PASIEN SAFETY
1
RUMAH SAKIT SARI ASIH KARAWACI
TAHUN 2014
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
(Adverse Event) sebesar 2,9 % dimana 6,6 % diantaranya meninggal.
Sedangkan di New York KTD adalah sebesar 3,7 % dengan angka kematian
13,6 %.
Angka kematian akibat KTD pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang
berjumlah 33,6 juta pertahun berkisar 44.000 98.000 pertahun. Publikasi
WHO pada tahun 2004, mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit
di berbagai negara : Amerika, Inggris, Denmark, dan Australia, ditemukan
KTD dengan rentang 3,2 16,6 %. Dengan data-data tersebut, berbagai
negara segera melakukan penelitian dan pengembangan Sistem Keselamatan
Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apalagi kejadian Nyaris Cedera (Near Miss)
masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal praktek
yang belum tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan Rumah
Sakit Seluruh Indonesia telah mengambil inisiatif membentuk Komite
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP - RS). Komite tersebut telah aktif
melaksanakan langkah-langkah persiapan pelaksanaan keselamatan pasien
rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan
pasien rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjadi tuntutan masyarakat maka
pelaksanaan program keselamatan pasien di rumah sakit perlu dilakukan.
Karena itu diperlukan acuan yang jelas untuk melaksanakan keselamatan
pasien tersebut. Buku Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
yang terutama berisi Standar Keselamatan Pasien Rumah Sakit dan Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit diharapkan dapat
membantu rumah sakit dalam melaksanakan kegiatannya.
4
1.2 Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien
1.2.1 Tujuan Umum
Sebagai Pedoman bagi Manajemen RS Sari Asih Karawaci untuk dapat
melaksanakan program keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan
mutu pelayanan rumah sakit.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Sebagai acuan yang jelas bagi Manajemen RS Sari Asih Karawaci
didalam mengambil keputusan terhadap keselamatan pasien.
2. Sebagai acuan bagi para dokter untuk dapat meningkatkan keselamatan
pasien.
3. Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan
terarah.
1.3 Sasaran
1. Terselenggaranya sistem pelaporan, pembahasan, koreksi tindakan
dan monitoring dan evaluasi KTD.
2. Terselenggaranya sistem pendekatan reaktif melalui root cause
analysis dalam rangka menurunkan KTD.
3. Tersedianya SDM yang professional dan berkompeten, berpegang
pada nilai etik dan moral serta memiliki culture of safety.
4. Berjalannya sistem komunikasi yang kondusif antar petugas dan
petugas serta pasien / keluarga.
5. Tersedianya SOP / standar pelayanan yang berdasar pada evidence
based didukung dengan teknologi yang mendukung keselamatan pasien.
1.4. Manfaat
1. Dapat meningkatkan mutu pelayananan yang bekualitas dan citra yang
baik bagi RS Sari Asih Karawaci.
2. Agar seluruh personil rumah sakit memahami tentang tanggung jawab
dan rasa nilai kemanusian terhadap keselamatan pasien di RS Sari Asih
Karawaci.
5
3. Dapat meningkatkan kepercayaan antara dokter dan pasien terhadap
tindakan yang akan dilakukan.
4. Mengurangi terjadinya KTD di rumah sakit.
6
BAB II
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
7
yang menang, bahkan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap
pelayanan rumah sakit.
2.2 Pengertian
Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
assessmen resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan
risiko pasien, pelaporan dan analisa insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
8
BAB III
KEBIJAKAN
9
BAB IV
STANDAR KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
10
atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya
Kejadian Tidak Diharapkan
Standar II. Mendidik Pasien dan Keluarga
DPJP mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban dan
tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien agar keselamatan
pasien dapat ditingkatkan dengan keterlibatan pasien yang
merupakan mitra dalam proses pelayanan.
Karena itu, di RS Sari Asih Karawaci ditetapkan sistem dan
mekanisme mendidik pasien dan keluarganya tentang kewajiban
dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Dengan
pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga dapat :
1. Memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur
2. Mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak
dimengerti
4. Memahami dan menerima konsekuensi pelayanan
5. Mematuhi instruksi dan menghormati peraturan rumah sakit
6. Memperlihatkan sikap menghormati dan tenggang rasa
7. Memenuhi kewajiban finansial yang disepakati
11
berkesinambungan sehingga pada seluruh tahap pelayanan
transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik dan lancar.
3.3. Dilakukan koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan
komunikasi untuk memfasilitasi dukungan keluarga,
pelayanan keperawatan, pelayanan sosial, konsultasi dan
rujukan, pelayanan kesehatan primer dan tindak lanjut
lainnya.
3.4. Dilakukan komunikasi dan transfer informasi antar profesi
kesehatan sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa
hambatan, aman, dan efektif.
12
4.4. Menggunakan semua data dan informasi hasil analisa untuk
menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin.
13
Tidak Cedera sampai dengan Kejadian Tidak Diharapkan
(Adverse Event).
5.3. Mekanisme kerja untuk menjamin bahwa semua komponen
dari rumah sakit terintegrasi dan berpartisipasi dalam
program keselamatan pasien.
5.4. Prosedur cepat tanggap terhadap insiden, termasuk asuhan
kepada pasien yang terkena musibah, membatasi risiko pada
orang lain dan penyampaian informasi yang benar dan jelas
untuk keperluan analisa.
5.5. Mekanisme pelaporan internal dan eksternal berkaitan
dengan insiden termasuk penyediaan informasi yang benar
dan jelas tentang Analisa Akar Masalah (RCA), Kejadian
Nyaris Cedera (Near Miss), Kejadian Tidak Cedera, Kejadian
Tidak Diharapkan (Adverse Events), dan Kejadian Sentinel
pada program keselamatan pasien mulai dilaksanakan.
5.6. Mekanisme untuk menangani berbagai jenis insiden,
misalnya menangani Kejadian Tidak Diharapkan (Adverse
Event) dan Kejadian Sentinel atau kegiatan proaktif untuk
memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendukung
staf dalam kaitan dengan Kejadian Tidak Diharapkan dan
Sentinel.
5.7. Kolaborasi dan komunikasi terbuka secara sukarela antar unit
dan antar pengelola pelayanan di dalam rumah sakit dengan
pendekatan antar disiplin.
5.8. Sumber daya dan sistem informasi yang dibutuhkan dalam
kegiatan perbaikan kinerja rumah sakit dan perbaikan
keselamatan pasien, termasuk evaluasi berkala terhadap
kecukupan sumber daya tersebut.
5.9. Sasaran terukur, dan pengumpulan informasi menggunakan
kriteria objektif untuk mengevaluasi efektifitas perbaikan
14
kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien, termasuk
rencana tindak lanjut dan implementasinya.
15
BAB V
TUJUH LANGKAH MENUJU KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
Mengacu kepada standar keselamatan pasien, maka RS Sari Asih Karawaci harus
merancang proses baru atau memperbaiki proses yang ada, memonitor dan
mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan data, menganalisa secara intensif
KTD dan melakukan perubahan untuk meningkatkan kinerja mutu serta
keselamatan pasien.
Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi, misi, dan tujuan RS Sari
Asih Karawaci, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis
terkini, praktik bisnis yang sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko
bagi pasien sesuai dengan Tujuh Langkah Keselamatan Pasien Rumah Sakit .
Berkaitan hal tersebut di atas maka perlu ada kejelasan perihal tujuh langkah
keselamatan pasien rumah sakit tersebut.
Uraian Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit adalah sebagai
berikut:
1. Bangun Kesadaran Akan Nilai Keselamatan Pasien
Ciptakan kepemimpinan dan budaya yang terbuka dan adil.
Langkah penerapan:
A. Tingkat Rumah Sakit
RS Sari Asih Karawaci telah memiliki kebijakan yang menjabarkan apa
yang harus dilakukan staf segera setelah terjadi insiden, bagaimana langkah-
langkah pengumpulan fakta harus dilakukan dan dukungan apa yang harus
diberikan kepada staf, pasien dan keluarga :
RS Sari Asih Karawaci telah memiliki kebijakan dan prosedur yang
menjabarkan peran dan akuntabilitas individual bilamana ada insiden.
RS Sari Asih Karawaci telah berupaya menumbuhkan budaya pelaporan
dan belajar dari insiden yang terjadi di rumah sakit.
Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian keselamatan
pasien.
16
B. Tingkat Unit Kerja / Tim :
Pastikan semua rekan sekerja merasa mampu untuk berbicara mengenai
kepedulian mereka dan berani melaporkan bilamana ada insiden.
Demonstrasikan kepada seluruh personil ukuran-ukuran yang dipakai di
RS Sari Asih Karawaci untuk memastikan semua laporan dibuat secara
terbuka dan terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan /
solusi yang tepat.
17
3. Integrasikan Aktivitas Pengelolaan Risiko
Kembangkan sistem dan proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi
dan asesmen hal yang potensial bermasalah.
Langkah penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit
Telaah kembali input dan proses yang ada dalam manajemen risiko
klinis dan non klinis, serta pastikan hal tersebut mencakup dan
terintegrasi dengan Keselamatan Pasien dan staf.
Kembangkan indikator-indikator kinerja mutu dan Insiden Keselamatan
Pasien (IKP) bagi sistem pengelolaan risiko yang dapat dimonitor oleh
Direksi /Manager RS Sari Asih Karawaci. Gunakan informasi yang
benar dan jelas yang diperoleh dari sistem pelaporan insiden dan
asesmen risiko untuk dapat secara proaktif meningkatkan kepedulian
terhadap pasien.
18
Langkah penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit
Sistem pelaporan insiden ke dalam maupun ke luar rumah sakit mengacu
pada Pedoman Keselamatan Pasien RS Sari Asih Karawaci.
B. Tingkat Unit Kerja / Tim :
Berikan semangat kepada seluruh personil untuk secara aktif melaporkan
setiap insiden yang terjadi dan insiden yang telah dicegah tetapi tetap terjadi
juga, karena mengandung bahan pelajaran yang penting.
5. Libatkan dan Berkomunikasi dengan Pasien
Kembangkan cara-cara komunikasi yang terbuka dengan pasien
Langkah penerapan :
A. Tingkat Rumah Sakit :
RS Sari Asih Karawaci memiliki kebijakan dan pedoman yang jelas
tentang cara-cara komunikasi terbuka selama proses asuhan tentang
insiden dengan para pasien dan keluarganya.
Seluruh staf RS Sari Asih Karawaci terkait harus mampu memastikan
bahwa pasien dan keluarga mendapat informasi yang benar dan jelas
bilamana terjadi insiden.
Seluruh jajaran managerial harus mampu memberi dukungan, pelatihan
dan dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien
dan keluarganya.
19
6. Belajar dan Berbagi Pengalaman tentang Keselamatan Pasien
Seluruh staf harus mampu untuk melakukan analisa akar masalah untuk belajar
bagaimana dan mengapa KTD dan Sentinel itu timbul.
Langkah penerapan:
A. Tingkat Rumah Sakit:
Pastikan staf yang tekait telah terlatih untuk melakukan kajian insiden
secara tepat, yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi penyebab.
Kembangkan kebijakan yang menjabarkan dengan jelas kriteria
pelaksanaan Analisa Akar Masalah (Root Cause Analysis / RCA) yang
mencakup insiden yang terjadi dan minimum satu kali per tahun
melakukan melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA)
untuk proses risiko tinggi.
20
Sosialisasikan solusi yang dikembangkan oleh KKPRS - PERSI.
Beri umpan balik kepada staf tentang setiap tindakan yang diambil atas
insiden.
21
BAB VI
6 SASARAN KESELAMATAN PASIEN
22
Gelang identitas pasien dibedakan warna berdasarkan kegunaannya yaitu
jenis kelamin (merah muda/biru muda), pasien dengan alergi (merah), pasien
dengan risiko jatuh (kuning).
Pengecualian pada nomor kamar pasien atau lokasi atau nama dokter tidak
dapat digunakan sebagai cara untuk mengidentifikasi pasien.
Identifikasi pasien harus dilakukan saat:
1. pemberian obat
2. pemberian darah / produk darah
3. pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
4. Sebelum memberikan pengobatan
5. Sebelum memberikan tindakan
Petugas yang wajib melakukan identifikasi adalah seluruh petugas pemberi
pelayanan:
Dokter
Perawat ( Rawat inap dan rawat jalan)
Petugas Admisi
Petugas Rekam Medis
Petugas Farmasi
Petugas Laboratorium
Petugas Rehab medik
Petugas Penunjang Medik
Petugas Radiologi/Radioterapi
23
Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif, prosedur berkomunikasi secara
lisan dan telepon RS Sari Asih Karawaci yaitu:
1. Penerima perintah mencatat perintah yang lengkap atau hasil pemeriksaan
(write back)
2. Penerima perintah membacakan kembali (read back) perintah atau hasil
pemeriksaan
3. Penerima perintah mengkonfirmasi kembali bahwa apa yang sudah
dituliskan dan dibaca ulang adalah sesuai dan akurat.
4. Pengecualian di kamar operasi dan situasi gawat darurat di UGD atau ICU,
pembacaan kembali (read back) dapat tidak dilakukan bila tidak
memungkinkan.
Untuk memudahkan dalam berkomunikasi antar pemberi pelayanan formulir
SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) dapat
digunakan sebagai alat bantu komunikasi agar tercapai tujuan dan
efektifitasnya (terlampir).
24
Penempatan elektrolit konsentrat adalah di farmasi, untuk penempatan di
ruangan adalah di ICU, UGD, VK/OK. Elektrolit konsentrat yang
ditempatkan di ruangan diberikan label yang jelasm dan disimpan pada
area yang dibatasi ketat (restricted) untuk mencegah pemberian yang tidak
sengaja/kurang hati-hati.
25
Implementasi cuci tangan tidak terbatas pada pemberi pelayanan saja dalam
hal ini dokter, perawat, petugas lab, radiolografer atau tenaga kesehatan
lainnya, namun pasien, pengunjung dan keluarga pasien juga ikut berperan
serta dalam kegiatan cuci tangan.
Hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan cuci tangan dijelaskan lebih dalam di
pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi RS Sari Asih Karawaci.
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
Jumlah kasus jatuh cukup bermakna sebagai penyebab cedera bagi pasien
rawat inap. Dalam konteks masyarakat yang dilayani, pelayanan yang
disediakan, dan fasilitasnya, RS Sari Asih Karawaci perlu mengevaluasi risiko
pasien jatuh dan mengambil tindakan untuk mengurangi risiko cedera bila
pasien jatuh.
Pengelolaan risiko pasien jatuh melalui asesmen awal, proses identifikasi,
evaluasi dan rekomendasi terhadap risiko jatuh dengan menggunakan format
Morse-fall scale bagi pasien dewasa dan format Humpty Dumpty bagi pasien
anak diharapkan dapat mengurangi risiko jatuh pada pasien.
26
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
DIREKTUR / CEO
KOMITE MEDIS
SEKRETARIS
27
diharapkan yang berkaitan dengan profesi dan etika (Medis dan
Keperawatan).
b. Sekretaris
Mengumpulkan laporan kejadian (incident report) dari bidang /
bagian dan unit serta menyampaikan laporan kejadian incident report
tersebut ke Ketua Tim KPRS.
Melakukan pencatatan / registrasi risiko dan kejadian tidak
diharapkan.
Membantu Ketua Tim KPRS dalam menjalankan program
keselamatan pasien di RS Sari Asih Karawaci dalam hal administrasi,
registrasi, dan sistem pelaporan.
c. Anggota
Bertanggung jawab terhadap terlaksananya program keselamatan
pasien di bidang / bagian atau unit masing-masing.
Membuat laporan kejadian / incident report masalah yang
menimbulkan risiko dan kejadian yang tidak diharapkan.
Membantu Ketua Tim KPRS dalam program keselamatan pasien di
RS Sari Asih Karawaci, sesuai bidang / bagian masing-masing.
28
BAB VIII
PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT
29
Pada tahun 2005 Kementerian Kesehatan telah mencanangkan program
keselamatan pasien di Indonesia, demikian pula di RS Sari Asih Karawaci juga
dicanangkan program keselamatan pasien pada saat rapat tahunan pada bulan
Desember 2011. Untuk itu RS Sari Asih Karawaci perlu menjalankan program
keselamatan pasien.
30
3. Pimpinan rumah sakit melaporkan insiden dan hasil solusi masalah ke
Tim KPRS RS Sari Asih Karawaci setiap terjadi insiden dan setelah
melakukan analisa akar masalah, yang kemudian dilaporkan kepada Tim
KPRS (PERSI) secara rahasia setiap 3 bulan.
31
BAB IX
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT
Sumber daya manusia yang berkompeten dan mampu bekerja secara benar serta
seminimal mungkin melakukan kesalahan mutlak diperlukan dalam
mensukseskan pelaksanaan program keselamatan pasien.
Untuk itu maka RS Sari Asih Karawaci melaksanakan program-program
pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
di unit-unit pelayanan yang terkait langsung dengan program keselamatan pasien
rumah sakit.
Program pendidikan dan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit diberikan
untuk seluruh karyawan termasuk dokter fulltimer yang ada di RS Sari Asih
Karawaci, bagi karyawan baru, materi tentang keselamatan pasien rumah sakit
akan diberikan pada saat mengikuti diklat orientasi karyawan baru.
Sasaran dari program pendidikan dan pelatihan keselamatan pasien rumah sakit
adalah :
1. Terbentuknya budaya keselamatan pasien dilingkungan RS Sari Asih
Karawaci, baik bagi karyawan maupun dokter provider.
2. Seluruh karyawan RS Sari Asih Karawaci dan dokter provider mengetahui dan
mampu menjalankan usaha keselamatan pasien sesuai dengan peranannya
masing-masing.
32
Menambah pengetahuan bagi karyawan orientasi di RS Sari Asih
Karawaci Meningkatkan kemampuan seluruh karyawan baik medis
maupun non medis
Penyegaran kembali bagi para staf lain yang sudah mengikuti pelatihan
namun dirasakan perlu untuk dilakukan diklat penyegaran
3. Jenis Diklat
Menentukan jenis diklat yang akan diikuti berdasarkan sasaran antara lain :
Penambahan wawasan melalui diklat kelas, seminar, ataupun pelatihan.
Peningkatan keterampilan melalui workshop atau round table discussion.
33
6. Kegiatan Evaluasi Pasca Diklat
Dilakukan sesuai dengan standar prosedur evaluasi pasca diklat.
34
BAB X
PENUTUP
35
Lampiran 1 :
DEKLARASI JAKARTA
Pasien untuk Keselamatan Pasien
di Negara-negara South-East Asia Region
Kami,
Pasien, konsumen pendukung, para profesional pelayanan kesehatan,
pembuat kebijakan dan wakil lembaga swadaya masyarakat, asosiasi profesional
dan dewan pengarah, setelah dipaparkan pada isu keselamatan pasien pada WHO
regional workshop tentang pasien untuk Keselamatan Pasien , 17-19 Juli 2007,
di Jakarta, Indonesia.
Mengacu pada Resolution SEA/RC59/53 tentang Promoting Patient
Safety in Health Care, yang diadopsi pada Sesi yang ke 59 Regional Committee
untuk Asia Tenggara, yang mencatat keprihatinan atas banyaknya korban
manusia dan biaya akibat kejadian tidak diharapkan (adverse events) dan
lingkaran setan adverse events, tuntutan hukum dan praktek kedokteran yang
defensif, dengan ini mendesak Negara-negara Anggota untuk melibatkan para
pasien , asosiasi konsumen, para pekerja pelayanan kesehatan dan asosiasi
profesional dalam membangun sistem asuhan kesehatanyang lebih aman dan
menciptakan suatu budaya keselamatan di dalam institusi pelayanan kesehatan.
Dengan diilhami oleh Patients for Patient Safety London Declaration yang
didukung oleh WHO World Alliance for Patient Safety.
Menimbang rekomendasi WHO Regional Workshop yang pertama tentang
Patient Safety, 12-14 Juli 2006, di New Delhi, India,
1. Menyatakan bahwa tidak boleh ada pasien menderita cedera yang dapat
dicegah;
2. Menyepakati bahwa pasien adalah pusat dari semua upaya keselamatan
pasien;
36
3. Menyatakan bahwa rasa takut disalahkan dan hukuman seharusnya tidak
menghalangi komunikasi yang terbuka dan jujur antara pasien dan pemberi
pelayanan kesehatan;
4. Mengakui bahwa kami harus bekerja dalam pola kemitraan untuk mencapai
perubahan prilaku utama dan sistem yang dibutuhkan untuk penerapan
keselamatan pasien di regional kami;
5. Percaya bahwa :
Transparansi,tanggungjawab dan pendekatan manusiawi adalah yang
utama pada suatu sistem pelayanan kesehatan yang aman;
dasar hubungan adalah saling percaya dan saling menghormati antara para
profesional pelayanan kesehatan dan pasien ;
Pasien dan pendampingnya perlu mengetahui mengapa suatu pengobatan
diberikan dan diberitahu tentang semua risiko, kecil atau besar, sehingga
mereka dapat mengambil bagian di dalam keputusan-keputusan yang
berhubungan dengan asuhan kepada mereka;
Pasien perlu mempunyai akses kepada rekam medis nya;
6. Mengakui bahwa ketika cedera terjadi :
Harus ada suatu sistem dimana kejadian itu dapat dilaporkan dan
diperiksa secara rahasia;
Pasien dan keluarganya harus memperoleh informasi dan dukungan
sepenuhnya;
Pemberi pelayanan yang terlibat pada cedera yang tak disengaja perlu
juga menerima dukungan;
Tindakan korektif harus diambil untuk mencegah cedera di masa depan
dan pelajaran yang didapat perlu disebarluaskan;
Harus ada suatu mekanisme untuk kompensasi yang wajar atas kerugian
pasien dan keluarganya;
7. Komit terhadap :
Pemberdayaan konsumen melalui pendidikan yang jujur dan tulus;
37
Bekerjasama dengan media untuk mendorong pelaporan yang
bertanggung jawab dan untuk berkesempatan mendidik masyarakat;
Partisipasi aktif konsumen di dalam pelaporan kejadian tidak diharapkan;
Komunikasi dua arah antar pasien dan pemberi pelayanan kesehatan
untuk mendorong adanya tanya jawab;
Wakil pasien yang bermakna dalam komite keselamatan pasien dan
forum-forum;
8. Berikrar melalui upaya yang berkesinambungan untuk mencapai sasaran sbb :
Berfungsinya sistem mutu dan keselamatan pasien pada setiap sarana
pelayanan kesehatan, baik pemerintah maupun swasta, mulai dengan
pembentukan suatu komite keselamatan pasien dan dalam suatu sistem
pelaporan kejadian tidak diharapkan dan sistem tanggapannya;
Taat pada pedoman berbasis bukti dan etik dan menghindari pengobatan
yang irrasional seperti pemberian obat, pemeriksaan dan operasi yang
tidak perlu;
Pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk para profesional kesehatan;
Konsep keselamatan pasien yang terintegrasi ke dalam pelatihan para
professional kesehatan;
Indikasi yang rasional untuk admisi pasien pada setiap sarana pelayanan
kesehatan;
38
Lampiran 2
ALUR PROSES PENGELOLAAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
(IKP)
PROSES 1 :
PROSES 2 :
39
PROSES 3 :
40
PROSES 4 :
PROSES 5 :
41
PROSES 6 :
Lampiran 3.
Form RISK GRADING
42
1. PENILAIAN DAMPAK KLINIS / KONSEKUENSI / SEVERITY
TINGKAT DESKRIPSI
RESIKO
1 Sangat jarang / Rare ( >5 thn/kali )
2 Jarang / Unlikely ( > 2-5 thn/kali)
43
3 Mungkin / Posible ( 1-2 thn/kali )
4 Sering / Likely ( Beberapa kali )
5 Sangat sering / almost certain ( tiap minggu / bulan )
Keterangan :
a. Penentuan SKOR RESIKO = Dampak x Probability
b. Menghitung SKOR RESIKO :
Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
Tetapkan dampak pad a baris ke arah kanan,
Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan
dampak.
c. Menentukan Prioritas Resiko :
Berdasarkan Skor Resiko
Jika pada asesmen resiko ditemukan dua insiden dengan hasil skor resiko
yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya, dapat menggunakan
warna bands resiko :
a. Bands Biru : Rendah / Low Bands
b. Bands Hijau : Sedang / Moderate Bands
c. Kuning : Tinggi / High
d. Merah : Sangat tinggi / Extreme
44
Sangat sering Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
terjadi
(Tiap mgg/bln )
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
( Bbrp kali / thn )
4
Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
( 1-<2 kali / thn )
3
Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
( >2-<5kali / thn )
2
Sangat jarang Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
terjadi
( >5 th/ kali )
1
Keterangan :
Warna Bands adalah :hasil pertemuan antara nilai dan dampak yang diurut
kebawah dan nilai probabilitas yang diurut ke samping kanan
45
resiko
Low Resiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu
( rendah ) diselesaikan dengan prosedur
Lampiran 4
LEMBAR KRONOLOGIS KEJADIAN
Nama Pembuat : Tanda Tangan
Unit Kerja / Jabatan : ......................
46
1. Diisi Lengkap (Siabidibame = Siapa, apa, bilamana, dimana, mengapa)
2. RAHASIA dan JANGAN DI FOTO COPY
Lampiran 5.
47
LAPORAN INSIDEN
(INTERNAL)
I. DATA PASIEN
Nama :
No MR : Ruangan :
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan 1 tahun
> 1 tahun 5 tahun > 5 tahun 15 tahun
> 15 tahun 30 tahun > 30 tahun 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien:
Pribadi Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah Perusahaan *
JAMKESMAS
Tangggal Masuk RS : Jam
II. RINCIAN KEJADIAN
Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal : Jam
Insiden :
Kronologis Insiden :
Jenis Insiden * :
Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event)
Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
48
Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien
Pengunjung
Lain-lain ...
(sebutkan)
Insiden terjadi pada * :
Pasien
Lain-lain
(sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke
K3 RS
Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain
Tempat Insiden
Lokasi kejadian
(sebutkan Tempat pasien berada)
Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Ginekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anestesi dan Subspesialisasinya
Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
49
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lokasi kejadian ................... (sebutkan)
Unit Kerja tempat terjadinya insiden
Unit kerja .................... (sebutkan)
Akibat Insiden Terhadap Pasien *
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
....
Tindakan dilakukan oleh *
Tim : terdiri dari : ...
Dokter
Perawat
Petugas lainnya : .
50
Paraf : . Paraf : ..
Lampiran 6.
FORM LAPORAN INVESTIGASI SEDERHANA
51
Tgl. Mulai Investigasi : ......................
Rekomendasi Tindakan yang telah dilakukan Penanggung Tanggal
Jawab
........................................... ............................................
52
Lampiran 7. Pedoman Kerja Tim KPRS
LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
RS SARI ASIH KARAWACI
PERIODE : BULAN......... TAHUN........
1. IGD
2. Rawat Jalan
a.Inst.......
b.Inst......
c. dst..........
3 Rawat Inap Ibu
a.Inst.......
b.Inst......
c. dst..........
4 Rawat Inap Anak
a.Inst.......
53
b.Inst......
c. dst..........
5 Rawat Inap Umum
a.Inst.......
b.Inst......
c. dst..........
6 Perinatologi ICU
a. Inst.Perina LI ( KBBL )
b. Inst. Perina LII
c. Inst. ICU
7 VK
8 OK
9 Rekam Medik
10 Rehabilitasi medik
11 Laboratorium
12 Farmasi
13 Radiologi
14 Fasilitas Umum / Lain lain
TOTAL
* Nama Instalasi diisi sesuai dengan kondisi / jumlah instalasi di RS masing
54
II. JUMLAH IR BERDASARKAN JENIS KEJADIAN DAN ANALISIS RISIKO
(Berdasarkan insiden yang terjadi pada bulan ini )
ANALISIS RISIKO
JENIS JUMLAH IR
SI (%) RCA (%)
KNC
KTD
SENTINEL
TOTAL
A. Hasil Investigasi insiden yang terjadi sebelum bulan ini ( yang belum dilaporkan )
55
1.
Dst..
1
Dst..
* Kode diisi sesuai dengan daftar kode dari Grup, jika belum ada maka dituliskan kategori insidennya
**Diisi bila tindakan/rekomendasi telah terlaksana
IV. JUMLAH LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN (IKP) BERDASARKAN UNIT PENYEBAB AKAR
MASALAH (merupakan rekapitulasi akar masalah dari hasil investigasi)
56
2 KTD
3 SENTINEL
B. Hasil Investigasi insiden yang terjadi pada bulan ini
1 KNC
2 KTD
3 SENTINEL
Kelompok SMF
A. PELAYANAN MEDIS Obgyn Anak Bedah Anestesi Non Umum
Bedah
57
d. Ketidakmampuan / kesalahan dokter dalam
menggunakan alat / interpretasi hasil USG / EKG /
CTG dan pemeriksaan penunjang lainnya
58
b. Catatan medis tidak diisi / tidak lengkap / Catatan
medis tidak terbaca / salah baca /Salah menulis
data / hasil tes / pemeriksaan diagnostik di catatan
medis / tertukar resep
6.3. ILO
6.4. Sepsis
6.5. ISK
59
6.6. Kasus lain-lain
TOTAL
B. PENUNJANG MEDIS
60
c. Kesalahan Administrasi ( salah pencatatan nama /
hasil lab/ salah penyerahan hasil / salah
penempelan hasil / pemeriksaan tidak sesuai form
permintaan / prosedur permintaan darah)
61
b. Salah dalam penginputan data pasien / pemberian
No. Rekam medis
d. Pelanggaran kerahasiaan
TOTAL
62
C. KEPERAWATAN Gadar Keb Anak PRN/ Umum Bedah
ICU
63
3 Dokumentasi a. Tidak / Salah melakukan pendokumentasian data di
catatan keperawatan (Hasil anamnesa, catatan
operan, Instruksi dokter, dokumentasi pemberian
therapy, tindakan yang akan dan sudah dilakukan)
TOTAL
64
D. RUMGA
65
TOTAL
E. LAIN-LAIN
2 Kecelakaan a. Terpeleset
b. Jatuh
c. Tertusuk
66
d. Tidak meneruskan pertanyaan pasien mengenai
masalah medis ke petugas medis
TOTAL
........................................ ...................................................
67
Lampiran 8.
Formulir Laporan Insiden Keselamatan Pasien ke KKP-RS
Laporan ini hanya dibuat jika timbul kejadian yang menyangkut pasien. Laporan bersifat anonim, tidak mencantumkan nama,
hanya diperlukan rincian kejadian, analisa penyebab dan rekomendasi.
Untuk mengisi laporan ini sebaiknya dibaca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP), bila ada kerancuan
persepsi, isilah sesuai dengan pemahaman yang ada.
Isilah semua data pada Laporan Insiden Keselamatan Pasien dengan lengkap. Jangan dikosongkan agar data dapat dianalisa.
Segera kirimkan laporan ini langsung ke Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS).
KODE RS :
I. DATA RUMAH SAKIT :
Kepemilikan Rumah Sakit :
Pemerintah Pusat
Pemerintah Daerah (Provinsi / Kab / Kota)
TNI /POLRI
Swasta
68
BUMN / BUMD
Jenis RS :
RS Umum
RS Khusus
RSIA RS Paru
RS Mata RS Orthopedi
RS Jantung RS Jiwa
RS Kusta
RS Khusus lainnya
Kelas RS
A
B
C
D
Untuk RS Swasta menyesuaikan misal RS Pratama setara dengan RS kelas D, RS Madya setara dengan RS Kelas C dst.
Kapasitas tempat tidur: .......tempat tidur
Propinsi (lokasi RS) : ..
Tanggal Laporan Insiden di kirim ke KKP-RS : .........
69
II. DATA PASIEN
Umur * : 0-1 bulan > 1 bulan 1 tahun
> 1 tahun 5 tahun > 5 tahun 15 tahun
> 15 tahun 30 tahun > 30 tahun 65 tahun
> 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
Pribadi Asuransi Swasta
ASKES Pemerintah Perusahaan *
JAMKESMAS
Tanggal Masuk RS : ............................................. Jam : ..........................
70
Kejadian Tidak Diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden *
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
Pasien
Keluarga / Pendamping Pasien
Pengunjung
Lain-lain (sebutkan)
6. Insiden terjadi pada * :
Pasien
Lain-lain (sebutkan)
Mis : Karyawan / Pengunjung / Pendamping / Keluarga pasien, lapor ke K3 RS
7. Insiden menyangkut pasien
Pasien rawat inap
Pasien rawat jalan
Pasien UGD
Lain-lain
8. Tempat Insiden
Lokasi kejadian (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
9. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
Anak dan Subspesialisasinya
71
Bedah dan Subspesialisasinya
Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
THT dan Subspesialisasinya
Mata dan Subspesialisasinya
Saraf dan Subspesialisasinya
Anastesi dan Subspesialisasinya
Kulit & kelamin dan Subspesialisasinya
Jantung dan Subspesialisasinya
Paru dan Subspesialisasinya
Jiwa dan Subspesialisasinya
Lain-lain . (sebutkan)
10. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab ..... (sebutkan)
11. Akibat Insiden Terhadap Pasien *
Kematian
Cedera Irreversibel / Cedera Berat
Cedera Reversibel / Cedera Sedang
Cedera Ringan
Tidak ada cedera
12. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
72
13. Tindakan dilakukan oleh *
Tim : terdiri dari : .
Dokter
Perawat
Petugas lainnya : ...
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ? *
Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang
sama ?
..................................................................
..................................................................
73
c. Faktor Lingkungan kerja
d. Faktor Tim
e. Faktor Petugas dan Kinerja
f. Faktor Tugas
g. Faktor Pasien
h. Faktor Komunikasi
1. Penyebab langsung (Direct / Proximate / Immediate Cause)
....................................................................
....................................................................
2. Akar penyebab masalah (underlying root cause)
..
..
..
74
3. Rekomendasi / solusi
No Akar Masalah Rekomendasi / Solusi
75
GLOSARIUM KKP-RS
No Istilah Definisi / Penjelasan
1. Keselamatan Pasien Rumah Sakit Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan
(Patient safety) pasien lebih aman. Hal ini termasuk: asesmen risiko;
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien; pelaporan dan analisa insiden;
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem ini mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.
2. Hazard / Bahaya Suatu keadaan, perubahan atau tindakan yang
dapat meningkatkan risiko pada pasien.
3. Harm / Cedera gangguan Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau
penurunan fungsi tubuh, dapat berupa
fisik, psikologis dan sosial. Yang termasuk harm /
cedera adalah : penyakit, cedera fisik / psikologis /
sosial, penderitaan, cacat, dan kematian
4. Insiden Keselamatan Pasien Setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi
(IKP) yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera yang dapat dicegah pada pasien.
5. Kondisi Potensial Cedera (KPC) Kondsi di rumah sakit yang berpotensi menimbulkan
cedera pada pasien, karyawan atau lingkungan.
Misalnya: ICU yang selalu sibuk tetapi jumlah staf
kurang, kabel yang melintang di ruang operasi dapat
mengakibatkan pasien/karyawan tersandung dan
jatuh.
6. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar/
Near Miss tidak mengenai ke pasien. Contoh: unit transfusi
76
darah sudah siap dipasang pada pasien yang
salah, tetapi kesalahan diketahui namun
kesalahan tersebut diketahui sebelum transfusi
dimulai.
Farmasi
Kekosongan persediaan obat / Obat expired
Penyimpanan / penempatan obat
Kesalahan dalam penginputan (nama obat,
bentuk/sediaan, kode obat, nama pasien) /
kesalahan penulisan copy resep/salah
membaca/interpretasi resep
Kesalahan meracik resep / pengemasan obat
(puyer tidak merata dan ada yang kosong)/ salah
dalam jumlah obat
Laboratorium
Kesalahan dalam penyerahan obat
Kesalahan pengambilan sampel (salah orang) /
Kesalahan cara pengambilan sampel
Kesalahan pengelolaan sampel ( sampel hilang /
tertukar / salah penyimpanan)
Kesalahan Administrasi ( salah pencatatan nama /
hasil lab/ salah penyerahan hasil / salah
penempelan hasil / pemeriksaan tidak sesuai form
permintaan / prosedur permintaan darah)
Kesalahan tahap analitik ( kesalahan dalam
interpretasi / pembacaan hasil / tehnik
pemeriksaan)
Radiologi
Persiapan pasien tidak adekuat Kesalahan cara /
77
teknik pengambilan foto / salah lokasi
pengambilan foto
Kesalahan proses administrasi ( Salah
pencatatan /salah penempelan/ salah penyerahan
hasil / foto hilang / tertukar / Tidak melakukan
pemeriksaan sesuai form permintaan)
Kualitas film/fixer tidak baik / expired
Kesalahan dalam interpretasi / pembacaan hasil
Rekam Medis
Berkas Rekam Medis hilang / salah dalam
penyimpanan kembali BRM
Salah dalam penginputan data pasien / pemberian
No. Rekam medis
Salah memberikan catatan medis
Pelanggaran kerahasiaan
9. KTD yang tidak dapat dicegah Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat
(Unpreventable adverse event) dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
10. Kejadian Sentinel (Sentinel Suatu KTD yang mengakibatkan kematian
Event) atau cedera yg serius; biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak
dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh
yang salah. Pemilihan kata sentinel terkait dengan
keseriusan cedera yang terjadi (contoh : Amputasi
pada kaki yang salah, dsb) sehingga pecarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya
masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur
yang berlaku.
Kematian tidak terduga dan tidak terkait
79
dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau
kondisi yang mendasari penyakitnta (contoh :
Bunuh diri)
Kehilangan fungsi utama (major) secara
permanen yang tidak terkait dengan perjalanan
penyakit pasien atau kondisi yang mendasari
penyakitnya .
Salah-lokasi, salah-prosedur, salah pasien
operasi
Penculikan bayi/bayi yang dipulangkan
bersama orang yang bukan orangtuanya .
11. Kesalahan Medis (Medical Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis
errors) yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan
cedera pada pasien. Kesalahan termasuk gagal
melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau
menggunakan rencana yang salah untuk mencapai
tujuannya. Dapat akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang
seharusnya diambil (omission).
12. Investigasi Sederhana / Simple Suatu proses investigasi yang dilakukan secara
Investigation (SI) sederhana
13. Analisis Akar Masalah / Root Suatu proses investigasi yang sistematik dimana
Cause Analysis (RCA) faktor-faktor yang berkontribusi dalam suatu insiden
diidentifikasi dengan merekonstruksi kronologis
kejadian hingga menemukan akar penyebabnya dan
penjelasannya yang dilakukan secara mendetail.
14. HFMEA (Healthcare Failure 1. Suatu asesmen prospektif yang bertujuan untuk
Modes Effects and Analysis) / mengidentifikasi dan mengembangkan langkah-
80
Analisa mengenai Modus langkah yang dapat ditempuh pada suatu proses
Kegagalan dan Dampak) demi menjamin keselamatan dan mendapatkan
hasil yang sesuai dengan yang diharapkan
2. Suatu pendekatan yang sistematis yang bertujuan
untuk mengidenfikasi masalah dan mencegah
permasalahan itu sebelum terjadi.
15. Laporan Insiden Keselamatan Suatu sistem untuk mendokumentasikan laporan
Pasien (Laporan IKP) insiden keselamatan pasien, analisis dan solusi untuk
pembelajaran.
16. Laporan Insiden Keselamatan Pelaporan secara anonim dan tertulis ke KKP - RS
Pasien KKP- RS (Eksternal) setiap kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian
nyaris cidera (KNC) yang terjadi pada pasien, telah
dilakukan analisis penyebab, rekomendasi dan
solusinya.
81
82