Anda di halaman 1dari 11

MATA KULIAH KETERAMPILAN DASAR PRAKTEK KEBIDANAN

MAKALAH

PRINSIP PENCEGAHAN INFEKSI

KELOMPOK 2

KELAS : 1B D-III KEBIDANAN

NAMA ANGGOTA :

1. CINDY FATIKASARI
2. PUTRI PRATIWI ENTE
3. FAZRIA ANUZ
4. RAHMAWATI HUSAIN
5. RIANI LAGASIUS
6. SILVANNY DEWI PRATIWI NUSI
7. SILFIA IBRAHIM
8. SATRIA AHMAD
9. WAHYUNI MOHUNE

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES GORONTALO

PROGRAM STUDI DIII-KEBIDANAN

T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan modul yang berisi tentang
“Prinsip Pencegahan Infeksi” ini. Makalah ini disusun dengan harapan dapat
dijadikan sebagai bahan ajar untuk mata kuliah “Keterampilan dasar praktek
kebidanan (KDPK) bagi mahasiswa yang mengikuti pendidikan DIII Kebidanan.

Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada


semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
keterbatasan kami sebagai penulis, oleh karena itu demi pengembangan kreatif
dan penyempurnaan makalah ini,kami mengharapkan saran dan masukan dari
pembaca dan para ahli, baik dari segi isi, istilah, dan penerapannya. Akhir kata
kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pencegahan Infeksi


B. Faktor Penyebab Infeksi
C. Tujuan Pencegahan Infeksi
D. Prinsip - Prinsip Dalam Melakukan Pencegahan Infeksi

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pencegahan infeksi merupakan salah satu upaya pengendalian
Infeksi di rumah sakit yang menjadi tanggung jawab semua pihak
termasukMahasiswa kedokteran sebagai tenaga kesehatan. Pada dasarnya
upayaPengendalian yang dilakukan, dilihat dari praktik sehari-hari.
Dimana sebagaiMahasiswa kedokteran harus melaksanakan dengan baik
mengingat telah dibekaliIlmu dan pengetahuan dibangku perkuliahan.
Oleh sebab itu, peneliti inginMenggali lebih lanjut mengenai pengetahuan,
sikap dan praktik mahasiswaKedokteran terhadap pencegahan infeksi.
(Dantik Setiana1 , Budi Palarto2, 2017)
Program promosi kesehatan yang Sangat penting dilakukan saat ini
dalam upaya mencegah infeksi menurut Kementerian Kesehatan salah
Satunya bisa dilakukan dengan cuci tangan pakai sabun/hand hygiene, cuci
tangan menggunakan air bersih dengan sabun merupakan cara untuk
meningkatkan kebersihan diri individu.(Sinanto & Djannah, 2020)
Infeksi nosokomial dapat berasal dari pasien, pengunjung, maupun
petugas kesehatan yang terlibat dalam perawatan pasien seperti dokter,
perawat, tenaga medis, oleh karena itu untuk mencegah terjadinya infeksi
nosokomial dapat diupayakan dari tindakan pencegahan oleh semua
individu yang kontak dengan pasien, baik itu sebelum maupun sesudah
kontak dengan pasien. Hasil pengamatan selama ini, banyak dijumpai
tindakan salah yang sering dilakukan perawat diruang inap Rumah Sakit
Islam adalah jarang mencuci tangan sebelum melakukan tindakan. Untuk
meminimalkan resiko terjadinya infeksi dirumah sakit dan fasilitas
Pelayanan kesehatan lainya perlu diterapkan prosedur tetap pencegahan
infeksi Nosokomial yang ada dirumah sakit serta adanya peraturan yang
jelas dan tegas merupakan hal yang sangat penting yang harus
dilaksanakan.(Puspasari, 2017)
Prinsip pencegahan infeksi merupakan instrumen yang efektif
untuk melindungi dan mengurangi angka kejadian infeksi di sarana
kesehatan pada tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat. Kepatuhan
terhadap penerapan pencegahan infeksi yang tidak optimal menjadi faktor
utama peningkatan infeksi di pusat pelayanan kesehatan.(Yuliantika
Salbiyah1, Kartika Meli Ariessetiowati2, 2017)
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan infeksi?
2. Apa saja faktor penyebab infeksi?
3. Apa tujuan pencegahan infeksi?
4. Bagaimana prinsip pencegahan infeksi?
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu infeksi
2. Untuk mengetahui faktor penyebab infeksi
3. Mengetahui apa tujuan dari pencegahan infeksi
4. Mengetahui prinsip pencegahan infeksi
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencegahan Infeksi
Prinsip pencegahan infeksi merupakan instrumen yang efektif
untuk melindungi dan mengurangi angka kejadian infeksi di sarana
kesehatan pada tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat. Kepatuhan
terhadap penerapan pencegahan infeksi yang tidak optimal menjadi
faktor utama peningkatan infeksi di pusat pelayanan kesehatan.
(Yuliantika Salbiyah1, Kartika Meli Ariessetiowati2, 2017)
Infeksi adalah masuk dan berkembangbiakanya mikroorganisme ke
dalam tubuh dan menimbulkan gejala dan tanda kloinis. Sistem
imunitas atau sistem kekebalan tubuh sangat diperlukan seseorang
untuk menjaga dari serangan penyakit infeksi dan meningkatkan
kualitas hidup. Sistem imun dikategorikan menjadi system imun
bawaan dan system imun didapat. Sistem imun bawaan diperoleh sejak
lahir sedangkan system imun didapat diperoleh setelah terpapar dengan
agen penyebab penyakit. Di dalam system imun bawaan, yang paling
berperan adalah makrofag karena berfungsi sebagai fagositosis yang
membunuh berbagai macam mikroorganisme yang masuk ke dalam
tubuh. Makrofag berasal dari sel darah putih (leukosit). Leukosit
berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel yang berperan penting
dalam system imunitas.(Candra, 2018)
Program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) sangat
penting untuk diterapkan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya, karena sebagai tempat pelayanan kesehatan
disamping sebagai tolak ukur mutu pelayanan juga untuk melindungi
pasien, petugas, pengunjung dan keluarga dari risiko tertularnya
infeksi karena dirawat, bertugas dan berkunjung ke suatu rumah sakit
atau fasilitas pelayanan kesehatan. (Zaenal, 2016)
Infeksi Nosokomial merupakan infeksi pada waktu penderita
dirawat di Rumah Sakit tidak sedang dalam masa inkubasi dari infeksi
tersebut, yang terjadi karena adanya interaksi antara host, agent, dan
environment. Infeksi nosokomial bisa bersumber dari petugas
kesehatan, pasien yang lain, alat dan bahan yang di gunakan untuk
pengobatan maupun dari lingkungan rumah sakit. Peran perawat dalam
pencegahan infeksi nosokomial tentu saja paling penting, dimana rata-
rata setiap harinya 7-8 jam perawat melakukan kontak pershift perhari
dengan pasien. Adapun waktu efektif kontak dengan pasien adalah
setengah jam kerja yaitu sekitar 4 jam. Tindakan-tindakan yang
dilakukan oleh perawat dapat menyebabkan terjadinya infeksi, dimana
tindakan prinsip aseptik, antiseptik, dekontaminasi, desinfeksi dan
sterilisasi tidak dilakukan sesuai dengan prinsipnya, dapat
menyebabkan sumber terpaparnya infeksi nosokomial. Selain itu,
lingkungan Rumah Sakit seperti kepadatan penderita, ventilasi udara,
fasilitas sanitasi, lamanya perawatan, sumber air dan pengelolaan
sampah yang tidak sesuai dan tidak bersih, akan menyebabkan
terjadinya infeksi nosokomial.(Simbolon & Aritonang, 2019)
B. Faktor Penyebab Infeksi
Faktor penyebab infeksi nosokomial ialah bakteri, virus, jamur dan
parasit. Infeksi nosokomial ditentukan oleh virulensi kuman , jumlah
kuman, tempat yang rentan terhadap penderita, lamanya kontak dengan
penyebab infeksi, dan daya tahan tubuh. Adapun perantara yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit ialah faktor
mikroorganisme, faktor pengobatan, faktor lingkungan, faktor tuan
rumah. (Nabillah Abubakar, 2017)
C. Tujuan Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi sering diartikan dalam pengertian sempit
sebagai: tindakan suci hama/pemutusan rantai transmisi penyakit.
Tujuan pencegahan infeksi pada pelayanan kesehatan:
1. terjadinya komplikasi infeksi pasca tindakan (terutama untuk
tindakan atau prosedur klinik menggunakan instrumen)
2. Menghindari terjadinya penularan penyakit infeksi berbahaya
(HIV, Hepatitis B), bukan hanya pasien ke pasien, tetapi juga
dari pasien ke petugas kesehatan atau sebaliknya.
D. Prinsip – Prinsip Dalam Melakukan Pencegahan Infeksi
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pencegahan infeksi perlu
dilakukan oleh semua Tenaga kesehatan. Dahulu pencegahan infeksi
diutamakan oleh pasien post operasi, namun Ternyata bukan hanya
pasien post op saja yang beresiko infeksi. Pasien yang tidak Dilakukan
pembedahan dan petugaspun juga beresiko terjadi infeksi. Oleh karena
itu Melakukan pencegahan infeksi mempunyai tujuan untuk :
1. Mengurangi kemungkinan infeksi
2. Perlindungan pada klien & petugas
Pencegahan infeksi perlu dilakukan dengan asumsi bahwa darah,
jaringan serta cairan Tubuh lainnya merupakan bahan yg berpotensi
menularkan virus Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/AIDS. Oleh karena itu
kita perlu upaya agar tidak terpapar. Ada beberapa standar prinsip
pencegahan infeksi yang harus diketahui dan dilaksanakan Oleh
petugas kesehatan. Standar yang dimaksud, yaitu :
1. Menjaga kebersihan tangan
2. Menggunakan alat pelindung diri
3. Menentukan antiseptik yang digunakan
4. Menentukan desinfektan dan cara membuatnya
5. Memproses peralatan mulai pencucian, dekontaminasi, pencucian
dan pembilasan, DTT Dan sterilisasi.
6. Pengelolaan sampah
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infeksi merupakan invasi tubuh oleh patogen atau
mikroorganisme yang mampumenyebabkan sakit, jika
mikroorganisme gagal menyebabkan cidera yang seriusterhadap sel
atau jaringan.· Faktor- faktor yang menyebabkan perkembangan
infeksi nosokomial tergantungdari agen yang menginfeksi, respon
dan toleransi tubuh, faktor lingkungan, resistensiantibiotika, dan
faktor alat.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya
untuk memastikan perlindungan kepada setiap orang terhadap
kemungkinan tertular infeksi dari sumber masyarakat umum dan
disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai fasilitas
kesehatan
B. Saran
Sterilkan alat dengan benar sesuai dengan prosedur. Jagalah
alat dari kontaminasi lingkungan sekitar.
DAFTAR PUSTAKA

Candra, A. (2018). Suplementasi Seng untuk Pencegahan Penyakit Infeksi. Jnh


(Journal of Nutrition and Health), 6(1), 31.
https://doi.org/10.14710/jnh.6.1.2018.31-36

Dantik Setiana1 , Budi Palarto2, H. P. J. (2017). Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Terhadap Pencegahan Infeksi. Karya Tulis
Ilmiah, 20–40.

Nabillah Abubakar*, N. N. (2017). Pengetahuan Dan Sikap Keluarga Pasien


Rawat Inap Rumah Sakit Haji Surabaya Terhadap Pencegahan Infeksi
Nosokomial. Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr. Soetomo, 3(1),
178. https://doi.org/10.29241/jmk.v3i1.79

Puspasari, Y. (2017). Hubungan Pengetahuan, Sikap dengan Praktik Perawat


Dalam Pencegahan Infeksi Nosokomial Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Islam Kendal. Jurnal Keperawatan Fikkes, 8(1), 23–43.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/FIKkeS/article/viewFile/1899/1941

Simbolon, S. M., & Aritonang, M. (2019). Pelaksanaan Tindakan Pencegahan


Infeksi Nosokomial Di Rsud Dr. Pirngadi Medan Tahun 2019. Jurkessutra
(Jurnal Kesehatan Surya Nusantara), 67–82.

Sinanto, R. A., & Djannah, S. N. (2020). EFEKTIVITAS CUCI TANGAN


MENGGUNAKAN SABUN SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN
INFEKSI : TINJAUAN LITERATUR PENDAHULUAN Menurut Undang-
Undang Nomor 36 Tahun Tentang bahwa Kesehatan , kesehatan
menggunakan air , sabun cairan lainnya ataupun dengan tujuan menjadi
bersi. Jurnal Kesehatan Karya Husada, 2(8), 2655–8874.
https://doi.org/10.36577/jkkh.v8i2.403

Yuliantika Salbiyah1, Kartika Meli Ariessetiowati2, T. Y. A. (2017).


GAMBARAN KEPATUHAN PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI (PI)
OLEH TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS BATUR 1. Karya Tuli.
Zaenal. (2016). PENGARUH KEBIJAKAN DAN PENGAWASAN TERHADAP
PENERAPAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
NOSOKOMIAL DI RSUD KOTA MAKASSAR. Jurnal Ilmiah Indonesia,
7(2), 1–23.

Anda mungkin juga menyukai