Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERILAKU


WAHAM DI RSJ KALAWA ATEI
PALANGKA RAYA

Disusun Oleh :
Kelompok VII
Semester VI/Tingkat III B

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
TA 2020/2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
Proposal ini disusun oleh :
Nama : 1. Julius (2018.C.10a.0973)
2. Octavia Marentase (2018.C.10a.0979)
3. Rama (2018.C.10a.0981)
4. Sused (2018.C.10a.0986)
5. Yoga Pratama (2018.C.10a.0992)
Program Studi : S1- Keperawatan
Judul : Proposal Terapi Aktivitas Kelompok Perilaku Waham Di
RSJ Kalawa Atei Palangka Raya

Telah menyelesaikan laporan proposal sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan tugas Praktik Pra Klinik Keperawatan III Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Proposal ini telah disetujui oleh :

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1
Keperawatan, Pembimbing Akademik

Meilitha Carolina, Ners., M.Kep Efri Dulie, S.Kep., Ners

ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal
ini dengan semestinya. Adapun maksud dan tujuan dibuatnya proposal ini tak lain
untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktik Pra Klinik Keperawatan III.
Proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKES
Eka Harap Palangka Raya.
3. Bapak Efri Dulie, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam proses
pembuatan proposal ini.
3. Ibu Ika Paskaria, S.Kep., Ners selaku koordinator Praktik Pra Klinik
Keperawatan III Program Studi Sarjana Keperawatan.
4. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini mungkin terdapat kesalahan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan proposal ini dapat mencapai
sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palangka Raya, 11 Maret 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Tujuan Umum....................................................................................................2

1.3 Tujuan Khusus...................................................................................................2

1.4 Tujuan Penulisa.................................................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Waham......................................................................................4

2.1.1 Pengertian......................................................................................................4

2.1.2 Tanda dan Gejala..........................................................................................5

2.1.3 Rentang Respon............................................................................................6

2.1.4 Manifestasi Klinik........................................................................................6

2.2 Terapi Aktivitas Kelompok.............................................................................7

2.2.1 Pengertian.....................................................................................................7

2.2.2 Tujuan...........................................................................................................8

2.2.3 Kriteria Pasien...............................................................................................8

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan jiwa atau mental didefinisikan sebagai keadaan baik di mana
setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat mengatasi tekanan
hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, serta dapat
memberikan kontribusi untuk dirinya atau masyarakatnya (WHO, 2014).

Pada tahun 2012, hasil survey World Health Organization (WHO)


menunjukkan bahwa sekitar 450 jiwa penduduk di seluruh dunia mengalami
gangguan kesehatan jiwa, hal ini berarti bahwa jumlah penduduk dunia 10%
nya mengalami gangguan kesehatan jiwa. Kenyataan serupa ditunjukkan
dengan adanya laporan dari hasil riset bank dunia dan hasil survei Badan Pusat
Statistik yang melaporkan bahwa penyakit yang merupakan akibat masalah
kesehatan jiwa mencapai angka 8,1 % yang merupakan angka tertinggi
dibanding presentasi penyakit lain (Anindita, 2012).

World Heatlh Organisation (2009) dalam Fitria Nita (2012) memperkirakan


sebanyak 450 juta orang diseluruh dunia mengalami gangguan mental, terdapat
sekitar 10% orang dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk
di perkirakan akan mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya.
Gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan kemungkinan
akan berkembang menjadi 25% di tahun 2030. Gangguan jiwa juga berhubungan
dengan bunuh diri, lebih dari 90% dari satu juta kasus bunuh diri setiap tahunnya
akibat gangguan jiwa, ini termasuk dampak dari gangguan jiwa yg mana dapat
melukai diri sendiri, orang lain dan lingkungan (Badan PPSDM, 2012) World
Health Organisation (WHO) menyebutkan masalah utama gangguan jiwa di
dunia adalah skizofrenia. Skizofrenia adalah gangguan pada otak dan pola pikir,
skizofrenia mempunyai karateristik dengan gejala positif dan negatif. Gejala
positif antara lain : delusi, halusinasi, waham,disorganisasi pikiran. Gejala negatif
seperti : sikap apatis, bicara jarang, afek tumpul, menarik diri dari masyarakat dan
rasa tidak nyaman (Ruti,dkk 2010). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar

1
(Riskesdas) tahun 2013 Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI)
menyatakan bahwa prevalensi gangguan jiwa adalah 1-2 orang per 1.000 populasi.
Prevalensi gangguan jiwa berat pada penduduk Indonesia 1,7 per mil dan gangguan
jiwa terbanyak adalah Skizofrenia.
Dari data-data di atas menunjukkan bahwa Waham merupakan kasus
yang sangat berbahaya saat ini, Dari latar belakang yang teah dijelaskan diatas,
maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Laporan Pendahuluan dan
Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Diagnosa Medis Waham”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka mahasiswa mengambil rumusan
masalah bagaimana cara memberikan asuhan keperawatanpada klien, khususnya
pada Ny. M dengan diagnosa medis Waham
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman
langsung tentang bagaimana menerapkan Asuhan Keperawatan pada klien
Tn. S dengan diagnosa medis Waham.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mampu melakukan pengkajian, menganalisa, menentukan diagnosa
keperawatan, membuat intervensi keperawatan, mampu melakukan
perawatan dan mengevaluasi tindakan keperawatan yang sudah
diberikan.
1.3.2.2 Mampu memberikan tindakan keperawatan yang diharapkan dapat
mengatasi masalah keperawatan pada kasus tersebut.
1.3.2.3 Mampu mengungkapkan faktor-faktor yang menghambat dan
mendukung serta permasalahan yang muncul dari asuhan keperawatan
yang diberikan.
1.3.2.4 Mampu mengetahui manajemen keperawatan untuk mengarahkan seluruh
kegiatan yang direncanakan dan mengatasai permasalahan.

1.4 Manfaat Penulisan


1.4.1 Untuk Mahasiswa

2
Untuk mengembangkan ilmu dan wawasan dari ilmu keperawatan
khususnya penyakit dan pengalaman langsung dalam melakukan penelitian.
1.4.2 Untuk Institusi
Sebagai bahan atau sumber data bagi peneliti berikutnya dan bahan
pertimbangan bagi yang berkepentingan untuk melanjutkan penelitian
sejenis dan untuk publikasi ilmiah baik jurnal nasional maupun
internasional.
1.4.3 Untuk IPTEK
Memberikan informasi dalam pengembangan ilmu keperawatan terutama
dalam keperawatan komunitas yang menjadi masalah kesehatan pada
masyarakat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Waham
2.1.1 Pengertian
Keliat (2010) mendefinisikan waham sebagai suatu keyakinan yang salah
yang dipertahankan secara kuat/terus menerus, tetapi tidak sesuai dengan
kenyataan. Menurut Stuart & Laraia (2005), waham dalah kepercayaan yang
salah terhadap obyek dan tidak konsisten dengan latar belakang intelektual dan
budaya. Selain itu, waham disebut juga dengan keyakinan yang salah, tidak
sesuai dengan kondisi obyektif, dipertahankan terus menerus.

Perubahan proses pikir adalah keadaan di mana individu mengalami


suatu gangguan dalam aktivitas mental seperti berpikir sadar, orientasi realitas,
pemecahan masalah, penilaian dan pemahaman yang berhubungan dengan
koping (Carpenito, 2006).

David A Tomb (2004) mengemukakan bahwa waham merupakan suatu


keyakinan kokoh yang salah yang tidak sesuai dengan fakta dan keyakinan
tersebut, mungkin aneh dan tetap dipertahankan meskipun telah dipertahankan
bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya. Waham sering ditemukan pada
gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham spesifik sering ditemukan pada
skizofrenia. Semakin akut psikosis, semakin sering ditemukan waham
disorganisasi dan waham tidak sitematis. (hal. 27)

Waham dibangun atas unsur-unsur yang tidak berdasarkan logika, individu


tidak mau melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti-bukti yang
objektif tentang kebenaran itu. Biasanya waham digunakan untuk mengisi
keperluan atau keinginan-keinginan dari penderita itu sendiri. Waham merupakan
suatu cara untuk memberikan gambaran dari berbagai problem sendiri atau
tekanan-tekanan yang ada dalam kepribadian penderita biasanya:

4
1. Keinginan yang tertekan.
2. Kekecewaan dalam berbagai harapan.
3. Perasaan rendah diri.
4. Perasaan bersalah.
5. Keadaan yang memerlukan perlindungan terhadap
ketakutan.

2.1.2 Tanda dan Gejala Waham


a. Data subyektif
Klien mengatakan tidak mampu mengambil/membuat keputusan, klien
mengatakan mempunyai kekuatan super dan maha kuasa, klien mengatakan
merasa takut dan perasaan tidak nyaman, merasa cemas, klien mengatakan
sulit untuk tidur, isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Data obyektif
Usaha bunuh diri atau membunuh orang lain, menolak makan atau minum
obat, tidak ada perhatian terhadap asuhan mandiri, ekspresi muka
sedih/gembira, ketakutan, gerakan tidak terkontrol mudah tersinggung, isi
pembicaran tidak sesuai dengan kenyataan, tidak bias membedakan antara
yang nyata dengan yang tidak nyata, menghindar dari orang lain,
mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, kegiatan keagamaan yang
berlebihan, kecurigaan terhadap orang lain, tindakan menyombongkan diri,
menyiksa orang lain secara psikologis, peningkatan aktivitas motorik, sukar
berinteraksi dengan orang lain.
Tanda dan Gejala Menurut Direja, (2011) yaitu :
Tanda dan gejala pada klien dengan Waham Adalah : Terbiasa menolak
makan, tidak ada perhatian pada perawatan diri, Ekspresi wajah sedih dan
ketakutan, gerakan tidak terkontrol, mudah tersinggung, isi pembicaraan
tidak sesuai dengan kenyataan dan bukan kenyataan, menghindar dari orang
lain, mendominasi pembicaraan, berbicara kasar, menjalankan kegiatan
keagamaan secara berlebihan.

5
2.1.3 Rentang Respon

Respon adaptif Respon maladaptif


 Berpikir Logis dan  Kadang Proses pikir  Gangguan proses
Persepsi Akurat terganggu pikir : Waham
 Emosi yang  Ilusi  Gangguan Persepsi
konsisten dengan  Emosi berlebihan Sensori : Halusinasi
pengalaman  Tingkah laku yang  Perubahan proses
 Tingkah laku yang tidak biasa emosi
sesuai  Menarik diri  Tingkah laku yang
 Hubungan Sosial tidak terorganisasi
Harmonis  Isolasi Sosial

Data-data yang perlu dikaji untuk klien dengan waham kebesaran adalah
(Keliat, 2010): klien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap, klien takut terhadap objek atau situasi tertentu
atau cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya, klien
pernah merasakan bahwa benda-benda di sekitarnya aneh dan tidak nyata,
klien pernah merasakan bahwa ia berada di luar tubuhnya, klien pernah
merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain, klien berpikir bahwa
pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar,
klien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya.

2.1.4 Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis yang dapat muncul pada klien yang menderita waham
menurut Yusuf, Fitryasari, Nihayati (2015) antara lain:

a) Kognitif
 Tidak mampu membedakan antara kenyataan dan khayalan

6
 Klien sangat mempercayai keyakinannya
 Tidak dapat berpikir secara realita
 Sulit dalam mengambil keputusan
b) Afektif
 Situasi tidak selaras dengan kenyataan
 Afek tumpul
c) Perilaku dan hubungan sosial
 Hipersensitif
 Hubungan interpersonal dengan orang lain tidak terjalin dengan baik
 Depresif
 Ragu-ragu
 Mengancam secara verbal
 Aktivitas tidak tepat
 Stereotip
 Impulsif
 Mudah curiga
d) Fisik
 Kebersihan kurang
 Wajah pucat
 Sering menguap
 Berat badan menurun
 Nafsu makan berkurang dan sulit tidur

2.2 Terapi Aktivitas Kelompok


2.2.1 Pengertian
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan
yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama ( Stuart & Laraia,
2001). Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang
harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian,
kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaan, dan menarik. Semua kondisi ini
akan mempengaruhi dinamika kelompok, ketika anggota kelompok memberi dan

7
menerima umpan balik yang berarti dalam berbagai interaksi yang terjadi dalam
kelompok.

2.2.2 Tujuan
Tujuan kelompok adalah membantu anggotanya berhubungan dengan orang
lain serta mengubah prtilaku ynag destruktif dan maladaptif. Kekuatan kelompok
ada pada konstribusi dari setiap anggota dan pemimpin dalam mencapai
tujuannya.
Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagai pengalaman dan saling
membantu satu sama lain, untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.
Kelompok merupakan laboratorium tempat mencoba dan menemukan hubungan
interpersonal yang baik, serta mengembangkan perilaku yang adaptif. Anggota
kelompok merasa memiliki diakui, dan dihargai eksistensinya oleh anggota
kelompok yang lain.
Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika klien ditemui dalam
rancangan waktu tertentu dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu.
Fokus terapi kelompok adalah membuat sadar diri peningkatan hubungan
interpersonal, membuat perubahan, atau ketiganya.
Terapi aktivitas kelompok dibagi sesuai dengan kebutuhan yaitu, stimulasi
sensoris, orientasi realita, dan sosialisasi. Terapi aktivitas kelompok dibagi empat
yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas
kelompok stimulasi sensori, terapi aktivitas

2.2.3 Kriteria Pasien


Kriteria pasien sebagai anggota yang mengikuti terapi aktifitas kelompok ini
adalah :
a. Klien dengan riwayat perilakukekerasan.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau
mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative)
1. Pengorganisasian

8
a. Leader, bertugas:
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi.
b. Co-Leader, bertugas :
1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4) Menggantikan leader jika terhalang tugas.
c. Fasilitator, bertugas:
1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3) Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
4) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
5) Bertanggungjawab terhadap program antisispasi masalah.
d. Observer, bertugas :
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir.
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok.
3) Mengobservasi perilaku pasien
2. Setting tempat

Keterangan :
: Leader
: Co-leader + Observer
: Fasilitator

9
: Klien

Terapi Orientasi Realita terbagi dalam 3 sesi:

TAK Orientasi Realita sesi 1 : pengenalan orang


Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama – nama perawat.
2. Klien mampu mengenal nama – nama klien lain.
Setting Tempat
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1. Papan nama sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2. Spidol
3. Bola tenis
4. Tape recorder
5. Kaset “ dangdut “
Metode
1. Dinamika kelompok
2. Diskusi dan tanya jawab
Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai indikasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
Salam dan terapis pada klien
b. Evaluasi / validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
o Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal orang

10
o Terapis menjelaskan aturan main berikut
- Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis.
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.

3. Tahap kerja
a. Terapis membagikan papan nama untuk masing – masing klien.
b. Terapis meminta masing – masing klien menyebutkan nama lengkap,
nama panggilan, dan asal
c. Terapis meminta masing – masing klien menuliskan nama panggilan di
papan nama yang dibagikan.
d. Terapis meminta masing – masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, ssearah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan: nama lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.
e. Terapis menjelaskan langkah berikutnya : tape recorder akan
dinyalakan, saat musik terdengar bola tenis dipindahkan dari satu klien
ke klien lain. Saat musik dihentikan, klien yang sedang memegang
bola tenis menyebutkan nama lengkap, nama panggilan, asal, Dan hobi
dari klien yang lain ( minimal nama panggilan ).
f. Terapis memutar tape recorder dan menghentikan. Saat musik berhenti
klien sedang memegang bola tenis menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan,nama asal, dan hobi dari klien yang lain.
g. Ulangi langkah f sampai semua klien mendapatkan giliran
h. Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan
mengajak klien lain untuk bertepuk tangan.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut

11
Terapis menganjurkan klien mnyapa orang lain sesuai dengan nama
panggialannya
c. Kontrak yang akan datang
1. Terapis membuat kontrak untuk TAK yang akan datang, yaitu “
mengenal tempat”
2. Menyepakati waktu dan tempat

Evaluai dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK orientasi realitas orang, kemampuan klien yang diharapkan adalah
dapat menyebutkan nama, panggilan, asal, dan hobi klien lain. Formulir evaluasi
sebagai berikut :

Sesi 1 : TAK
Orientasi realitas orang
Kemampuan mengenal orang lain
No. Aspek yang dinilai Dony Sentory
1. Menyebutkan nama klien √
2. Menyebutkan nama panggilan klien √
lain
3. Menyebutkan asal klien lain √
4. Menyebutkan hobi klien lain √

No. Aspek yang dinilai Rully Ramadhana


1. Menyebutkan nama klien √
2. Menyebutkan nama panggilan klien √
lain
3. Menyebutkan asal klien lain √
4. Menyebutkan hobi klien lain √

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

12
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan klien mengetahui
nama,panggilan, asal dan hobi klien lain. Beri tanda  jika klien mampu
dan tanda  jika klien tidak mampu.

Dokumentasi
Klien mengikuti TAK orientasi realitas orang. Klien mampu menyebutkan
nama panggilan, asal, dan hobi klien lain di sebelahnya. Anjurkan klien mengenal
klien lain di ruangan.

Sesi 2 : pengenalan tempat


Tujuan
1. Klien mampu mengenal nama rumah sakit.
2. Klien mampu mengenal nama ruangan tempat dirawat.
3. Klien mengenal kamar tidur.
4. Klien mengenal tempat tidur.
5. Klien mengenal ruang perawat, ruang istirahat, ruang makan, kamar mandi,
dan WC.
Setting
1. Terpis dank lien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan tempat perawatan klien.
Alat
1. Tape recorde
2. Kaset lagu “ dangdut “
3. Bola tenis
Metode
1. Diskusi kelompok
2. Orientasi lapangan
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak pada klien peserta sesi 1 TAK orientasi realitas.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi

13
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Terapis dank lien memakai papan nama.
b. Evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah klien masih ingat nama – nama klien yang lain
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal tempat yang
biasa dilihat.
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis.
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap kerja
a. Terapis menanyakan kepada klien nama rumah sakit, nama
ruangan ; klien diberi kesempatan menjawab. Beri pujian pada
klien yang mampu menjawab dengan tepat.
b. Terapis menjelaskan dengan menyalakan tape recorder lagu
dangdut,sedangkan bola tenis diedarkan dari satu peserta ke
peserta lain searah jarum jam. Pada saat lagu berhenti, klien yang
sedang memegang bola tenis akan diminta menyebutkan nama
rumah sakit dan nama ruangan tempat klien dirawat.
c. Terapis menyalakan tape recorder, menghentikan lagu, dan
meminta klien yang memegang bola tenis untuk menyebutkan
nama ruangan dan nama rumah sakit. Kegiatan ini diulang sampai
semua peserta mendapat giliran.
d. Terapis memberikan pujian saat klien menyebutkannya dengan
benar.
e. Terapis mengajak klien berkeliling serta menjelaskan nama dan
fungsi ruangan yang ada. Kantor perawat,kamar ,mandi, WC,
ruang istirahat,ruang TAK,dan ruangan lainnya.

14
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk menghafal nama – nama
tempat
c. Kontrak yang aka nada datang
1. Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang yaitu mengenal
waktu
2. Menyepakati waktu dan tempat

Evaluasi dan dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung khusunya pada tahap
kerja.Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK orientasi realita tempat, kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengenal tempat di rumah sakit.

Sesi 2 : TAK
Orientasi realitas tempat
Kemampuan mengenal tempat dirumah sakit
Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor
perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi
dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama rumah sakit

15
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor
perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi
dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor
perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi
dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor
perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi
dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor
perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi
dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan

16
3. Menyebutkan letak kantor
perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi
dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor
perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi
dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Nama klien
No. Aspek yang dinilai
1. Menyebutkan nama rumah sakit
2. Menyebutkan nama ruangan
3. Menyebutkan letak kantor
perawat
4. Menyebutkan letak kamar mandi
dan WC
5. Menyebutkan letak kamar tidur

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien , beri penilainan tentang kemampuan mengenal tempat –
tempat diruang rawat dan nama rumah sakit. Beri tanda  jika klien
mampu dan tanda  jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokmentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 2, TAK orientasi
realitas tempat. Klien mampu menyebutkan nama ruangan dan letak kamar tidur
yang lain belum mampu. Orientasikan klien dengan tempat-tempat di ruangan.

17
Sesi 3 : pengenalan waktu
Tujuan
1. Klien dapat mengenal waktu dengan tepat
2. Klien dapat mengenal tanggal dengan tepat
3. Klien dapat mengenal hari dengan tepat
4. Klien dapat mengenal tahun dengan tepat
Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Klien berada diruangan yang ada kalender dan jam dinding
Alat
1. Kalender
2. Jam dinding
3. Tape recorder
4. Kaset lagu “ dangdut”
5. Bola tenis
Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab
Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien peserta sesi 2 TAK orientasi realitas
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1. Salam dari terapis kepada klien
2. Terapis dank lien memakai papan nama
b. Evaluasi / validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini
2. Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama ruangan
yang sudah dipelajari
c. Kontrak
1. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal waktu

18
2. Terapis menjelaskan aturan main berikut
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
ijin kepada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dikerjakan
b. Terapis menjelaskan akan menghidupkan tape recorder,
sedangkan bola tenis diedarkan dari satu klien ke klien lain.
Pada saat music berhenti, klien yang memegang bola tenis
menjawab pertnyaan dari terapis
c. Terapis menghidupkan music, dan mematikan music. Klien
mengedarkan bola tenis secara bergantian searah jarum jam.
Saat music berhenti, klien yang memegang bola siap menjawab
pertanyaan terapis tentang, tanggal,bulan,tahun,hari,dan jam saat
itu. Kegiatan ini diulang sampai semua klien mendapat giliran
d. Terapis memberikan pujian kepada klien setelah memberikan
jawaban dengan tepat
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1. Terapis menanyakan tentang perasaan klien setelah
mengikuti TAK.
2. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak lanjut
Terapis meminta klien member tanda / mengganti kalender
setiap hari
c. Kontrak yang akan dating
1. Menyepakati TAK yang akan datang sesuai dengan indikasi
klien
2. Menyepakati waktu dan tempat

19
Evaluasi dan Dokumentasi
Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK orientasi realitas waktu,kemampuan klien yang diharapkan adalah
mengenal waktu, hari,tanggal,bulan, dan tahun. Formulir evaluasi sebagai berikut.

Sesi 3 TAK
Orientasi realitas waktu
Kemampuan mengenal waktu
No Aspek yang dinilai Nama klien
.
1. Menyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan
5. Menyebutkan tahun

No Aspek yang dinilai Nama klien


.
1. Menyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan
5. Menyebutkan tahun

No Aspek yang dinilai Nama klien


.
1. Menyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan

20
5. Menyebutkan tahun

No Aspek yang dinilai Nama klien


.
1. Menyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan
5. Menyebutkan tahun

No Aspek yang dinilai Nama klien


.
1. Menyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan
5. Menyebutkan tahun

No Aspek yang dinilai Nama klien


.
1. Menyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan
5. Menyebutkan tahun

No Aspek yang dinilai Nama klien


.
1. Menyebutkan jam
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan
5. Menyebutkan tahun

No Aspek yang dinilai Nama klien


.
1. Menyebutkan jam

21
2. Menyebutkan hari
3. Menyebutkan tanggal
4. Menyebutkan bulan
5. Menyebutkan tahun

Petunjuk
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien beri penilaian tentang kemampuan mengenal waktu,
hari,tanggal,bulan,dan tahun. Beri tanda  jika klien mampu dan beri tanda 
jika klien tidak mampu.
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK, pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti sesi 3, TAK OR waktu.
Klien mampu menyebutkan tanggal dan hari, tetapi yang belum mampu.
Orientasikan klien terhadap waktu secara intensif

22

Anda mungkin juga menyukai