was to
describe the nursing management of sensory perception disorder: auditory hallucination in Mr.
K suffering from schizophrenia at Wisma Puntadewa at Mental Hospital (RSJ) Prof. Dr. Soerojo
Magelang
Nursing management of sensory perception disorder: auditory hallucination was
carried out for 3 days with data collection technique using a nursing methodology approach
consisting of assessment, enforcement of nursing diagnoses, nursing interventions, nursing
implementation and nursing evaluation.
Based on the management, the results obtained from the client was that he was able
to control the auditory hallucination that he experienced by rebuking and taking medication
properly. The act of rebuking was carried out by refusing when the hallucination came. The
correct actions of taking medicine were by recognizing the type of drug, the color of the drug,
the drug taken in accordance with the patient's name and the dose to be taken. The client was
not able and had not been trained to control hallucination by carrying out daily activities and
conversing due to time constraint. So the care and management provided could not provide
maximum results.
A suggestion for nurses in the hospital is expected to be able to add skills in assessing
or treating clients with mental disorders, especially in hallucination suffered by clients by
fostering a mutual trust with the principles of therapeutic communication. In addition nurses
are also able to provide better and intensive therapy.

Keywords : Schizophrenia, auditory hallucination


Literatures : 36 (2011-2019)

PENDAHULUAN Bali dengan presentase 11.0%.


Kesehatan jiwa menurut Undang- Sedangkan yang terendah di provinsi
undang Republik Indonesia Nomor 18 Kepulauan Riau dengan jumlah presentase
tahun 2014 menjelaskan bahwa kesehatan 3.0 %. Sedangkan di Jawa Tengah jumlah
jiwa merupakan kondisi dimana seorang prevalensi gangguan jiwa sebesar 9.0%.
individu dapat berkembang secara fisik, Gangguan jiwa berat sering juga disebut
mental, spiritual dan sosial sehingga dengan skizofrenia (Kementerian
individu tersebut menyadari kemampuan Kesehatan/KEMENKES, 2018).
sendiri, dapat bekerja secara produktif dan Skizofrenia merupakan suatu gejala
mampu memberikan kontribusi untuk positif yang terdiri seperti gejala delusi,
komunitasnya. Apa bila seseorang tidak gangguan bicara seperti inkoheren dan
mampu untuk menghadapi tantangan halusinasi serta tingkah laku yang
hidup, tidak bisa menerima orang lain menyimpang (Liyanovitasari, Noorhamdani
sebagaimana seharusnya dan juga tidak & Astari 2017). Menurut Stuart dan Laraia
mempunyai sikap positif dengan dirinya (2005) dalam Yosep dan Sutini (2014)
maupun orang lain, maka hal tersebut menjelaskan bahawa 70% klien skizofrenia
dapat mengakibatkan gangguan jiwa. mengalami halusinasi. Dalam penelitiannya
Berdasarkan data Riset Kesehatan menunjukan 90% klien halusinasi
Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menunjukan mengalami delusi.
bahwa prevalensi gangguan jiwa di
Indonesia 7.0% dan tertinggi di provinsi

Pengelolaan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran 2


pada Tn. K dengan Skizofrenia di Wisma Puntadewa Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Klien Dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
Gangguan Jiwa Di Rumah Sakit Jiwa Prof. Pengkajian
Dr Soerojo Magelang Dari Tahun 2016 Pengkajian yang dilakukan pada hari
Sampai 2018 senin tanggal 27 Januari 2020 diperoleh
Jumlah pasien data Tn. K berumur 54 tahun dengan
No Diagnosa pertahun diagnosa medis F 20.3 (Skizofrenia tak
2016 2017 2018 terinci) dan didapatkan data subyektif
1 Halusinasi 5.783 5.200 4.724 bahwa Tn. G mengatakan mendengar
2 Resiko 1.638 1.439 1.298 suara–suara gajah dan orang yang
Perilaku mengajak pulang, suara–suara muncul 2-3
Kekerasan kali sehari saat klien bangun tidur, malam
3 Harga Diri 451 479 467 hari dan saat sendiri. Klien mengatakan
Rendah saat suara itu muncul mengalihkan dengan
4 Isolasi Sosial 309 360 349 tidur. Sedangkan data obyektif klien bicara
Jumlah 8.181 7.478 6.838 sendiri, pandangan klien sering kosong,
Sumber : Rekam Medis Rumah Sakit sering melamun, kontak mata mudah
Jiwa Prof. Dr Soerojo Magelang pada tahun beralih, proses pikir flight of ideas
2016 sampai 2018. (pembicaraan melompat-melompat), sulit
berkonsentrasi, Klien tampak bingung.
Dari data tersebut menunjukkan
bahwa jumlah klien terbanyak yaitu klien Diagnosa Keperawatan
dengan halusinasi dengan jumlah Menurut pengkajian dari seluruh
penderita dari 2016 sampai 2018 sebanyak data diagnosa yang muncul adalah
15.707 jiwa. Menurut penulis dari kasus- gangguan persepsi sensori: halusinasi
kasus gangguan jiwa yang ada dari tahun pendengaran. Diagnosa yang muncul pada
ke tahun yang paling tinggi jumlahnya yaitu Tn. K berdasarkan prioritas utama menurut
kasus halusinasi. Ma'rif dan Agustin (2017) Gangguan
Halusinasi adalah salah satu gejala persepsi sensori: halusinasi adalah salah
yang sering ditemukan pada klien dengan satu gejala gangguan jiwa dimana klien
gangguan jiwa. Halusiansi merupakan mengalami perubahan sensori persepsi,
gangguan persepsi dimana klien merasakan sensasi palsu berupa suara,
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya penglihatan, pengecapan, perabaan atau
tidak terjadi. Halusinasi pendengaran dapat penghidung, pasien merasakan stimulus
berupa suara-suara atau kebisingan yang yang sebetulnya tidak ada.
kurang keras sampai kata-kata yang jelas Menurut Ayunaningrum (2016)
berbicara tantang klien, bahkan sampai Karakteristik halusinasi meliputi:
percakapan lengkap antara dua orang atau perubahan dalam perilaku, perubahan
lebih (Muhith, 2015). dalam menyelesaikan masalah, perubahan
Penatalaksanaan yang digunakan dalam ketajaman sensori, yang termasuk
oleh perawat dalam merawat klien dengan dalam sensori pendengaran yang ditandai
halusinasi yaitu menggunakan terapi dengan pasien mendengar suara tanpa
psikofarmakologi atau obat-obatan untuk adanya stimulus dari luar. Dalam
terapi halusinasi, terapi kejang penyelesaian masalah yaitu pasien tidak
listrik/Elektro Compulsive Therapy (ECT), bisa menyelesaikan masalahnya sendiri
dan terapi aktifitas kelompok (TAK) melainkan harus dibantu oleh orang
(Muhith, 2015). sekitar. Perubahan dalam ketajaman
sensori yaitu terdapat perubahan
mengenai pendengaran, pasien mendengar
suara-suara tetapi orang lain tidak

Pengelolaan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran 3


pada Tn. K dengan Skizofrenia di Wisma Puntadewa Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang
mendengarnya. Apabila tidak segera Tindakan keperawatan pada Senin
ditangani maka klien akan semakin larut 27 Januari 2020 dilakukan tindakan
dalam halusinasinya sehingga dapat keperawatan membina hubungan saling
berakibat yang buruk bahkan dapat percaya dengan prinsip komunikasi
menciderai diri sendiri, orang lain dan terapeutik, Menurut Muhith (2015) bina
lingkungan. hubungan saling percaya merupakan
komunikasi yang dilakukan untuk
Intervensi menumbuhkan rasa aman dan nyaman
Rencana keperawatan yang penulis antara klien dan perawat. Dalam tindakan
susun pada Tn. K berdasarkan teori ini yang dilakukan oleh penulis ini adalah
Damaiyanti dan Iskandar (2012) untuk Duduk berhadapan dan menyapa klien
mengatasi masalah gangguan persepsi dengan ramah baik secara verbal maupun
sensori halusinasi pendengaran yaitu non verbal, mengidentifikasi halusinasi
setelah dilakukan tindakan keperawataan meliputi isi halusinasi, jenis halusinasi,
selama 2x pertemuan pada tujuan umum waktu terjadinya halusinasi, frekuensi
klien dapat mengontrol halusinasi yang terjadinya halusinasi pada klien, faktor
dialaminya. Sedangkan untuk tujuan pencetus munculnya halusinasi dan respon
khususnya yaitu: Tujuan khusus yang klien terhadap halusinasi yang dialami
pertama menurut Damaiyanti & Iskandar klien. Serta melakukan tindakan
( 2014) yaitu membina hubungan saling menghardik.. Tahapan tindakan
percaya. menghardik meliputi: menjelaskan cara
Tujuan khusus yang kedua yaitu menghardik halusinasi, memperagakan
dapat mengenal halusinasi menurut Sutejo cara menghardik, meminta pasien
(2017) mengenalkan halusinasi sangatlah memperagakan ulang, memantau
penting agar dapat mempermudahkan penerapan cara ini dan menguatkan
perawat melakukan intervensi efektif perilaku pasien yosep dan sutini, (2014)
untuk mengenal halusinasi pada saat dalam (HayunMa'rif & Agustin, 2017).
halusinasi itu muncul untuk memungkinkan Pertemuan kedua dilakukan pada
menghindari faktor pencetus timbulnya tanggal 28 Januari 2020 dilakukan tindakan
halusinasi dengan dapat mengetahui membina hubungan saling percaya
waktu, isi, dan frekuensi munculnya memvalidasi tindakan yang sudah
halusinasi, dan dapat mengungkapkan dilakukan yaitu mengontrol halusinasi
perasaan ketika halusinasi muncul. dengan cara menghardik. Tujuan
Tujuan khusus yang ketiga yaitu memvalidasi tindakan tersebut adalah agar
dapat mengontrol halusinasi menyebutkan penulis mengetahui apakah klien masih
tindakan untuk mengendalikan ingat tentang cara mengontrol halusinasi
halusinasinya dengan cara seperti: dengan menghardik. Tindakan selanjutnya
menghardik, kepatuhan dalam minum melatih cara mengontrol halusinasi dengan
obat, bercakap-cakap dengan orang lain cara kepatuhan minum obat, mengajarkan
dan melakukan kegiatan dalam sehari-hari. lima benar minum obat (benar obat, benar
Menurut Sutejo (2017) rasional upaya orang, benar cara, benar dosis, benar
untuk memutus halusinasi agar tidak waktu).
muncul kembali, memberikan respon Pada tanggal 29 Januari 2020
positif kepada pasien akan meningkatkan dilakukan tindakan membina hubungan
harga diri pasien dan memberikan saling percaya memvalidasi tindakan
alternatif pilihan bagi pasien untuk mengontrol halusinasi dengan cara
mengontrol halusinasinya. menghardik klien sudah mampu
mengontrol halusinasinya dengan
Implementasi menghardik. Pada pertemuan ketiga

Pengelolaan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran 4


pada Tn. K dengan Skizofrenia di Wisma Puntadewa Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang
dengan strategi pelaksanaan penulis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
mengajarkan kembali cara mengontrol (2014). Undang-undang Republik
halusinasi dengan cara patuh minum obat Indonesia Nomor. 18 Tahun 2014
dan klien mampu menjelaskan kembali hal Tentang Kesehatan Jiwa. Dimuat
ini juga dilihat pada jadwal kegiatan klien dalam WIB.
melakukan tindakan yang sudah diajarkan. http://hukor.kemkes.go.id/upload/r
ancanganproduk_hukum/UUNo.18T
Evaluasi h2014ttgKesehatanJiwa/ Diakses
Evaluasi yang dilakukan pada pasien pada 24 Februari 2020 pukul 09.00.
adalah menggunakan evaluasi formatif Liyanovitasari,. Noorhamdani & Astari, A.
yang dilakukan setiap harinya. Pada (2017). Pengaruh Terapi Supotif
evaluasi ini data yang didapat yaitu pasien Kelompok Terhadap Beban Dan
mampu menyebutkan isi, waktu, frekuensi Mekanisme Koping Keluarga Dalam
halusinasi, dan respon terhadap halusinasi Merawat Pasien Skizofrenia.
pasien melakukan cara menghardik dan NurseLine Journal Vol. 2 No. 2
patuh minum obatdengan benar tanpa Nopember 2017 p-ISSN 2540-7937 e-
bantuan perawat. ISSN 2541-464X. Dimuat dalam
https:/media.neliti.com/media/publi
DAFTAR PUSTAKA cation s/197117-ID-the-effect-of-
Ayunaningrum, T. A. (2016). Asuhan supportive-group-therapy-o.pdf
Keperawatan Pada Tn. H Dengan Diunduh pada 5 Maret2020 Pukul
Perubahan Persepsi Sensori 14.30 WIB.
Halusinasi Pendengaran Di Ruang Ma'rif, H., & Agustin, I. M. (2017). Asuhan
Sena Rumah Sakit Jiwa Daerah Keperawatan Padam Klien
Surakarta. Ayunaningrum, T. A. Skizofrenia Dengan Gangguan
(2016). Asuhan Keperawatan Pada Persepsi Sensor: Halusinasi
Tn. H Dengan Perubahan Persepsi Penglihatan Dengan Pemberian
Sensori Halusinasi Pendengaran Di Tindakan Melatih Menghardik Di
Ruang Sena Rumah Sakit Jiwa Wilayah Puskesmas Ii Gombong. Kti.
Daerah Surakarta. Muhith, A. (2015). Pendidikan
Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa Teori dan Aplikasi.
Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Yogyakarta: CV Andi Offset.
Refika Aditama. Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa Konsep
HayunMa'rif, & Agustin, I. M. (2017). dan Praktik Asuhan Keperawatan
Asuhan Keperawatan Padam Klien Kesehatan Jiwa: Gangguan Jiwa dan
Skizofrenia Dengan Gangguan Psikososial. Yogyakarta: Pustaka
Persepsi Sensor: Halusinasi Baru Press.
Penglihatan Dengan Pemberian Yosep, I & Sutini, T. (2014). Buku Ajar
Tindakan Melatih Menghardik Di Keperawatan Jiwa. Bandung: PT
Wilayah Puskesmas Ii Gombong. Refika Aditama.

Pengelolaan Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi Pendengaran 5


pada Tn. K dengan Skizofrenia di Wisma Puntadewa Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.
Soerojo Magelang

Anda mungkin juga menyukai