Anda di halaman 1dari 76

PENCEGAHAN INFEKSI

DI TEMPAT KERJA

Drg Tari, S.H,MHKes


WORKSHOP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
TANGGAL 14 sd 16 OKTOBER 2021
NAMA : Drg Tari Tritarayati, S.H.,M.HKes
Nomor Telp : 08158038949
Email : trita.bus@gmail.com

Riwayat : 1. Ketua Komite Kesehatan Gigi dan Mulut, Kemkes – Sekarang.


Pekerjaan 2. Ketua Bidang Hukum, Ikatan Konsultan Manajemen Kesehatan Indonesia (IKKESINDO). – Sekarang.
3. Health Policy Unit (HPU), Kemkes.
4. Komisi Akreditasi FKTP, Kemkes.
5. Surveior Akreditasi FKTP, Kemkes.
6. Staf Ahli Menteri Bidang Medico Legal, Kemkes.
7. Kepala Pusat Perencanaan SDMK, Kemkes
8. Kepala Pusat Komunikasi Publik, Kemkes.
9. Kepala Bagian, Biro Hukum dan Organisasi, Kemkes
10. Bidang Yankes Kanwil Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
11. Bidang Yankes Kanwil Kesehatan Prop. DKI Jakarta.
12. Puskesmas.
POKOK BAHASAN

1. PENDAHULUAN
2. KONSEP INFEKSI DALAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI (PPI)
3. PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)
✓Kewaspadaan Isolasi
✓Upaya Perbaikan dalam pencegahan
infeksi
DASAR HUKUM
1. UU NO 36 TAHUN 2009 TENTANG
KESEHATAN.
2. PERATURAN PEMENRINTAH NO 88
TAHUN 2019 TENTANG KESEHATAN
KERJA.
3. PERATURAN MENKES NO 27 TAHUN
2017 TENTANG PPI
4. PERATURAN MENTERI KESEHATAN
NOMOR 52 TAHUN 2018 TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN.
5. PEDOMAN TEKNIS PPI DI FKTP.
KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA
Upaya yang ditujukan untuk
melindungi setiap orang yang berada
di tempat kerja agar hidup sehat dan
terbebas dari gangguan Kesehatan,
serta pengaruh buruk yang
diakibatkan dari pekerjaan.
Standar K3 Fasyankes (Ps 7, PMK 52/2018)
1. Pengenalan potensi bahaya dan pengendalian risiko K3 di
Fasyankes;
2. Penerapan kewaspadaan standar;
3. Penerapan prinsip ergonomi;
4. Pemeriksaan kesehatan berkala;
5. Pemberian imunisasi;
6. Pembudayaan perilaku hidup bersih dan sehat di
Fasyankes;
7. Pengelolaan sarana dan prasarana Fasyankes dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja;
8. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja;
9. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana,
termasuk kebakaran;
10. Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun dan limbah
bahan berbahaya dan beracun; dan
11. Pengelolaan limbah domestik.
STANDAR KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA DI
FASYANKES
Penerapan KEWASPADAAN
STANDAR dilaksanakan melalui :
a. cuci tangan untuk mencegah
infeksi silang;
b. Penggunaan APD;
c. Pengelolaan jarum & alat tajam;
d. Penatalaksanaan peralatan; dan
e. Pengelolaan limbah dan sanitasi
ruangan.
PENDAHULUAN
1. Kejadian infeksi dari kunjungan perawatan
Kesehatan berisiko lama perawatan yang
akan menambah biaya perawatan
Kesehatan, penyebab kematian dan
kemungkinan tuntutan hukum
2. Tujuan PPI adalah mengidentifikasi dan
menurunkan risiko infeksi yang didapat
dan ditularkan diantara pasien, staf,
tenaga profesional kesehatan, tenaga
kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa dan
pengunjung
FENOMENA GUNUNG ES

KONDISI PANDEMI COVID-19

Bagaikan gunung es, sedikit


dipermukaan namun banyak yang
tersembunyi……
PENGERTIAN

1. Defenisi infeksi adalah invasi jaringan tubuh oleh mikroorganisme patogen yang
berkembang biak, mengakibatkan cedera jaringan yang dapat berkembang
menjadi penyakit
2. Penyakit infeksi atau penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh
mikroorganisme patogen, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit. Penyakit ini
bisa menyebar secara langsung maupun tidak langsung dari satu orang ke orang
lainnya. Gejala yang disebabkan oleh masing-masing penyakit infeksi dan langkah
pengobatannya pun berbeda-beda tergantung mikroorganisme apa yang menjadi
pemicunya.
3. Pencegahan infeksi merujuk pada kebijakan dan standar yang digunakan untuk
memminimalkan resiko penyebaran infeksi khsusunya di fasyankes
11
The Chain of Infection
Pathogen (Agent) : bakteri,virus, jamur atau protozoa. Jika
berpotensi menyebabkan infeksi dan penyakit itu dianggap patogen

Reservoir : tempat di mana mikroorganisme dapat berkembang biak atau


setidaknya bertahan untuk jangka waktu tertentu (misalnya di dalam atau
pada manusia dan hewan atau di objek seperti wastafel)

Portal of exit : cara di mana mikro-organisme dapat meninggalkan


reservoir (misalnya melalui mulut dari saluran pernapasan,
melaluitangan dari kontak dengan pasien).

Mode of Transmission : bagaimana mikroorganisme berpindah dari


satu orang ke orang lain (misalnya melalui kontak langsung melalui
tangan, melalui droplet / sekresi pernapasan).

Portal of entry : lubang yang memungkinkan mikroorganisme


dapatkan akses ke orang baru (Host).

Susceptible Host : seseorang yang rentan terhadap kolonisasi atau


infeksi. Hasil penularan (kolonisasi atau infeksi) tergantung pada sifat
mikroorganisme dan kerentanan inang pada saat itu.
UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI

Penyebab 1. Membatasi transmisi


1. Infeksi silang (Cross infection) : mikroorganisme
dokter/pasien/perawat /petugas Kesehatan lain 2. Mengontrol resiko penularan
2. Infeksi endogen (auto infection/self infection) : dari lingkungan
dari pasien sendiri 3. Melindungi pasien dengan
3. Infeksi Lingkungan (environment infection) : penggunaan antimikroba yang PROGRAM
alat tercemar/kontaminasi lingkungan/ruangan bijak , nutrisi yang cukup dan PPI
kotor vaksinasi
4. Membatasi resiko infeksi
endogen dengan meminimalkan
Tindakan invasive
FAKTOR PENENTU HAIs 5. Pengawasan infeksi, identifikasi
✓ Susceptibilty penderita terhadap infeksi penyakit dan mengontro
✓ Besarnya paparan mikroba penyebarannya
✓ Metode transmisi mikroba
METODE MEMUTUS RANTAI PENULARAN INFEKSI
identifikasi dan pengelolaan organisme yang
cepat, pembersihan dan desinfeksi
lingkungan)
Mengurangi kerentanan pasien
yang menerima perawatan Personal hygiene, immunisasi,
kesehatan (pengobatan pengelolaan lingkungan,
penyakit yang mendasari, dekontaminasi alat, linen dan limbah
mengenali pasien berisiko
tinggi)

Misalnya teknik aseptik non- Kebersihan Tangan, penggunaan APD


sentuh, APD yang tepat, yang tepat, pengemasan yang aman,
perawatan alkes yang aman, dan pembuangan limbah)

Kebersihan Tangan, isolasi pasien yang terinfeksi,


kontrol aliran udara sesuai transmisi
HEALTHCARE ASSOCIATED INFECTIONS (HAIS)

 Adalah infeksi yang terjadi pada


pasien selama proses perawatan di
rumah sakit atau fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya,
 dimana tidak infeksi atau dalam
masa inkubasi saat masuk rawat
serta dapat muncul setelah pulang
rawat dan
 juga infeksi yang dapat terjadi pada
petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan karena pekerjaanya
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate
infeksi berhubungan dengan pelayanan
kesehatan pada pasien , petugas dan
pengunjung serta masyarakat sekitar fasilitas
pelayanan kesehatan,
dengan mempertimbangkan cost
effectiveness
PROGRAM PPI
(PMK NO.27 TAHUN 2017 TENTANG PPI)

1. KEWASPADAAN ISOLASI
2. PENCEGAHAN PPI DENGAN BUNDLES
HAIs
3. SURVEILANS HAIs
4. PENDIDIKAN &PELATIHAN PPI
5. PENGGUNAAN AB YANG BIJAK

MONITORING DAN EVALUASI :


AUDIT MEMASTIKAN MASALAH
ICRA UPAYA PENYELESAIAN MASALAH
PELAKSANAAN PROGRAM PPI

Regulasi

Standar

PERILAKU
PETUGAS

Akreditasi
1. PERMENKES NO. 27/ 2017 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES
2. PEDOMAN TEKHNIS PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DI FKTP KEMENKES TAHUN 2021

Pencegahan Infeksi Pengendalian


Pengendalian HAI’s dan
infeksi di
infeksi
infeksi fasyankes

Prinsip
kewaspadaan
standar dan
Bundles Penggunaan SURVEILANS PENDIDKAN
antimikroba & PELATIHAN
transmisi secara bijak PPI

19
PROGRAM PPI I : KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN ISOLASI
KEWASPADAAN STANDAR KEWASPADAAN TRANSMISI

Pengendalian
Kebersihan tangan Lingkungan
KONTAK DROPLET AIRBORNE
Pengendalian
Alat Pelindung Diri
Limbah RS
Influenza,
MRSA, Diarrhea, Chiken Fox, TBC,
Penyuntikan yang Manajemen Linen E.Colli
Pertussis, Mumps,
SARS
aman Rubella

Kebersihan VEKTOR
Penempatan pasien
pernafasan/etika batuk (Lalat, naymuk, tikus dll)

Pengelolaan alkes
Kesehatan petugas HH, sarung tangan, Masker Bedah Masker Respiratorik
gaun pelindung wajah (N95)

Pengendalian
Praktek lumbal lingkungan , limbah
fungsi RS
KEBERSIHAN TANGAN
KEBERSIHAN TANGAN

My 5 Moments for Hand Hygiene


1. before touching a patient,
2. before clean/aseptic procedures,
3. after body fluid exposure/risk,
4. after touching a patient, and.
5. after touching patient surroundings.
Tidak Tampak kotor HAND Tampak kotor
Hand rub HYGIENE Hand wash (cuci tangan
KEBERSIHAN TANGAN

NO HAND HYGIENE

1 CARA HAND RUB HAND WASH


( tanpa air ) ( dengan air mengalir dan
antiseptik)

2 WAKTU 20 – 30 detik 40 – 60 detik

3 LANGKAH 6 LANGKAH

4 MOMENT 5 MOMENT
MENDORONG KEPATUHAN
KEBERSIHAN TANGAN
 “Kepatuhan” kebersihan tangan adalah ukuran seberapa sering petugas
kesehatan mempraktikkan kebersihan tangan jika diindikasikan. Untuk
memaksimalkan-dibimbing di setiap fasilitas kesehatan. Strategi ini
meliputi:
1. Perubahan sistem untuk memfasilitasi sarana kebersihan tangan di titik
perawatan pasien
2. Pendidikan dan Pelatihan
3. Pengingat di tempat kerja – poster
4. Pemantauan kepatuhan kebersihan tangan dengan umpan balik (audit)
5. Iklim keselamatan institusi - Adopsi budaya keselamatan
ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
ALAT PELINDUNG DIRI

➢ Alat pelindung diri adalah pakaian khusus atau peralatan yang


di pakai petugas untuk memproteksi diri dari bahaya fisik,
kimia, biologi/bahan infeksius.
➢ Tujuan menggunaan APD: untuk melindungi kulit dan
membran mukosa dari resiko pajanan darah, cairan tubuh,
sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir dari
pasien ke petugas dan sebaliknya.
➢ Indikasi penggunaan APD: jika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau
terpercik darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien
terkontaminasi dari petugas.
➢ Pada penangan Covid-19 penggunaan APD sesuai jenis
risiko paparan/transmisi dari tindakan yang akan
dilakukan.
ALAT PELINDUNG DIRI

1. Penggunaan APD harus berpedoman pada


penilaian risiko kontak dengan darah, cairan
tubuh, sekresi dan kulit pasien yg terluka
2. Penggunaan sarung tangan tidak
menghilangkan kebutuhan untuk kebersihan
tangan. Kebersihan tangan juga dibutuhkan
ketika menggunakan dan terutama ketika
melepas APD
3. Prinsip APD adalah menggunakan dengan
BENAR, melepaskan dengan BENAR dan
mengumpulkan atau membuang dengan
BENAR
ISSU TERKAIT APD
✓ Penggunaan sarung tangan tidak sesuai indikasi hanya memberikan rasa aman yang palsu
✓ Hazmat/cover all tidak di rekomendasikan oleh CDC/ WHO untuk penanganagan covid 19

✓ Pengunaan APD berbasis transmisi


JENIS APD

Pelindung kepala (Topi) Kacamata dan pelindung wajah MASKER

GAUN SARUNG TANGAN SEPATU


PEMILIHAN APD SESUAI JENIS PAJANAN

Jenis pajanan Contoh Pilihan alat


pelindung
Resiko rendah
1. Kontak dengan kulit • Injeksi • Sarung tangan tdk
2. Tidak terpajan darah • Perawatan luka ringan esensial
langsung

Resiko sedang
1. Kemungkinan terpajan • Pemeriksaan pelvis • Sarung tangan
darah namun tidak ada • Insersi IUD • Mungkin perlu
cipratan • Melepas IUD apron atau gaun
• Pemasangan kateter intra pelindung
vena
• Penanganan spesimen
laboratorium
• Perawatan luka berat
• Ceceran darah
PEMILIHAN APD SESUAI JENIS PAJANAN

Jenis pajanan Contoh Pilihan alat


pelindung
Resiko tinggi
1. Kemungkinan • Tindakan bedah mayor • Sarung tangan
terpajan darah • Bedah mulut ganda
dan • Persalinan pervagina • Apron
kemungkinan • Baju Pelindung
terciprat • Kaca mata
2. Perdarahan pelindung
massif • Masker
• Sepatu bot
SARUNG TANGAN
Tujuan:
Melindungi tangan dari kontak dengan darah, cairan
tubuh, sekret, ekskreta, mukosa, kulit yang tidak utuh
dan benda yang terkontaminasi

INDIKASI : Tindakan yang kontak Jenis sarung tangan


atau diperkirakan akan terjadi kontak
dengan darah, cairan tubuh, sekret, • sarung tangan bersih
ekskreta, kulit yang tidak utuh, • sarung tangan steril
selaput lendir pasien, dan benda • sarung tangan rumah tangga
yang terkontaminasi
TINDAKAN YANG PERLU
MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN

Sumber: PMK No.27/2017

Elis_Workshop PPI_ADINKES.05.21
PELINDUNG WAJAH

Tujuan : melindungi selaput


lendir hidung, mulut,
dan mata
Jenis alat yangdigunakan :
- masker
- kaca
mata/goggle
- face shield
Elis_Workshop PPI_ADINKES.05.21
INDIKASI PEMAKAIAN
PELINDUNG WAJAH

Tindakan yang memungkinkan


menimbulkan percikan terhadap mukosa
(mulut,mata,selaput lendir hidung).
INDIKASI PEMAKAIAN PELINDUNG
WAJAH : “MASKER”

• Masker digunakan untuk melindungi wajah dan


membran mukosa mulut dari cipratan darah dan
cairan tubuh dari pasien atau permukaan
lingkungan udara yang kotor dan melidungi
pasien atau permukaan lingkungan udara dari
petugas saat batuk atau bersin
• Menggunakan masker harus menutupi mulut
dan hidung serta dagu, dan lakukan fit test
INDIKASI PEMAKAIAN PELINDUNG WAJAH

• Masker Bedah, untuk mencegah


penularan melalui droplet
• Masker respiratorik, untuk mencegah
penularan melalui airborne
• Masker rumah tangga, untuk digunakan
di bagian gizi atau dapur
CARA MEMAKAI DAN MELEPAS Hand
hygiene
PELINDUNG WAJAH

Elis_Workshop PPI_ADINKES.05.21
MANFAAT PE LINDUNG WAJ AH

Petugas
Mencegah membran mukosa petugas terkena
kontak dengan percikan darah dan cairan tubuh pasien

Pasien
Mencegah kontak droplet dari mulut dan hidung petugas yang
mengandung mikroorganisme
saat bicara, batuk , bersin
GAUN

TUJUAN
Melindungi petugas dari kemungkinan genangan
atau percikan darah atau cairan tubuh lainnya yang
dapat mencemari baju.
JENIS GAUN :
- Gaun pelindung tidak kedap air
- Gaun pelindung kedap air
- Gaun steril
- Gaun non steril
INDIKASI MENGGUNAKAN GAUN

• Tindakan atau penangan alat yang memungkinkan


pencemaran/kontaminasi pada pakaian petugas, seperti:
✓Membersihkan luka
✓Tindakan drainase
✓Menuangkan cairan terkontaminsai kedalam
lubang pembuangan/WC/toilet
✓Menangani pasien perdarahan masif
✓Tindakan bedah
✓Perawatan gigi

Segera ganti gaun/pakaian kerja jika


terkontaminsai cairan tubuh pasien (darah)
M A N FA A T M E N G G U N A K A N
G AU N
Petugas
Mencegah kulit petugas kontak dengan
percikan darah dan cairan tubuh pasien

Pasien
Mencegah kontak mikroorganisme
dengan tangan, tubuh dan pakaian
petugas kepada pasien
SEPATU PELINDUNG

TUJUAN :
Melindung kaki petugas dari tumpahan/ percikan
darah atau cairan tubuh lainnya dan mencegah dari
kemungkinan tusukan benda tajam atau kejatuhan
alat Kesehatan.
Jenis :
Sepatu karet atau plastik yang
menutupi seluruh ujung dan telapak
kaki.
APD YANG DIREKOMENDASIKAN WHO
UNTUK PELAYANAN PASIEN COVID-19

hazmat/
cover all
masih
rekomendasi
??

Pedoman Penanganan Covid Revisi 4: 27 Maret 2020. Pedoman Penanganan Covid Revisi 5: 13 Juli 2020. &
WHO 23 Desember 2020
Dirjen P3 Kemenkes Juknis APD 6 April 2020 Dirjen P3 Kemenkes
CARA MENGGUNAKAN DAN MELEPASKAN APD
PENYUNTIKAN YANG AMAN
PENYUNTIKAN YANG AMAN
PENYUNTIKAN YANG AMAN

 Tidak memakai ulang jarum suntik


 Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan multidose
 Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada pemberian
suntikan
 Segera buang jarum suntik habis pakai
 Tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai

pelatihan ipcn.doc.file. diklat.2017


PENGENDALIAN LINGKUNGAN
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Pengendalian lingkungan adalah upaya Mencegah terjadinya penyebaran infeksi ke:


▪ Pasien
perbaikan kualitas udara, kualitas air ▪ Petugas
dan permukaan lingkungan, serta ▪ Pengunjung
▪ Masyarakat sekitar Fasilitas Pelayanan
desain dan konstruksi bangunan Kesehatan
dilakukan untuk mencegah transmisi
mikroorganisme kepada pasien,
petugas dan pengunjung.
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

AIR
a. Sistim Air Bersih
b. Persyaratan Kesehatan Air 01
c. Sistem Pengelolaan Limbah Cair Baik Medis Dan Non
Medis

VENTILASI RUANGAN
a. Mempunyai Ventilasi Udara Yang Baik Meliputi Ventilasi Ala
mi Dan/Atau Ventilasi Mekanik/Buatan
b. Pintu Dan Jendela Yang Bukaan Permanen 02
c. Pertukaran Udara 6-12 Kali Pertukaran Udara Perjam
d. Penghawaan Udara Ruangan Baik (Tidak Panas,
Pengab Dan Bau
e. Pemilihan Sisitim Ventilasi Alami
KONSTRUKSI BANGUNAN
a. Design Bangunan
b. Persyaratan Kehandalan Bangunan
c. Sistem Pencahayaan
03
d. Penataan Barang Dan Lingkungannya
e. Pembersihan Lingkungan
f. Pemisahan Toilet Wanita Dan Laki Laki
PENGENDALIAN LINGKUNGAN
PRINSIP CEGAH KOLONISASI BUKAN STERILISASI

✓ Penyemprotan atau fogging bahan


kimia tertentu seperti formalin, klorin,
atau senyawa amonium kuarterner
tidak direkomendasikan
✓ Penyemprotan atau fogging area luar
ruangan seperti jalan atau pasar juga
tidak direkomendasikan untuk
membunuh virus COVID-19 atau
patogen-patogen lain karena debu dan
serpihan menonaktifkan disinfektan
sedangkan materi organik dari tempat-
tempat tersebut tidak mungkin
dibersihkan
✓ Menyemprot orang dengan disinfektan
(seperti di dalam bilik, kotak, atau
terowongan) dalam keadaan apa pun
tidak direkomendasikan.
PENGELOLAAN LIMBAH
BERDASARKAN BENTUK :
LIMBAH a. Limbah Cair
b. Limbah Padat
c. Limbah Gas
BERDASARKAN JENIS :
a. Limbah Infeksius
b. Limbah Non Infeksius
c. Limbah Bahan berbahaya dan beracun (B3)
BERDASARKAN SUMBER :
a. Limbah Medis
b. Limbah Industri
c. Limbah Domestik
PENGELOLAAN LIMBAH
TINDAKAN PENCEGAHAN BENDA TAJAM

1. Luka tusuk benda tajam bekas pakai beresiko terjadi blood born
infection ( Aids, HBV, HCV DAN LAINNYA)
2. Luka tusuk jarum pada petugas harus dilaporkan dan dicatat serta
dilakukan prophylaksis dan pengobatan
3. Benda tajam yang dapat digunakan kembali harus ditangani dengan
hati-hati untuk menghindari cedera selama prosedurra
4. Jangan melakukan recapping , segera buang jarum.needle dan benda
tajam lainnya kedalam safety box
5. Safety box harus mudah dijangkau dan mudah terlihat , tidak penuh
(2/3 box) dengan label code warna kuning
PENGELOLAAN ALAT/ INSTRUMEN
DEKONTAMINASI PERALATAN KESEHATAN

Dekontaminasi
Melepaskan kotoran dan mikroorganisme patogen
dari benda-benda sehingga aman dipegang, untuk
diproses lebih lanjut, digunakan atau dibuang.

Pembersihan Disinfeksi Sterilisasi

Sumber: World Health Organization. 2016. Decontamination and reprocessing of medical


devices for health-care facilities. World Health Organization. Diakses dari:
https://www.who.int/infection-prevention/publications/decontamination/en/
PENGELOLAAN ALAT KESEHATAN
PENGELOLAAN LINEN
PENGELOLAAN LINEN
1. Jenis linen terbagi atas linen bersih, linen steril , linen kotor dan linen terkontaminasi (infeksius)
2. Pencucian dengan membedakan mesin cuci linen kotor dan linen infeksius
3. Linen pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi Infeksi (linen infeksius)
✓ harus ditempatkan dengan label yang jelas, tas atau wadah anti bocor, jika ada kotoran padat
masukan kedalam ember tertutup dan buang dengan hati-hati ke toilet atau jamban (36).
✓ Mesin cuci dengan air hangat pada suhu 60−90 ° C (140−194 ° F) dengan deterjen diikuti dengan
merendam dalam 0,1% klorin selama kurang lebih 30 menit dan dikeringkan

Jika mesin cuci tidak memungkinkan,

linen terkontaminasi (infeksius) dapat direndam air panas dan sabun/detergent dalam
drum/ember besar, gunakan tongkat untuk mengaduk dan berhati-hatilah untuk
menghindari percikan. Drum/ember kemudian harus dikosongkan dan seprai direndam
dalam 0,05% (500 ppm) klorin selama kurang lebih 30 menit. Cucian dibilas dengan air
bersih dan dibiarkan mengering sepenuhnya di bawah sinar matahari
PERLINDUNGAN KESEHATAN KARYAWAN
KESEHATAN PETUGAS

1. Pemahaman petugas terhadap resiko


penularan penyakit/infeksi
2. Pemeriksaan berkala terhadap semua
petugas kesehatan terutama pada area
risiko tinggi
3. Pemberian immunisasi vaksin ( terutama
pada area resiko tinggi)
4. Tersedia Alat Pelindung Diri (APD) dan
penggunaan baju kerja
5. Tersedia kebijakan penatalaksanaan paska
luka tusuk jarum bekas pakai
6. Kepatuhan petugas terhadap standar
Perlindungan Kesehatan Petugas
▪ MCU teratur terutama petugas yg menangani kasus
dengan penularan melalui airborne
▪ Vaksinasi Hepatitis B
▪ Penanganan paska pajanan yang memadai (ada
alur pajanan, sebelum 4 jam sudah ditentukan
penata laksanaan) →petugas yang dihubungi....?
Petugas Laporan ke.....?
▪ Penyediaan sarana kewaspadaan standar
▪ Senantiasa menjaga perilaku hidup sehat
Simple Measures Can Be Effective!
PENEMPATAN PASIEN PADA LOKASI KERJA PETUGAS
KESEHATAN YANG BENAR
SISTEM VENTILASI
1. Ventilasi natural menggunakan
jendela dan pintu terbuka atau
Pertukaran udara
menggunakan tambahan kipas
6 – 12 x /jam angin
2. Ventilasi mekanik menggunakan
kipas angin dan exhaust fan atau
menggunakan AC dan exhaust
fan
3. Ventilasi tekanan negative
menggunakan tekanan udara
khusus
4. Pastikan sirkulasi udara dengan
perputaran 6 – 12 kali perjam
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.5.3 Puskesmas mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan pelayanan kesehatan perlu melaksanakan dan
mengimplementasikan program PPI, untuk mengurangi risiko infeksi baik bagi pasien, petugas, keluarga
pasien, masyarakat, dan lingkungan

POKOK PIKIRAN
• Program pencegahan dan pengendalian infeksi di Puskesmas adalah untuk mengidentifikasi
dan mengurangi risiko tertular dan menularkan infeksi di antara pasien, petugas, keluarga dan
masyarakat dan lingkungan melalui penerapan kewaspadaan isolasi yang terdiri dari
kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasar transmisi, penggunaan antimikroba secara
bijak, dan bundles untuk infeksi terkait pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan dan
Surveilans HAIs
• Pelaksanaan program tersebut perlu dipantau secara terus menerus untuk menjamin
penerapan yang konsisten melalui kepatuhan pelaksanaan program PPI Misalnya : Audit
kepatuhan Kebersihan tangan , audit bundles HAis dll
• Pemantauan pelaksanaan program dilakukan oleh tim PPI atau petugas yang diberi tanggung
jawab agar dilaksanakan secara periodik dalam penyelenggaraan kegiatan pelayanan
Puskesmas
DRAFT STANDAR AKREDITASI PUSKESMAS REVISI
BAB 5
5.5.3
Terdapat bukti penerapan dan pemantauan prinsip-prinsip
kewaspadaan standar sesuai pokok pikiran huruf a sampai dengan
huruf i sesuai prosedur yang ditetapkan . (D,O,W)
01

ELEMEN PENILAIAN ELEMEN PENILAIAN

02
Bila ada pengelolaan pada pokok pikiran huruf f sampai dengan huruf h
yang dilaksanakan oleh pihak ketiga, Puskesmas harus memastikan
standar mutu diterapkan oleh pihak ketiga sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. (D,W)
HIRARKHI PENGENDALIAN COVID 19

HILANGKAN ATAU CEGAH SARS COV2


Eliminasi MASUK FASYANKES (SKRINING PETUGAS
SEBELUM MENGIJINKAN MASUK, ,HAND
HYGIENE,PCR,AG

Mendesain atau renovasi faskes untuk


Pengendalian menurunkan sumber ekspos SARS
Engineering cov2(jarak,barrier fisik, perbaiki
ventilasi dan sarana HH)

Pengendalian SPO,Pelatihan,WFH,PHBS,
administratif Dekontaminasi lingkungan

APD tetapkan sesuai Indikasi, besar


APD paparan dan dinamika transmisi
➢ Kebersihan tangan sebelum dan sesudah melakukan
Tindakan harus dilakukan petugas medis yang memeriksa
pasein
➢ Gunakan dan Pilih APD sesuai besar paparan ,jenis tindakan
atau dinamika transmisi, (Droplet,Kontak,Aerosol,Chemical)
➢ Jangan memanipulasi jarum bekas pakai!
➢ Gunakan nampan bila memberikan benda tajam
➢ Tidak menyarungkan kembali jarum yang telah dipakai! bila
terpaksa one hand recapping
➢ Pendidikan & latihan berkesinambungan
➢ Berhati2 saat melepas APD setelah keluar dari ruang Rawat
covid 19
KESIMPULAN KEBERHASILAN DALAM PELAKSANAAN
PPI :
1. Perubahan infrastruktur / sistem: akses ke
peralatan yang tepat, persediaan dan
lingkungan yang memfasilitasi tindakan yang
tepat untuk keselamatan pasien dan petugas
Kesehatan
2. Pelatihan dan pendidikan: program pelatihan
dan pendidikan rutin untuk semua petugas
kesehatan terkait PPI dan keselamatan pasien
3. Pemantauan, evaluasi dan umpan balik:
program pemantauan dan umpan balik rutin
tersedia
4. Peningkatan / promosi kesadaran: praktik PPI
dan diperkuat melalui peningkatan kesadaran
misalnya penggunaan poster yang yang
dipajang di pelayanan pasien dan pengunjung
5. Budaya keselamatan: manajer dan pemimpin
di setiap tingkat fasilitas pelayanan kesehatan
menunjukkan dukungan untuk membantu
mengembangkan dan memperkuat PPI dan
budaya keselamatan pasien
TERIMA KASIH

BANGKIT MELAWAN COVID-19

Anda mungkin juga menyukai