Anda di halaman 1dari 8

RESUME

KEWASPADAAN ISOLASI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Peminatan 2

Disusun oleh:
Purwaning Rahmawati
B16 NIM: A22020205

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS SAINS DAN ILMU TERAPAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
2021
KEWASPADAAN ISOLASI

1. Tujuan Kewaspadaan Isolasi


a. Memutus mata rantai infeksi
b. Melindungi pasien dari infeksi pelayanan kesehatan
c. Melindungi pasien dari infeksi pasien lain
d. Melindungi petugas
2. Kewaspadaan Isolasi
a. Kewaspasaan standar (lapis pertama)
 Merupakan gabungan dari universal precaution dan body substain
isolation
 Waspada terhadap darah, cairan tubuh, sekresi dan eksresi kecuali keringat
 Ditujukan kepada semua pasien tanpa memandang infeksi atau tidak
infeksi
b. Kewaspadaan berdasarkan transmisi (lapis kedua)
 Merupakan kewaspadaan tambahan
 Ditujukan kepada pasien yang terinfeksi atau diduga infeksi
3. Siapa yang melakukan kewaspadaan isolasi?
c. Semua individu (Pasien, petugas, pengunjung)
 HH, APD, Limbah, pengendalian lingkungan, etika batuk
d. Perawat dan dokter
 Penempatan pasien, pemrosesan alat dan linen, perlindungan kesehatan,
penyuntikan yang aman.
e. Dokter
 Praktek lumbal punksi
4. Rantai penularan infeksi
a. Host (mekanisme pertahanan tubuh, penyakit lain, immunocompromise)
b. Agen mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, protozoa)
c. Reservoir (darah, cairan tubuh, ar, udara, tanah, alat, permukaan lingkungan)
d. Port of exit (saluran pernafasan, saluran kemih, saluran pencernaan, membran
mukosa)
e. Mode transmisi (airbone, droplet, contact, common vihicle, vertorborne)
f. Port of entry (saluran pernafasan, saluran kemih, saluran pencernaan, membran
mukosa, luka terbuka)
5. Kewaspadaan Standar
 Kebersihan tangan
 Hal utama dalam PPI
 Pilar PPI
 Komponen sentral dari patient safety
 Sederhana dan efektif mencegah HAIs
 Menciptakan lingkungan yang aman
 Pelayanan kesehatan aman
 5 moment Hand Hygiene
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sebelum melakukan tindakan aseptik
3) Setelah kontak dengan risiko paparan cairan tubuh
4) Setelah kontak dengan pasien
5) Setelah kontak dengan lingkungan pasien
 Cara kebersihan tangan
1) Hand rub
Tanpa air, jika tangan tidak terlihat kotor, 20 s.d 30 detik
2) Hand wash
Dengan air mengalir dan antiseptik, jika tangan terliaht kotor, 40
s.d 60 detik
 Penggunaan APD
 Melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah,
semua jenis cairan tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan
selaput lendir pasien
 Menjadi penyebab transmisi jika tidak digunakan dengan benar dan tepat
 4 unsur dipatuhi saat penggunaan APD
1) Tetapkan indikasi penggunaan risiko paparan, dinamika transmisi
2) Cara memakai (Donning APD dengan benar)
3) Cara melepas (Doffing APD dengan benar)
4) Cara pengumpulan (disposal setelah pakai)
 Tingkat risiko APD
1) Risiko rendah
Petugas tidak memberikan pelayanan atau kontak langsung dengan
pasien suspek/probablr/konfirmasi covid misal perkantoran
(masker kain/bedah)
2) Risiko sedang
Petugas yang memberikan pelayanan atau kontak langsung dengan
pasien yang belum diketahui status terinfeksi covid (maskre bedah,
sarung tangan, pelindung kepala)
3) Risiko tinggi
Petugas yang melakukan pelayanan langsung pada pasien covid
namun tidak melakukan tindakan aerosol (masker bedah, sarung
tangan, pelindung kepala, apron/gown, google/faceshield, sepatu
pelindung)
4) Risiko sangat tinggi
Petugas melakukan pelayanan tindakan aerosol pada pasien covid
(masker N95, sarung tangan, pelindung kepala, apron/gown,
google, faceshield, sepatu pelindung)
 Memakai APD
1) Ganti dengan baju kerja/ scrub suit
2) Kenakan sepatu pelindung
3) Pakai gown/jubah bersih
4) Pakai masker bedah/masker N95
5) Pasang googles
6) Pasang pelindung kepala, bila perlu menggunakan faceshield
7) Pasang sarung tangan
 Melepas APD
1) Buka sarung tangan
2) Buka gown/jubah
3) Buka pelindung kepala/face shield
4) Buka googgles
5) Buka sepatu pelindung (boots)
6) Buka masker
7) Lepas baju kerja
8) mandi
 Pengelolaan limbah dan benda tajam
 Sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu
yang akan dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya
 Kategori limbah
1) Limbah umum
2) Limbah infeksius
3) Limbah sitotoksis
4) Limbah kimia dan farmasi
5) Radio aktif
 Sumber limbah
1) Ruang perawatan
2) Ruang farmasi
3) Laboratorium
4) Perkantoran
5) Rumah tangga
6) Gizi
7) Dapur
 Pengendalian lingkungan
 Terpeliharanya lingkungan RS yang memenuhi persyaratan kesehatan
 Mencegah kecelakaan kerja
 Menciptakan lingkungan bersih aman dan nyaman
 Penyuntikan yang aman
 Tidak direkomendasikan menggunakan spuit berulang kali
 Menggunakan bak instrumen jika memberikan suntikan
 Memberikan suntikan dengan teknik septik dan aseptik
 Kebersihan pernafasan/etika batuk
 Semua petugas dan pasien wajib menggunakan masker dengan benar
 Menerapkan etik batuk
 Membuang tisu di tempat sampah infeksius
 Lakukan kebersihan tangan setelah kontak dengan sekret saluran napas
 Hindari tangan menyentuh mata, hidung atau mulut
 Praktek lumbal punksi
 Peralatan perawatan pasien
 Memutuskan mata rantai penularan infeksi dan peralatan medis kepada
pasien, petugas kesehatan, pengunjung dan lingkungan rumash sakit
 Penatalaksanaan linen
 Linen terdiri dari linen infesksius dan non infeksius
 Memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril
 Memisahkan troley linen bersih dan linen kotor
 Menempatkan linen kotor tidak di lantai
 Menyimpan linen di lemari tertutup
 Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutup
 Persediaan linen sesuai kebutuhan 1 : 3 – 6
 Menyimpan linen bersih di dalam lemari tertutup
 Penggunaan menggunakan sistem FIFO
 Kesehatan karyawan
 Petugas wajib menjaga kesehatannya
 Ada pemeriksaan kesehatan secara regulr untuk yang berisiko infeksi
 Pemberian imunisasi hepatitis pada tempat yang berisiko
 Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum atau
benda tajam lainnya
 Ada apd
 Kebijakan untuk petugas yang tertular penyakit infeksi akibat kerja
 Penempatan pasien
 Tempatkan pasien suspek dan terkonfirmasi covid di ruang isolasi atau
ruang terpisah, ventilasi sesuai standard dan kurangi intensitas keluar
masuk
 Jika ruang isolasi tidak tersedia, penempatan dapat dilakukan secara
kohorting
 Saat dibutuhkan transportasi internal maupun eksternal pasien dipasang
masker bedah

6. Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi


 Kewaspadaan berdasarkan transmisi kontak
Bila pasien dicurigai infeksius atau terkolonisasi agen infeksius
 Kewaspadaan berdasarkan transmisi droplet
Penyakit menular melalui droplet ditularkan melalui batuk, bersin dan berbicara
 Kewaspadaan berdasarkan transmisi udara/ airbone
Langsung memalui debu dengan mikroba, partikel kecil mengandung mikroba
menetap di udara beberapa jam, ditransfer sebagai aerosol melalui udara dalam
ruangan/ jarak lebih jauh dari 2 m

7. Kesimpulan
 Pencegahan dan pengendalian infeksi wajib dilakukan di RS maupun fasyankes
lainnya utuk meningkatkan mutu pelayanan
 Isolasi merupakan bagian dari program pencegahan dan pengendalian infekai,
bertujuan memutus mata rantai infeksi
 Kewapadaan isolasi terdiri dari dua lapis yaitu kewaspadaan standar dan
kewaspadaan transmisi
 Pencegahan dan pengendalian infeksi adalah merupakan bagian dari sasaran
keselamatan pasien dan petugas

Anda mungkin juga menyukai