Y DENGAN GANGGUAN
ODMK KOTA TANGERANG
Disusun Oleh :
Suci Nur Azizah
19.14901.042
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiritermasuk kehilangan
rasa percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan
Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang pencapaian diri denganmenganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Pencapaian ideal diriatau cita-cita atau
a) Faktor Predisposisi
1 Yang mempengaruhi harga diri : penolakan orang tua, harapan orang tuayang
b) Faktor Presipitasi
mengancam kehidupan.
sehat sakit, terjadi akibat pergeseran dari keadaan sehat ke keadaan sakit.
c) Jenis
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri.
Harga diri yang tinggi adalah perasaan yangberakar dalam penerimaan diri sendiri
oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiridan menolak diri sendiri. Gangguan
1 Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Padapasien yang dirawat dapat terjadi
harga diri rendah karena prifasi yangkurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang
sembarangan, pemasanganalat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
2 Kronik
gangguan fisik yang kronis atau padapasien gangguan jiwa. (Makhripah D & Iskandar,
2012)
d) Rentang Respon
1 Respon Adaptif
yang dihadapinya.
a. Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
diterima.
2 Respon Maladaptif
a. Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasapercaya diri atau tidak
e) Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek atau jangka
panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri
berikut ini :
1 Jangka pendek :
a. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitasdiri
b. Identitas negatif: asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilaidan harapan
(Stuart, 2 006)
Tujuan Intervensi
Bina hubungan saling percaya dengan
Tujuan umum :Pasien memiliki konsep mengungkapkan prinsip komumikasi
diri yang positif terapeutik:
TUK 1 : 1 Sapa pasien dengan ramah baikverbal
Pasian dapat membina hubungan saling maupun non verbal
percaya dengan perawat 2 Perkenalkan diri dengan sopan
3 Tanyakan nama lengkap pasien
dannama panggilan yang disukaipasien
4 Jelaskan tujuan pertemuan
5 Jujur dan menepati janji
6 Tunjukkan sikap empati danmenerima
pasien apa adanya
7 Beri perhatian kepada pasien
danperhatikan kebutuhan dasar pasien
A. Proses Keperawatan
1 Kondisi klien
Data Subjektif :
Data Objektif :
Tindakan keperawatan :
d. Bantu pasien memilih kegiatanyang akan dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
B. Proses Pelaksanaan
Tindakan ORIENTASI
1 Salam terapeutik :
Selamat pagi, perkenalkan nama saya Endah Dwi Lestari, panggil saya Endah”. Saya
adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamadiyah Tangerang.
Evaluasi/Validasi :
2 Kontrak :
“ Kakak selama dirumah apa yang kakak lakukan ?, apakah kakak suka membantu
merapihkan rumah ? kakak biasanya setiap hari ngapain ? pada hari ini kakak sudah
melakukan kegiatan apa saja ? wah ternyata kakak sangat rajin yah, setiap harinya ikut
mana yang akan dilakukan dulu. Menyapu..? Bagus.! Baikkita siapkan sapu terus
kita menyapu ya... Sapunya ada diruangan belakang itu ya. Yuk kita ambil. Wah kakak
TERMINASI
“Apa saja tadi kemampuan/kebiasaan yang kakak lakukan, bagus sekali ada beberapa
kemampuan”
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih oleh klien sesuai hasil)
Baiklah kakak, selanjutnya saya buatkan jadwal menyapu ya. ? Mau berapa kali kakak
membantu menyapu ”2 kalidulu saja ya.. pagi jam 06.30 dan sorejam 16.30. Ini
jadwalnya, nanti kalo kakak menyapu,di kasih tanda centhang, kalo tidak di centhang
topic : ”Besok kita lihat jadwalnya. Kalo sudah dilaksanakan kita akan bercakap-
A. PENGERTIAN
Gangguan kenyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dalam berespons terhadap suatu rangsangan yang
berbahaya. Gangguan rasa nyaman secara umum dibagi menjadi beberapa batasan
karakteristik, yaitu :
1. Nyeri akut, adalah keadaan ketika individu mengalami dan mengeluhkan
adanya rasa ketidaknyamanan yang hebat atau sensasi yang tidak
menyenangkan selama enam bulan atau kurang.
2. Nyeri kronis, adalah keadaan ketika individu mengalami nyeri yang
menetap atau intermiten dan berlangsung lebih dari enam bulan.
3. Mual, adalah keadaan ketika individu mengalami suatu ketidaknyamanan
sensasi seperti gelombang di belakang tenggorok,epigastrum, atau seluruh
abdomen yang mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah.
Data Minor :
a. Mengatupkan rahang atau mengepalkan tangan
b. Perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas sebelumnya
c. Agitasi
d. Anxietas
e. Peka rangsang
f. Menggosok bagian yang nyeri
g. Mengorok
h. postur tidak biasanya (lutut ke abdomen)
i. ketidakaktifan fisik atau imobilitas
j. gangguan konsentrasi
k. perubahan pada pola tidur
l. rasa takut mengalami cedera ulang
m. menarik bila disentuh
n. mata terbuka lebar atau sangat tajam
o. gambaran kurus
p. mual dan muntah
3. Nyeri Kronis
Data Mayor :
Individu melaporkan bahwa nyeri lebih dari enam bulan
Data Minor :
a. Gangguan hubungan sosial dan keluarga
b. Peka rangsang
c. Ketidakaktifan fisik atau mobilitas
d. Depresi
e. Menggosok bagian yang nyeri
f. Ansietas
g. Tampilan meringis
h. Berfokus pada diri sendiri
i. Tegangan otot rangka
j. Preokupasi somatik
k. Agitasi
l. Keletihan
m. Penurunan libido
n. Kegelisahan
4. Mual
a. Biasanya mendahului muntah, tetapi bias saja dialami setelah muntah
atau ketika muntah tidak terjadi
b. Disertai dengan kulit pucat, dingin dan basah, peningkatan salivasi,
takikardia, stasis lambung, dan diare
c. Disertai dengan gerakan menelan yang dipengaruhi oleh otot rangka
d. Mengeluh “mual” atau “eneg lambung”
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut
Intervensi Generik
a. Atasi kendala kurang pengetahuan
1) Jelaskan penyebab nyeri kepada individu, jika diketahui
2) Jelaskan berapa lama nyeri akan berlangsung, jika diketahui
3) Jelaskan pemeriksaan diagnostik dan prosedur yang akan
dilakukan secara detail dengan menjelaskan ketidaknyamanan dan
sensasi yang akan dirasakan, dan perkirakan lamanya prosedur
(misalnya: “selama prosedur pielogram intravena, anda sesaat akan
merasakan sensasi panas di seluruh tubuh anda”)
b. Berikan informasi yang akurat untuk mengurangi rasa takut akan
kecanduan.
c. Sampaikan penerimaan anda tentang respon klien terhadap nyeri:
1) benarkan adanya rasa nyeri
2) Dengarkan dengan penuh perhatian mengenai nyeri.
3) Perlihatkan bahwa anda sedang mengkaji nyeri karena anda ingin
mengerti lebih baik (bukan untuk memulai apakah nyeri tersebut
benar-benar ada)
d. Diskusikan alasan mengapa klien dapat mengalami peningkatan atau
penurunan nyeri (misalnya, keletihan [meningkat] atau adanya
distraksi [menurun]).
1) Dorong anggota keluarga untuk menyampaikan kekhawatirannya
secara pribadi (misal: takut bahwa klien menggunakan nyeri untuk
keuntungan sekunder jika mereka memberi perhatian terlalu
berlebihan kepadanya)
2) Kaji apakah keluarga meragukan adanya nyeri dan diskusikan
efeknya pada nyeri yang diraskan klien dan pada hubungannya.
3) Anjurkan keluarga untuk tetap memberikan perhatian walaupun
nyeri tidak terlihat.
e. Beri klien kesempatan untuk istirahat pada siang hari dan periode tidur
yang tidak terganggu pada malam hari (harus istirahat bila nyeri
mereda).
f. Bicarakan bersama klien dan keluarga penggunaan terapi distraksi,
begitu pula dengan metode pereda nyeri lainnya.
g. Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut (mis. prosedur yang
menyakitkan) yang tidak membebani (mis. menghitung bagian dalam
sebuah gambar, menghitung apa saja dalam ruangan, seperti pola pada
wallpaper, atau menghitung dalam hati; bernafas dengan teratur,
mendengarkan musik, dan naikkan volumenya seiring peningkatan
nyeri).
h. Ajarkan tentang tindakan pereda nyeri non invasif
1) Relaksasi
a) Ajarkan teknik untuk mengurangi ketegangan otot rangka, yang
dapat menurunkan intensitas nyeri.
b) Tingkatkan relaksasi dengan gosokan di punggung, masase,
atau mandi air hangat.
c) Ajarkan strategi relaksasi khusus (misal bernafas perlahan,
teratur berirama atau nafas dalam - kepalkan tinju - menguap).
2) Stimulasi kutan
a) Diskusikan berbagai metode stimulasi kulit dan efeknya pada
nyeri.
b) Diskusikan metode berikut ini dan tindakan kewaspadaannya :
(1) botol air panas, mandi rendam hangat
(2) bantalan pemanas listrik, kompres panas lembab.
(3) sinar matahari panas.
(4) pembungkus plastik tipis diatas area yang sakit untuk
menahan panas tubuh (mis. lutut, siku).
(5) handuk dingin (diperas)
(6) rendaman air dingin untuk bagian tubuh yang kecil.
(7) kompres es, kompres jelly dingin, masase es.
c) Jelaskan manfaat terapeutik preparat mentol dan masase/pijat
punggung.
i. Berikan pereda rasa sakit yang optimal dengan analgesik
j. Setelah memberikan obat pereda nyeri, kembali 30 menit kemudian
untuk mengaji efektifitasnya.
k. Berikan informasi yang akurat untuk meluruskan kesalahanpahaman
keluarga (mis. ketagihan, keraguan tentang nyeri).
l. Beri kesempatan pada klien untuk membicarakan ketakutan,
kemarahan, dan rasa frustasinya secara pribadi; pahami sulitnya situasi
yang dihadapi.
2. NYERI KRONIS
Intervensi Generik
1. Rujuk pada nyeria akut
2. Kaji efek nyeri kronis pada kehidupan individu.
a.kinerja (pekerjaan,tanggumg jawab peran)
b. interaksi sosial
c. keuangan
d. aktivitas hidup sehari-hari ( tidur, makan, mobilitas, seksual)
e. kognisi/alam perasaan (konsentrasi,depresi)
f. unit keluarga(respons anggota keluarga)
3. Gali perkiraan perjalanan nyeri, pengobatan dan efek samping;perjelas
bila tidak realistis.
4. diskusikan keefektifan penggabungan teknik psikologis dan fisik serta
farmako terapi
5. diskisikan dengan individu dan keluarga berbagai modalitas pengobatan
yang tersedia (terapi keluarga, terapi kelompok, modifikasi perilaku,
biofeedback, hypnosis, akupuntur, program latihan, strategi kognitif).
6. diskusika penderitaan karena pengalaman nyeri: penurunan ketahanan,
nafsu makan buruk, tidur terganggu, penurunan kesenangan, ansietas,
rasa takut, kesulitan berkonsetrasi, dan penurunan hubungan sosial
dan seksual
Mual
1. Jelaskan penyebab mual dan durasinya bila diketahui
2. Dorong pasien untuk makan sedikit, tetapi sering dan untuk makan
dengan perlahan. Makanan yang cair, lembut, dan dingin biasanya
ditoleransi dengan baik.
3. Singkirkan pemandangan dan bau yang tidak sedap dari area makan.
4. Instruksikan klien untuk menghindari:
a. Cairan panas atau dingin
b. Makanan yang mengandung lemak dan serat
c. Makanan berbumbu
d. Kafein
5. Dorong klien untuk istirahat pada posisi semi fowler setelah makan
dan mengganti posisi dengan perlahan.
6. Ajarkan teknik untuk mengurangi mual:
a. Batasi minum bersama makan
b. Hindari abu makanan dan stimuli yang tidak mengenakkan
c. Kendurkan pakaian sebelum makan
d. Duduk di udara segar
e. Hindari berbaring terlentang sedikitnya 2 jam setelah makan
7. Tentukan etiologi mual dan konsul dengan praktisi perawat atau dokter
untuk pengobatan:
a. Batuk
b. Konstipasi
c. Infeksi saluran kemih
d. Penyakit refluks
e. Ketidakseimbangan elektrolit
f. Kandidiasis
g. Peningkatan TIK
h. Agen farmasitik
i. Ansietas
8. Ajarkan bagaimana menggunakan obat antiematik secaea agresif
sebelum dan sesudah kemoterapi.
F. KRITERIA EVALUASI
Nyeri kronis
1. Mengungkapkan bahwa orang lain memastiakn nyeri itu ada.
2. Melakukan tindakan pereda nyeri non invasif yang dipilih untuk
menangani nyeri.
Anak akan menunjukkan mekanisme koping untuk nyeri dan metode
pengendalian nyeri, yang di buktikan oleh peningkatan dalam bermain dan
aktivitas masa kanak-kanak.
3. Menyatakan sembuh dari nyeri secara verbal dengan skala pengkajian
nyeri atau dengan prilaku.
4. Mempertahankan peran dan hubungan keluarga yang biasanya
melalaui pengalaman nyeri.
Nyeri Akut
1. Menyebutkan faktor-faktor yang meningkatkan nyeri
2. Menyebutkan intervensi yang efektif
3. Menyatakan bahwa orang lain memastikan bahwa nyeri memang ada
Mual
1. Menyebutkan makanan atau minuman yang tidak meningkatkan mual
2. Menggambarkan faktor-faktor yang meningkatkan mual.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall & Moyet (2012) Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
13. Jakarta:EGC
NANDA International, (2012) Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Jakarta:EGC
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN ANSIETAS
1. Definisi
1) Peristiwa traumatik
2) Konflik emosional
4) Frutasi
5) Gangguan fisik
6) Pola mekanisme koping keluarga
8) Medikasi
b. Faktor Presipitasi
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
a) Sumber internal
b) Sumber eksternal
3. Jenis
a. Kcemasan Ringan
a. Kecemasan Ringan
d) Penuh perhatian
e) Rajin
e) Mempertimbangkan informasi
a) Perilaku otomatis
c) Aktivitas mandiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
b. Kecemasan Sedang
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
d) Tidak sabar
e) Gembira
c. Kecemasan Berat
h) Mondar-mandir, berteriak
c) Sulit berpikir
h) Egosentris
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
g) Penyangkalan
h) Ingin beban
d. Panik
d) Pupil dilatasi
c) Kepribadian kacau
f) Tidak rasional
a) Merasa terbebani
c) Lepas kendali
a. Faktor Predisposisi
9. Penatalaksanaan
3) Cukup olahraga
4) Tidak merokok
b. Terapi psikofarmaka
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala atau akibat
dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan
somatik (fisik) itu dapat dibrikan obat-obatan yang ditujukan pada organ tubuh
yangbersangkutan.
d. Psikoterapi
I. IDENTITAS
Nama : Ny. Y
Umur : 43 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku/bangsa : Sunda/Indonesia
Bahasa : Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat dan no. telp : Jl.bumi indah rt 05/02 desa kuta bumi kecamatan pasar kemis
Penanggung jawab : Tn. I (Suami Klien)
& hubungan dg klien
Keterangan :
: Laki-laki : Tinggal Serumah : Meninggal
Keluarga Ny.Y terdiri dari Tn. M dan isteri Ny. Y dan anaknya yaitu Tn.K yang
berusia 22 tahun dan An.R berusia 10 tahun yang tinggal serumah. Ny.Y memiliki riwayat
kesehatan dari keluarga yaitu ibu Ny.N memiliki penyakit hipertensi, Ny.Y memiliki
penyakit hipertensi sejak 5 tahun yang lalu dan memiliki penyakit diabetes mellitus sejak 1
tahun yang lalu, Bapak dari Ny.Y sudah meninggal tetapi tidak memiliki riwayat penyakit.
2. Pola minum
Di rumah
Frekuensi : 8-10 kali/hari Jumlah : 1 gelas
Jenis : Air putih dan Pantangan : Kopi dan teh manis
teh manis Minuman disukai : Teh manis
Bila ya, P : Nyeri bertambah jika sedang stress dan kelelahan, berkurang jika istirahat
Q : Nyeri seperti ditusuk-tusuk
R : Nyeri dibagian tengkuk dan tidak menjalar
S : Skala nyeri 3
T : Nyeri datang hilang timbul
VIII. POLA PERSEPSI DIRI / KONSEP DIRI
1. Body image/gambaran diri
( ) cacat fisik ( ) pernah operasi
( ) perubahan ukuran fisik ( ) proses patologi penyakit
( ) fungsi alat tubuh terganggu ( ) kegagalan fungsi tubuh
(√) keluhan karena kondisi tubuh ( ) gangguan struktur tubuh
( ) transplantasi alat tubuh ( ) menolak berkaca
( ) prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh
( ) perubahan fisiologis tumbuh kembang
Jelaskan : klien mengatakan sering merasakan sakit kepala dan sakit di area tengkuk, klien
mengatakan cemas karena sakitnya ini yang sudah cukup lama dan sering kambuh ketika
stress dan kelelahan.
Masalah keperawatan : Ansietas
2. Role/peran
( ) overload peran ( ) perubahan peran ( ) transisi peran karena sakit
( ) konflik peran ( ) keraguan peran
Jelaskan : Klien berperan sebagai ibu rumah tangga, klien sudah tidak bekerja.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Identity/identitas diri
( ) kurang percaya diri ( ) merasa kurang memiliki potensi
( ) merasa terkekang ( ) kurang mampu menentukan pilihan
( ) tidak mampu menerima perubahan ( ) menolak menjadi tua
Jelaskan : Klien mengatakan tidak merasakan seperti hal –hal yang disebutkan diatas.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
3. Kemampuan adaptasi
Klen mengatakan masih terus mencoba beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya dan
perubahan-perubahan yang harus terjadi didalam hidupnya, seperti tidak bisa terlalu banyak
aktifitas berat.
Palpasi :
Ada massa/tidak : Tidak Ada
Nyeri tekan : Tidak Ada Pembesaran hati/limpe : Tidak Ada
Tanda murfhi : Tidak Ada
Auskultasi:
Bising usus : 10x/menit
8. Sistem Integumen
Inspeksi :
Warna : Sawo Matang
Tugor : Elastis
Texture : Lembut
Lesi luka : Tidak Ada
9. Sistem Penginderaan
Mata
Inspeksi
Bentuk : Simetris
Ketajaman Penglihatan : 6/6
Reaksi Pupil : Midriasis
Konjungtiva : Tidak Anemis
Sclera : Tidak Ikterik
Pergerakan bola mata : Baik
Edema Palpebra : Tidak Ada
Penggunaan alat bantu : Tidak ada
Adanya lesi : Tidak Ada
Hidung
Inspeksi :
Bentuk hidung simetris, benjolan (-), tanda radang pada lubang hidung (-), benjolan pada
lubang hidung (-), cairan (-), fungsi penghindu pada dua lubang hidung baik (dapat
mengenali aroma minyak wangi saat mata di tutup)
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada 4 sinus (frontalis, etmoidalis, spenoidalis, maksilaris),
Telinga
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Lesi /Lecet : Tidak Ada
Keluaran ( cerumen/cairan) : Tidak Ada
Fungsi Pendengaran :
- Hasil test weber : klien merasakan getaran yang sama antara telinga kanan dan kiri.
- Hasil tes rine : tidak ada tuli konduktif /sensori
- Hasil test bisik: klien masih bisa mendengar dalam jarak 30cm. Fungsi Keseimbangan:
Baik
Masalah lainnya,
Spesifik : Klien mengatakan merasa cemas dengan penyakit yang dialaminya saat ini. Klien
khawatir penyakitnya akan membuatnya menjadi serba keterbatasan nantinya dan selalu
menyusahkan orang lain karna harus berobat yang cukup lama.
XVI. TERAPI
Amlodipine 1x10 mg
Glibenclamide 1x5 mg
Mahasiswa
PRIORITAS MASALAH
Nama klien : Ny. Y
Umur : 43 Tahun
No Masalah Keperawatan
1. Ansietas
2. Gangguan Rasa Nyaman
3. Resiko Gangguan Fungsi Kardiovaskuler
4. Harga Diri Rendah Situasional
RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny.Y
DX Keperawatan : Ansietas
P: Lanjutkan intervensi
- Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
- Berada di sisi klien untuk meningkatkan rasa
aman dan mengurangi ketakutan
- Dukung mekanisme koping yg sesuai
- Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan
ketakutan
- Instruksikan klien untuk menggunakan
tekhnik relaksasi (terapi relaksasi dzikir)
Nama : Ny. Y
DX Keperawatan : Gangguan Rasa Nyaman
Nama : Ny.Y
DX Keperawatan : Resiko Gangguan Fungsi Kardiovaskuler
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV secara rutin
- Monitor adanya perubahan TD
- Kaji pengalaman klien sebelumnya dan
tingkat pengetahuan klien terkait tindakan
yang akan dilakukan
- Edukasi klien mengenai tindakan untuk
mengontrol dan melakukan perawatan
tekanan darah (terapi komplementer)
Nama : Ny. Y
DX Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional
Nama : Ny. Y
DX Keperawatan : Resiko Gangguan Fungsi Kardiovaskuler
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor TTV secara rutin ke pelayanan
kesehatan terdekat
- Anjurkan klien untuk meminum obat secara
rutin
Nama : Ny. Y
DX Keperawatan : Harga Diri Rendah Situasional
P : Hentikan intervensi