BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan ciri globalisasi, realita ini berdampak pada semua sektor termasuk
kimiawi dengan jumlah yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun
2014 diperkirakan prevalensi gangguan jiwa di dunia berkisar 516 juta jiwa
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia ditahun 2013 sebesar 1,7 juta jiwa
per mil.
Daerah Provinsi Sulawesi Selatan ditahun 2016 adalah 15.160 jiwa dimana
1
2
rangsang tersebut disadari dan dimengerti panca indera atau biasa disebut
dengan persepsi itu pun tidak luput dari gangguan. Gangguan persepsi
rangsangan yang timbul dari sumber internal (pikiran, perasaan) dan stimulus
eksternal seperti dari lingkungan sekitar atau orang lain. Adanya persepsi yang
penyerapan (persepsi) panca indera tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat
meliputi semua sistem penginderaan yang terjadi pada saat kesadaran individu
penuh/baik. Perubahan dalam jumlah atau pola stimulus yang datang disertai
gangguan respon yang kurang, berlebihan, atau distorsi terhadap stimulus juga
dapat diartikan sebagai halusinasi (Nanda-l, 2012). Salah satu gejala yang
Yosep (2007), halusinasi yang paling sering djumpai dapat berupa bunyi
3
mendenging atau suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering
sulit untuk bersosialisasi dan cenderung untuk menarik diri. Selain itu, pasien
merasa cemas dan marah-marah tanpa sebab yang jelas, terutama pada tahap
diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Oleh karena itu, perawat jiwa sebagai
mengontrol halusinasi.
teori dan hasil riset tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dipandang perlu
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
pendengaran.
pendengaran.
pendengaran.
5
pendengaran.
pendengaran
D. Manfaat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
6
7
2016).
kenyataan.
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas Kewajaran.
dan lingkungan.
b. Respon Psikososial
gangguan
4) Perilaku tidak bisa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
9
c. Respon Maladaptif
dari hati.
bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai
mengerikan.
Merasa diraba, disentuh, ditiup atau seperti ada ulat yang bergerak
g. Halusinasi Viseral
4. Etiologi
a. Faktor Predisposisi
1. Fakor Perkembangan
sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan
terhadap stress.
2. Faktor Sosiolkultural
lingklunganya.
12
3. Faktor Biologis
4. Faktor Psikologis
b. Faktor Presipitasi
1) Perilaku
dimensi yaitu :
a) Dimensi Fisik
b) Dimensi omosional
c) Dimensi Intelektual
d) Dimensi Sosial
tidak berlangsung.
e) Dimensi Spritual
Halusinasi yang diperoleh melalui observasi dan ungkapan verbal dan non
observasi:
1) Bicara sendiri
2) Senyum sendiri
3) Ketawa sendiri
klien :
keputusan
16
6. Tindakan Keperawatan
hasil. Bila klien sudah percaya maka apapun yang diprogramkan, klien
yang saudara sukai, serta tanyakan nama dan nama panggil klien.
perlu diatasi maka hal yang pertama dilakukan adalah menyadari klien
anggota keluarga.
oleh klien.
18
dimiliki.
1. Pengkajian
dan kemapuan koping yang dimiliki klien.Stuart dan larai (2015) dalam
b. Data subjektif adalah data yang disampaikan secara lisan oleh klien
2. Diagnosa Keperawatan
Hal ini terjadi jika halusinasi sudah sampai pada empat fase, dimana klien
sosial, maka klien menjadi menarik diri dari lingkungan. Hal ini sesuai
dengan data pada pengkajian Pasien dimana pada klien ditemukan masalah
isolasi sosial menarik diri yang ditandai dengan klien terlihat menyendiri
20
dan jarang berinteraksi dengan orang lain, serta dari data catatan perawat
saat pertama kali klien masuk, klien sering marah tiba-tiba, hal ini
(Rasmun, 2009).
suara itu muncul 1 hari bisa pada pagi, siang dan malam hari pada saat
mau tidur dan saat klien sendiri, frekuensi sering kira-kira 7 menit, klien
juga tidak merasa takut jika suara itu muncil malah ditanggapinya. Data
objektif klien tampak bingung, lesu, melamun, diam saja, ada kontak mata
3. Intervensi Keperawatan
dimiliki klien.
realities/ dapat dicapai, terdiri dari subjek, perilaku, pasien, kondisi, dan
kriteria tujuan.
Rumusan tujuan terdiri dari subjek, predikat, hasil, criteria dan time
yang diharapkan dari klien dan/ atau tindakan yang harus dilakukan oleh
22
2016)
rencana tindakan yang telah distandarisasi (keliat dan akemat, 2016). Pada
(Nurjanah I, 2017)
4. Implementasi
(Damayanti M, dkk,2015).
klien baik secara individual, kelomopok maupun yang terkait dengan ADL
klien sehingga waktu kerja perawat menjadi lebih evektif dan efesien
5. Evaluasi
Evaluasi dapat dibagi jadi dua yaitu : Evaluasi oroses atau formatif
dilaksanakan.
dilaksanakan
A = Analisis ulang atas data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah maslah masih tetap atau muncul maslah baru atau ada data
klien .
24
BAB III
adalah Studi kasus deskriptif (Descriptive Case Study) yaitu Studi kasus yang
Desain studi kasus ini adalah single-case design (terarah pada sasaran
yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program,
24
25
Subyek Studi Kasus dalam studi kasus ini adalah dua pasien dengan
C. Fokus Studi
terinci dan mendalam terhadap suatu kasus studi dalam ilmu keperawatan.
D. Definisi Operasional
studi kasus ini adalah adanya stimulus yang berupa suara-suara yang
tersebut.
mengontrol halusinasi pada studi kasus ini adalah suatu keadaan dimana
pengendalian terhadap stimulus yang tidak nyata, baik itu ketika sinulus
Instrumen Studi Kasus adalah alat bantu yang dipilih untuk digunakan
1. Observasi
(Lismidar,1990).
27
dan siapa yang diamati, serta dimana tempatnya. Jadi, observasi terstruktur
2. Wawancara
3. Dokumentasi
dalam hal ini merupakan pengumpulan data oleh peneliti dengan cara
2000).
4. Skala penilaian
satu analisis data di lapangan yang akan dipakai yaitu analisis data dari Miles
and Huberman, yang telah dikutip oleh Sugiyono (2011). Aktifitas analisis
data yang akan dilakukan yaitu data reduction, data display, dan conclusion
drawing/verification.
Salah satu metode analisis data yang dilakukan setelah pengumpulan data
yakni dengan cara memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada
Penyajian data dalam studi kasus ini adalah dalam bentuk teks yang
bersifat deskriptif.
3. Conclusion Drawing/verification
sehingga dapat diperoleh kesimpulan akhir sebagai hasil dari studi kasus
ini.
30
1. Informed Consent
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada