Anda di halaman 1dari 30

RESUME

PENGANTAR ASUHAN KEBIDANAN

DISUSUN OLEH :

Nama : Abelia Djafar

Nim : 751540121001

Kelas : 1 A DIII Kebidanan

Dosen Pengampuh : Ika Suherlin, SST,M.Keb

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO T. A 2022/2023


A. Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Pada Tubuh Wanita Hamil

1. Perubahan Sistem Endokrin

Berikut adalah perubahan pada sistem endokrin yang ikut serta dalam
pertumbuhan dalam perkembangan ibu dan janin.
1. Hormon Hipotalamus
Menjelang akhir menstruasi yang normal, kadar progesteron dan estrogen darah
menurun. Dengan rendahnya kadar hormon ovarium dalam darah ini akan
memacu hipotalamus untuk mensekresi gonadotropin-releasing hormon
(Gn-RH). Gn-RH bekerja sebaliknya yaitu mensimulasi sekresi hipofisis
anterior FSH. Pengaruh hormone FSH ini, dapat menstimulasi perkembangan
folikel de Graff ovarium dan produksi estrogennya. Dengan menurunnya kadar
estrogenmenyebabkan Gn-RH hipotalamus memacu hipofise anterior
mengeluarkan lutenizing Hormon (LH). Pada hari ke 12 terjadi lonjakan LH
yang mencolok dan kadar estrogen berada di bawah puncak, sehingga dalam
waktu 24 sampai 36 jam mengawali ekspulsi ovum dari folikel de Graff. LH
mencapai puncak pada sekitar hari ke 13 atau ke
14 pada siklus 28 hari. Apabila tidak terjadi fertilisasi dan implantasi ovum
pada waktu itu, kadar progesteron dan estrogen menurun, terjadi menstruasi dan
hipotalamus sekali lagi distimulasi untuk menyekresi Gn- RH. Proses ini disebut
siklus hipotalamus-hipofisis.

2. Hormon Adenohypophisis

Kelenjar hipofisis yang mengalami pembesaran selama kehamilan


terutama akibat peningkatan laktotrof, tidak akan mengecil sampai selesai
menyusui. Sekresi FSH dan LH terus ditekan pada minggu-minggu pertama
nifas, dan stimulus dengan bolus GnRH menyebabkan pelepasan FSH dan LH
subnormal. Dalam minggu-minggu berikutnya, kepekaan terhadap GnRH
kembali pulih dan banyak wanita memperlihatkan kadar
LH, dan FSH serum fase folikular pada minggu ketiga atau keempat
postpartum.

3. Hormon Ovarium

a).Estrogen

Estrogen sudah terdapat di tubuh wanita sebelum hamil. Namun kadarnya


akan meningkat secara signifikan sejak terjadi kehamilan. Kenaikan kadar hormon
ini memicu munculnya rasa mual, terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada
trimester kedua, hormon ini turut andil dalam pembesaran saluran susu di payudara.

Fungsi dan efek dari hormon estrogen selama kehamilan meliputi:

a. Membentuk pembuluh darah baru untuk menyalurkan nutrisi ke janin.

b. Membantu dalam pemberian nutrisi yang dibutuhkan janin untuk


berkembang.

c.Mendukung perkembangan janin.


d. Meningkatkan aliran darah dalam tubuh, termasuk aliran darah ke kulit,
sehingga menimbulkan kesan glowing pada beberapa ibu hamil.

b) Progesteron

Hormon progesteron juga sudah ada dari sebelum hamil, namun kadarnya akan
mengalami peningkatan saat Anda hamil. Meningkatnya kadar hormon ini
selama kehamilan memicu munculnya rambut-rambut halus pada bagian payudara
atau perut, pusing, mulas, mual, hingga sembelit yang sering kali muncul
sebagai gejala awal kehamilan. Meski dapat membawa efek yang tidak
menyenangkan, progesteron berperan dalam:

● Menjaga otot rahim tetap rileks selama kehamilan berlangsung.


● Menjaga ketebalan dinding rahim selama janin berkembang.
● Menjaga sistem kekebalan tubuh terhadap kehadiran janin di tubuh.
● Menyiapkan payudara untuk memproduksi ASI.
2. Perubahan organ reproduksi

1. Uterus
Perubahan yang amat jelas pada aatomi maternal adalah perbesaran uterus
untuk menyimpan bayi yang sedang tumbuh. Uterus akan bertambah besar,
beratnya meningkat dari 30 gram menjadi 1000 gram dengan ukuran 32 x 24
x 22 cm dengan kapasitas 4000 cc. Perbesaran ini disebabkan oleh hypertrofi
dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk serabut-
serabut otot yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan
saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada masa awal kehamilan disebabkan
oleh hormon esterogen yang merangsang serabut otot dan menyebabkan
dinding rahim menebal. Pertumbuhan uterus ini disebut pertumbuhan aktif.
Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu petama,
isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila
diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan.
Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim,
diikuti oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterina dan
arteri ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimiwe yaitu longitudinal,
sirkuler, dan oblika sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang
dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna.

2. Serviks

Perubahan posisi serviks

Selama tahap awal kehamilan, serviks mengalami banyak perubahan. Ketika


seorang perempuan tidak hamil, posisi serviksnya berubah sepanjang
tahapan siklus menstruasi. Begini prosesnya:
- Selama ovulasi, serviks lebih tinggi di vagina.

- Setelah ovulasi dan sebelum menstruasi, jika perempuan tersebut belum


hamil, serviks turun lebih rendah di vagina.
- Jika seorang perempuan hamil, serviks akan tetap lebih tinggi di vagina,
dengan posisinya yang mirip dengan saat ovulasi.

⮚ Perubahan tekstur serviks


Tekstur serviks juga berubah pada awal kehamilan, hal ini dikarenakan
peningkatan aliran darah. Jika perempuan belum hamil, serviks akan terasa
kencang saat disentuh, teksturnya seperti hidung. Jika perempuan hamil,
serviks akan terasa lebih lembut, lebih mirip bibir.

⮚ Perubahan warna pada serviks

Konsistensi dan warna cairan pada serviks juga akan berubah ketika
menstruasi. Perubahan cairan serviks pada berbagai tahap siklus menstruasi.
Beberapa perempuan menggunakan konsistensi pengeluaran cairan atau
cairan serviks untuk melacak tahapan siklus menstruasi mereka. Teknik ini
merupakan salah satu komponen keluarga berencana yang alami.

3. Vagina

● Vagina Muncul Varises


Dilansir dari Medical News Today, kehamilan adalah penyebab paling
umum dari varises vagina atau vulvar varicosities.

● Vagina Membengkak
Dikutip dari Parents, darah ekstra yang mengalir melalui area
vagina dapat membuat organ intim tersebut terasa penuh dan berat.
Selain itu, vagina juga bisa mengalami perubahan warna. Pada
umumnya, vagina berwarna merah muda. Namun, pada ibu hamil,
vagina dapat berubah menjadi kebiruan. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan aliran darah menuju vagina.

● Vagina Kentut

Terdengar aneh, tapi vagina kentut benar adanya. Penumpukan


udara selama kehamilan di vagina bisa membuat organ intim Anda
mengeluarkan gas dan suara seperti kentut. Ini bukanlah pertanda
yang buruk, jadi jangan panik atau merasa cemas terlebih dahulu.

● Vagina Terasa Gatal


Vagina terasa gatal juga bisa jadi perubahan pada vagina yang terjadi
saat masa kehamilan. Hal ini bisa disebabkan oleh adanya perubahan
hormon yang terjadi saat hamil. Perlu diingat, ketika vagina gatal ibu
hamil tidak boleh menggaruknya terlalu keras. Waspadai risiko iritasi
dan luka pada vagina saat digaruk terlalu keras.

4. Vulva

Vulva atau punuk kemaluan berubah ketika seseorang hamil. Ini


karena peningkatan aliran darah di daerah genital. Vulva menjadi
membesar ketika seseorang hamil dan karenanya juga menunjukkan
tanda-tanda peningkatan sensitivitas

5. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda, hanya satu korpus leutum yang dapat ditemukan di ovarium.
Volikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang
relatif minimal. Relaksin suatu hormon protein yang mempunyai struktur
mirip dengan insulin dan insulin like growth factor I dan II, disekresikan oleh
korpus luteum, desidua, plasenta. Dan hati. Aksi biologi utamanya adalah
dalam proses remodelling jaringa ikat pada saluran reproduksi, yang
kemudian akan mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses
persalinan. Perannya belum diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui
mempunyai efek pada perubahan struktur biokimia serviks dan kontraksi
miometrium yang akan berimplikasi pada kehamilan parterm.
6. Tuba Fallopi

Sekitar dua minggu setelah seorang wanita mengalami menstruasi, dia berovulasi
dan ovariumnya melepaskan satu sel telur yang sudah matang Sel telur dapat
dibuahi selama 12 hingga 24 jam setelah dilepaskan saat bergerak menuruni tuba
falopi menuju rahim.

Jika telur bertemu dengan sel sperma yang telah masuk ke tuba falopi, ia
bergabung menjadi satu sel. Proses kehamilan ini dikenal sebagai fertilisasi
atau pembuahan.

B. PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA KEHAMILAN

1.Perubahan Pada Payudara


Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya menjadi
lebih lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena di
bawah kulit akan lebih terlihat. Puting payudara akan lebih besar, menghitam, dan
tegak titik setelah bulan pertama suatu cairan berwarna kekuningan yang disebut
kolostrum dapat keluar. Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang
mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diproduksi
karena hormon prolaktin masih ditekan oleh prolaktin inhibiting hormone. Pada
bulan yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar montgomery,
yaitu kelenjar sebasea dari areola, akan membesar dan cenderung menonjol
keluar.

Gambar perubahan pada payudara saat hamil


Beberapa Perubahan pada payudara ibu hamil yang terjadi berdasarkan usia.

1) Trimester pertama kehamilan (1–12 minggu)


Perubahan hormon pada trimester pertama kehamilan membuat aliran darah
meningkat dan mengubah jaringan pada payudara. Dampaknya, payudara ibu
hamil akan terasa lebih nyeri, geli, bengkak, dan sensitif ketika disentuh. Kondisi
ini biasanya terjadi saat usia kehamilan sekitar 4– 6 minggu dan bisa bertahan
selama trimester pertama kehamilan. Tak hanya itu, sekitar 6–8 minggu pertama
kehamilan, payudara juga akan terlihat membesar.
2) Trimester kedua kehamilan (13–26 minggu)
Pada trimester kedua kehamilan, payudara semakin bertambah besar dan berat.
Perubahan ini membuat pembuluh darah yang berada di bawah kulit menjadi
tampak lebih jelas. Begitu pula dengan warna puting dan area di sekitar puting
atau areola yang ikut berubah menjadi lebih gelap dan melebar. Ibu hamil juga
akan menemukan munculnya benjolan-benjolan kecil di sekitar puting.
3) Trimester ketiga kehamilan (27 minggu hingga menjelang persalinan)
Pada trimester ketiga kehamilan, terutama di minggu-minggu akhir kehamilan,
puting dan payudara akan terus membesar. Di masa-masa ini, ibu hamil tidak perlu
kaget jika melihat adanya cairan berwarna kekuningan yang keluar dari
puting.Cairan ini disebut juga dengan kolostrum.Cairan kolostrum banyak
mengandung nutrisi yang akan dibutuhkan oleh buah hati ketika ia sudah lahir
nantinya. Setelah beberapa hari setelah menyusui, payudara akan mulai
mengeluarkan ASI.Meski begitu, tidak semua ibu hamil mengalami perubahan
sesuai tahapan di atas. Setiap ibu hamil bisa mengalami perubahan yang berbeda-
beda pada payudara. Contohnya, ada wanita yang mengeluarkan cairan kolostrum
dari putingnya, tetapi ada pula yang tidak.

A. Perubahan Pada Skin


Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi karena
pengaruh melanophore stimulating hormone (MSH) lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum
livide, atau alba, aerola mamae, papilla mamae, linea nigra, chloasma gravidurum.
Setelah persalinan hiperpigmentasi akan menghilang. Menurut (Mochtar, 2011)
pada daerah tertentu, terjadi hiperpigmentasi, yaitu :
a. Muka ; disebut masker kehamilan (cholasma gravidarum).
b. Payudara ; puting susu dan aerola payudara.
c. Perut ; linea nigra striae
Pada ibu hamil, kulit akan bertambah hitam yang tingkatannya sesuai
warna kulitnya. Pigmentasi pada puting susu,areola, serta garis gelap dari pusar ke
bawah (linea nigra) terjadi pada minggu ke-14. Pusar juga akan menghitam dan
menjadi lebih rata menjelang trisemester ketiga. Namun, sejalan dengan proses
setelah melahirkan pusar akan kembali normal. Begitu pula dengan linea vigra
yang akan memudar segera setelah melahirkan titik namun, memerlukan beberapa
bulan untuk lenyap atau bisa jadi bayangannya akan tetap tampak.
Tingginya hormon juga berpengaruh terhadap kulit. Bintik-bintik wajah
bahkan bintik pada punggung akan muncul karenanya. Bintik-bintik berwarna
coklat ini bentuknya tidak beraturan, bisa muncul di dahi,pipi, leher dan hidung.
Kondisi ini disebut topeng kehamilan(kloasma). Hal ini terjadi akibat pigmentasi
Di lapisan kulit di bagian dalam dan muncul karena terkena sinar matahari.
Kloasma akan hilang setelah melahirkan.

B. Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler (Darah, Jantung, Tekanan


Darah)
Sistem kardiovaskuler adalah kumpulan organ yang bekerja sama untuk
melakukan fungsi transportasi dalam tubuh manusia. Sistem ini bertanggung
jawab untuk mentransportasikan darah, yang mengandung nutrisi, bahan sisa
metabolisme, hormone, zat kekebalan tubuh, dan zat lain ke seluruh tubuh.
Sehingga, tiap bagian tubuh akan mendapatkan nutrisi dan dapat membuang sisa
metabolismenya ke dalam darah. Dengan tersampainya hormone ke seluruh bagian
tubuh, kecepatan metabolisme juga akan dapat diatur. Sistem ini juga menjamin
pasokan zat kekebalan tubuh yang berlimpah pada bagian tubuh yang terluka, baik
karena kecelakaan atau operasi, dengan bertujuan mencegah infeksi di daerah
tersebut. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sistem kardiovaskuler memiliki
fungsi utama untuk mentransportasikan darah dan zat-zat yang dikandungnya ke
seluruh bagian tubuh.

a. Darah
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor antara lain: meningkatnya
kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan
pertumbuhan janin dalam rahim, terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena
pada sirkulasi retroplasenter, pengaruh hormon estrogen dan progesteron makin
meningkat. Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran
darah. volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), pada
puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu.
Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25 sampai 30% sedangkan sel
darah bertambah sekitar 20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%.
Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu.
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi
pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang
dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai
anemia fisiologis.
b. Jantung
Pada masa akhir trisemester kedua, jantung harus bekerja ekstra untuk
menyebarkan darah ke seluruh tubuh. Ukuran jantung pun akan bertambah,
tetapi rata-rata jumlah denyut jantung yang dihasilkan tidak jauh berbeda
dengan rata-rata jumlah denyut jantung sebelum hamil.
c. Tekanan darah
Peningkatan curah jantung terjadi akibat peningkatan volume darah.
Volume darah meningkat secara progresif selama kehamilan pada usia 6-8
minggu kehamilan dan mencapai puncaknya pada usia 32-34 minggu
kehamilan. Jantung harus memompa dengan kekuatan yang lebih besar,
khususnya pada saat menjelang aterm, sehingga terjadi sedikit dilatasi.
Hormon progesteron akan menimbulkan relaksasi otot-otot polos dan
menyebabkan dilatasi dinding pembuluh darah yang akan mengimbangi
peningkatan kekuatan dari jantung.

C.SISTEM PEMBEKUAN DARAH


Pembekuan darah adalah proses ketiga dan paling efektif dalam proses
hemostasis. Sangatlah penting darah membeku dengan cepat ketika pembuluh
darah mengalami kerusakan, tetapi sama pentingnya agar darah tidak
menggumpal ketika tidak ada kerusakan di pembuluh darah. Karena
keseimbangan ini, proses pembekuan darah adalah salah satu proses yang paling
kompleks dalam tubuh, yang melibatkan lebih dari 30 reaksi kimia dan
melibatkan juga banyak zat. Walaupun prosesnya kompleks, pembekuan darah
selesai dalam waktu tiga sampai enam menit setelah pembuluh darah mengalami
kerusakan.
Sistem kekebalan tubuh

Kekebalan tubuh adalah kemampuan untuk melawan segala macam organisme


atau toksin yang cenderung merusak jaringan dan organ tubuh. Perlawanan
terhadap penyakit tergantung pada kualitas kekebalan tubuh seseorang,jika
memiliki kekebalan tubuh yang baik akan terhindar dari penyakit, sementara yang
kekebalan tubuhnya lemah akan mudah terserang penyakit.

Sistem pertahanan tubuh manusia terdiri dari sistem imun alamiah (innate
immunity) dan sistem imun adaptasi (acquired immunity). Sistem imun alamiah
memberikan respon pertahanan yang cepat tapi tidak spesifik dalam melawan
jejas hingga ter-bentuk respon imun adaptasi yang lebih spesifik.

Sistem imun alamiah terdiri dari struktur yang tetap sedangkan sistem imun
adaptasi lebih banyak fungsinya dan lebih bisa beradaptasi.

Keberadaan sistem imun bagaikan pedang bermata dua. Di satu sisi, sistem
imun berfungsi untuk mempertahankan tubuh sehingga adanya imunodefisiensi
menyebabkan tubuh mudah terkena infeksi dan tumor. Sedangkan di sisi lainnya,
adanya sistem imun yang hiperaktif dapat menyebabkan penyakit yang berbahaya.

Secara umum, imunitas terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Imunitas Bawaan

Imunitas bawaan yaitu jenis imunitas yang berasal dari proses umum
tubuh, mempunyai spektrum luas, yang artinya tidak hanya ditujukan kepada
antigen yang spesifik. Imunitas bawaan meliputi:

a. Proses fagositosis dengan peran dari neutrofil, monosit, dan makrofag.


b. Penghancuran organisme yang tertelan oleh asam lambung dan enzim
c. Pencernaan Daya tahan kulit terhadap invasi (masuknya) organisme.

d. Senyawa kimia yang mampu menghancurkan organisme atau toksin,


2) Imunitas Didapat (Adaptif)

Imunitas didapat yaitu jenis imunitas yang sangat kuat dengan cara
membentuk antibody dan/atau menghancurkan agen penyerang spesifik,
seperti bakteri, virus, toksin atau jaringan asing. Imunitas didapat dibentuk
berminggu-minggu atau berbulan-bulan sejak tubuh pertama kali diserang.
Ada dua tipe imunitas didapat, yaitu:

a. Imunitas yang Diperantarai Sel (Imunitas Sel-T)Limfosit-T membentuk


limfosit T teraktivasi dalam jumlah besar khusus untuk menghancurkan
benda asing.
b. Imunitas humoral (Imunitas Sel-B)

Limfosit-B membentuk antibody yang bersirkulasi, yaitu molekul globulin


dalam plasma darah. Antibody ini kemudian menyerang agen yang masuk ke
dalam tubuh. Jadi intinya, imunitas didapat merupakan produk limfosit tubuh.
Respon kedua pad imunitas didapat akan lebih kuat disbanding respon
pertama jika terpapar agen penyerang yang sama.

Fungsi Sistem Imun:

1. Pertahanan
2. Homeostasis
3. Pengawasan

Sistem respirasi

Respirasi atau yang biasa disebut dengan pernapasan adalah proses


menghirup udara bebas yang mengandung 02 (oksigen) dan mengeluarkan udara
yang mengandung CO2 (karbondioksida) sebagal sisa oksidasi keluar dari
tubuh. Proses menghirup oksigen ini disebut inspirasi sedangkan proses
mengeluarkan karbondioksida disebut ekspirasi. Dalam proses pernapasan, oksigen
merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari
udara di lingkungan sekitar. Organ yang berperan penting dalam proses respirasi
adalah paru – paru/pulmo. Sistem respirasi terdiri dari hidung/nasal, faring, laring,
trakea, brokus, bronkiolus dan alveolus. Respirasi adalah pertukaran antara O2 dan
CO2 dalam paru-paru, tepatnya dalam alveolus. Pernapasan sangat penting bagi
kelanjutan hidup manusia. Apabila seseorang tidak bernafas dalam beberapa saat,
maka orang tersebut akan kekurangan oksigen (O2), hal ini dapat mengkibatkan
orang tersebut kehilangan nyawanya.

Adapun fungsi dari pernapasan atau respirasi antara lain:

1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah ke seluruh tubuh (sel-
selnya) untuk mengadakan pembakaran.

2. Mengeluarkan karbondioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,


kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang.

3. Menghangatkan dan melembabkan udara.


Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem biologis yang terdiri dari
organ dan struktur-struktur lain yang digunakan untuk pertukaran gas pada hewan
dan tumbuhan. Anatomi dan fisiologi makhluk hidup yang mewujudkan pertukaran
gas ini sangat bervariasi, bergantung pada ukuran tubuhnya, lingkungan
tempat hidupnya, dan riwayat evolusinya. Pada hewan darat, pernapasan
berlangsung pada paru-paru. Pertukaran gas di paru-paru terjadi pada jutaan
kantung udara kecil. Pada mamalia dan reptil, kantung udara ini disebut alveolus
(bentuk jamak: alveoli), tetapi pada burung dinamakan atria. Kantung udara
mikroskopis tersebut sangat kaya akan suplai darah, sehingga udara di
dalamnya pun terhubung dengan darah.

SISTEM PERNAPASAN

Sistem pernapasan terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang


menghubungkan jaringan paru dengan lingkungan luar paru yang menghubungkan
jaringan paru dengan lingkungan luar paru yang berfungsi untuk menyediakan
oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida. Sistem pernapasan secara
umum terbagi atas:

1. Bagian konduksi, yang terdiri atas : Rongga hidung, nasofaring, laring, trakea,
bronkus, dan bronkiolus. Bagian ini berfungsi untuk menyediakan saluran
udara untuk mengalir ke dan dari paruparu untuk membersihkan, membasahi,
dan menghangatkan udara yang diinspirasi.
2. Bagian respirasi, yang terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.

Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli.

Selain struktur diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada
pintu masuk yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem
pernapasan memilliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan

yang masuk yang dapat merusak. Terdapat tiga kelompok mekanisme pertahanan
yaitu:

1. Arsitektur saluran napas: bentuk, struktur, dan kaliber saluran napas yang
berbeda - beda merupakan saringan mekanik terhadap udara yang dihirup,
mulai dari hidung, nasofaring, laring, serta percabangan trakeobronkial. Iritasi
mekanik atau kimiawi merangsang reseptor disaluran napas, sehingga terjadi
bronkokonstriksi serta bersin atau batuk yang mampu mengurangi penetrasi
debu dan gas toksik ke dalam saluran napas.

2. Lapisan cairan serta silia yang melapisi saluran napas, yang mampu
menangkap partikel debu dan mengeluarkannya.

3. Mekanisme pertahanan spesifik, yaitu sistem imunitas di paru yang berperan


terhadap partikel-partikel biokimiawi yang tertumpuk di saluran napas.

4.PERUBAHAN FISIOLOGIS SISTEM PERKEMIHAN,SISTEM MUSKULUSKETAL,DAN SISTEM


INTEGUMENT PADA TUBUH WANITA HAMIL

1. Perubahan Fisiologis sistem perkemihan pada ibu hamil

Sistem perkemihan merupakan sistem yang mengekskresi sisa–sisa metabolisme tubuh


melaui urine. Sistem ini yang menjamin tubuh bebas dari racun racun sisa metabolisme
tubuh. Bila sistem perkemihan ini terganggu maka akan berakibat pada sistem
tubuh yang lain karena penumpukan racun sisa metabolisme (Purwanto Hadi,
2016).

Kesehatan selama kehamilan merupakan salah satu kesehatan yang menjadi perhatian
penting. Kesehatan selama kehamilan yang baik akan meningkatkan kualitas generasi
berikutnya. Salah satu kesehatan yang perlu diperhatikan selama kehamilan adalah
kesehatan pada area sistem perkemihan. Kesehatan pada area sistem perkemihan perlu
diperhatikan karena selama kehamilan juga terjadi perubahan fisiologis yang juga dapat
mempengaruhi keadaaan atau kesehatan pada sistem perkemihan (Dinç, 2018).

Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang volumenya
meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada kehamilan 16-24
minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran darah ke ginjal berkurang
akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi (berkemih) sering pada awal
kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan
menghilang pada Trimester III kehamilan dan di akhir kehamilan gangguan ini muncul
kembali karena turunnya kepala janin ke rongga panggul yang menekan kandung kemih
(Kumalasari, 2015:5)

Berbagai perubahan fisiologis sistem perkemihan selama kehamilan diantaranya


peningkatan frekuensi berkemih, terutama pada semester pertama dan ketiga,
peningkatan produksi cairan vagina, tertahannya air kencing pada kandung kemih dapat
meningkatkan resiko mengalami penyakit pada sistem perkemihan selama kehamilan.
Penyakit pada sistem perkemihan yang sering terjadi selama kehamilan adalah infeksi
saluran kemih (Chabibah & Khanifah, 2019).

Gangguan atau infeksi sistem perkemihan menjadi salah satu penyakit yang sering
terjadi selama kehamilan, salah satu penyebabnya adalah retensi urin yang terjadi pada
masa kehamilan khususnya pada trisemester I dan III. Penyebab lain diantaranya adalah
kebiasaan ibu hamil untuk menahan air kencing, buang air kecil tidak tuntas dan akibat
kebiasaan ibu kurang tepat dalam membersihkan area genital pada masa kehamilan.
Tingginya angka infeksi saluran kemih selama kehamilan menjadi perhatian penting.
Insiden infeksi saluran kemih selama kehamilan semakin meningkat seiring
bertambahnya usia kehamilan. 58% kejadian infeksi saluran kemih meningkat selama
kehamilan, terutama setelah kehamilan 30 minggu (Nurlaela & Hartanti, 2020).

Kesehatan sistem perkemihan selama kehamilan menjadi salah satu bagian yang
penting dalam kesehatan ibu hamil. Selama masa kehamilan, akibat perubahan anatomi
maupun fisiologi sistem perkemihan yang disebabkan oleh peningkatan kadar hormon
progesteron dan obstruksisaluran kemih akibat pembesaran uterus, dilatasi ureter
serta penurunan peristaltik ureter dapat meningkatkan resiko infeksi pada saluran
kemih selama masa kehamilan. Peningkatan kadar hormone progesterone dan adanya
obstruksi saluran kemih akibat pembesaran uterus pada ibu hamil, akan mengakibatkan
dilatasi ureter. Obtruksi pada saluran kemih ibu hamil ini akan menyebabkan
akumulasi urin yang dapat menjadi media bagi pertumbuhan bakteri pada saluran
kemih. Kondisi ini meningkatkan resiko terjadinya komplikasi abortus, bayi lahir
prematur dan lahir dengan berat badan rendah, serta meningkatkan kesakitan dan
kematian ibu dan janin(Agung et al.,

2018).

2. Perubahan Fisiologis sistem Muskuloskeletal pada ibu hamil

Sistem muskuloskeletal merupakan kerangka tubuh manusia terdiri dari


tulang, sendi dan otot yang berperan sebagai penyangga, penggerak dan
pelindung tubuh (Risnanto & Insani, 2014). Sistem muskuloskeletal
memungkinkan individu untuk melakukan aktifitas dan menunjang mobilisasi
serta berpartisipasi secara aktif dalam semua aspek kehidupan yakni untuk
mempertahankan ekonomi, sosial dan fungsional hidup mereka tanpa ada
batasan. Kesehatan muskuloskeletal yang buruk, tercermin dalam berkurangnya
kemampuan fisik (Woolf, March & Officer, 2015).

Perubahan pada sistem muskuloskeletal


selama kehamilan yaitu terjadinya perubahan tubuh secara bertahap dan
peningkatan berat badan wanita hamil menyebabkan postur dan cara berjalan
berubah secara menyolok. Pada wanita hamil pusat gravitasi bergeser ke depan.
Payudara yang besar dan posisi bahu yang bungkuk saat berdiri akan semakin
membuat kurva punggung dan lumbar menonjol. (Pantiawati, Ika & Saryono,
2012).

Perubahan muskuloskeletal sering menyebabkan ibu merasakan nyeri daerah


punggung terutama daerah punggung bawah. Nyeri Punggung Bawah (NPB) pada
ibu hamil merupakan masalah yang paling sering dilaporkan dalam kehamilan.
Nyeri Punggung Bawah (NPB) yang dialami oleh ibu hamil akan mencapai
puncak pada minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 28, tepat sebelum
pertumbuhan abdomen mencapai titik maksimum (Mander, 2014).

Nyeri punggung saat hamil disebabkan oleh perubahan struktur anatomi dan
hormonal. Perubahan anatomi terjadi karena tulang belakang menjadi semakin
penting, menjaga keseimbangan tubuh dengan rahim dan janin yang membesar.
Alasan lainnya adalah peningkatan hormon relaxin membuat ligamen tulang
belakang tidak stabil dan membuat pembuluh darah dan serabut saraf mudah
untuk dijepit ( American Pregnancy Organisation, 2014 ).

Keluhan nyeri panggul yang dialami oleh ibu hamil tentunya tidak bisa
dibiarkan begitu saja.Upaya yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah
memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan atau penanganan
nyeri punggung pada ibu hamil yaitu dengan olahraga senam hamil meliputi
latihan transversus, latihan dasar pelvis dan peregangan umumnya. Senam hamil
efektif untuk menurunkan nyeri punggung bawah pada trimester ketiga. Senam
hamil juga bisa meningkatkan kadar haemoglobin. Senam hamil merupakan suatu
bentuk olah raga atau latihan yang terstruktur. (Wahyuni, 2013).

3.Perubahan Fisiologis Sistem Integument pada Ibu Hamil

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, dan


menginformasikan kita dari lingkungan sekitar. Sistem ini seringkali merupakan bagian
dari sistem organ terbesar yang mencakup kulit, rambut, kuku, kelenjar keringat,
kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu memperbaiki dirinya
sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak terlalu parah (self- repairing) dan
mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh
dengan dalam tubuh). Lapisan kulit dibagi menjadi 3 lapisan yakni epidermis, dermis
dan subkutis (hipodermis) (Andriyani, Triana & Juliarti, 2015).
Saat hamil kulit perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-retak,
warna agak hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena hormone
yang berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan
perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan timbul
pada 50% sampai 90% wanita selamapertengahan kedua kehamilan setelah partus
berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat pada payudara,
perut, dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34)

5.METABOLISME SYSTEM PENCERNAAN & SYSTEM PERSARAFAN DAN INDEKS MASA


TUBUH (IMT)

PEMBAHASAN

A. Metabolisme system pencernaan

1. Metabolisme

Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang


mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan
persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah
12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus
dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada
kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan
kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Manuaba (1998:106)
menguraikan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada metabolisme tubuh
wanita hamil, yaitu:

(1) Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.

(2) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145
mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan
janin.

(3) Kebutuhan protein makin tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari.

(4) Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein.


(5) Kebutuhan zat mineral: Kalsium, 1,5 gram/hari, 30 sampai 40 gram untuk
pembentukan tulang janin; Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari; Zat besi, 800 mgr
atau 30 sampai 50 mgr sehari; dan air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan
dapat terjadi retensi air.

(6) Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi
kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3 – 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air
ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-garam
(1,5 kg).

2. Perubahan pada Sistem Pencernaan

Pada awal masa kehamilan, beberapa wanita mengalami mual baik yang diikuti muntah
maupun tidak (morning sickness). Hal ini dapat merupakan respon tubuh karena
tingginya kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) dan perubahan metabolisme
karbohidrat. Mual dan muntah pada kehamilan pada umumnya muncul ketika usia 4 – 6
minggu kehamilan dan mereda pada akhir trimester pertama. Kondisi ini dapat dipicu
oleh aroma dari beberapa jenis makanan. Pada akhir trimester kedua kehamilan, nafsu
makan pada umumnya meningkat sebagai respon dari peningkatan kebutuhan
metabolik. Ketika kondisi muntah sangat berat pada masa kehamilan diatas trimester
pertama dan disertai oleh adanya demam serta penurunan berat badan maka
diperlukan konsultasi dan evaluasi mendalam oleh dokter.

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan sebagai


fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi. Bila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu
berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14 hingga ke-27),
dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40) (Mandang, dkk, 2014).

Selama kehamilan ibu akan mengalami perubahan anatomi fisiologis pada sistem organ
tubuhnya termasuk sistem pencernaan (gastrointestinal). Perubahan perubahan pada
sistem pencernaan ibu hamil tersebut meliputi perubahan pada rongga mulut,
esofagus, lambung, usus halus, duodenum, usus besar dan rektum. Kebutuhan nutrisi
ibu selama kehamilan seperti vitamin dan mineral serta nafsu makan ibu meningkat
sehingga intake makanan juga meningkat. Tetapi beberapa wanita hamil mengalami
penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan muntah. Gejala tersebut
berhubungan dengan peningkatan hormone Human Chorionic Gonadotrophin (HCG)
(Mandang, dkk, 2014).

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya terjadi antara 4 sampai 8 minggu
kehamilan dan terus berlanjut hingga 14 sampai 16 minggu kehamilan, setelah itu
gejala biasanya akan membaik. Namun pada kasus tertentu bisa berlanjut hingga
trimester kedua bahkan ketiga, keadaan itu akan menjadi berbahaya jika ibu hamil tidak
melakukan penanganan yang berakibat bertambah parah sehingga akan menjadi
hiperemesisgravidarum.

Penyebab keluhan ini yang pasti belum diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan
peningkatan hormon Human Chorionic Gonadotropin (HCG) termasuk estrogen dan
progesteron, relaksasi otot polos, perubahan dalam metabolisme karbohidrat, faktor
mekanis dan alergis. HCG ini diproduksi oleh trofoblast setelah terjadi implantasi,
kadarnya terus naik dan mengalami penurunan setelah usia kehamilan antara 10 dan
12 minggu, yakni ketika produksi progesteron mulai digantikan oleh placenta. Keadaan
seperti ini cukup diatasi dengan berobat jalan dan akan hilang dengan sendirinya
setelah kehamilan menginjak usia kurang lebih sepuluh minggu.

Perubahan pada rongga mulut selama kehamilan yaitu adanya keluhan gusi berdarah
yang dapat disebabkan karena peningkatan hormon estrogen yang menyebabkan
peningkatan aliran darah ke mulut sehingga gusi menjadi rapuh dan dapat
menimbulkan gingivitis. Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak
dan mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerperium.
Hal ini mendorong ibu untuk memperhatikan perawatan gigi dan mulut. Salivasi
mungkin akan meningkat sehubungan dengan kesukaran menelan akibat nausea
(Mandang, dkk, 2014).

Perubahan pada lambung dan esofagus wanita hamil yakni lambung memproduksi
asam hidroklorik lebih tinggi terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada
umumnya keasaman lambung menurun dan produksi hormone gastrin meningkat
secara signifikan mengakibatkan peningkatan
Adapun perubahan sistem pencernaan yang tampak pada ibu hamil berdasarkan trimester
kehamilan nya adalah sebagai berikut, yaitu pada trimester I terdapat perasaan enek
(nausea). Hal ini dikarenakan kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot
traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus berkurang.
Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama
berada dalam usus. Hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi menimbulkan konstipasi yang
memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai
adanya gejala muntah (emesis) pada bulan-bulan pertama kehamilan. Hipersalivasi
sering terjadi sebagai kompensasi dari mual dan muntah yang terjadi. Pada beberapa
wanita ditemukan adanya ngidam makanan yang mungkin berkaitan dengan persepsi
individu wanita tersebut mengenai apa yang bisa mengurangi rasa mual dan muntah.
Kondisi lainnya

adalah Pica (mengidam) yang sering dikaitkan dengan anemia akibat defisiensi zat
besi ataupun adanya suatu tradisi.

B. System persarafan dan indeks masa tubuh (imt)

1. System Saraf

Perubahan persarafan pada ibu hamil belum banyak diketahui. Gejala neurologis dan
neuromuskular yang timbul pada ibu hamil adalah: Terjadi perubahan sensori
tungkai bawah disebabkan oleh kompresi saraf panggul dan stasis vaskular akibat
pembesaran uterus.

1. Posisi ibu hamil menjadi lordosis akibat pembesaran uterus, terjadi tarikan saraf atau
kompresi akar saraf dapat menyebabkan perasaan nyeri.

2. Edema dapat melibatkan saraf perifer, dapat juga menekan saraf median di bawah
karpalis pergelangan tangan, sehingga menimbulkan rasa terbakar atau rasa gatal dan
nyeri pada tangan menjalar kesiku, paling sering terasa pada tangan yang dominan.

3. Posisi ibu hamil yang membungkuk menyebabkan terjadinya tarikan pada segmen
pleksus brakhialis sehingga timbul akroestesia (rasa baal atau gatal di tangan).

4. Ibu hamil sering mengeluh mengalami kram otot hal ini dapat disebabkan oleh suatu
keadaan hipokalsemia.
5. Nyeri kepala pada ibu hamil dapat disebabkan oleh vasomotor yang tidak stabil,
hipotensi postural atau hipoglikem 45/168. (siti tyastuti 2016)

2. Indeks Masa Tubuh

Ibu hamil diharapkan berat badannya bertambah, namun demikian seringkali pada
trimester I berat badan (B8) ibu hamil tetap dan bahkan justru turun disebabkan rasa
mual, muntah dan nafsu makan berkurang sehingga asupan nutrisi kurang mencukupi
kebutuhan. Pada kehamilan trimester ke II ibu hamil sudah merasa lebih nyaman
biasanya mual muntah mulai berkurang sehingga nafsu makan mulai bertambah maka
pada trimester II ini BB ibu hamil sudah mulai bertambah sampai akhir kehamilan.
Peningkatan BB selama hamil mempunyai kontribusi penting dalam suksesnya
kehamilan maka setiap ibu hamil periksa harus ditimbang BB. Sebagian penambahan BB
ibu hamil disimpan dalam bentuk lemak untuk cadangan makanan janin pada trimester
terakhir dan sebagai sumber energi pada awal masa menyusui.Ibu hamil perlu
disarankan untuk tidak makan berlebihan karena penambahan BB berlebihan pada saat
hamil kemungkinan akan tetap gemuk setelah melahirkan maka konsultasi gizi sangat
diperlukan pada ibu hamil.Peningkatan 88 pada trimester II dan III merupakan petunjuk
penting tentang perkembangan janin.Peningkatan

88 pada ibu hamil yang mempunyai BMI normal (19,8-26) yang direkomendasikan
adalah 1 sampai 2 kg pada trimester pertama dan 0,4 kg per minggu. Keperluan
penambahan BB semua ibu hamil tidak sama tetapi harus melihat dari BMI atau IMT
sebelum hamil. Penambahan BB selama hamil dan perkembangan janin berhubungan
dengan BB dan TB ibu sebelum hamil (BMI/IMT). Cara menghitung IMT adalah BB
sebelum hamil (dalam kg) dibagi TB (dalam meter) pangkat 2, misalnya seorang ibu
hamil BB sebelum hamil 50 kg dan TB 150 cm maka IMT adalah 50/ (1,5)² = 22,22
termasuk normal

6. PERUBAHAN DAN ADAPTASI PSIKOLOGIS DALAM MASA KEHAMILAN


(CEMAS,TAKUT,AKTIFITAS SEKSUAL DAN EMOSI) TRIMESTER 1
A. Pengertian adaptasi dan perubahan psikologi

1. Adaptasi Psikologis

Adaptasi merupakan suatu pertahanan yang didapat sejak lahir atau didapat karena
belajar dari pengalaman untuk menghadapi rintangan. Adaptasi memiliki tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup manusia, baik secara biologis, psikologis, maupun sosial.
Menurut Freud, tujuan adaptasi khususnya mekanisme pertahanan diri salah satunya
adalah untuk mempertahankan diri sendiri dari kecemasan. Adaptasi dalam dimensi
emosional melibatkan penggunaan mekanisme koping psikologis yang normal untuk
menyelesaikan stress. Perilaku adaptif psikologis individu membantu seseorang dalam
menghadapi stressor.

2. Perubahan Psikologis

Merupakan Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam masa


kehamilan adalah hal yang penting karena dalam periode kehamilan yang berlangsung
dalam waktu yang relatif singkat ditetapkan serangkaian kualitas fisik dan kesehatan
mental bagi ibu hamil maupun bayi yang dikandungnya. Kehamilan melibatkan berbagai
perubahan, diantaranya fisik dan psikologis yang dipengaruhi oleh perubahan hormon.
Perubahan hormon inilah yang akan memicu perubahan suasana hati dan kondisi
emosional cenderung berubah. Selain itu, masalah psikologis yang sering menyerang
ibu hamil adalah kecemasan. Untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan yang
diakibatkan oleh perubahan tersebut dibutuhkan mekanisme koping yang tepat. Oleh
karena itu, harus diadakannya Penelitian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
stres koping pada ibu primigravida trimester satu.
10
X
11
X
12
X
5
6

Anda mungkin juga menyukai