KESELAMATAN PASIEN
Nomor :
Revisi Ke :
Berlaku Tgl :
Mengetahui,
NAMA
NIP. ...............................................
A. Latar Belakang
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk
Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di
Puskesmas yaitu : keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau petugas
kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan yang ada di Puskesmas,
keselamatan lingkungan dan keselamatan bisnis Puskesmas. Kelima aspek
keselamatan tersebut sangatlah penting untuk dilaksanakan di setiap Puskesmas.
Namun harus diakui kegiatan institusi Puskesmas dapat berjalan apabila ada
pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan, dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra Puskesmas.
Harus diakui, pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk
menyelamatkan pasien sesuai dengan yang diucapkan Hipocrates “primum, non
nocere (first, do no harm).”Namun diakui semakin berkembangnya ilmu dan
teknologi pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas menjadi semakin
kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) jika tidak
dilakukan dengan hati-hati.
Di Puskesmas terdapat ratusan obat, ratusan tes dan prosedur, banyak alat
dengan teknologinya, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang siap
memberikan pelayanan pasien24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan
terjadinya KTD.
Pada tahun 2000 Institute of medicine di Amerika Serikat menerbitkan
laporan yang mengejutkan banyak pihak.“to err is human”, building a safer
health system. Laporan tersebut mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah
dan Colorado serta New York. Di Utah dan Colorado ditemukan KTD adalah
sebesar 2,9 % dengan angka kematian 6,6%. Sedangkan di New York KTD
adalah sebesar 3,7% dengan angka kematian 13,6%. Angka kematian akibat KTD
pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta/ tahun
berkisar 44.000 – 98.000 / tahun. Publikasi WHO pada tahun 2004
mengumpulkan angka – angka penelitian Rumah sakit di berbagai Negara
Amerika, Inggris, Denmark dan Australia ditemukan KTD dengan rentang 3,2 –
16,6 %. Dengan data – data tersebut berbagai Negara segera melakukan
penelitian dan mengembangkan sistem keselamatan pasien.
A. Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) Puskesmas adalah suatu sistem
dimana Puskesmas membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi assesmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melaksanakan tindakan yang seharusnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di Puskesmas DISI
2. Meningkatnya akuntabilitas Puskesmas terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di Puskesmas
4. Terlaksananya program – program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian tidak diharapkan
b. Kriteria
Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan
keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan,
sehingga Puskesmas harus mempunyai system dan mekanisme mendidik
pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam
asuhan pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga
dapat :
1. Memberikan informasi yang benar, jelas,lengkap dan jujur.
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
3. Mengajukan pertanyaan – pertanyataan untuk hal yang tidak dimengerti
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan Puskesmas
Standar IV.
Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi
dan program peningkatan keselamatan pasien
a. Standar
Puskesmas mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada,
memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data,
menganalisis secara intensif Kejadian Tidak Diharapkan, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien
b. Kriteria
1. Setiap Puskesmas harus melakukan proses perancangan (design) yang
baik, mengacu pada visi, misi dan tujuan Puskesmas, kebutuhan pasien,
petugas pelayanan kesehatan, kaidah bisnis terkini, praktis bisnis yang
sehat, dan factor – factor lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai
dengan “ Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Puskesmas”
b. Kriteria
1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengelola program keselamatan pasien
2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis – jenis kejadian
yang memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera” sampai
dengan “Kejadian Tidak Diharapkan”
3. Tersedia mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen dari
Puskesmas terintegrasi dan berpartisipasi dalam program keselamatan
pasien
4. Tersedia prosedur “cepat tanggap” terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi resiko kepada orang lain
dan penyampaian informasi yang benar dan jelas untuk keperluan analisis
b. Kriteria
1. Setiap Puskesmas harus memiliki program pendidikan, pelatihan dan
orientasi bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan
tugasnya masing – masing
2. Setiap Puskesmas harus mengintegrasikan topik keselamatan pasien dalam
setiap kegiatan in – serving training dan memberi pedoman yang jelas tentang
pelaporan insiden
3. Setiap Puskesmas harus menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama
kelompok (team work) guna mendukung pendekatan interdisiplin dan
kolaboratif dalam rangka melayani pasien
b. Kriteria
1. Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal – hal yang
terkait dengan keselamatan pasien
2. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan kendala komunikasi untuk
merevisi manajemen informasi yang ada
Standar SKP I
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir semua
aspek / tahapan diagnosis dan pengobatan. Kesalahan identifikasi pasien bisa terjadi
pada pasien yang dalam keadaan terbius / tersedasi, mengalami disorientasi, tidak
sadar, bertukar tempat tidur / kamar / lokasi di Puskesmas, adanya kelainan sensori,
atau akibat situasi lain. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali
pengecekan yaitu : pertama, untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan
menerima pelayanan atau pengobatan, dan kedua, untuk kesesuaian pelayanan atau
pengobatan terhadap individu tersebut.
Standar SKP II
Puskesmas mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan.
Maksud dan Tujuan Sasaran II
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan mudah dipahami
oleh pasien, akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan peningkatan keselamatan
pasien. Komunikasi dapat berbentuk elektronik, lisan, atau tertulis. Komunikasi yang
mudah terjadi kesalahan kebanyakan terjadi pada saat perintah diberikan secara lisan
atau melalui telepon. Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan yang lain adalah
pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis, seperti melaporkan hasil laboratorium
klinik cito melalui telepon ke unit pelayanan.
Puskesmas secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan/atau prosedur
untuk perintah lisan dan telepon termasuk: mencatat (atau memasukkan ke komputer)
perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan oleh penerima perintah; kemudian
penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil pemeriksaan;
dan mengkonfirmasi bahwa apa yang sudah dituliskan dan dibaca ulang adalah
akurat. Kebijakan dan/atau prosedur pengidentifikasian juga menjelaskan bahwa
c. Prinsip Penting
1. Pelaporan insiden adalah langkah pertama proses mencegah Kejadian
Tidak Diharapkan
2. Staf penting memahami apa Insiden Keselamatan Pasien yang harus
dilaporkan dan bagaimana cara melaporkannya
b. Bagi Unit/Tim
1. Libatkan tim anda dalam mengembangkan berbagai cara untuk membuat
asuhan pasien menjadi lebih baik dan lebih aman
2. Telaah kembali perubahan – perubahan yang telah dibuat oleh tim anda
dan pastikan pelaksanaannya
3. Pastikan tim anda menerima umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang
insiden yang dilaporkan
c. Prinsip penting
Dari solusi dibuat system baru sehinngga staf mudah melaksanakan asuhan
yang lebih baik dan lebih aman
A. Pengertian
Suatu system untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan
tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera pada pasien. System ini juga mendokumentasikan kejadian-kejadian
yang tidak konsisten dengan operasional rutin Puskesmas atau asuhan pasien.
Tingkat
Deskripsi Dampak
Risiko
1 Tidak signifikan Tidak ada cedera
2 Minor Cedera ringan, missal luka lecet.
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama.
3 Moderat Cedera sedang, missal luka robek
Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/psikologis
atau intelektual (reversible), tidak berhubungan
dengan penyakit.
Setiap kasus yang memperpanjang masa perawatan.
4 Mayor Cedera luas / berat, misal cacat. Lumpuh
Kehilangan fungsi motorik/sensorik/psikologis atau
intelektual (irreversible), tidak berhubungan dengan
penyakit.
5 Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan
penyakit.
Tabel 2
Penilaian Dampak Klinis / Konsekuensi / Saverity
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, dimasukkan dalam table matriks
Grading Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
1. Skor Risiko
Skor Risiko = Dampak x Probability
2. Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu:
biru, hijau, kuning, dan merah. Warna bands akan menentukan investigasi yang
akan dilakukan (tabel 4).
Bands Biru dan Hijau : investigasi sederhana
Bands Kuning dan Merah : Investigasi komprehensif / RCA
Warna bands : hasil pertemuan antara nilai dampak yang
diurut ke bawah dan nilai probabilitas yang diurut ke samping kanan
Table 4
Tindakan Sesuai Tingkat Dan Bands Risiko
Contoh kasus :
Pasien jatuh dari tempat tidur dan meninggal, kejadian seperti ini di RS X
pernah terjadi pada 2 tahun yang lalu.
Nilai dampak : 5 (katastropik) karena pasien meninggal
Nilai probabilitas : 3 (mungkin terjadi) karena pernah terjadi 2 tahun lalu
I. DATA PASIEN
Nama pasien : bisa diisi inisial mis : Tn. S, Ny. R dll
No MR : ( jelas )
Ruangan : diisi nama ruangan dan nomor kamar
Umur : pilih salah satu ( jelas )
Jenis Kelamin : pilih salah satu ( jelas )
Penanggung biaya pasien : pilih salah satu ( jelas )
Tanggal masuk RS : pilih salah satu ( jelas )
BAB VIII
PENUTUP
Lampiran. I
GLOSARIUM KESELAMATAN PASIEN RS
Lampiran.II
“PANITIA PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN”
PUSKESMAS DISI
Jl. Tembus Boyolali, km 6 Sawangan
MAGELANG
Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan ini
bersifat anonym tidak mencantumkan nama hanya diperlukan rincian kejadian.
Segera kirimkan laporan ini langsung ke Panitia Peningkatan Mutu da Keselamatan
Pasien (Panitia PMKP) RS Xxxx.
I. DATA PASIEN
Nama :…………………………………...................................
No. MR :…………………………………..................................
Ruangan :…………………………..............................................
Umur :
o 0 – 1 bulan
o > 1 bulan – 1 tahun
o > 1 tahun – 5 tahun
o > 5 tahun – 15 tahun
o > 15 tahun – 30 tahun
o > 30 tahun – 65 tahun
o > 65 tahun
Jenis kelamin :
o Laki – laki
o Perempuan
Penanggung biaya pasien :
o Pribadi
o Asuransi Swasta
o ASKES Pemerintah
o Perusahaan
o JAMKESMAS
o JAMKESDA
8. Tempat insiden
Lokasi kejadian…………………………………………… (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
Pembuat Penerima
laporan laporan
Paraf Paraf
STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI
Kepala Puskesmas
Unit Terkait
-Komite Medis
Ketua Tim PMKP
-Komite Keperawatan
-Komite PPI
-Panitia Farmasi &
Terapi
Sekretaris -Panitia RekamMedis