Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF

PADA NY. P DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN HARGA DIRI


RENDAH PADA PASIEN DENGAN CA MAMMAE
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Stase Keperawatan
Paliatif
Dosen Pengampu : Tri Sumarsih

Disusun oleh :
Purwaning Rahmawati
A22020205

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH GOMGONG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PALIATIF
PADA NY. P DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN HARGA DIRI
RENDAH PADA PASIEN DENGAN CA MAMMAE

TUJUAN :
“ Makalah yang dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas individu mata kuliah
Paliatif. Selain itu makalah ini juga disusun untuk menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan Paliatif dengan Diagnosa
Keperawatan Harga Diri Rendah Pada Pasien Dengan CA Mammae”

Yang disusun oleh :


Purwaning Rahmawati
A22020205

Yang telah disahkan pada :


Hari : …………………………………
Tanggal : …………………………………

Disahkan oleh,
Dosen Pengampu Mata Kuliah
Paliatif

(Tri Sumarni, M.Kep)

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Asuhan Keperawatan Paliatif Pada Ny. P Dengan Diagnosa
Keperawatan Harga Diri Rendah Pada Pasien Dengan Ca Mammae, yang disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Paliatif. Dan juga kami berterima kasih kepada
Ibu Tri Sumarni. M.Kep.selaku Dosen mata paliatif, yang telah memberikan
bimbingan kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka
menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Asuhan Keperawatan
Paliatif Pada Ny. P Dengan Diagnosa Keperawatan Harga Diri Rendah Pada Pasien
Dengan Ca Mammae. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Kebumen, …Juli 2021

Penyusun

3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………….......………………... 1


LEMBAR PENGESAHAN ……………………………....………………… 2
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… 3
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... 4
A. Tinjauan Teori ..………………………………...……………………................. 5
B. Tinjauan Kasus ……………….…………………………………………............ 11
DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri atau cita-
cita/harapan langsung, mengasilkan perasaan berharga. Pada kondisi tertentu
kebutuhan harga diri akan terganggu sehingga individu tersebut mengalami
harga diri rendah.
Harga diri rendah adalah penilaian diri yang salah tentang pencapaian
diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Pencapaian ideal diri/cita-cita/harapan langsung menghasilkan perasaan
berharga. Harga diri dapat diperoleh melalui penghargaan diri sendiri atau
orang lain. Perkembangan harga diri juga ditentukan oleh perasaan diterima,
dicintai, dihormati oleh orang lain, serta keberhasilan yang pernah dicapai
individu dalamhidupnya (Hidayat, 2006).
Individu yang 5urang5e harga diri positif akan lebih percaya diri untuk
mencoba perilaku sehat yang baru dan sangat kecil kemungkinan untuk
mengalami depresi. Sedangkan gangguan harga diri dapat digambarkan
sebagai perasaan yang 5urang5e terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri,
dan merasa gagal mencapai keinginan (Boyn, 2005)

B. FAKTOR PENYEBAB
Kondisi harga diri rendah dipengaruhi oleh beberapa 5urang antara lain:
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi, terjadinya harga diri rendah akibat penolakan orang tua
yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, 5urang mempunyai tanggung
jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak
realistis
2. Faktor Presipitasi

5
Faktor prespitasi, terjadinya harga diri rendah biasanyanya akibat
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan harga diri yang
disebut sebagai harga diri rendah dapat terjadi secara:
 Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus
operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan
kerja, perasaan malu akan sesuatu (korban perkosaaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba). Gangguan pada klien yang dirawat dapat terjadi
harga dirirendah karena:
a) Privacy yang 6urang diperhatikan, misalnya: pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemsangan alat yang tidak sopan (pencukuran
pubis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal).
b) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/sakit/penyakit.
c) Perlakuan petugas yang tidak menghargai, misalnya berbagai
pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagai tindakan tanpa
persetujuan. Kondisi ini banyak ditemukan pada klien gangguan
fisik.
 Kronik yaitu perasaan 6urang6e terhadap diri telah berlangsung lama,
yaitu sebelum sakit/dirawat. Klien ini mempunyai cara berpikir yang
6urang6e. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
6urang6e terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon yang
6urang6e6ve.Kondisi ini dapat ditemukan pad klien gangguan fisik
yang kronis atau pada klien gangguan jiwa.

Baik faktor predisposisi maupun prespitasi diatas bila


mempengaruhi seseorang dalam berpikir, bersikap maupun bertindak,
maka dianggap akan mempengaruhi terhadap koping individu terebut
sehingga menjadi tidak efektif (mekanisme koping individu tidak
efektif). Bila kondisi pada klien tidak dilakukan intervensi lebih lanjut
dapat menyebabkan klien tidak mau bergaul dengan orang lain (isolasi

6
sosial: menarik diri), yang menyebabkan klien risiko dengan dunia
dan pikirannya sendiri sehingga dapat muncul risiko perilakukekerasan.
Menurut Peplau dan Sulivan (2013), harga diri berkaitan
denganpengalaman interpersonal, dalam tahap perkembangan bayi
sampai lanjut usiaseperti good me, bad me, not me, anak dapat
dipersalahkan, ditekan sehinggaperasaan amanya tidak terpenuhi dan
merasa ditolak oleh lingkungan dan apabila koping yang diberikan
tidak efektif akan menimbulkan harga diri rendah.
Menurut Caplan (2013), lingkungan sosial akan mempengaruhi
individu, pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial seperti
perasaan dikucilkan,ditolak oleh lingkungan sosial, tidak dihargai
akan menyebabkan stress dan menimbulkan penyimpangan perilaku
akibat harga diri

C. PATOFISIOLOGI
Harga diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih 7urang,
perlakuan orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang
buruk. Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah.
Individu yang 7urang7e harga diri tinggi menghadapi lingkungan
secara aktif dan mampu beradaptasi untuk berubah serta cenderung merasa
aman. Individu yang 7urang7e harga diri rendah melihat lingkungan dengan
cara 7urang7e dan menganggap sebagai ancaman. Hal ini sesuai dengan
pendapat Barbara Kozier berikut:
Level of self esteem range from high to low. A person who has high self
esteem deals actively with the environtment, adapts effectively to change, and
fells secure.a person with low self esteem sees the environment as negative and
threatening (Driever dalam Kozier, 2003:845).

7
Self esteem dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam
perkembangan fungsi ego, dimana anak-anak yang beradaptasi terhadap
lingkungan internal daneksternal biasanya 8urang8e perasaan aman terhadap
lingkungan dan menunjukkan self esteem yang positif. Sedangkan individu
yang 8urang8e harga diri rendah cenderung untuk mempersepsikan lingkungan
8urang8e dan sangat mengancam. Mungkin pernah mengalami depresi atau
gangguan dalam fungsi egonya (Otong, 1995:297).
Sebuah hasil riset menyimpulkan bahwa harga diri rendah diakibatkan
oleh rendahnya cita-cita seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya
tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya
yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan seseorang yang
tidakoptimal (Malhi, 2008).
Dalam tinjuan life span history klien, penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya sering
tidak dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa
awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah
muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.

Adaptif Mal-adaptif

Aktualisasi Konsep diri harga diri kerancuan deperso-


Diri positif rendah identitas nalisasi

8
Gambar 2.1.4. Respon Konsep Diri (Stuart & Sundeen, 1998)

Keterangan :
1. Respon adaptif adala respon yang dihadapi klien bila klien menghadapi
suatumasalah dapat menyelesaikannya secara baik, antara lain:
a. Aktualisasi diri
Kesadaran akan diri berdasarkan konservasi mandiri termasuk
persepsi maslalu akan diri dan perasaannya.
b. Konsep diri positif
Menunjukkan individu akan sukses dalam menghadapi masalah
2. Respon mal-adaptif adalah respon individu dalam menghadapi masalah
dimana individu tidak mampu memecahkan masalah tersebut. Respon
mal-adaptif gangguan konsep diri adalah:
a. Gangguan harga diri
Transisi antara respon konsep diri positif dan mal-adaptif.
b. Kekacauan identitas
Kekacauan diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan
kehidupandalam mencapai tujuan.
c. Depersonalisasi
Tidak mengenal diri yaitu mempunyai kepribadian yang 9urang sehat,
tidak mampu berhubungan dengan orang lain secara intim. Tidak ada
rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan
orang lain

D. TANDA DAN GEJALA


Adapun tanda dan gejala harga diri rendah adalah, Damayanti (2008), sebagai
berikut:
a. Mengkritik diri sendiri.
b. Perasaan tidak mampu.
c. Pandangan hidup yang pesimis.

9
d. Penurunan produktivitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Selain data di atas, dapat juga mengamati penampilan seseorang dengan harga
diri rendah, terlihat dari 10urang memperhatikan perawatan diri, berpakaian
tidak rapi, selera makan 10urang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih
banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara pelan

E. BATASAN KARAKTERISTIK
Batasan karakteristik menurut Nanda – 1 (2012), yaitu :
a. Bergantung pada pendapat orang lain.
b. Individu tidak mampu menghadapi peristiwa.
c. Melebih – lebihkan umpan balik negative tentag diri sendiri.
d. Secara berlebihan mencari penguatan.
e. Sering kali 10urang berhasil dalam peristiwa hidup.
f. Enggan mencoba situasi baru, enggan mencoba hal baru.
g. Perilaku bimbang, kontak mata 10urang.
h. Perilaku tidak asertif.
i. Sering kali mencari penegasan, pasif.
j. Menolak umpan balik positif tentang diri sendiri.

10
BAB II
TINJAUAN KASUS

RUANG RAWAT : -

TANGGAL DIRAWAT :-

A. IDENTITAS KLIEN

Inisial : Ny.P

Tanggal Pengkajian : 30 Ju ni 2021

Alamat : Kebumen

Umur : 50 tahun

RM No. :-

Dx.Medis : CA MAMAE DEXTRA STADIUM 4

B. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT/KONDISI SAAT INI


Ny.P usia 40 tahun dengan keluhan nyeri bagian payudara,kulit berwarna merah dan
putting mengeras,dan merasa cemas akan penyakitnya pasien sudah control ke RS
mengenai hal tersebut dan dari diagnose dokter bahwa Ny.P mengalami CA mamae dextra
stadium 4.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
Biologis:

1. Apakah ada riwayat penyakit keturuan (YA)


Pasien dan keluarga mengatakan ada salah satu anggota keluarga yang mengalami
CA serviks dan Ca mamae
2. Apakah ada riwayat kelainan/ keterbatasan saat riwayat janin sampai prenatal (TIDAK)

Pasien mengatakan tidak ada riwayat kelainan saat masa bayi

11
3. Apakah ada riwayat trauma (YA)
Pasien mengatakan 1 tahun yang lalu pernah jatuh dikamar mandi sehingga
membuat pinggul merasa nyeri keterusan dan pasien trauma jika berada ditempat atau
lantai licin
4. Bagaimana riwayat status nutrisi misal apakah mengalami nutrisi yang jelek misal
KKP/Malnutrisi lain.
Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari dan porsi seperti orang sehat
dan pada saat sakit makan juga 3x sehari dengan porsi berkurang (tidak ada riwayat
malnutrisi).
5. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien menderita CA mamae sejak bulan januari 2020 yang ditandai dengan
terdapat benjolan pada bagian mamae dextra

Psikologis
1. Apakah klien menunjukan perubahan sikap saat berkomunikasi ( YA)
Pasien saat diajak untuk berkomunikasi terkadang kurang sinkron dengan
pertanyaan yang diajukan oleh perawat pasien juga terlihat cemas,perubahan sikap ini
terjadi setelah pasien dinyatakan mengidap penyakit ca mamae dextra stadium 4
2. Apakah klien memiliki pengalaman masa lalu misal sering berobat ke pengobatan
alternatif (YA)
Pasien mengatakan sebelumnya pernah berobat terapi payudara dengan harapan
supaya bisa sembuh namun pada kenyataannya CA yang dideritanya masih tetap
sama
3. Bagaimana gambaran positif terhadap dirinya karena sakit yang dialami
Pasien mengatakan dengan penyakit yang dialaminya merupakan penyakit yang
membuatnya harus bersabar dan mau menerima cobaan dari alloh swt
4. Bagaimana motivasi dirinya terhadap kesembuhan sakitnya
Pasien mengatakan Motivasi dirinya terhadap kesembuhan sakitnya yaitu
dengan rajin menjalani pengobatan baik terapi tradisional maupun pengobatan
secara medis

12
5. Apakah ada pengalaman psikologis masa lalu terkait sakitnya yang dirasa tidak
menyenangkan (TIDAK)
Pasien mengatakan tidak ada pengalaman psikologis terhadap masa lalunya yang
menyebabkan sakit CA Mamae

Sosial Budaya
Usia : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tingkat Pendidikan : SMA
Agama : Islam

1. Dengan kondisi sakit yang dialami apakah Penghasilannya mencukupi untuk berobat
(TIDAK)
2. Bagaimana respon terhadap Pekerjaan saat ini ketika sakit

Pasien mengatakan dengan kondisi yang dialami sekarang dirinya tidak bisa bekerja lagi
membantu suami sehingga kebutuhan ekonomi yang seharusnya tercukupi harus dibagi
untuk biaya pengobatan sakitnya,hal ini membuat dirinya merasa takut dan cemas jika
pengobatan yang dilakukan sia-sia

3. Bagaimana pendapatnya tentang pandangan lingkungan sekitar tentang dirinya dan


keluarganya

Pasien mengatakan bahwa dilingkungan sekitar dirinya merasa malu karena sudah tidak
bisa menjadi pribadi yang utuh dan berfikiran bahwa lingkungan sekitar akan
mengucilkannya

4. Bagaimana peran dia di dalam kegiatan lingkungan

Pasien mengatakan bahwa dirinya semenjak sakit yang diderita menjadi kurang respect
terhadap lingkungan dan kegiatan yang ada disekitar lingkungan rumah pasien juga
mengatakan kurang Percaya Diri jika ingin berbaur dengan tetangga

13
D. FAKTOR PRESIPITASI
Kondisi pasien saat terlihat cemas dan merasakan nyeri bagian payudara hal ini
karena sakit cancer mamae yang menyerang Ny.A selain itu pasien juga tampak tidak
seperti biasanya lebih mengurung diri dan menghindar untuk berbaur dengan lingkungan
sekitar.Pasien sudah berobat baik tradisional maupun farmakologi.

E. PENGKAJIAN FISIK
1. Jelaskan Keadaan umum
Pasien dengan keadaan lemas dan nyeri pada bagian payudara karena pasien sudah
mengalami kanker payudara sebelah kanan stadium 4 .Sebelumnya pasien juga takut jika
payudara diangkat sang suami bakal meninggalkan pasien
2. Pemeriksaan Vital sign
TD : 120/90 mmHg
Rr : 24x/menit
N : 90x/menit
S : 370C

3. Pemeriksaan fisik (Fokus pada Diagnosa medis yang dialami)

Ekstermitas atas

Inspeksi : Bentuk tidak simetris

Palpasi : Terdapat Nyeri tekan bagian mamae

Ekstermitas bawah

Tidak ada luka pada bagian ekstermitas bawah

4. Pengkajian psikososial

Pasien mengatakan malu akibat penyakit yang dideritanya dan juga malu karena sudah tidak
sempurna lagi bagian tubuhnya,selain itu pasien juga sudah tidak respeect terhadap
lingkungan sekitar selama penyakit yang dideritanya karena pasien merasa tidak percaya diri
jika suatu saat ditanya mengenai hal tersebut oleh tetangganya,oleh sebab itu hal ini yang
menjadika si pasien kurang berbaur lagi dengan tetangga sekitar

14
5. Genogram (3 Generasi keatas)

: : Perempuan mati
: Laki-laki mati

: Pasien
: Perempuan hidup
: Laki-laki hidup

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan umum

Pasien terlihat kurang bugar dalam segi jasmani,terlihat tampak murung dan kusam karena
berbagai tekanan oleh sakitnya dan terlihat kurang merawat diri dengan baik.

2. Pembicaraan

Pasien dalam berbicara seperlunya saja

3. Aktivitas motoric

15
Pasien terlihat tampak mengalami keterbatasan gerak karena rasa nyeri yang dialami

4. Alam perasaan

Pasien mengatakan perasaannya sangat berbeda sekali sebelum dan pada saat sakit seperti
sekarang, hal ini karena dengan kondisi sekarang pasien merasa ada yang kurang salah satu
bagian tubuhnya dan pasien takut jika suami akan meninggalkannya

5. Interaksi selama wawancara

Pasien saat diajak komunikasi dengan perawat banyak pertanyaan yang dijawab seadanya
dan kurang nyambung dengan pertanyaan

6. Tingkat kesadaran dan orientasi


Pasien masih belum mempercayai jika semuanya telah berubah dan pasien mengatakan
harus dipaksa dalam menerima hal yang sudah terjadi serta harus membiasakan diri.
7. Memori
Pasien mengatakan terkadang masih ingat akan hal-hal yang baik dalam dirinya dan masih
merasa masih seperti yang dulu yang sempurna,pasien masih belum bisa melupakan dan
menerima yang sudah terjadi
8. Daya tilik diri
Pasien mengetahui bahwa dirinya sakit

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Identifikasi proses penggunaan obat di rumah

Obat yang sudah diberikan kepada pasien bisa dikonsumsi 3x sehari setelah makan

2. Tanyakan proses pemeliharaan kesehatan saat di rumah


Keluarga pasien sudah mempersiapkan semua perawatan sesuai prosedur
3. Identifikasi Aktivitas di dalam dan di luar rumah
Pasien akan melakukan aktivitas secukupnya saja (dibatasi) selama beberapa waktu
untuk memulihkan kembali.Pasien juga dianjurkan untuk sementara waktu jika ada
aktivitas yang memang tidak bisa ditinggalkan bisa dilakukan dirumah saja tanpa
keluar ataupun aktivitas berat lainnya.

16
H. MEKANISME KOPING
Keluarga pasien selalu memberikan support dan mengharapkan untuk segera
sembuh.

I. ASPEK MEDIS
1. Diagnose medis : Ca Mamae stadium 4
2. Terapi yang diberikan : Pembedahan,Kemoterapi dan farmakologi
3. Px.Penunjang : Radiologis sinar X,CT dan MRI untuk sceanning,CNB
(Core Needle Biopsy)

J. ANALISA DATA
Tgl/jam Data Fokus Diagnosis Paraf
29 Juni 2021 DS : - Pasien mengatakan kurang Harga diri rendah
jam 12.30 percaya diri karena sudah tidak D.0086
lagi sempurna anggota tubuhnya
DO :
- Pasien tampak murung
Pasien tampak tidak
percaya diri dengan
kondisi saat ini
29 Juni 2021 DS : Pasien mengatakan nyeri Nyeri kronik
jam 19.00 pada bagian payudara D.0078
DO :
- Tampak benjolan diarea
payudara
- Pasien tampak menahan
sakit
- Nyeri sudah dirasakan
sejak 6 bulan yang lalu
- TD : 135/90 mmHg
Rr : 20x/menit

17
N : 85x/menit
S : 370C

- P : Benjolan diarea
payudara
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : Disekitar payudara
S : Skala 4
T : Sering terjadi 2-3 menit
2 Juli 2021 DS : Pasien mengatakan cemas Ansietas D.0080
jam 08.00 akan penyakit yang dialaminya
dan takut jika suami
meninggalkan
DO :
- TD : 135/90 mmHg
Rr : 20x/menit
N : 85x/menit
S : 370C

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah Kronis b.d Ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan D.0086
2. Nyeri kronis bd infiltrasi Tumor D.0078
3. Ansietas b.d Ancaman terhadap konsep diri.0080

L. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Tgl / Jam Diagnosis Rencana Keperawatan

18
Tujuan Tindakan Rasional

29 Juni Harga diri Setelah dilakukan 1. Gunakan teknik 1. Teknik


2021/jam rendah asuhan keperawatan pendekatan dan pendekatan
12.00 Kronis pada pasien hubungan saling guna
dihasilkan : percaya akan memberikan
1. Pasien mampu kondisi sekarang support kepada
meningkatkan 2. beri kesempatan pasien
kesadaran pasien untuk 2. Dengarkan
tentang mengungkapkan keluh kesah
hubungan perasaannya pasien supaya
positif tentang 3. Pasien menyadari merasa
harga diri dan akibat dari harga diperhatikan
pemecahan diri rendah
masalah yang
sedang dialami
2. Pasien mampu
melakukan hal-
hal positif untuk
meningkatkan
harga diri
kembali

1 Juli 2021 Nyeri Setelah dilakukan 1. lakukan pengkajian 1. Pengkajian


jam 19.45 kronis asuhan keperawatan nyeri nyeri untuk
pada pasien 2. Ajarkan pasien untuk mengetahui
dihasilkan : melakukan distraksi skala nyeri
1. Nyeri pada relaksasi dan nafas 2. Distraksi
pasien mulai dalam relaksasi
berkurang untuk

19
2. Tidak 3. lakukan peningkatan mengurangi
mengalami koping nyeri
kesulitan 4. berikan terapi dan 3. Management
tidur analgesic koping untuk
kembali memotivasi
Tabel Pengkajian
3. Kemampua pasien
Nyeri
n mengenali 4. Terapi
penyebab Indikator A T analgesic
nyeri Ketidaknyam 3 5 untuk
anan mengurangi
nyeri
Interupsi 3 5
pada saat
tidur
Gangguan 3 5
aktivitas fisik

29 Juni Ansietas Setelah dilakukan 1. Gunakan 1. Untuk


2021/jam asuhan keperawatan pendekatan agar membina
08.00 tingkat kecemasan pasien tenang hubungan
pasien 2. Berikan informasi saling percaya
menurun,dengan yang actual 2. Dengan
kriteria hasil : mengenai memberikan
penyakitnya informasi
1. Pasien
3. Motivasi keluarga dapat
mengatakan
dan pasien membuat
cemasnya
pasien lebih
berkurang
tenang dan
2. Pasien
jelas
menunjukka

20
n cemas 3. Relaksasi
berkurang untuk
dan wajah mengurangi
tampak kecemasan
lebih rileks

M. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tgl / jam Diagnosa Implementasi Respon Paraf
Keperawatan
29 Juni 2021 Harga diri rendah 1. mengunakan 1. Pasien merasa
jam 10.00 kronis teknik mendapatkan
pendekatan semangat baru
dan hubungan dan
saling percaya diperhatikan
akan kondisi 2. Pasien mengerti
sekarang akibat dari harga
2. memberi diri rendah yang
kesempatan dialami
pasien untuk
mengungkapka
n perasaannya

29 Juni 2021 Nyeri kronis 1. melakukan 1. Pasien


jam 12.00 pengkajian mengetahui
nyeri skala nyeri yang
2. mengajarkan dialami
pasien untuk 2. Pasien
melakukan memahami yang
distraksi diajarkan
perawat

21
relaksasi dan mengenai
nafas dalam distraksi
3. melakukan relaksasi
peningkatan 3. Pasien merasa
koping lebih rileks
4. memberikan setelah
terapi dan diberikan obat
analgesik analgesic

29 Juni 2021 Ansietas 1. melakukan 1. pasien merasa


jam 17.00 teknik nafas cemas
dalam untuk berkurang
mengurangi 2. Pasien merasa
cemas diperhatikan
2. mengunakan 3. Pasien
pendekatan memahami
yang tenang prosedur yang
3. Memberikan dijelaskan
informasi yang perawat
actual 4. Pasien
mengenai mengetahui
penyakitnya informasi
4. memotivasi tentang
keluarga dan penyakitnya
pasien

30 Juni Harga diri rendah 1. mengunakan


2021/jam kronis teknik
09.00 pendekatan
dan hubungan
saling percaya

22
akan kondisi
sekarang
2. memberi
koping adaptif

30 Juni Nyeri kronis 1. melakukan 1. Pengkajian nyeri


2020/Jam pengkajian diharapkan untuk
12.00 nyeri mengetahui skala
2. menggajarkan nyeri
pasien untuk 2. teknik distraksi
melakukan relaksasi dan
distraksi hipnotis lima jari
relaksasi dan diharapkan
nafas dalam pasien mampu
3. mengajarkan melakukannya
pasien untuk saat nyeri
hipnotis lima dirasakan
jari

30 Juni 2021 Ansietas 1. melakukan 1. pasien merasa


jam 14.00 teknik nafas cemas
dalam untuk berkurang
mengurangi
cemas
2. memberikan 2. Pasien merasa
informasi yang diperhatikan
actual
mengenai
penyakitnya
3. Pasien
mengetahui

23
3. memotivasi informasi
keluarga dan tentang
pasien penyakitnya

N. EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl / jam Diagnosis/TUK/SP Evaluasi Paraf

29 Juni 2021 Harga diri rendah kronis S : Pasien sudah mulai


jam 10.00 tenang dan percaya diri
akan semuanya yang
sudah terjadi padanya

O : - Pasien mulai biasa

- Pasien sudah
mulai
menunjukkan
percaya diri dan
menerima

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan intervensi
mengenai pendekatan
dan mekanisme koping
pada pasien
29 Juni 2021
jam 12.00

Nyeri kronis

24
S : Pasien mengatakan
nyeri mulai berkurang
O : - Pasien tampak
rileks
- Pasien sudah
bisa tidur normal

A : SP 1 teratasi

P : Lanjutkan intervensi
teknik distraksi
relaksasi pada pasien
untuk mengurangi nyeri

Cemas
S : Pasien mengatakan
cemas karena
29 Juni 2021
penyakitnya
jam 17.00
O : - Pasien tampak syok
- Pasien tampak
bingung
A : Masalah belum
teratasi
P : Lanjutkan intervensi
mengenai informasi dan
nafas dalam untuk
mengurangi kecemasan

30 Juni
2021

25
jam 09.00 S : Pasien mengatakan
sudah menerima
Harga diri rendah kronis
keadaan sekarang

O : Pasien tampak
menikmati kehidupan
yang baru

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi
mengenai pendekatan
dan mekanisme koping

30 Juni 2021
jam 12.00
S : Pasien mengatakan
nyeri sudah mulai
Nyeri kronis berkurang

O : Pasien tampak rileks


dan pola tidur lebih
efektif

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi
distraksi relaksasi

30 Juni 2021
jam 14.00 S : Pasien mengatakan
Ansietas
sudah mulai tidak
mengkhawatirkan apa
yang sudah terjadi

26
O : Pasien tampak rileks

A : Masalah teratasi
sebagian

P : Lanjutkan intervensi
mengenai informasi dan
terus ajarkan nafas
dalam untuk
mengurangi cemas

27
DAFTAR PUSTAKA

Afnuhazi, Ridhyalla. 2015. Komunikasi Terapeutik Dalam keperawatan Jiwa.

Yogyakarta: Gosyen Publishing

Friedman, Marilyn m, dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan Praktik.
Jakarta : EGC.

Keliat, B.A. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC Muhith, Abdul. 2015.
Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:CV Andi Offset

Stuart. 2007. Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC Stuart. 2013. Buku Saku Keperawatan.
Jakarta. EGC

Wachid, Abdul, dkk. 2013. Penerapan Terapi Latihan Keterampilan Sosial Pada Klien Isolasi
Sosial dan Harga Diri Rendah dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau
Di RS Marzoeki Mahdi. Bogor [diunduh pada 21 April 2018 pukul 10.30]

PPNI(2017) :Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi
III. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018) :Standar Luaran Keperawatan Indonesia :Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI (2018) :Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

28

Anda mungkin juga menyukai