Tangga terbit
Halaman
PEDOMAN
KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
RUMAH SAKIT
PUSKESMAS SIWULUH
PUSKESMAS SIWULUH
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BREBES
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk
rumah sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan
(safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety),
keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan
dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak tehadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green
produktiviti) yang bedampak terhadap pencemaran lingkungandan
keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengankelangsungan
hidup rumah sakit. Ke lima aspek keselamatan tersebut sangatlah
penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit. Namun harus diakui
kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena
itu keselamatan pasien merupaka prioritas utama untuk dilaksanakan,
dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra rumah sakit.
Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk
menyelamatkan pasien sesuai dengan yang di ucapakan Hipocrates kira
– kira 2400 tahun yang lalu yaitu primum, non nocore (first, do no ham).
Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi
pelayanan kesehatan – khususnya di rumah sakit – menjadi semakin
kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan – KTD
(adverse event) apabila tidak dilakukan dengan hati – hati`
Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat, ratusan tes dan
prosedur, bayak alat dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga
profesi dan non profesi yang siap memberikan pelayanan pasien 24 jam
terus menerus. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila
tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan terjadinya KTD.
Pada tahun 2000 institute of medicine di Amerika Serikat
menerbitkan laporan yang mengagetkan banyak pihak : ‘TO ERR IS
HUMAN’, Building a Safer Healt System. Laporan itu mengemukakan
penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York. Di Utah
dan Colorado di temukan KTD (adverse event) sebesar 2,9 % dimana 6,6
% diantaranya meninggal. Sedangkan di New York KTD adalah sebesar
3,7 % dengan angka kematian 13,6% Angka kematian akibat KTD pada
pasien rawat inap diseluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per
tahun berkisar 44.000 – 98.000 per tahun. Publikasi WHO pada tahun
2004, mengumpulkan angka – angka penelitian rumah sakit di berbagai
negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, di temukan KTD
dengan rentang 3,2 – 16,6 %. Dengan data- data tersebut, berbagai
negara segera melakukan penelitian dan mengembangkan system
Keselamatan Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi Kejadian Nyaris Cedera
(near miss) mash langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan
tuduhan “mal praktek”, yang belum tentu sesuai dengan pembuktian
akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di rumahsakit
maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) telah
mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien (KKP – RS).
Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah – langkah persiapan
pelaksanaan keselamatan pasienrumah sakit dengan mengembangkan
laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan
masyarakat dan berdasarkan atas latar belakang itulah maka
pelaksanaan program keselamatan pasien di RS perlu dilakukan. Untuk
dapat meningkatkan mutu pelayanan RS terutama di dalam
melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan suatu pedoman
yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.
BAB II
2. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem
tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko, Sistem
tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan aatau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
3. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan rumah
sakit
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksanannya program – program pencegahan sehingga tidak
terjadi penggulangan kejadian tidak diharapkan.
TUJUH LANGKAH
Berkaitan hal tersebut diatas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh
langkah keselamatan pasien rumah sakit
Langakah Penerapan:
A. Tingkat Rumah Sakit :
RS telah memiliki kebijakan yang menjabarkan apa yang harus
dilakukan staf segera setelah terjadi insiden,bagaimana langakah-
langakah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa
yang harus diberikan kepada staf, pasien dan keluarga
RS telah memiliki kebijakan dan prosedur yang menjabarkan
peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
RS telah berupaya menumbuhkan budaya pelaporan dan
belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian
keselamatan pasien.
B. Tingkat Unit Kerja/Tim :
Pastikan semua rekan kerja merasa mampu untuk berbicara
mengenai kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana
ada insiden
Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran yang
dipakai di RS untuk memastikan semua laporan dibuat secara
terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan/solusi yang tepat.
Langkah Penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit :
Direksi bertanggung jawab atas keselamatan pasien
Telah dibentuk Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien yang
ditugaskan untuk menjadi “penggerak” dalam gerakan
keselamatan pasien
Prioritaskan Keselamatan Pasien dalam agenda rapat jajaran
Direksi maupun rapat-rapat manajemen rumah sakit
Keselamatan pasien menjadi materi dalam semua program
orientasi dan pelatihan di RS dan dilaksanakan evaluasi
dengan pre dan post test
Langkah Penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit
Sistem pelaporan insiden ke dalam ke luar rumah sakit mengacu
pada Pedoman Keselamatan Pasien RS
B. Tingkat Unit/Tim
Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif
melaporkan setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah di
cegah tetapi tetep terjadi juga, karena mengandung bahan
pelajaran yang penting.
5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
Langkah Penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit
RS memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas tentang cara-
cara komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang
insiden dengan para pasien dan keluarga
Seluruh staf RS terkait harus mampu memastikan bahwa
pasien dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas
bilamana terjadi insiden.
Seluruh jajaran manajeral harus mampu memberi dukungan,
pelatihan dan dorongan semangat kepada staf agar selalu
terbuka kepada pasien dan keluarganya
B. Tingkat Unit/Tim
Pastikan seluruh personil menghargai dan mendukung
keterlibatan pasien dan keluarganya bila terjadi insiden.
Prioritaskan pemberitahuan kepada pasien dan keluarga
bilamana terjadi insiden, dan segera berikan kepada mereka
informasi yang jelas dan benar secara tepat.
Pastikan, segera setelah kejadian, tim menujukan empati
kepada pasien dan keluarganya
Langkah Penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit
Pastikan staf yang terkait telah terlatih untuk meakukan kajian
insiden secara tepat, yang dapat digunakan untuk
mengidentifikasi penyebab
Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria
pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA)
yang mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali
per tahun melakukan Failure Modes and Effects Analysis
(FMEA) untuk resiko tinggi.
B. Tingkat Unit/Tim
Diskusikan dalam jajaran unit/tim pengalaman dari hasil
analisi insiden
Identifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena
dampak di masa depan dan pengalaman tersebut secara lebih
luas.
Langkah Penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit
Gunakan informasi yang benar dan jelas yang diperoleh dari
sistempelaporan, asesmen risiko, kajian insiden, dan audit
serta analisis, untuk menentukan solusi.
Solusi tersebut dapat mencakup penjabaran ulang sistem
(input dan proses) penyesuaian pelatihan staf dan/atau
kegiatan klinis, termasuk penggunaan instrument yang
menjamin keselamatan pasien.
Lakukan asesmen risiko untuk setiap perubahan yang di
rencanakan
Sosialisakan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS-PERSI
Beri umpan balik kepada staf tentang tindakan yang di ambil
atas insiden yang dilaporkan
B. Tingkat Unit/Tim
Libatkan seluruh personil dalam mengembangkan berbagai
cara untuk membuat asuhan pasien menjadi lebih baik dan
lebih aman
Telah kembali perubahan-perubahan yang telah dibuat dan
dipastikan pelaksanaanya
Pastikan seluruh personil menerima umpan balik atas setiap
tindak lanjut tentang insiden yang dilaporkan.
Tujuh langkah keselamatan pasien rumah sakitmerupakan panduan
yang komprehensif untuk menuju keselamatan pasien, sehingga tujuh
langkah tersebut secara menyeluruh harus dilaksanakan oleh setiap rumah
sakit. Dalam pelaksanaanya, tujuh langkah tersebuttidak harus berurutan
dan tidak harus serentak. Dapat dipilih langkah-langkah yang paling strategis
dan paling mudah dilaksanakan. Bila langkah-langakah ini berhasil maka
kembangkan langkah-langakah yang belum di laksanakan`
Rumah Sakit…………………
RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAXIMAL 2X24
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama :……………………………………………………………..
No MR :…………………………. Ruangan……………………..
Umur :
0 – 1 bulan
>1 bulan – 1 tahun
>1tahun – 5 tahun
> 5 tahun – 15 tahun
>15 tahun – 30 tahun
> 30 tahun – 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin :
Laki – laki
Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi
Asuransi Swasta
Askes Pemerintah
Perusahaan
JAMKESMAS
Tanggal Masuk RS :…………………………. Jam……………………………
II. RINCIAN KEJADIAN
4. Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera /KNC (Near miss)
Kejadian tidak diharapkan/KTD (Adverse Event) Kejadian Sentinel
(Sentinel Event)
Kapan ? dan Langkah/tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja
tersebutuntuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ?
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
BIRU
HIJAU
KUNING
MERAH
KKP-RS
KODE RS :………………………………..
Jenis RS :
RS Umum
RS Khusus
RSIA
RS Paru
RS Mata
RS Orthopedi
RS Jantung
RS Jiwa
RS Kusta
RS Khusus lainnya…………………………………
Kelas RS
A
B
C
D
Untuk RS Swasta menyesuaikan missal RS Pratama setara dengan RS
kelas D, RS Madya setara dengan RS C dst
Kapasitas tempat tidur :………………………………………. tempat tidur
Propinsi (lokasi RS) :………………………………………………………..
Tanggal Laporan Insiden di kirim ke KKP-RS :………………………….
No Istilah Definisi/Penjelasan
1 Keselamatan Pasien Rumah Suatu sistem dimana rumah sakit
Sakit (Patient safety) membuat asuhan pasien lebih aman. Hal
ini termasuk asesmen risiko; identifikasi
dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien; pelaporan dan
analisis insiden; kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem ini mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil
2 Kejadian Tidak Diharapkan Suatu kejadian yang tidak diharapkan
(KTD) (Adverse event) yang mengakibatkan cedera pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya
diambil, dan bukan karena penyakit
dasarnya atau kondisi pasien. cedera
dapat diakibatkan oleh kesalahan medis
atau bukan kesalahan medis karena tidak
dapat dicegah.
3 KTD yang tidak dapat Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak
dicegah (Unpreventable dapat dicegah dengan pengetahuan yang
adverse event) mutakhir = Harmful incident = adverse
event.
4 Kejadian Nyaris Cedera Suatu kejadian akibat melaksanaan suatu
(KNC) (Near miss). Terjadi tindakan (commission) atau tidak
insiden yang belum sampai mengambil tindakan yang seharusnya
terpapar ke pasien diambil (omission), yang dapat mencederai
pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi,
karena “keberuntungan”(mis, pasien
terima suatu obat kontra indikasi tetapi
tidak timbul raksi obat), karena
“pencegahan” (suatu obat dengan
overdosis lethal diberikan, diketahui
secara dini lalu diberikan antidotenya).
Contoh : transfuse darah sudah siap di
pasang pada pasien yang salah, tetapi
kesalahan diketahui sebelum transfuse
dimulai/dilakukan
5 Kesalahan Medis (Medical Kesalahan yang terjadi dalam proses
errors) asuhan medis yang mengakibatkan
cedera pada pasien. Kesalahan termasuk
gagal melaksanakan sepenuhnya suatu
rencana atau menggunakan rencana yang
salah untuk mencapai tujuannya. Dan
akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil
(omission)
KTC (Kejadian Tidak Cedera = no harm incident) : suatu insiden yang sudah
terpapar ke pasien tetapi tidak timbul cedera Contoh : transfuse darah yang
salah sudah dimasukan tetapi tidak timbul cedera/gejala inkompatilibilitas.
Obat salah terlanjur diberikan ke pasien tetapi tidak timbul cedera.