Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan diberbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh mikroba pathogen dan bersifat dinamis. Mikroba sebagai makhluk hidup tentunya ingin bertahan hidup dengan cara berkembang biak pada suatu reservoir yang cocok dan mampu mencari reservoir baru dengan cara berpindah atau menyebar. Penyebaran mikroba pathogen ini tentunya sangat merugikan bagi orang-orang yang dalam kondisi sehat, terlebih bagi orang-orang yang sedang dalam keadaan sakit (Marbun, N. C. P, 2020). Ditinjau berdasarkan sumber infeksi ini berasal dari didapatnya infeksi berasal dari komunitas/masyarakat (Community Acquired Infection) atau berasal dari rumah sakit (Healthcare-Associated Infections). (Marbun, N. C. P, 2020). Tidak hanya berasal dari rumah sakit, kejadian infeksi ini juga dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Penularan infeksi tidak hanya terbatas kepada pasien namun juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang tertular pada saat berada di dalam lingkungan pelayanan kesehatan. WHO mendefinisikan infeksi terkait pelayanan kesehatan juga disebut infeksi rumah sakit sebagai infeksi pada pasien yang diperoleh di rumah sakit saat dirawat yang mana infeksi sebelumnya tidak muncul atau terinkubasi pada saat masuk rumah sakit. Prinsip penting dari keberadaan institusi pelayanan kesehatan berkualitas yaitu sebagai perlindungan bagi pasien, tenaga kesehatan, tenaga pendukung dan komunitas masyarakat di sekitarnya dari penularan infeksi. Disini perawat sebagai tenaga kesehatan yang berhubungan langsung dengan pasien dan menjadi media transmisi infeksi sangat penting perannya. Perawat dapat mencegah terjadi infeksi dengan memutus rantai penularan infeksi. Hal ini dapat diwujudkan dengan penerapan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang efektif dan efisien. (Marbun, N. C. P, 2020). Untuk mengetahui adanya infeksi serta menyusun strategi pencegahan dan pengendalian infeksi harus mengerti terlebih dahulu mengenai rantai penularan, karena apabila satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat dicegah atau dihentikan. Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan infeksi yaitu terdapat agen infeksi, reservoir, pintu keluar (portal of exit), pintu masuk (portal of entry) dan pejamu (host). Strategi pencegahan dan pengedalian infeksi sendiri, dapat dilakukan dengan: - Peningkatan daya tahan pejamu Daya tahan pejamu dapat meningkat dengan diberikan imunisasi aktif ataupun pemberian imunisasi pasif. - Inaktivasi agen penyebab infeksi Hal ini dapat dilakukan dengan metode fisik maupun kimiawi. Untuk metode fisik contohnya yaitu pemanasan atau sterilisasi. Dan untuk metode kimiawi termasuk klorinasi air, disinfeksi. - Memutus rantai penularan Cara ini merupakan cara yang paling mudah dilakukan untuk mencegah penularan penyakit infeksi, tetapi hasil bergantung pada ketaatan petugas dalam melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan. (Kemkes, 2017). Sedangkan untuk standar pencegahan ini merupakan strategi utama untuk pencegahan infeksi. Standar pencegahan didasar pada prinsip bahwa semua darah dan cairan tubuh lainnya, sekresi dan ekskresi, termasuk keringat. Tindakan pencegahan ini, yaitu: - Kebersihan lingkungan Kebersihan lingkungan sangat penting dilakukan untuk meminimalkan infeksi. Fasilitas pelayanan kesehatan harus benar benar menjaga kebersihan dan tampak bersih. Sterilisasi/pembersihan peralatan harus disterilkan secara ketat sesuai dengan rekomendasi prosedur. - Peralatan medis yang dilabeli penggunaan tunggal Peralatan tunggal yang dimaksud yaitu “sekali pakai” dengan maksud bahhwa peralatan tersebut tidak bisa digunakan kembali setelah penggunaan pertama. - Kebersihan tangan Hal ini merupakan intervensi paling penting untuk mencegah terjadi infeksi. Tujuannya sendiri yaitu untuk mencegah kolonisasi dan infeksi pada pasien dan pekerja medis, serta pencemaran lingkungan. (Kemkes, 2017). Daftar Pustaka
Marbun, N. C. P. (2020). Strategi Pencegahan Dan Pengendalian Dalam Upaya
Pemutusan Rantai Infeksi Di Rumah Sakit.
Permenkes, R. I. (2017). Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di
Fasilitas PelayananKesehatan. Diunduh tanggal, 8.
Saputri, N. (2020). Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan optimalkan cuci tangan dalam upaya pengendalian infeksi. Jurnal Pelayanan Dan Pengabdian Masyarakat (PAMAS), 4(1), 46-50.