DISUSUN OLEH
KELOMPOK 10
G. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang digunakan (leaflet)
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan SAP
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan yang
disampaikan
c. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta penyuluhan dapat :
a. Mengetahui pengertian batuk dan etika batuk
b. Mengetahui tujuan etika batuk
c. Mengetahui dampak dari batuk
d. Mengetahui penyebab dari batuk
e. Mengetahui kebiasaan batuk yang salah
f. Mengetahui cara batuk yang baik dan benar
MATERI
A. Pengertian
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh pernapasan dan merupakan
gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan karena
adanya lendir, makanan, debu, asap dan sebagainya.
Etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari
segi baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Etika batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju, jadi bakteri tidak
menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
B. Tujuan Etika Batuk
Mencegah penyebaran suatu penyakit secara luas melalui udara bebas (droplet) dan
membuat kenyamanan pada orang di sekitarnya. Droplet tersebut dapat
mengandung kuman infeksius yang berpotensi menular ke orang lain disekitarnya
melalui udara pernapasan. Penularan penyakit melalui media udara pernapasan
disebut air borne disease.
C. Penyebab Terjadinya Batuk
1. Infeksi
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan.
Misalnya flu, bronchitis, pneumonia, TBC, kanker paru-paru
2. Alergi
- Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran
pernapasan. Misalnya debu, asap, makanan dan cairan.
- Mengalirnya cairan hidung ke arah tenggorokan dan masuk ke
saluran pernapasan. Misalnya rhinitis, alergi, batuk pilek.
- Penyempitan pada saluran pernapasan. Misalnya asma.
D. Kebiasaan Batuk yang Salah
1. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.
2. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut atau hidung
saat batuk dan bersin.
3. Membuang ludah batuk disembarang tempat.
4. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang tempat.
5. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk.
E. Dampak dari Batuk
Batuk dapat menyebabkan :
1. Rasa lelah
2. Gangguan tidur
3. Perubahan pola hidup
4. Nyeri musculoskeletal
5. Suara serak
6. Mengganggu nafas
F. Cara Batuk yang Baik dan Benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Lengan baju
2. Tissue
3. Sabun dan air
4. Gel pembersih tangan
Langkah 1
Sedikit berpaling dari orang yang ada disekitar anda dan tutup hidung dan mulut
dengan menggunakan tissue atau sapu tangan atau lengan dalam baju setiap kali
anda merasakan dorongan untuk batuk atau bersin.
Langkah 2
Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.
Langkah 3
Tinggalkan ruangan/tempat anda berada dengan sopan dan mengambil kesempatan
untuk pergi cuci tangan di kamar mandi terdekat atau menggunakan gel pembersih
tangan.
Langkah 4
Gunakan masker
BAB IV
LAPORAN KEGIATAN
A. PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan pada hari rabu, 8 maret 2023 pada pukul 10.00
WIB. Kegiatan pelaksanaan edukasi dilakukan pencegahan resiko infeksi (etika
batuk) dilakukan di ruang rajawali 5B. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengajarkan kepada pasien bagaimana mencegah terjadinyaresiko infeksi
dengan cara etika batuk dengan baik dan benar. Selama proses berlangsung
klien dan keluarga dapat bekerjasama dan paham tentang apa yang diedukasi.
1. Pembahasan
Standard precautions merupakan perilaku pencegahan infeksi yang
harus dilakukan oleh semua orang, termasuk keluarga pasien. Perilaku
pencegahan infeksi merupakan salah satu upaya yang diterapkan oleh
rumah sakit dalam mencegah dan mengendalikan terjadinya infeksi di
rumah sakit, baik kepada pasien, petugas kesehatan, maupun keluarga
pasien. Perilaku pencegahan infeksi bertujuan untuk mengurangi risiko
penularan infeksi, baik yang berasal dari pasien kepada petugas kesehatan,
pasien ke pasien lainnya, pasien kepada pengunjung atau keluarga, maupun
dari petugas kesehatan kepada pasien. Menurut (Harmawati & Etriyanti,
2020), menjaga kebersihan tangan, menggunakan masker, serta etika batuk
dan bersin merupakan langkah-langkah yang efektif untuk memutuskan
rantai penularan infeksi, sehingga kejadian infeksi nosokomial dapat
berkurang. Namun, masih banyak keluarga pasien yang tidak menerapkan
dan membiasakan diri dalam melakukan perilaku ini.
Kewaspadaan transmisi udara menggunakan masker sebagai
pelindung terhadap penyakit yang ditularkan melalui udara. Begitupun
dengan pasien yang menderita infeksi saluran nafas, mereka harus
menggunakan masker saat keluar dari kamar penderita. Begitu juga dengan
pengunjung, pengunjung disarankan menggunakan masker sebagai cara
untuk mencegah terhadap infeksi atau penularan selama di rumah sakit.
Etika Batuk adalah tata cara batuk yang baik dan benar, dengan cara
menutup hidung dan mulut dengan tissue atau lengan baju. Jadi bakteri
tidak menyebar ke udara dantidakmenular ke orang lain.
B. FAKTORPENDUKUNG
Pada pelaksanaan penerapan EBNP ada beberapa faktor pendukung antara lain:
1. Keluarga klien dapat memahami bagaimanatahapan pelaksanaan EBP
sehingga dapat dilakukan dengan tepat.
2. Pelaksanaan EBP dapat dilakukan dengan secara mandiri oleh keluarga
klien.
C. FAKTOR PENGHAMBAT
Klien mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi karena kndisi klien lemah.
D. EVALUASI KEGIATAN
Klien dan keluarga klien tampak paham setelah dilakukannya edukasi.
BAB V
PEUTUP
A. SIMPULAN
Ada pengaruh edukasi pencegahan resiko infeksi terhadap praktik keluarga
dalam mencegah resiko infeksi pada pasien rawat inap di RSUP Dr. Kariadi
Semarang.
B. SARAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT
Pelaksanaan EBP edukasi pencegahan resiko infeksi (etika batuk)
sebaiknya dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di rumah.
Rencana tindak lanjut menyusun kegiatan penerapan EBP di rumah sakit
sesuai dengan indikasi dan memantau penerapan EBP secara mandiri oleh
klien.
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, A. P., Wahyuni, C. U., & Mudjianto, D. (2018). Pengetahuan Petugas Surveilans
Tentang Identifikasi Healthcare-Associated Infections di Surabaya. Jurnal Berkala
Epidemiologi, 6(2), 130–138.
Husodo, B. T., & Canti, P. R. (2016). Paparan Media Promosi Kesehatan dengan
Pengetahuan Pencegahan Infeksi Bagi Pengunjung Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah
Komunikasi, 6(2), 173–177.
Harmawati, & Etriyanti. (2020). Pencegahan Infeksi Nosokomial di Rumah Sakit dengan
Cuci Tangan, Etika Batuk dan Memakai Masker. Jurnal Abdimas Saintika, 2(1),
70–74.
Lumentut, B. A., Waworuntu, O. A., & Homenta, H. (2016). Isolasi dan Identifikasi
Bakteri Aerob yang Berpotensi Menyebabkan Infeksi Nosokomial diIRINA E
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal E-Bomedik (eBm), 4(1), 1–6.
http://doi.org/10.35790/ebm.4.1.2016.11051
Randan, J. R., Sihombing, R. M., & Lebdawicaksaputri, K. (2020). Tingkat Pengetahuan
dengan Perilaku Mencuci Tangan pada Pengunjung di Rumah Sakit. Jurnal Ilmiah
Ilmu Keperawatan Indonesia, 10(3), 118–124.
http://doi.org/10.33221/jiiki.v10i03.588
Faluzi, A., Machmud, R., & Arif, Y. (2019). Analisis Penerapan Upaya Pencapaian
Standar Sasaran Keselamatan Pasien Bagi Profesional Pemberi Asuhan Dalam
Peningkatan Mutu Pelayanan di Rawat Inap RSUP Dr . M . Artikel Penelitian. Jurnal
Kesehatan Andalas, 7(2007), 34–43. https://doi.org/10.25077/jka.v7i0.919
Irawan, E., Iklima, N., Saputra, A., & Sari, Y. (2022). HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN KELUARGA PASIEN DENGAN PERILAKU CUCI TANGAN
DI RUMAH SAKIT. Jurnal Keperawatan BSI, 10(1), 112–121.
Madjid, T., & Wibowo, A. (2017). Analisis Penerapan Program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di Ruang Rawat Inap RSUD Tebet Tahun 2017. Jurnal ARSI, 4,
57–68.
Siregar, R. (2016). Hubungan perawat dan pasien: implementasi standar keselamatan
pasien. To-Ra, 2(1), 295–304. https://doi.org/https://doi.org/10.33541/tora.v2i1.1132
Ramdan, M., Lukman, M., & Platini, H. (2020). Pengetahuan, sikap dan etika batuk pada
penderita tuberkulosis paru. Holistik J Kesehat, 14(2), 232-9.
Hapipah, H., Istianah, I., Arifin, Z., & Hadi, I. (2021). Edukasi Etika Batuk Yang Benar
Sebagai Upaya Pencegahan Penyakit TB Paru Di Dusun Aik Nyet Lombok
Barat. Jurnal Abdimas Kesehatan Perintis, 2(2), 17-21.
Hasina, S. N. (2020). Pencegahan Penyebaran Tuberkulosis Paru Dengan (BEEB) Batuk
Efektif dan Etika Batuk Di RW. VI Sambikerep Surabaya. Community
Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(3), 322-328.
Azidin, Y., & Norwahidin, D. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Etika Batuk
Terhadap Persepsi Pasien Tentang Etika Batuk Di Ruang Paru Rsud Ulin
Banjarmasin. CNJ: Caring Nursing Journal, 4(2), 54-60.
Murfat, Z., & Syamsu, R. F. (2021). Penyuluhan dan Tatalaksana Etika Batuk Dan Bersin
Sebagai Pencegahan Penyakit ISPA di Kabupaten Gowa. Jurnal Pengabdian
Kedokteran Indonesia, 2(1), 37-44.