Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SAFE PATIENT HANDLING DAN INFEKSI NOSOKOMIAL


Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II
Dosen : Vina Agustina., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Anjuwita NIM. 2019.C.11a. 0999
David Elison NIM. 2019.C.11a.1003
Desri Handayani NIM. 2019.C.11a.1004
Tina Novela NIM. 2019.C.11a.1030
Khofifah Wulannor NIM. 2019.C.11a.1014

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S-1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan  Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan Rahmat-Nya penulis dapat menulis makalah ini yang berjudul
“SAFE PATIENT HANDLING DAN INFEKSI NOSOKOMIAL” hingga
selesai. Meskipun dalam makalah ini penulis mendapat banyak yang menghalangi,
namun mendapat pula bantuan dari beberapa pihak baik secara moril, materil
maupun spiritual.
Oleh karena itu, penulis menghanturkan terima kasih kepada dosen
pembimbing serta semua pihak yang telah memberikan sumbangan dan saran atas
selesainya penulisan makalah ini. Di dalam penulisan makalah ini penulis
menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan mengingat keterbatasannya
pengetahuan dan pengalaman penulis. Oleh sebab itu, sangat di harapkan kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk melengkapkan
makalah ini dan berikutnya.

Palangka Raya, 5 Mei 2020

Kelompok 3,
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah
sakit. Keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan di
rumah sakit dan hal itu terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit. Sejak awal
tahun 1900 Institusi rumah sakit selalu meningkatkan mutu pada tiga elemen yaitu
struktur, proses, dan outcome dengan berbagai macam program regulasi yang
berwenang misalnya antara lain penerapan Standar Pelayanan Rumah Sakit, ISO,
Indikator Klinis dan lain sebagainya. Namun harus diakui, pada pelayanan yang
berkualitas masih terjadi Kejadian Tidak Diduga (KTD) (Dep Kes R.I 2006).
Keamanan dan keselamatan pasien merupakan hal mendasar yang  perlu
diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada
pasien. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan
asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat
kesalahan karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu
tindakan yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang  berhubungan dengan resiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan
implementasi solusi untuk meminimalkan resiko (Depkes, 2008).
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah
sepatutnya memberi dampak positif dan tidak memberikan kerugian  bagi pasien.
Oleh karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan
pelayanan kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien
dalam menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedoman bagi
tenaga kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu,
keselamatan pasien juga tertuang dalam undang-undang kesehatan. Terdapat
beberapa pasal dalam undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci
mengenai hak dan keselamatan pasien.
Rumah sakit selain untuk rnencari kesembuhan juga merupakan surnber dari
berbagai penyakit, yang berasal dari penderita maupun dari pengunjung yang
berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang di lingkungan
rumah sakit seperti udara, air, lantai, makanan dan benda-benda peralatan medis
maupuu non medis (Nugraheni, dkk, 2012). Hal ini akan mempermudah
terjadinya infeksi silang karena kuman-kuman, virus, dan sebagainya akan masuk ke
dalam tubuh penderita yang sedang dalam proses asuhan keperawatan dengan mudah
(Darmadi, 2008).
Penderita yang sedang dalam proses perawatan di rumah sakit, baik dengan
penyakit dasar tunggal maupun penderita dengan penyakit dasar lebih dari satu,
secara umum keadaan umumnya tentu tidak/kurang baik, sehingga daya tahan
tubuhnya menurun. Infeksi adalah masuk dan berkembangnya mikroorganisme
dalam tubuh yang menyebabkan sakit yang disertai dengan gejala klinis baik lokal
maupun sistemik (Potter & Perry, 2005). Oleh karena itu, di dalam makalah ini
membahas tentang infeksi yang ada di rumah sakit atau biasa disebut dengan
infeksi nosocomial
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana safe patient handling?
2. Bagaimana infeksi nasokomial?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana safe patient handling
2. Untuk mengetahui bagaiamana infeksi nasokomial
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Safe Patient Handling
Menurut Supari tahun 2005, patient safety adalah bebas dari cidera aksidental
atau menghindarkan cidera pada pasien akibat perawatan medis dan kesalahan
pengobatan.
Patient safety (keselamatan pasien) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Hal ini termasuk : assesment
resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insident dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang di sebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya
dilakukan (DepKes RI, 2006).
Menurut Kohn, Corrigan & Donaldson tahun 2000, patient safety adalah
tidak adanya kesalahan atau bebas dari cedera karena kecelakaan. Keselamatan
pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi
untuk meminimalkan resiko. Meliputi: assessment risiko,identifikasi dan
pengelolaan hal berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya risiko.
Tujuan Sistem Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah:
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD di Rumah Sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan KTD
Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional adalah:
1. Identify patients correctly(mengidentifikasi pasien secara benar)
2. Improve effective communication(meningkatkan komunikasi yang efektif)
3. Improve the safety of high-alert medications(meningkatkan keamanan dari
pengobatan resiko tinggi)
4. Eliminate wrong-site, wrong-patient, wrong procedure surgery(mengeliminasi
kesalahan penempatan, kesalahan pengenalan pasien, kesalahan prosedur
operasi)
5. Reduce the risk of health care-associated infections(mengurangi risiko infeksi
yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan)
6. Reduce the risk of patient harm from falls(mengurangi risiko pasien terluka
karena jatuh).
Langkah-Langkah Pelaksanaan Patient Safety
1. Pelaksanaan “Patient safety” meliputi sembilan solusi keselamatan Pasien di
RS Provinsi (WHO Collaborating Centre for Patient  Safety, 2 May 2007),
yaitu:
a. Perhatikan nama obat, rupa dan ucapan mirip (look-alike, sound-alike
medication names)
b. Pastikan identifikasi pasien
c. Komunikasi secara benar saat serah terima pasien
d. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
e. Kendalikan cairan elektrolit pekat
f. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
g. Hindari salah kateter dan salah sambung slang
h. Gunakan alat injeksi sekali pakai
Langkah–langkah kegiatan pelaksanaan patient safety di RS Kabupaten :
a. Melakukan advokasi program keselamatan pasien ke rumah sakit-rumah sakit
di wilayahnya
b. Melakukan advokasi ke pemerintah daerah agar tersedianya dukungan
anggaran terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit.
c. Melakukan pembinaan pelaksanaan program keselamatan pasien rumah sakit
Langkah-langkah kegiatan pelaksanaan patient safety di Puskesmas
1. Kesehatan  ibu dan anak
2. Keluarga berencana (KB)
3. Pemberantasan penyakit penular
4. Peningkatan gizi
5. Kesehatan lingkungan
6. Pengobatan
7. Penyuluhan kesehatan masyarakat
8. Laboraturium
9. Kesehatan sekolah
10. Perawatan kesehatan masyarakat
11. Kesehatan jiwa
12. Kesehatan gigi
1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Tujuan Umum :
Menurunkan kematian (mortality) dan kejadian sakit ( morbility) di
kalangan ibu. Kegiatan program ini ditunjukan untuk menjaga kesehatan
ibu selama kehamilan, pada saat bersalin dan saat ibu menyusui.
Meningkatkan derajat kesehatan anak, melalui pemantauan status gizi
dan pencegahan sedini mungkin berbagai penyakit menular yang bisa di
cegaH dengan imunisasi dasar sehingga anak dapat tumbuh dan
berkembang secara optimal.
2. Keluarga Berencana (KB)
Tujuan :
Untuk jangka panjang program KB bertujuan menurunkan angka
kelahiran dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga akan berkembang
Normal Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)
3. Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
Tujuan :
Menemukan kasus penyakit menular sedini mungkin, dan mengurangi
berbagai risiko lingkungan masyarakat yang memudahkan terjadinya
penyebaran suatu penyakit menular
4. Upaya Peningkatan Gizi
Tujuan :
Meningkatkan status gizi masyarakat melalui usaha pemantauan status
gizi kelompok-kelompok masyarakat yang mempunyai risiko tinggi (Ibu
hamil dan balita), pemberian makanan tambahan (PMT) baik yang bersifat
penyuluhan maupun pemulihan
5. Usaha Kesehatan Lingkungan
Tujuan :
Menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan
sehingga faktor lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko
timbulnya penyakit di masyarakat
6. Pengobatan
Tujuan :
Memberi pengobatan dan perawatan di Puskesmas (khusus untuk
Puskesmas perawatan)

Anda mungkin juga menyukai