Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HARGA DIRI RENDAH

Tugas ini di buat untuk memenuhi tugas Keperawatan JIwa

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
1. Deva Gustina
2. Dini Kurnia Utami
3. Evita Oktaviani
4. Lucyana Gumanti
5. Muhammad Rhamadan
6. Ratih Dewi
7. Syfa Aulia
2B

AKADEMI KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH CIRBON


TAHUN AKADEMIK 2019-2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Jiwa kami dengan judul “Harga Diri
Rendah”.
Dalam menyusun makalah ini, kami banyak menemui kesulitan

dan hambatan sehingga kami tidak terlepas dari segala bantuan, arahan,

dorongan semangat dari berbagai pihak. Dan akhirnya kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Segala kemampuan dan daya upaya telah kami

usahakan semaksimal mungkin, namun kami menyadari bahwa kami

selaku penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari

para pembaca. Penulis berharap semoga hasil makalah ini memberikan

manfaat bagi kita semua, Amin.

Cirebon, 26 Februari 2020

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian HDR (Harga Diri Rendah )...........................................................3
B. Proses Terjadinya HDR (Harga Diri Rendah)...............................................4
C. Tanda Dan Gejala HDR (Harga Diri Rendah)...............................................5
D. Asuhan Keperawatan HDR (Harga Diri Rendah)........................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Harga diri berkembang dari perbandingan antara konsep diri dan
ideal diri. Semakin besar kongruensi semakin tinggi harga diri (carpenito-
moyet,2009). Harga diri berasal dari persepsi tentang kompetensi dan
kemanjuran seseorang dan dari penilaian orang lain. Secara umum, orang
memiliki keyakinan diri yang menguatkan diri tentang diri mereke sendiri,
dunia dan masa depan. Ketika harga diri menurun, keyakinan seseorang
bahwa dia dapat mengendalikan lingkungan juga ikut menurun . Demikian
juga , penurunan pada kontrol pribadi akan berakibat pada menurunnya
harga diri . Adanya kaitan antara kegagalan dengan kurangnya
kemampuan (penyebab internal) dapat menyebabkan penurunan harapan
dan motivasi seseorang. Keadanan ketika seseorang yang sebelumnya
memiliki harga diri positif kemudian mengalami perasaan negatif tentang
diri mereka dalam menanggapi suatu peristiwa (kehilangan perubahan)
inilah yang disebut dengan konsep harga diri rendah situsional . Ungkapan
negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu,tanda dan gejala harga
diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah biasanya
didapatkan dari data subjektif dan data objektif.
Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai , tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa
awal sering gagal di sekolah , pekerjaan , pergaulan. Harga diri rendah
muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya .
A. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Harga Diri Rendah ?
2. Bagaimana Proses Terjadinya Harga Diri Rendah ?
3. Apasaja Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah?
4. Bagaimana Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah?

1
B. Tujuan .
1. Untuk Mengetahui Pengertian Harga Diri Rendah.
2. Untuk MengetahuiProses Terjadinya Harga Diri Rendah.
3. Untuk Mengetahui Tanda Dan Gejala Harga Diri Rendah.
4. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah.

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Persepsi HDR
A. Pengertian HDR( Harga Diri Rendah)
Harga diri berkembang dari perbandingan antara konsep diri dan
ideal diri. Semakin besar kongruensi semakin tinggi harga diri (carpenito-
moyet,2009). Harga diri berasal dari persepsi tentang kompetensi dan
kemanjuran seseorang dan dari penilaian orang lain. Secara umum, orang
memiliki keyakinan diri yang menguatkan diri tentang diri mereke sendiri,
dunia dan masa depan. Ketika harga diri menurun, keyakinan seseorang
bahwa dia dapat mengendalikan lingkungan juga ikut menurun . Demikian
juga , penurunan pada kontrol pribadi akan berakibat pada menurunnya
harga diri . Adanya kaitan antara kegagalan dengan kurangnya
kemampuan (penyebab internal) dapat menyebabkan penurunan harapan
dan motivasi seseorang. Keadanan ketika seseorang yang sebelumnya
memiliki harga diri positif kemudian mengalami perasaan negatif tentang
diri mereka dalam menanggapi suatu peristiwa (kehilangan perubahan)
inilah yang disebut dengan konsep harga diri rendah situsional (carpenito-
moyet,2009).
Menurut para ahli :
a) Harga diri rendah adalah dimana keadaan individu mengalami /
beresiko mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan diri
(Carpenito,2007).
b) Harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisis seberapa baik prilaku
seseorang sesuai dengan ideal diri (Stuart dan Sundeen,2007).
c) Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaaan yang
negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, serta merasa
gagal mencapai keinginan (Dalami dkk,2009).
d) Harga diri rendah situasional adalah perasaan diri/evaluasi diri
negatif yang berkembang sebagai respon terhadap hilangnya atau
3
perubahannya perawatan diri seseorang yang sebelumnya
mempunyai evaluasi diri positif ( Wilkinson,2007) dan bila tidak
diatasi dapat menyebabkan harga diri rendah kronis.
e) Harga diri rendah situasional terjadi bila seseorang mengalami
trauma yang terjadi secara tiba-tiba misalnya harus dioprasi,
kecelakaan ,cerai,putus sekolah,putus hubungan kerja,perasaan
malu karna sesuatu terjadi karna, korban pemerkosaan, dituduh
KKN, dipenjara secara tiba-tiba ( Dalami dkk,2009).
B. Proses terjadinya HDR
Hasil riset Malhi menyimpulkan bahwa harga diri rendah di
akibatkan oleh rendahnya cita-cita seseorang . hal ni mengakibatkan
berkurangnya tantangan dalam mencapai tujuan . tantangan yang rendah
menyebabkan upaya yang rendah . selanjutnya hal ini menyebabkan
penampilan seseorang yang tidak optimal.
Dalam tinjauan life span history klien , penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering di salahkan , jarang di beri pujian
atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai , tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang
dewasa awal sering gagal di sekolah , pekerjaan , pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut
lebih dari kemampuannya .
a) Faktor predisposisi (Faktor pendukung )
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah adalah penolakan
orangtua yang tidak realistis kegagalan berulang kali , kurang
mempunyai tanggung jawab peronal , ketergantungan pada orang
lain , ideal diri yang tidak realistis .
b) Faktor presipitasi (fakror Pencetus)
Faktor prestipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh,perubahan penampilan atau bentuk tubuh,
kegagalan atau produktifitas yang menurun.

4
Secara umum gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat
terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional misalnya
karena trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus
dioperasi , kecelakakaan , perkoaan atau di penjara termasuk di
rawat di rumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah di
sebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien tidak nyaman . penyebab lainnya adalah harapan
pungsi tubuh yang tidak tercapai serta perlakuan serta perlakuan
petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga
.harga diri rendah kronik , biasanya di rasakan klien sebelum sakit
atau sebelum di rawat klien sudah memiliki pikiran negatif dan
meningkat saat di rawat .
Menurut peplau dan sulivan harga diri berkaitan dengan
pengalaman interpersonal , dalam tahap perkembangan dari bayi
sampai lanjut usia seperti good me , bad me, not me , anak sering
di persalahkan , di tekan sehingga perasaan amannya tidak
terpenuhi dan merasa di tolak oleh lingkungan dan apabila koping
yang di gunakan tidak efektif akan menimbulkan harga diri
rendah . menurut Caplan , lingkungan sosial akan memengaruhi
individu , pengalaman seseorang dan adanya perubahan sosial
seperti perasaan di kucilkan di tolakoleh lingkungan sosial tidak di
hargai akan menyebabkan stres dan menimbulkan penyimpangan
prilaku akibat harga diri rendah.
C. Tanda dan gejala HDR
Ungkapan negatif tentang diri sendiri merupakan salah satu,tanda
dan gejala harga diri rendah. Selain itu tanda dan gejala harga diri rendah
didapatkan dari data subjektif dan data objektif seperti tertera dibawah ini :
Data Subjektif : pasien mengungkapkan tentang :
1) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang spesimis
5
4) Penolakan terhadap kemampuan diri
5) Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi
Data objektif :
1) Penurunan produktifitas
2) Tidak berani menatap lawan bicara
3) Lebih banyak menundukan kepala saat berintraksi
4) Bicara lambat dengan nada suara lemah
5) Bimbang,prilaku yang non asertif
6) Menhekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna

Menurut CMHN (2006) saudara dan gejala harga diri yang rendah adalah :
1) Mengkritik diri sendiri
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang spesimis
4) Penurunan produktifitas
5) Penolakan terhadap kemampuan diri
6) Kurang memperhatikan perawatan diri,berpakaian tidak rapih,
selera makan kurang,tidak berani menatap lawan bicara,lebih
banyak menunduk,bicara lambat dengan nada suara lemah.

Menurut townswnd (1998),menambahkan karakteristik pasien dengan


harga diri rendah adalah :
1) Ekspresi rasa malu atau bersalah
2) Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal baru atau situasi-situasi baru
3) Hipersensitifitas terhadap kritik
2. Asuhan Keperawatan HDR
A. Pengkajian
1. Faktor predisposisi
a. Faktor yang memepengaruhi harga diri, termassuk penolakan orang
tua harapan orang tua yang tidak realistic
b. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang
sesuai dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran
dengan sesuai kebudayaan
6
c. Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang
tidak percaya pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social
yang berubah
2. Faktor presipitasi
a. faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau
faktor dari luar individu (internal, eksternal, source) yang dibagi 5
kategori :
1) Ketegangan peran adalah stress yang berhubungan dengan
prustasi yang dialami individu dalam peran atau posisi yang
diharapkan.
2) Konflik peran, ketidak sesuaian peran antar yang di jalankan
dengan yang diinginkan.
3) Peran yang tidak jelas, kurangnya pengetahuan individu
tentang yang di lakukan nya’
4) Peran berlebihan, kurang suber yang adekuat untuk
menampilkan seperangkat peran yang kompleks.
5) Perkembangan transisi yaitu perubahan norma yang berkaitan
dengan nilai untuk penyesuaian diri
b. Situasi transisi peran adalah bertambah atau berkurangnya orang
penting dalam kehidupan individu melalui kelahiran atau kematian
orang yang berarti
c. Transisi peran sehat – sakit yaitu peran yang di akibatkan oleh
keadaan sehat atau sakit transisi ini dapat disebabkan :
1) Kehilangan bagian tubuh
2) Perubahan ukuran dan bentuk , penampilan atau fungsi tubuh
3) Perubahan fisik yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan
4) Prosedur pengobatan dan perawaatan
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat didapatkan dari data subjektif
dan data objektif antara lain:

Data subjektif : pasien mampu mengungkapkan


- Hal negative diri sendiri atau oraang lain
- Perasaan tidak mampu
- Pandangan hidup yang pesimis
- Penolakan terhadap kemampuan diri
- Mengevaluasi diri tidak mampu mengatasi situasi

Data objektif :

7
- Penurunan produktivitas
- Tidak berani menatap lawan bicara
- Lebih banyak menundukan kepala saat berinteraksi
- Bicara lambat dengan naa suara lemah
- Bimbang
- Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak berguna.
B. Rumusan masalah
1. Resiko tinggi perilaku kekersan
2. Ketidakberdayaan
3. Meanisme koping tidak efektif
C. Rencana keperawatan
 Tujuan: klien dapat melakukan cara pengambilan keputusan yang
efektif untuk mengendalikan situasi kehidupannya tindakan
 Tindakan:
1. Lakukan pendekatan yang hangat, menerima klien apa adanya dan
bersifat empati.
2. Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri
perawat sendiri.
3. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubugan yang sifatnya
suportif.
4. Beriwaktu untuk klien memberikan respon terhadap kejadian yang
dalamnya
 Tujuan: klien dapat mengenali dan mengekspresikan emosi
 Tindakan:
1. Tujuan respon emosional dan menerima klien.
2. Punahkan teknik komunikasi terapetik terbuka, eksplorasi,
klarifikasi.
3. Bantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya.

 Tujuan: klien dapat memodifikasi pada kognitif yang bersifat


negatif
 Tindakan :
1. Diskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa
memintanya untuk menyimpulkan .
2. Identifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk
menurunkannya melalui inteupsi atau substitusi
3. Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif

8
 Tujuan: klien dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang berkenaan dengan keperawatannya.
 Tindakan:
1. Libatkan klien dalam menepatkan tujuan keperawatannya
yang ingin dicapai
2. Motivasi klien untuk memebuat jadwal aktivitas perawatan
dirinya
3. Berikan klien prifasi sesuai kebutuhan yng ditentukan

D. Implementasi
Dx 1
- melakukan pendekatan yang hangat
- memawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat
sendiri
- menyediakan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnya
suportif

Dx 2
- Menunjukan respon emosional dan menerima klien
- Menggunakan teknik komunikasi terqapetik terbuka, eksplorasi dan
klarifikasi
- Membantu pasien untuk mengekspresikan perasaannya

Dx 3
- Mendiskusikan tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya
untuk menyimpulkan
- Mengindentifikasi pemikiran yang negatif dan bantu untuk
menurunkannya melalui interupsi atau substitusi
- Membantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif

E. Evaluasi
Dari implementasi kita akan dapat evaluasi yaitu :
a. Pasien dapat melakukan pendekatan dan mengendalikan emosinya
b. Pasien dapat menunjukan perasaannya
c. Berani mendiskusikan masalah yang dihadapi pada pasien
d. Pasien dapat berfikiran positif terhadap dirinya

9
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Harga diri merupakan salah satu aspek pentig dalam psikologi.


Harga diri meningkat saat anak dapat mengembangkan hubungan yang
bermakna dan menguasai tugas pengembangan. Sementara itu, masa
remaja awal adalah masa resiko untuk harga diri karena remaja berusaha
untuk mendefinisikan sebuah identitas dan rasa diri dalam kelompok
sebaya. Harga diri berasal dari persepsi tentang kompetensi dan
kemanjuran seseorang dan dari penilaian orang lain. Secara umum, orang
memiliki keyakinan diri yang menguatkan diri tentang diri mereke sendiri,
dunia dan masa depan. dilihat dari tanda dan gejalanya seperti tidak berani
menatap lawan bicaranya, lebih banyak meunduk, da bicara ambat serta
ketika harga diri menurun, keyakinan seseorang bahwa dia dapat
mengendalikan lingkungan juga ikut menurun.

B. Saran
Kami penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangannya maka dengan di susunnya makalah ini
mengharapkan kepada semua agar dapat menelaah dan memahamiapa
yang teah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit bayak bisa
menambah pengetahuan pembaca.

10
DAFTAR PUSTAKA

Atun Sri,2018.Modul praktika keperawatan jiwa.Jakarta pusat.Asosiasi


institusi pendidikan vokasi Keperawatan indonesia
Dermawan, Deden, Rusdi, 2013. Keperrawatan jiwa konsep dan kerangka
kerja asuhan keperawatan jiwa.Yogyakarta.Gosyen Publishing
Fitria nita,2013.Laporan pendahuluan tentang masalah
Psikososial.jakarta:Salemba medika

11

Anda mungkin juga menyukai