PALUPI RETNANING P
IPCN RS BINA SEHAT JEMBER
PENDAHULUAN
TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta
mampu menerapkan kewaspadaan isolasi
dengan benar di rumah sakit/fasilitas
pelayanan kesehatan tempat kerjanya
TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti sesi ini diharapkan peserta
mampu memahami :
Kewaspadaan Standar
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
SEJARAH KEWASPADAAN ISOLASI
The Chain of Infection
Pathogen (Agent) : bakteri,virus, jamur
atau protozoa.Jika berpotensi menyebabkan
infeksi dan penyakit itu dianggap patogen
FAKTOR
LINGKUNGAN
PATIENT
1. Pasien berada didalam ruangan SUSCEPTIBLE
dengan pasient yang terinfeksi
(infeksi silang) 1. Usia
2. pasien mungkin terkena infeksi 2. Status immunitas pasien
karena berdesakan di 3. Immunosuppresive drugs or
dalam rumah sakit atau karena irradiation
sering berpindah antar unit
3. Flora microbial mengkontaminasi
furniture, peralatan,
permukaan lingkungan
KEWASPADAAN ISOLASI
MRSA + MRSA -
Sebelum Cuci Tangan Sesudah Cuci Tangan
Luka operasi
terinfeksi MRSA
MRSA + MRSA -
Sebelum Cuci Tangan Sesudah Cuci Tangan
Hal hal apa yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan
tangan :
Jari tangan
Penelitian membuktikan bahwa daerah di bawah kuku (ruang subungual) mengandung
jumlah mikroba tertinggi (McGinley, Larson dan Leydon 1988). Beberapa penelitian
baru-baru ini telah memperlihatkan kuku yang panjang dapat berperan sebagai reservoar
untuk bakteri Gram negatif (P. aeruginosa), jamur dan patogen lain (Hedderwick et al.
2000). Kuku panjang, baik yang alami maupun buatan, lebih mudah melubangi sarung
tangan (Olsen et al. 1993). Oleh karena itu, kuku harus dijaga tetap pendek, tidak lebih dari
3 mm melebihi ujung jari.
Kuku Buatan
Kuku buatan (pembungkus kuku, ujung kuku, pemanjang akrilik) yang dipakai oleh
petugas kesehatan dapat berperan dalam infeksi nosokomial (Hedderwick et al. 2000).
Selain itu, telah terbukti bahwa kuku buatan dapat berperan sebagai reservoar untuk
bakteri Gram negatif, pemakaiannya oleh petugas kesehatan harus dilarang.
Cat Kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
Perhiasan
Penggunaan perhiasan saat bertugas tidak
diperkenankan
Lingkungan pasien yang merupakan Sumber
terjadinya Infeksi
• Tujuan :
Mencegah penularan mikroorganisme terhadap tenaga
kesehatan dan pasien
Meminimalkan kerusakan peralatan medis dari
bahan/kotoran (misalnya darah, cairan tubuh, obat-
obatan) atau penanganan yang tidak benar
Melindungi tenaga kesehatan dari cedera karena
penggunaan germisida berbahaya
Memastikan setiap peralatan untuk penanganan yang
diperlukan (disinfeksi atau sterilisasi) untuk
penggunaan kembali yang aman
KLASIFIKASI PERALATAN MENURUT SPAULDING
1. Identifikasi Limbah
• Padat (tajam, infeksius, non infeksius)
• Cair
• Gas
2. Pemisahan
• Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
• Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
• Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
• Limbah cair segera dibuang ke spoelhoek
3. Penempatan limbah (wadah)
• Harus tertutup
• Mudah dibuka dengan
menggunakan pedal kaki
• limbah infeksius berlambang
biohazard.
• Bersih dan dicuci setiap hari
• Terbuat dari bahan yang kuat,
ringan dan tidak berkarat
• Jarak antar wadah limbah 10-20
meter, diletakkan di ruang
tindakan dan tidak boleh di
bawah tempat tidur pasien
• Ikat kantong plastik limbah jika
sudah terisi ¾ penuh
• Limbah padat non
infeksius:
plastik kantong warna
hitam
• Limbah benda tajam:
wadah tahan tusuk dan
air
Cara penanganan dan pengikatan yg benar
Cara penanganan dan pengikatan yg salah
4. Pengangkutan
b.Bila darah/cairan tubuh mengenai kulit yang utuh tanpa luka atau
tusukan, cuci dengan sabun dan air mengalir
c.Bila darah/cairan tubuh mengenai mulut, ludahkan dan kumur-
kumur dengan air beberapa kali.
d.Bila terpecik pada mata, cucilah mata dengan air mengalir (irigasi),
dengan posisi kepala miring kearah mata yang terpercik.
e.Bila darah memercik ke hidung, hembuskan keluar dan bersihkan
dengan air.
f. Bagian tubuh yang tertusuk tidak boleh ditekan dan dihisap dengan
mulut.
8. PENEMPATAN PASIEN
Tempatkan pasien infeksius terpisah dengan pasien non
infeksius.
WHO
GUIDELINES
x x x
PELATIHAN IPCN PERSI
√ √
Tidak memakai ulang jarum
suntik
Upayakan tidak memakai obat-
obat/cairan multidose
Pertahankan teknik aseptik dan
pada pemberian suntikan
Segera buang jarum suntik
habis pakai
Tidak melakukan recapping
jarum suntik habis pakai
• Masker harus dipakai klinisi saat melakukan
lumbal pungsi,anaestesi spinal
/epidural/pasang kateter vena sentral
• Cegah droplet flora orofaring,dapat
menimbulkan meningitis bakterial
B. KEWASPADAAN BERDASARKAN
TRANSMISI
evaporated
water
around 1,8 m