BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa yaitu suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan
individu atau hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Individu yang sehat
menerima dengan baik apa yang ada pada dirinya dan merasa nyaman bersama
gangguan psikotik yang dapat ditandai dengan gangguan utama pikiran, persepsi,
emosi dan perilaku (APA, 2013; Davidson, Neale & Kring, 2006). Bentuk
halusinasi bisa berupa suara-suara bising atau mendengung. Tapi paling sering
berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat. Bisa juga klien bersikap
mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang yang tidak berbicara atau pada
tanggung jawab pihak rumah sakit jiwa saja, padahal faktor yang memegang
2
peranan penting dalam hal perawatan penderita yaitu keluarga serta masyarakat
Menurut WHO pada tahun 2013 memperkirakan 450 juta orang seluruh
dunia mengalami gangguan jiwa saat ini dan dua puluh lima persen penduduk
diperkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya.
tahun di United States, dan 2 juta diseluruh dunia. Kira-kira sekitar 1% dari
emosional pada penduduk usia 15 tahun ke atas yaitu 6%, angka ini setara dengan
14 juta penduduk. Sedangkan gangguan jiwa berat, rata-rata sebesar 0,17% atau
setara dengan 400.000 penduduk, berdasarkan dari data tersebut bahwa data
Indonesia mencapai 2,5 juta orang. Angka kejadian skizofrenia biasanya terjadi
pada remaja tua dan dewasa muda, dan angka itu kadang-kadang terjadi setelah
usia 50 tahun, walaupun lebih jarang 50% klien skizofrenia melakukan percobaan
bunuh diri. Di Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu tahun
2018, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah
menyebabkan halusinasi muncul dan respons klien saat halusinasi muncul, untuk
halusinasi kambuh, penerapan ini dapat menjadi jadwal kegiatan sehari-hari yang
dapat diterapkan klien yang bertujuan untuk mengurangi masalah halusinasi yang
2012).
dan melatih keluarga untuk merawat pasien dengan halusinasi dan terapi non
dengar). Jika pasien sudah pulang maka anjurkan pasien untuk membuat
jadwal kegiatan harian dirumah sesuai dengan kegiatan pasien sehari – hari
untuk mengurangi terjadinya halusinasi, anjurkan pasien untuk minum obat tepat
waktu, dan anjurkan pasien untuk konsultasi kepada dokter sesuai jadwal yang
telah ditentukan
Pendengaran pada Tn. E di ruang Murai B Rumah Sakit Khusus Jiwa Provinsi
Bengkulu”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
menerapkan apa yang telah dipelajari dalam penanganan kasus jiwa yang
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian
luar/ eksternal yang dapat berupa halusinasi dengan, lihat raba dan lain-lain.
tentang lingkungan tanpa objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh
klien mendengarkan suara – suara tetapi pada kenyataannya tidak ada orang
dengan adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sstem
penginderaan dimana pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik (Abdul
muhith, 2015). Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien
B. Macam-Macam Halusinasi
samar tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak melihatnya.
7
mendengarnya.
sumber tertentu tanpa stimulus yang nyata dan orang lain tidak menciumnya.
lingkungan yang menimbulkan stress. Pada model ini yang paling umum
diatesis atau stress dapat biologis atau lingkungan (sebagai contohnya infeksi)
kematian teman dekat). Dasar biologis untuk suatu dibentuk lebih lanjut oleh
2. Faktor Biologis
b. Neurotransmitter
8
c. Genetik
Tahap 1:
Karakteristik:
- Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran non
fsikotik
Prilaku Klien:
Karakteristik:
Prilaku Klien:
Tahap III:
lagi
Karakteristik:
Perilaku Klien:
berkeringat
10
Tahap IV
Perilaku Klien
- Perilaku panik
- Aditasi
- Kataton
E. Rentang respon.
Res respo
pons ns
adati mala
af Pikira
a Kadan datif
a Gang
.n .g . guan
b logis b proses prose
. pikir
d. Perse bs
cd t d. pikir
.c psi
.. e . (wah
. akurat ec am)
Emosi e r
..
konsis . g Halus
ten a inasi
denga n Keru
n g sakan
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada prose
penga g
laman u s
Hubu emos
dalam rentang respon neurobiologis (Stuart dan Laraia, 2005). ngan Ini merupakan
I i
sosial l P
respon persepsi paling mal adaptif. Jika klien sehat maka persepsinya
harmo u akurat, er
nis s il
i a
Emo k
si u
berl ti
ebih d
an/ a
kura k
Perila ro
ku rg
tidak a
biasa ni
Mena si
rik r
diri 11 Is
ol
as
i
s
mampu mengidentifikasi dan menginterorestasikan stimulus berdasarkan o
si
informasi yang diterima melalui pancaindra (pendengaran, penglihatan, al
Respon individu (yang karena suatu hal mengalami kelainan persepsi) yaitu
pancaindera tidak akurat sesuai dengan stimulus yang diterima. Respon tersebut
mengalaminya, seperti mimpi saat tidur. Klien mungkin tidak pnya cara
halusinasi dapat menjadi indikator sejauh mana gejala psikotik klien diatasi.
1. Isi Halusinasi, yang dialami oleh klien. Ini dapat dikaji dengan
halusinasi perabaan.
mengalami halusinasi.
dialami sebelum halusinasi ini muncul. Selain itu perawat juga bisa
G.
MHMgce
D S
Patofi
ael ae aoaf k
siologi
nuklnnruf i
.liai ua gese z
ndi sr gpek o
gri ii ur M f
se
k nkao r
unda nb e
nirisenu
dkl n
1. Menciptakan lingkungan g,yang ii eeterapiutik i
aordrut
r bm a
nanei er
Untuk mengurangi tingkat g n si kecemasan, kepanikan dan ketakutan
laigtrim
h S
klien akibat halusinasi,n asebaiknya a k
pada permulaan pendekatan
relia
n e
dilakukan secara individual di dan usahakan agarm terjadi kontak mata,
ri
(20 a
kalau bisa klien disentuh atau dipegang. Klien jangan di isolasi baik
12), 2
secara fisik maupun emosional. Setiap perawat. masuk kekamar atau
poh 2
mendekati klien, bicaralah dengan klien. Begitu juga bila akan
on P
meninggalkannya hendaknya klien diberitahu. a Klien diberitahu
mas t
tindakan yang akan dilakukan. Diruangan itu ohendaknya di sediakan
alah f
sarana yang dapat merangsang perhatian dan mendorong i klien untuk
pad s
berhubungan dengan realitas, misalnya jam idinding, gambar atau
a o
hiasan dinding, majalah dan permainan. l
klie o
2. Melaksanakan program terapi dokter g
n i
Sering kali klien menolak obat yang di berikan sehubungan
den H
a
gan l
u
gan s
i
ggu n
an s
i
pers
H. epsi
Pen 15
atalsen
aksa
naasori
dengan rangsangan halusinasi
n yang diterimanya. Pendekatan
Med :
sebaiknya secara persuasif
is. tapi intruktif. Perawat harus mengamati
hal
agar obat yang diberikan betul P ditelan, serta reaksi obat yang
usin e
diberikan. n
asi a
3. Menggali permasalahan klien dan t membantu mengatasi yang ada
den a
Setelah klien lebih kooperatif
l dan komunikatif, perawat dapat
gar a
menggali masalah klien yang k merupakan penyebab timbulnya
dan s
halusinasi serta membantu mengatasi
a masalah yang ada. Pengumpulan
per n
data ini juga dapat melalui keterangan
a keluarga klien atau orang lain
aba a
yang dekat dengan klien. n
an
4. Memberi aktivitas pada klien p
seb a
Klien di ajak mengaktifkan d diri untuk melakukan gerakan fisik,
agai a
misalnya berolahraga, bermain atau melakukan kegiatan. Kegiatan ini
beri k
dapat membantu mengarahkan l klien ke kehidupan nyata dan
kut: i
memupuk hubungan dengan orang e lain. Klien di ajak menyusun
n
jadwal kegiatan memilih kegiatan yang sesuai.
h
5. Melibatkan keluarga dan petugasa lain dalam proses keperawataN
l
Keluarga klien dan petugas u lain sebaiknya diberitahu tentang
s
data klien agar ada kesatuan i pendapat dan kesinambungan dalam
n
proses keperawatan, misalnya daria percakapan dengan klien di ketahui
s
bila sedang sendirian dia seringi mendengar suara yang mengejek. Tapi
d
e
n
g
a
n
a
r
a
:
16
bila ada orang lain di dekatnya suara-suara itu tidak terdengar jelas.
bertentangan.
1. Identitas Klien
2. Alasan Masuk
a. Faktor Biologis
maldaptik yaitu:
perilaku psikotik.
b. Faktor Psikologi
a. Biologis
termasuk:
informasi
rangsangan.
3) Stress lingkungan
18
gangguan perilaku.
b. Pemicu gejala
Riwayat Psikososial
Status Mental
Mekanisme Koping
- Ketakutan
- Nadi cepat
- Banyak berkeringat.
B. Masalah Keperawatan
maupun menyetujui
d. Katakan pada klien bahwa perawat tidak mengalami apa yang klien
halusinasi
21
D. Evaluasi
Klien mampu :
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Identitas Klien
Nama : Tn. E
Umur : 22 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Alamat : Panorama
Nama : Tn. U
Umur : 50 Tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Panorama
Riwayat Penyakit
tidak bisa tidur, gelisah, klien mengatakan mendengar suara – suara dan
Masalah Keperawatan
B. Faktor Predisposisi
tindakan kriminal
Sejak 17 tahun dia sudah mengkonsumsi narkoba dan terkadang klien merasa
sedih belum mendapat pekerjaan kerena klien merasa tidak berguna dan
penganggurang
2. Genogram
24
D. Riwayat Psikososial
1. Konsep Diri
bagian tubuhnya
keluarganya
Spritual
Klien beragama Islam dan klien percaya adanya Tuhan, sebelum dan sesudah
2. Status Mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
Klien bicara cepat dan klien dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
c. Aktivitas motorik
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk rumah sakit
pandangan kosong.
d. Alam perasaan
Klien mengatakan tidak berguna dan sangat sedih karena masuk Rumah Sakit
pandangan kosong. Klien merasa takut karena suara suara yang tidak jelas
e. Afek
Klien dapat berespon sesuai stimulus yang diberikan, suka senyum – senyum
bicaranya
g. Persepsi
Pendengaran, isi: berupa bisikan dan suara-suara yang menyuruh klien untuk
waktu: disaat pagi dan jika tidak ada teman untuk diajak bicara dan sering
bicara sendiri.
h. Proses pikir
i. Isi pikir
j. Tingkat kesadaran
Klien dalam keadaan baik, klien bisa membedakan waktu, tempat dan orang.
k. Memori
Memori klien masih baik karena masih mengigat kejadian- kejadian yang
m. Kemampuan penilaian
TD:110/70 mmHg
28
HR:80 x/i
T: 370C
RR:20 x/i
b. Ukuran Antropometri
TB:165 cm
BB:55 kg
6. Penggunaan obat: klien dapat mengenal obatnya & makan obat sendiri dengan
teratur
Klien bersifat tertutup: jika ada masalah, klien jarang mau menceritakan pada
orang lain, karena klien suka diam & tidak mau diganggu.
memperhatikan
4. Masalah dengan perumahan: klien ingin tinggal di rumah & merasa bosan di
RSJ
X. Aspek Medik
Therapy:
2. Halloperidol 5 mg 3x1
ANALISA DATA
Nama : Tn. E
Ruangan : Murai B
POHON MASALAH
Gangguan sensori/persepsi
halusinasi penglihatan (core
problem)
Isolasi sosial
menarik diri
Koping keluarga
in efektif
33
Diagnosa Perencanaan.
Keperawatan. Tujuan Kriteria Hasil Tindakan keperawatan.
SP 2:
1. Mengevaluasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih cara mengontrol halusinasi
dengan berbincang dengan orang
lain
3. Membimbing klien memasukkan
jadwal kegiatan harian
SP 3:
1. Mengevaluasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih klien cara mengontrol
halusinasi dengan kegiatan
(yang bisa dilakukan klien)
3. Membimbing klien
memasukkan jadwal kegiatan
harian
35
SP 4:
1. Mengevaluasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Menjelaskan cara mengontrol
halusinasi dengan teratur minum
obat( prinsip 6 benar minum obat)
3. Membimbing klien memasukkan
jadwal kegiatan
KELUARGA
SP 1
1. Mendiskusikan masalah yang
dirasakan keluarga dalam
merawat klien
2. Menjelaskan pengertian, tanda
dan gejala, halusinasi yang
dialami klien beserta proses
terjadinya
3. Menjelaskan cara – cara
merawat klien halusinasi
4.
36
SP 2
1. Melatih keluarga mempraktekkan
cara merawat klien dengan
halusinasi
2. Melatih keluara melakukan cara
merawat lansung kepada klien
halusinasi
SP 3
1. Membantu keluarga membuat
jadwal aktivitas dirumah termasuk
minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up klien
setelah pulang
37
MPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn. E
Bangsal : Murai B
topik, waktu dan tempat “Apakah O : Kontak mata lama , Klien sering
38
selama ini apa yang dilakukan oleh halusinasi dengan berbincang dengan
Mendiskusikan dengan
klien cara untuk memutus
(mengontrol halusinasi) “untuk
41
mengontrol halusinasi
Mengobservasi
respon verbal / non verbal saat ini
Mendistribusikan
dengan klien macam-macam obat
yang dimakan
24 Januari 2020 Discharge “coba sekarang bapak ulangi apa S : - halusinasi : Persepsi yang salah tanpa
Planning yang sudah kita diskusikan tadi rangsangan dari luar
Keluarga Memberikan pujian - Tanda-tandanya :
atas kemampuan klien Bicara sendiri, tertawa sendiri, marah
mengungkapakan kembali hasil tiba-tiba
diskusi,”bagus.. bapak sudah dapat - Timbul saat
menjelaskan dengan baik. menyendiri/melamun, tidak timbul saat
Mengakhiri kontrak, ada kegiatan
“baiklah pak…kita akhiri - Memutuskan untuk
pertemuan kita siang ini mengatasi segera halusinasi untuk
Mengadakan kontrak mencegah bahaya kekerasan yang
untuk keluarga pasien berikutnya dilakukan
tanggal 24 Januari 2020 - Memberi kegiatan
rumah sehari-hari, tidak memberi peluang
Menyampaikan klien untuk menyendiri
salam “selamat siang pak…? - Membantu suasana
- Memperkenal rumah yang menyenangkan klien
kan surat tugas - Mengikutsertakan
- Menyampaika klien dalam aktivitas keluarga, akan
49
gejala
o Saat
timbulnya
o Frekwensi, isi
halusinasi
50
Memb
antu keluarga dalam memutuskan
tindakan terhadap masalah
halusinasi dengan menjelaskan
akibat dari halusinasi yang tidak
terkontrol
Meng
ajarkan kepada keluarga cara
merawat klien halusinasi
Menje
laskan tentang cara memutuskan
halusinasi yaitu :
-
Keluarga harus membantu klien
saat meminta bantuan
-
Memberikan kegiatan rumah
-
51
Mengajurkan kepada keluarga
menciptakan lingkungan yang
mendukung tidak munculnya
halusinasi
Menjelaskan kepada keluarga
pentingnya kontrol ke rumah sakit
untuk mengetahui perkembangan
penyakitnya
Mengevaluasi kemampuan keluarta
tentang cara merawat klien untuk
halusinasi
52
Memberikan pujian atas kemampuan
keluarga mengungkapkan kembali
apa yang dijelaskan selama
pertemuan
Tidak lanjut : meminta keluaga
membesuk klien secara teratur
minimum 1 bulan sekali
Meminta keluarga terlihat aktif dalam
proses keperawatan selama klien di
rumah sakit
53
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, G.W, Anna Sudden, S.J.E.R, “Buku Saku Keperawatan Jiwa”, Jakarta. EGC.
1995