Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ABIANSEMAL I
Jln. CiungWanara No. 5 Blahkiuh Abiansemal. Telp/. (0361)8943111/8943222.
.Email; puskesmasabiansemal73@gmail.com
Website;http://dikes.badungkab.go.id/puskesmasabiansemalsatu/

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS ABIANSEMAL I
NOMOR : 35/II/Pusk.Abs I/2020

TENTANG
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA UPTD PUSKESMAS ABIANSEMAL I,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya memberikan pelayanan klinis yang


bermutu perlu meningkatkan keselamatan pasien.

b. bahwa untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu


menetapkan sasaran – sasaran keselamatan pasien.

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b, perlu


menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Abiansemal I tentang Sasaran Keselamatan Pasien.

Mengingat : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/II/2008


tentang Standar pelayanan Minimal Rumah Sakit;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017 tentang
keselamatan Pasien ;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS ABIANSEMAL I


TENTANG SASARAN KESELAMATAN PASIEN.
KESATU : Dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu dilakukan
pengukuran terhadap keselamatan pasien.

KEDUA : Penetapan sasaran keselamatan pasien sebagaimana tercantum


dalam lampiran surat keputusan adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari surat keputusan ini.

KETIGA : Dengan berlakunya keputusan ini maka Surat Keputusan Kepala Pu


skesmas No: 27/18.IX/ABS I/VII/2019 tanggal 15 Juli 2019 dicabut
dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan a


pabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya ma
ka akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di: Blahkiuh
pada tanggal : 28 Pebruari 2020
KEPALA UPTD PUSKESMAS ABIANSEMAL I,

NI NYOMAN RAI SUKADANI

LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS ABIANSEMAL I


NOMOR : 35/II/Pusk.Abs I/2020
TANGGAL : 28 PEBRUARI 2020
TENTANG : SASARAN KESELAMATAN PASIEN

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamayan pasien adalah untuk mendorong


perbaikanspesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagia-bagian yang
bermassalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari
consensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini.

Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap


sasaran-sasaran keselamatan pasien.
Indikator pengukuran keselamatan pasien seperti pada table berikut :

NO INDIKATOR SASARAN TARGET


KESELAMATAN PASIEN
1. Tidak Terjadinya Kesalahan 100%
Identifikasi Pasien

2. Komunikasi yang efektif 100%

3. Tidak Terjadinya Kesalahan 100%


Pemberian Obat Kepada Pasien

4. Tidak Terjadinya Kesalahan 100%


Prosedur Tindakan Medis dan
Keperawatan

5. Pengurangan Terjadinya Risiko 100%


Infeksi di Puskesmas

6. Tidak Terjadinya Pasien Jatuh 100%

1.1 Indikator Sasaran Keselamatan Pasien


1. Tidak Terjadinya Kesalahan Identifikasi Pasien
Kesalahan karena keliru dalam mengidentifikasi pasien dapat terjadi di hampir
semua aspek/tahapan diagnosis dan pengobatan.
Identifikasi pasien yang tepat meliputi 3 detail wajib, yaitu: nama,tanggal lahir dan
nomor rekam medis. Maksud sasaran ini adalah untuk melakukan dua kali
pengecekan yaitu:
a. Untuk identifikasi pasien sebagai individu yang akan menerima pelayanan
atau pengobatan, dan
b. Untuk kesesuaian pelayanan atau pengobatan terhadap individu tersebut.
Ketentuan Identifikasi pasien di UPT Puskesmas Abiansemal I :
a. Identifikasi menggunakan, identifikasi terdiri minimal 2 dari 3 identitas:
- Nama pasien
- Tanggal lahir
- Nomor rekam medis pasien

Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang


teridentifikasi tepat yang disurvei pada suatu unit pelayanan dibagi jumlah selruh
pasien yang dilayani pada unit pelayanan terkait.

Jumlah pasien yang teridentifikasi tepat


x 100%
Jumlah seluruh pasien yang dilayani

2. Komunikasi yang efektif


Komunikasi diantara para petugas pemberi perawatan efektif.
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang dipahami
oleh resipien/penerima, akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan,
atau tertulis. Penerima perintah kemudian menuliskan perintah secara lengkap
atau hasil pemeriksaan oleh penerima informasi. Pengukuran indikator dilakukan
dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani/dikomunikasikan
dikurangi kejadian pasien yang tidak dikomunikasikan antara petugas pemberi
perawatan dibagi jumlah seluruh pasien yang pelayanan.

Jumlah pasien yang dilayani/dikomunikasikan – kejadian pasien


yang tidak dikomunikasikan X 100%
Jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan

3. Tidak terjadi kesalahan pemberian obat kepada pasien


Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksud agar tidak terjadi kesalahan
identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien. Obat-obat yang perlu
diwaspadai (high alert medications) adalah obat yang sering menyebabkan
terjadinya kesalahan-kesalahan serius(sentinel event) obat yang berisiko
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) seperti obat-
obat yang terlihat mirip/NORUM atau Look Alike Sound Alike/LASA. Pengukuran
indicator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang dilayani oleh
bagian farmasi dikurang kejadian kesalahan pemberian obat dibagi jumblah
seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.

Jumlah pasien yang dilayani – kejadian kesalahan pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien yang mendapat pelayanan obat

4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan


Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan petugas harus
selalu melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi
pasien yang akan mendapatkan tinakan medis dan keperawatan perlu dilakukan
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur. Pengukuran
indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah tindakan yang dilakukan
dikurangi kejadan kesalahan prosedur tindakan dibagi dengan seluruh tindakan
medis yang dilakukan.

Jumlah tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan – kejadian


kesalahan prosedur X 100%
Jumlah seluruh tindakan medis dan keperawatan yang dilakukan

5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi dipuskesmas


Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Abiansemal I
wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah
dengan menggunakan sabun dan air mengalir. 7 langkah cuci tangan pakai
sabun (CTPS) harus dilaksanakan pada 5 keadaan yaitu :
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Setelah kontak dengan pasien
3. Sebelum tindakan aseptik
4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Pengukuran terjadinya risiko infeksi di puskesmas dilakukan dengan cara


penghitung jumlah pasien yang melakukan cuci tangan pakai sabun (CTPS) 7
langkah pada keadaan tersebut diatas yang disurvei dibagi dengan jumlah
petugas pelayanan klinis yang disurvei.

Jumlah petugas yang melakukan CTPS 7 langkah pada 5


keadaan x 100%
Jumlah semua petugas pelayanan klinis yang disurvei

6. Tidak terjadinya pasien jatuh


Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Abiansemal I dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan
terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara :
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien
yang berisiko jatuh dengan memberikan tanda pada pintu rung rawat inap.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang berisiko serta memberikan
lingkungan yang aman
Pengukuran terhadap tidak terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara
menghitung jumlah pasien yang dirawat dikurangi kejadian pasien jatuh dibagi
dengan jumlah semua paasien yang dirawat.

Jumlah pasien yang dirawat – kejadian pasien jatuh


x 100%
Jumlah pasien yang dirawat

Anda mungkin juga menyukai