Disusun oleh :
Purwaning Rahmawati
A22020205
TUJUAN :
“ Makalah yang dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Paliatif. Selain itu makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Paliatif dengan Diagnosa
Keperawatan Harga Diri Rendah Pada Pasien Dengan CA Mammae”
Disahkan oleh,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Paliatif
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Ny. P Dengan Diagnosa
Keperawatan Harga Diri Rendah Pada Pasien Dengan Ca Mammae, yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Paliatif. Dan juga kami berterima kasih kepada
Ibu Tri Sumarni. M.Kep.selaku Dosen mata paliatif, yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan
Paliatif Pada Ny. P Dengan Diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah Pada Pasien
Dengan Ca Mammae. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri atau cita-
cita/harapan langsung, mengasilkan perasaan berharga. Pada kondisi tertentu
kebutuhan harga diri akan terganggu sehingga individu tersebut mengalami
harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah penilaian diri yang salah tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan
berharga. Harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan diri sendiri atau
orang lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima,
dicintai, dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai
individu dalamhidupnya (Hidayat, 2006).
Individu yang 5urang5e harga diri positif akan lebih percaya diri untuk
mencoba perilaku sehat yang baru dan sangat kecil kemungkinan untuk
mengalami depresi. Sedangkan gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan yang 5urang5e terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
dan merasa gagal mencapai keinginan (Boyn, 2005)
B. FAKTOR PENYEBAB
Kondisi harga diri rendah dipengaruhi oleh beberapa 5urang antara lain:
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi, terjadinya harga diri rendah akibat penolakan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, 5urang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
realistis
2. Faktor Presipitasi
5
Faktor prespitasi, terjadinya harga diri rendah biasanyanya akibat
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan harga diri yang
disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara:
Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu akan sesuatu (korban perkosaaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba). Gangguan pada klien yang dirawat dapat terjadi
harga dirirendah karena:
a) Privacy yang 6urang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemsangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c) Perlakuan petugas yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan
fisik.
Kronik yaitu perasaan 6urang6e terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang
6urang6e. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
6urang6e terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang
6urang6e6ve.Kondisi ini dapat ditemukan pad klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.
6
sosial: menarik diri), yang menyebabkan klien risiko dengan dunia
dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul risiko perilakukekerasan.
Menurut Peplau dan Sulivan (2013), harga diri berkaitan
denganpengalaman interpersonal, dalam tahap perkembangan bayi
sampai lanjut usiaseperti good me, bad me, not me, anak dapat
dipersalahkan, ditekan sehinggaperasaan amanya tidak terpenuhi dan
merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang diberikan
tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah.
Menurut Caplan (2013), lingkungan sosial akan mempengaruhi
individu, pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial seperti
perasaan dikucilkan,ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai
akan menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku
akibat harga diri
C. PATOFISIOLOGI
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih 7urang,
perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang
buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah.
Individu yang 7urang7e harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi untuk berubah serta cenderung merasa
aman. Individu yang 7urang7e harga diri rendah melihat lingkungan dengan
cara 7urang7e dan menganggap sebagai ancaman. Hal ini sesuai dengan
pendapat Barbara Kozier berikut:
Level of self esteem range from high to low. A person who has high self
esteem deals actively with the environtment, adapts effectively to change, and
fells secure.a person with low self esteem sees the environment as negative and
threatening (Driever dalam Kozier, 2003:845).
7
Self esteem dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam
perkembangan fungsi ego, dimana anak-anak yang beradaptasi terhadap
lingkungan internal daneksternal biasanya 8urang8e perasaan aman terhadap
lingkungan dan menunjukkan self esteem yang positif. Sedangkan individu
yang 8urang8e harga diri rendah cenderung untuk mempersepsikan lingkungan
8urang8e dan sangat mengancam. Mungkin pernah mengalami depresi atau
gangguan dalam fungsi egonya (Otong, 1995:297).
Sebuah hasil riset menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan
oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya
tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya
yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang
tidakoptimal (Malhi, 2008).
Dalam tinjuan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya sering
tidak dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa
awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah
muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.
Adaptif Mal-adaptif
8
Gambar 2.1.4. Respon Konsep Diri (Stuart & Sundeen, 1998)
Keterangan :
1. Respon adaptif adala respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi
suatumasalah dapat menyelesaikannya secara baik, antara lain:
a. Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk
persepsi maslalu akan diri dan perasaannya.
b. Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah
2. Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah
dimana individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon
mal-adaptif gangguan konsep diri adalah:
a. Gangguan harga diri
Transisi antara respon konsep diri positif dan mal-adaptif.
b. Kekacauan identitas
Kekacauan diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan
kehidupandalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi
Tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang 9urang sehat,
tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada
rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain
9
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain data di atas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga
diri rendah, terlihat dari 10urang memperhatikan perawatan diri, berpakaian
tidak rapi, selera makan 10urang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih
banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara pelan
E. BATASAN KARAKTERISTIK
Batasan karakteristik menurut Nanda – 1 (2012), yaitu :
a. Bergantung pada pendapat orang lain.
b. Individu tidak mampu menghadapi peristiwa.
c. Melebih – lebihkan umpan balik negative tentag diri sendiri.
d. Secara berlebihan mencari penguatan.
e. Sering kali 10urang berhasil dalam peristiwa hidup.
f. Enggan mencoba situasi baru, enggan mencoba hal baru.
g. Perilaku bimbang, kontak mata 10urang.
h. Perilaku tidak asertif.
i. Sering kali mencari penegasan, pasif.
j. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri.
10
BAB II
TINJAUAN KASUS
RUANG RAWAT : -
TANGGAL DIRAWAT :-
A. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.P
Alamat : Kebumen
Umur : 50 tahun
RM No. :-
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Biologis:
11
3. Apakah ada riwayat trauma (YA)
Pasien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah jatuh dikamar mandi sehingga
membuat pinggul merasa nyeri keterusan dan pasien trauma jika berada ditempat atau
lantai licin
4. Bagaimana riwayat status nutrisi misal apakah mengalami nutrisi yang jelek misal
KKP/Malnutrisi lain.
Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dan porsi seperti orang sehat
dan pada saat sakit makan juga 3x sehari dengan porsi berkurang (tidak ada riwayat
malnutrisi).
5. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien menderita CA mamae sejak bulan januari 2020 yang ditandai dengan
terdapat benjolan pada bagian mamae dextra
Psikologis
1. Apakah klien menunjukan perubahan sikap saat berkomunikasi ( YA)
Pasien saat diajak untuk berkomunikasi terkadang kurang sinkron dengan
pertanyaan yang diajukan oleh perawat pasien juga terlihat cemas,perubahan sikap ini
terjadi setelah pasien dinyatakan mengidap penyakit ca mamae dextra stadium 4
2. Apakah klien memiliki pengalaman masa lalu misal sering berobat ke pengobatan
alternatif (YA)
Pasien mengatakan sebelumnya pernah berobat terapi payudara dengan harapan
supaya bisa sembuh namun pada kenyataannya CA yang dideritanya masih tetap
sama
3. Bagaimana gambaran positif terhadap dirinya karena sakit yang dialami
Pasien mengatakan dengan penyakit yang dialaminya merupakan penyakit yang
membuatnya harus bersabar dan mau menerima cobaan dari alloh swt
4. Bagaimana motivasi dirinya terhadap kesembuhan sakitnya
Pasien mengatakan Motivasi dirinya terhadap kesembuhan sakitnya yaitu
dengan rajin menjalani pengobatan baik terapi tradisional maupun pengobatan
secara medis
12
5. Apakah ada pengalaman psikologis masa lalu terkait sakitnya yang dirasa tidak
menyenangkan (TIDAK)
Pasien mengatakan tidak ada pengalaman psikologis terhadap masa lalunya yang
menyebabkan sakit CA Mamae
Sosial Budaya
Usia : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA
Agama : Islam
1. Dengan kondisi sakit yang dialami apakah Penghasilannya mencukupi untuk berobat
(TIDAK)
2. Bagaimana respon terhadap Pekerjaan saat ini ketika sakit
Pasien mengatakan dengan kondisi yang dialami sekarang dirinya tidak bisa bekerja lagi
membantu suami sehingga kebutuhan ekonomi yang seharusnya tercukupi harus dibagi
untuk biaya pengobatan sakitnya,hal ini membuat dirinya merasa takut dan cemas jika
pengobatan yang dilakukan sia-sia
Pasien mengatakan bahwa dilingkungan sekitar dirinya merasa malu karena sudah tidak
bisa menjadi pribadi yang utuh dan berfikiran bahwa lingkungan sekitar akan
mengucilkannya
Pasien mengatakan bahwa dirinya semenjak sakit yang diderita menjadi kurang respect
terhadap lingkungan dan kegiatan yang ada disekitar lingkungan rumah pasien juga
mengatakan kurang Percaya Diri jika ingin berbaur dengan tetangga
13
D. FAKTOR PRESIPITASI
Kondisi pasien saat terlihat cemas dan merasakan nyeri bagian payudara hal ini
karena sakit cancer mamae yang menyerang Ny.A selain itu pasien juga tampak tidak
seperti biasanya lebih mengurung diri dan menghindar untuk berbaur dengan lingkungan
sekitar.Pasien sudah berobat baik tradisional maupun farmakologi.
E. PENGKAJIAN FISIK
1. Jelaskan Keadaan umum
Pasien dengan keadaan lemas dan nyeri pada bagian payudara karena pasien sudah
mengalami kanker payudara sebelah kanan stadium 4 .Sebelumnya pasien juga takut jika
payudara diangkat sang suami bakal meninggalkan pasien
2. Pemeriksaan Vital sign
TD : 120/90 mmHg
Rr : 24x/menit
N : 90x/menit
S : 370C
Ekstermitas atas
Ekstermitas bawah
4. Pengkajian psikososial
Pasien mengatakan malu akibat penyakit yang dideritanya dan juga malu karena sudah tidak
sempurna lagi bagian tubuhnya,selain itu pasien juga sudah tidak respeect terhadap
lingkungan sekitar selama penyakit yang dideritanya karena pasien merasa tidak percaya diri
jika suatu saat ditanya mengenai hal tersebut oleh tetangganya,oleh sebab itu hal ini yang
menjadika si pasien kurang berbaur lagi dengan tetangga sekitar
14
5. Genogram (3 Generasi keatas)
: : Perempuan mati
: Laki-laki mati
: Pasien
: Perempuan hidup
: Laki-laki hidup
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan umum
Pasien terlihat kurang bugar dalam segi jasmani,terlihat tampak murung dan kusam karena
berbagai tekanan oleh sakitnya dan terlihat kurang merawat diri dengan baik.
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motoric
15
Pasien terlihat tampak mengalami keterbatasan gerak karena rasa nyeri yang dialami
4. Alam perasaan
Pasien mengatakan perasaannya sangat berbeda sekali sebelum dan pada saat sakit seperti
sekarang, hal ini karena dengan kondisi sekarang pasien merasa ada yang kurang salah satu
bagian tubuhnya dan pasien takut jika suami akan meninggalkannya
Pasien saat diajak komunikasi dengan perawat banyak pertanyaan yang dijawab seadanya
dan kurang nyambung dengan pertanyaan
Obat yang sudah diberikan kepada pasien bisa dikonsumsi 3x sehari setelah makan
16
H. MEKANISME KOPING
Keluarga pasien selalu memberikan support dan mengharapkan untuk segera
sembuh.
I. ASPEK MEDIS
1. Diagnose medis : Ca Mamae stadium 4
2. Terapi yang diberikan : Pembedahan,Kemoterapi dan farmakologi
3. Px.Penunjang : Radiologis sinar X,CT dan MRI untuk sceanning,CNB
(Core Needle Biopsy)
J. ANALISA DATA
Tgl/jam Data Fokus Diagnosis Paraf
29 Juni 2021 DS : - Pasien mengatakan kurang Harga diri rendah
jam 12.30 percaya diri karena sudah tidak D.0086
lagi sempurna anggota tubuhnya
DO :
- Pasien tampak murung
Pasien tampak tidak
percaya diri dengan
kondisi saat ini
29 Juni 2021 DS : Pasien mengatakan nyeri Nyeri kronik
jam 19.00 pada bagian payudara D.0078
DO :
- Tampak benjolan diarea
payudara
- Pasien tampak menahan
sakit
- Nyeri sudah dirasakan
sejak 6 bulan yang lalu
- TD : 135/90 mmHg
Rr : 20x/menit
17
N : 85x/menit
S : 370C
- P : Benjolan diarea
payudara
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : Disekitar payudara
S : Skala 4
T : Sering terjadi 2-3 menit
2 Juli 2021 DS : Pasien mengatakan cemas Ansietas D.0080
jam 08.00 akan penyakit yang dialaminya
dan takut jika suami
meninggalkan
DO :
- TD : 135/90 mmHg
Rr : 20x/menit
N : 85x/menit
S : 370C
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah Kronis b.d Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan D.0086
2. Nyeri kronis bd infiltrasi Tumor D.0078
3. Ansietas b.d Ancaman terhadap konsep diri.0080
18
Tujuan Tindakan Rasional
19
2. Tidak 3. lakukan peningkatan mengurangi
mengalami koping nyeri
kesulitan 4. berikan terapi dan 3. Management
tidur analgesic koping untuk
kembali memotivasi
Tabel Pengkajian
3. Kemampua pasien
Nyeri
n mengenali 4. Terapi
penyebab Indikator A T analgesic
nyeri Ketidaknyam 3 5 untuk
anan mengurangi
nyeri
Interupsi 3 5
pada saat
tidur
Gangguan 3 5
aktivitas fisik
20
n cemas 3. Relaksasi
berkurang untuk
dan wajah mengurangi
tampak kecemasan
lebih rileks
M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl / jam Diagnosa Implementasi Respon Paraf
Keperawatan
29 Juni 2021 Harga diri rendah 1. mengunakan 1. Pasien merasa
jam 10.00 kronis teknik mendapatkan
pendekatan semangat baru
dan hubungan dan
saling percaya diperhatikan
akan kondisi 2. Pasien mengerti
sekarang akibat dari harga
2. memberi diri rendah yang
kesempatan dialami
pasien untuk
mengungkapka
n perasaannya
21
relaksasi dan mengenai
nafas dalam distraksi
3. melakukan relaksasi
peningkatan 3. Pasien merasa
koping lebih rileks
4. memberikan setelah
terapi dan diberikan obat
analgesik analgesic
22
akan kondisi
sekarang
2. memberi
koping adaptif
23
3. memotivasi informasi
keluarga dan tentang
pasien penyakitnya
N. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl / jam Diagnosis/TUK/SP Evaluasi Paraf
- Pasien sudah
mulai
menunjukkan
percaya diri dan
menerima
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
mengenai pendekatan
dan mekanisme koping
pada pasien
29 Juni 2021
jam 12.00
Nyeri kronis
24
S : Pasien mengatakan
nyeri mulai berkurang
O : - Pasien tampak
rileks
- Pasien sudah
bisa tidur normal
A : SP 1 teratasi
P : Lanjutkan intervensi
teknik distraksi
relaksasi pada pasien
untuk mengurangi nyeri
Cemas
S : Pasien mengatakan
cemas karena
29 Juni 2021
penyakitnya
jam 17.00
O : - Pasien tampak syok
- Pasien tampak
bingung
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
mengenai informasi dan
nafas dalam untuk
mengurangi kecemasan
30 Juni
2021
25
jam 09.00 S : Pasien mengatakan
sudah menerima
Harga diri rendah kronis
keadaan sekarang
O : Pasien tampak
menikmati kehidupan
yang baru
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
mengenai pendekatan
dan mekanisme koping
30 Juni 2021
jam 12.00
S : Pasien mengatakan
nyeri sudah mulai
Nyeri kronis berkurang
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
distraksi relaksasi
30 Juni 2021
jam 14.00 S : Pasien mengatakan
Ansietas
sudah mulai tidak
mengkhawatirkan apa
yang sudah terjadi
26
O : Pasien tampak rileks
A : Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
mengenai informasi dan
terus ajarkan nafas
dalam untuk
mengurangi cemas
27
DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn m, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik.
Jakarta : EGC.
Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC Muhith, Abdul. 2015.
Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:CV Andi Offset
Stuart. 2007. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC Stuart. 2013. Buku Saku Keperawatan.
Jakarta. EGC
Wachid, Abdul, dkk. 2013. Penerapan Terapi Latihan Keterampilan Sosial Pada Klien Isolasi
Sosial dan Harga Diri Rendah dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau
Di RS Marzoeki Mahdi. Bogor [diunduh pada 21 April 2018 pukul 10.30]
PPNI(2017) :Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
III. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018) :Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018) :Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
28