PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu Puskesmas dituntut untuk dapat
memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang sudah ditentukan.
Masyarakat sebagai penerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung di fasilitas pelayanan kesehatan dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi.
Ditinjau dari asal atau didapatkannya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community
Acquired Infection)atau berasal dari lingkungan Rumah Sakit (Hospital Acquired
Infection) atau yang sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Infeksi
nosokomial ini diperoleh di Rumah sakit / fasilitas pelayanan kesehatan, baik karena
perawatan atau datang berkunjung ke Rumah Sakit / fasilitas pelayanan kesehatan.
Tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan
perawatan atau penyembuhan pasien, bila tidak dilakukan tidak sesuai prosedur akan
berpotensi menularkan infeksi dari pasien ke pasien yang lain, bahkan kepada petugas
kesehatan itu sendiri.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Agar Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan dasar dapat menerapkan
pencegahan dan pengendalian infeksi, sehingga dapat melindungi tenaga kesehatan
dan masyarakat dari penularan penyakit menular yang mungkin timbul.
Tujuan khusus
1. Agar petugas kesehatan mengerti tentang konsep dasar infeksi.
2. Agar petugas mengerti tentang fakta penting beberpa penyakit menular.
3. Agar petugas mengerti tentang kewaspadaan isolasi.
4. Agar dapat memberikan petunjuk tentang pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi di Puskesmas.
5. Menjadi petunjuk pencegahan dan pengendalian infeksi bagi pengunjung
Puskesmas.
C. RUANG LINGKUP
Pedoman ini memberikan panduan bagi tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Sambit
dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi peda pelayanan terhadap
pasien yang menderita penyakit menular melalui udara (airbone) . Pedoman ini dapat
juga diterapkan untuk menghadapi penyakit-penyakit infeksi lain yang akan muncul di
masa mendatang, baik yang menular melalui droplet, udara atau kontak.
BAB II
KONSEP DASAR PENYAKIT INFEKSI
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia . penyakit infeksi
dapat berasal dari komunitas atau berasal dari lingkungan rumah sakit. Tindakan medis
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang dimaksudkan untuk tujuan perawatan atau
penyembuhan pasien, bila dilakukan tidak sesuai prosedur berpotensi untuk menularkan
penyakit infeksi, baik bagi pasien atau bahkan pada petugas kesehatan itu sendiri.
B. RANTAI PENULARAN
Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan tersebut adalah :
1. Agen infeksi (infectious agent) adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan
infeksi. Pada manusia, agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia,jamur dan
parasit. Ada 3 faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi
yaitu : paogenesis, virulensi dan jumlah (dosis atau load).
2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak
dan siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling umum adalah manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada
orang sehat, permukaan kulit, selaput lendir saluran pernafasan atas, usus dan
vagina merupakan reservoir yang umum.
3. Pintu keluar (portal of exit) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan
reservoir. Pintu keluar meliputi saluran pernafasan, pencernaan, saluran kemih dan
kelamin, kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh
lain.
4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari
reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu : kontak
langsung dan tidak langsung, droplet, airbone,melalui vehikulum (makanan,
air/minuman,darah) dan melalui vektor (biasanya serangga dan binatang pengerat).
5. Pintu masuk (postal of entry) adalah tempat dimana agen infeksi memasuki penjamu
(yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui saluran pernafasan, pencernaan,
saluran kemih dan kelamin, selaput lendir serta kulit yang tidak utuh (luka).
6. Penjamu (host) yang sesptibel adalah orang yang tidak memiliki daya dahan tubuh
yang cukup untuk melawan infeksi atau penyakit. Faktor yang dapat mempengaruhi
adalah umur,status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang luas,
trauma atau pembedahan, pengobatan dengan imunosupreson. Faktor lain yamg
mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi,
gaya hidup, pekerjaan dan herediter.
KEWASPADAAN ISOLASI
( ISOLATION PRECAUTIONS)
Infeksi nosokomial atau yang sekarang disebut sebagai infeksi berkaitan dengan
pelayanan di fasilitas pelayanan kesehatan atau Helathcare associated infections (HAIs) dan
infeksi yang didapat dari pekerjaan merupakan masalah penting di seluruh dunia yang terus
meningkat. Petugas kesehatan harus memahami, mematuhi dan menerapkan kewaspadaan
isolasi yaitu Kewaspadaan Standar, kewaspadaan berdasarkan transmisi agar tidak
terinfeksi.
Kewaspadaan standar dirancang untuk mengurangi risiko terinfeksi penyakit menular pada
petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui maupun yang tidak diketahui.
Dua lapis kewaspadaan isolasi
A. KEWASPADAAN STANDAR
Kewaspadaan yang terpenting, dirancang untuk diterapkan secara rutin dalam
perawatan pasien dalam rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik
terdiagnosis infeksi, diduga terinfeksi atau kolonisasi. Kewaspadaan standar untuk
pelayanan semua pasien di UPT Puskesmas Sambit meliputi :
1. Kebersihan tangan (Handhygiene)
Hindari menyentuh permukaan disekitar pasien agar tangan terhindar
kontaminasi patogen dari dan ke permukaan.
Bila tangan tampak kotor, mengandung bahan berprotein, cairan tubuh, cuci
tangan dengan sabun biasa / antimikroba dengan air mengalir
Bila dengan tangan tidak tampak kotor, dekontaminasi dengan alkohol handrub.
Sebelum kontak langsung dengan pasien.
2. Alat Pelindung Diri (APD) : sarung tangan, masker, goggle (kaca mata pelindung),
face shield (pelindung wajah), gaun.
Pakai bila mungkin terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan
bahan terkontaminasi, mukus membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang
potensial terkontaminasi.
Pakai sarung tangan sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan.
Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien langsung.
Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk membersihkan
lingkungan.
Lepaskan sarung tangan segera setelah selesei, sebelum menyentuh benda dan
permukaan yang tidak terkontaminasi, atau sebelum beralih ke pasien lain.
Pakai bila mungkin terkontaminasi darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan
bahan terkontaminasi, mukus membran dan kulit yang tidak utuh, kulit utuh yang
potensial terkontaminasi.
Pakai sesuai ukuran tangan dan jenis tindakan.
Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh terkontaminasi ke
area bersih.
Cuci tangan segera setelah melepas sarung tangan.
Pakailah untuk melindungi konjungtiva, mukus membran mata, hidung, mulut
selama melaksanakan prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang berisiko
terjadi cipratan/semprotan dari darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi.
Pilih sesuai tindakan yang akan dilakukan.
Masker bedah dapat dipakai secara umum oleh petugas untuk mencegah
transmisi melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (<1 m) dari pasien
saat batuk/bersin.
Pakailah selama tindakan yang menimbulkan aerosol walaupun pada pasien
yang tidak diduga infeksi.
Kenakan gaun (bersih, tidak steril) untuk melindungi kulit, mencegah baju
menjadi kotor, kulit terkontaminasi selama prosedur /merawat pasien yang
memungkinkan terjadinya percikan/semprotan cairan tubuh pasien.
Pilihlah yang sesuai antara bahan gaun dan tindakan yang akan dikerjakan dan
perkiraan jumlah cairan yang mungkin akan dihadapi. Bila gaun tembus cairan,
perlu dilapisi apron tahan cairan mengantisipasi semprotan/cipratan cairan
infeksius.
Lepaskan gaun segera dan cucilah tangan untuk mencegah transmisi mikroba ke
pasien lain ataupun ke lingkungan.
Kenakan saat merawat pasien infeksi yang secara epidemiologik penting,
lepaskan saat keluar ruang pasien.
Jangan memakai gaun pakai ulang walaupun untuk pasien yang sama.
Bukan indikasi pemakaian rutin masuk ke ruang risiko tinggi seperti ICU,NICU.
3. Peralatan perawatan pasien
Buat aturan dan prosedur untuk menampung, transportasi peralatan yang
mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh pasien.
Lepaskan bahan organik dari peralatan kritikal, semikritikal dengan bahan
pembersih sesuai sebelum di DTT atau sterilisasi.
Tangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan tubuh,sekresi,ekskresi
dengan benar sehingga kulit dan mukus membran terlindungi, cegah baju
terkontaminasi, cegah transfer mikroba ke pasien lain dan lingkungan. Pastikan
peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah dibersihkan dan tidak
dipakai untuk pasien lain. Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan
dihancurkan melalui cara yang benar dan peralatan pakai ulang diproses
dengan benar.
Peralatan nonkritikal terkontaminasi didisinfeksi setelah dipakai. Peralatan
semikritikal didisinfeksi atau disterilkan. Peralatan kritikal harus disinfeksi
kemudian disterilkan.
Peralatan makan pasien dibersihkan dengan air panas dan detergen.
Bila tidak tampak kotor, lap permukaan peralatan yang besar, setelah keluar
ruangan isolasi.
Bersihkan den disinfeksi yeng benar peralatan terapi pernafasan terutama
setelah dipakai pasien infeksi saluran pernafasan, dapat dipakai Na hipklorid
0,05%.
Alat makan dicuci dengan detergen tiap setelah makan. Benda disposable
dibuang ketempat sampah.
4. Pengendalian lingkungan
Pastikan fasilitas pelayanan kesehatan membuat dan melaksanakan prosedur rutin
untuk pembersihan, disinfeksi permukaan lingkungan, tempat tidur, peralatan
disamping tempat tidur dan pinggirannya, permukaan yang sering tersentuh dan
pastikan kegiatan ini dimonitor.
Fasilitas pelayanan kesehatan harus mempunyai desinfektan standar untuk
mengahalau patogen dan menurunkannya secara signifikan dipermukaan
terkontaminasi sehingga memutuskan rantai penularan. Disinfeksi adalah
membunuh secara fisikal dan kimiawi mikroorganisme tidak termasuk spora.
Pembersihan harus mengawali disinfeksi. Pembersihan ditujukan untuk mencegah
aerolisasi, menurunkan pencemaran lingkungan. Ikuti aturan pakai pabrik cairan
desinfektan, waktu kontak dan cara pengencerannya.
Pembersihan area sekitar pasien:
Pembersihan permukaan horisontal sekitar pasien harus dilakukan secara rutin
dan tiap pasien pulang.
Untuk mencegah aerolisasi patogen infeksi saluran nafas, hindari sapu, dengan
cara basah (kain basah).
Ganti cairan pembersih, lap kain,kepala mop setelah dipakai (terkontaminasi).
Peralatan pembersihan harus dibersihkan, dikeringkan tiap kali setelah dipakai.
Mop dilaundry, dikeringkan tiap hari sebelum disimpan dan dipakai kembali.
Jangan fogging dengan desinfektan, tidak terbukti mengendalikan infeksi,
berbahaya.
Pembersihan dapat dibantu dengan vacum cleaner. Jangan memakai karpet.
5. Pemrosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
Penanganan, transport dan proses linen yang terkena darah, cairan tubuh, sekresi,
ekskresi dengan prosedur yang benar untuk mencegah kulit, mukus membran
terekspos dan terkontaminasi linen, sehingga mencegah transfer mikroba ke pasien
lain, petugas dan lingkungan.
Buang terlebih dahulu kotoran misalnya feses ke toilet dan letakkan linen alam
kantong linen.
Hindari menyortir linen di ruang rawat pasien. Jangan memanipulasi linen
terkontaminasi untuk hindari kontaminasi terhadap udara, permukaan, dan orang.
Cuci dengan air panas 70°C, minimal 25 menit. Bila dipakai suhu < 70°C pilih zat
kimia yang sesuai.
Pastikan kantong tidak bocor dan lepas ikatan selama transportasi. Kantong tidak
perlu double.
Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD.
6. Kesehatan karyawan / pelindung petugas kesehatan
Berhati-hatilah dalam bekerja untuk mencegah trauma saat menangani jarum,
scalpel dan alat tajam lain yang dipakai setelah prosedur, saat membersihkan
instrumen dan saat membuang jarum.
Jangan recap jarum yang telah dipakai, memanipulasi jarum dengan tangan,
menekuk jarum, mematahkan, melepas jarum dari spuit. Buang jarum, spuit, pisau
scalpel dan peralatan tajam habis pakai kedalam wadah tahan tusukan sebelum
dibuang ke incenerator.
Pakai mouthpiece, resusitasi bag atau peralatan lain pengganti metoda resusitasi
mulut ke mulut.
Jangan mengarahkan bagian tajam jarum ke bagian tubuh selain akan menyuntik.
7. Penempatan pasien
Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau yang tidak
dapat diharapkan menjaga kebersihan atau kontrol lingkungan kedalam ruang rawat
yang terpisah. Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, konsultasikan dengan petugas
PPI.
2. Melalui droplet
Diterapkan sebagai tambahan kewaspadaan standar terhadap pasien dengan infeksi
diketahui atau suspek mengidap mikroba yang dapat ditransmisikan melalui droplet.
Droplet yang besar terlalu berat untuk melayang di udara dan akan jatuh dalam jarak
1m dari sumber. Dibutuhkan jarak dekat antara sumber dan resipin < 1 m.
Transmisi droplet ke kontak, yaitu droplet mengkontaminasi permukaan tangan dan
ditransmisikan ke sisi lain, misalnya mukosa membrane. Dapat terjadi pada pasien
terinfeksi batuk, bersin, bicara, intubasi endotrakeal, batuk akibat induksi fisioterapi
dada, resusitasi kardiopulmonar.
3. Melalui udara
Ditujukan untuk menurunkan risiko transmisi udara mikroba penyebab infeksi baik
yang ditransmisikan berupa droplet nuklei atau partikel debu yang mengandung
mikroba penyebab infeksi. Mikroba tersebut terbawa aliran udara > 2 m dari sumber.,
dapat terinhalasi oleh individu yang rentan di ruang yang sama dan jauh dari pasien
sumber mikroba, tergantung pada faktor lingkungan.
4. Melalui common vehicle (makanan,air,obat,alat,peralatan)
5. Melalui vektor (lalat,nyamuk,tikus)
A. KEBERSIHAN TANGAN
1. Definisi
Definisi mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.
Flora transien dan flora residen pada kulit adalah flora transien pada tangan
diperoleh melalui kontak dengan pasien, petugas kesehatan lain dan permukaan
lingkungannya .
Flora residen tinggal dilapisan kulit yang lebih dalam serta di dalam folikel rambut
dan tidak dapat dihilangkan seluruhnya, bahkan dengan pencucian dan
pembilasan keras dengan sabun dan air bersih.
Air bersih adalah air yang secara alami atau kimiawi dibersihkan dan disaring
sehingga aman untuk diminum, serta untuk pemakaian lainnya (misalnya
mencuci tangan dan membersihkan intrumen medis) karena memenuhi standar
kesehatan yang telah ditetapkan. Pada keadaan minimal, air bersih harus bebas
dari mikroorganisme dan memiliki turbiditas rendah (jernih, tidak berkabut).
Sabun adalah produk-produk pembersih (batang,cair,lembar atau bubuk) yang
menurunkan tegangan permukaan sehingga membantu melepaskan kotoran,
debris dan mikroorganisme yang menempel sementara pada tangan. Sabun
biasa memerlukan gosokan untuk melepas mikroorganisme secara mekanik,
sementara sabun antiseptik (antimikroba) selain melepas juga membunuh atau
menghambat pertumbuhan dari hampir sebagian besar mikroorganiasme.
Agen antiseptik atau antimikroba adalah bahan kimia yang diaplikasikan di atas
kulit atau jaringan hidup lain untuk menghambat atau membunuh
mikroorganisme (baik yang sementara atau yang merupakan penghuni tetap),
sehingga mengurangi jumlah hitung bakteri total.
Contohnya :
Alkohol 60-90%
Klorheksidin glukonat 2-4% (hibiclens, hibiscrub,hibitane)
Klorheksiidin glukonat dan cetrimide, dalam berbagai konsentrasi (savlon)
Yodium 3%, yodium dan produk alkohol berisi yodium tincture, iodofor
7,5-10%, berbagai konsentrasi (betadine)
Larutan Antiseptik
Larutan antiseptik atau disebut juga antimikroba topikal, dipakai pada kulit atau
jaringan hidup lainnya untuk menghambat aktivitas atau membunuh
mikroorganisme pada kulit. Antiseptik memiliki bahan kimia yang memungkinkan
untuk digunakan pada kulit dan selaput mukosa. Tujuan penggunaan antiseptik
pada kulit adalah penurunan jumlah mikroorganisme pada kulit secara maksimal.
Kriteria memilih antiseptik adalah sebagai berikut :
Memiliki efek yang luas, menghambat atau merusak mikroorganisme
secara luas.
Efektivitas
Kecepatan aktivitas awal
Efek residu, aksi yang lama setelah pemakaian untuk meredam
pertumbuhan
Tidak mengakibatkan iritasi kulit
Tidak menyebabkan alergi kulit
Efektif sekali pakai, tidak perlu diulang-ulang
Dapat diterima secara visula maupun estetik
Lap tangan yang bersih dan kering
Karena mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak pada keadaan lembab dan air
yang tidak mengalir, maka :
Dispenser sabun harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum pengisian ulang.
Jangan menambahkan sabun cair ke dalam tempatnya bila masih ada isinya.
Jangan menggunakan baskom yang berisi air. Meskipun memakai tambahan
antiseptik, mikroorganisme dapat bertahan dan berkembang biak.
Jika air mengalir tidak tersedia, gunakan wadah air dengan kran atau gunakan
ember dan gayung, tampung air yang telah digunakan dalam sebuah ember dan
buanglah di toilet.
Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organic, sehingga jika
tangan sangat kotor atau terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh, harus
mencuci tangan dengan sabun dan air terlebih dahulu. Selain itu untuk menghindari
penumpukan emolien pada tangan setelah pemakaian handrub antiseptik berulang,
tetap diperlukan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setiap kali setelah
5-10 aplikasi handrub.
Ya
Ya
Ya
b. Masker
Masker dipakai untuk menahan cipratan yang keluar sewaktu petugas kesehatan
atau petugas bedah berbicara, batuk atau bersib serta untuk mencegah percikan
darah atau cairan tubuh lainnya memasuki hidung atau mulut petugas
kesehatan. Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut, bagian
bawah dagu, dan rambut pada wajah (jenggot). Masker harus terbuat dari bahan
yang tahan terhadap cairan.masker yang dibuat dari bahan sintetik dapat
memberikan perlindungan dari tetesan partikel berukuran besar (> 5µm) yang
tersebar melalui batuk atau bersin ke orang yang berada di dekat pasien (< 1 m).
namun masker bedah terbaik sekalipun tidak dirancang untuk benar-benar
menutup pas secara erat (menempel sepenuhnya pada wajah) sehingga
mencegah kebocoran pada bagian tepinya, dengan demikian masker tidak dapat
secara efektif menyaring udara yang dihisap.
Masker dengan efisiensi tinggi merupakan jenis masker khusus yang
direkomendasikan, bila penyaringan udara dianggap penting misalnya pada
perawatan seseorang yang telah diketahui atau dicurigai menderita flu burung
atau SARS. Pelindung perangkat N-95 yang telah disertifikasi oleh US National
Institute For Occupational Safety and Helath (NIOSH), disetujui oleh European
CE, atau standar nasional yang sebanding dengan standar tersebut dari Negara
yang memproduksinya.
Ketika melepas masker, pegang talinya karena bagian tengah masker
merupakan bagian yang paling banyak terkontaminasi (Rothrock,McEwen dan
Smith 2003). Masker, gogel dan visor melindungi wajah dari percikan darah.
Untuk melindungi petugas dari infeksi saluran nafas maka diwajibkan
menggunakan masker sesuai aturan standar. Pada fasilitas kesehatan yang
memadai petugas dapat memakai respirator sebagai pencegahan saat merawat
pasien multi drug resistence (MDR) atau extremely drug resistence (XDR) TB.
Pada pemakaian masker efisiensi tinggi petugas kesehatan harus :
Memeriksa sisi masker yang menempel pada wajah untuk melihat apakah
lapisan utuh dan tidak cacat.
Memeriksa tali-tali masker untuk memastikan tidak terpotong atau rusak.
Tali harus menempel dengan baik di semua titik sambungan.
Memastikan bahwa klip hidung yang terbuat dari logam (jika ada) berada
pada tempatnya dan berfungsi dengan baik.
Fungsi masker akan terganggu / tidak efektif, jika masker tidak dapat melekat
secara sempurna pada wajah,seperti pada keadaan di bawah ini :
Adanya janggut, cambang atau rambut yang tumbuh pada wajah bagian
bawah atau adanya gagang kacamata.
Ketiadaan satu atau dua gigi pada kedua sisi dapat mempengaruhi
perlekatan bagian wajah masker.
Apabila klip hidung dari logam dipencet / dijepit, karena menyebabkan
kebocoran.
Jika mungkin dilakukan fit test setiap saat sebelum memakai masker
efisiensi tinggi.
Cara fit test :
Genggamlah respirator dengan satu tangan, posisikan sisi depan bagian
hidung pada ujung jari-jari anda, biarkan tali pengikat respirator menjuntai
bebas di bawah tangan anda.
Posisikan respirator di bawah dagu anda dan sisi hidung berada di atas.
Tariklah tali pengikat respirator yang atas dan posisikan tali agak tinggi di
belakang kepala anda di atas telinga. Tarik tali pengikat respirator yang
bawah dan posisikan tali di bwah telinga.
Letakkan jari-jari kedua tangan anda di atas begian hidung yang terbuat
dari logam. Tekan sisi logam tersebut, mengikuti bentuk hidung anda.
Jangan menekan respirator dengan satu tangan karena dapat
mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif.
Tutup bagian depan respirator dengan kedua tangan dan hati-hati agar
posisi respirator tidak berubah.
d. Topi
Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga serpihan kulit dan
rambut tidak masuk ke dalam luka selama pembedahan. Topi harus cukup besar
untuk menutup semua rambut. Meskipun topi dapat memberikan sejumlah
perlindungan pada pasien, tetapi tujuan utamanya adalah untuk melindungi
pemakainya dari darah atau cairan tubuh yang terpercik atau menyemprot.
e. Gaun Pelindung
Digunakan untuk menutupi atau mengganti pakaian biasa atau seragam lain,
pada saat merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit
menular melalui droplet / airbone. Pemakaian gaun pelindung terutama adalah
untuk melindungi baju dan kulit petugas kesehatan dari sekresi respirasi. Ketika
merawat pasien yang diketahui atau dicurigai menderita penyakit menular
tersebut, petugas kesehatan harus mengenakan gaunpelindung setiap memasuki
ruangan untuk merawat pasien karena ada kemungkinan terpercik atau
tersemprot darah, cairan tubuh, sekresi atau ekskresi. Pangkal sarung tangan
harus menutupi ujung lengan gaun sepenuhnya. Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan area pasien. Setelah gaun dilepas, pastikan bahwa pakaian dan
kulit tidak kontak dengan bagian yang potensial tercemar, lalu cuci tangan segera
untuk mencegah berpindahnya organisme. Kontaminasi pada saat bekerja
bekerja dapat diturunkan 20-100x dengan memakai gaun pelindung. Perawat
yang memakai apron plastic saat merawat pasien bedah abdomen dapat
menurunkan transmisi S.Aureus 30x disbanding perawat yang memakai baju
seragam dan ganti tiap hari.
Langkah-langkah memakai gaun pelindung :
Persiapan : handuk / lap steril, gaun pelindung steril, sarung tangan steril,
cuci tangan aseptic.
Keringkan tangan dan lengan satu persatu bergantian dimulai dari tangan
kemudian lengan bawah memakai handuk steril.
Jaga agar tangan tidak menyentuh gaun pelindung steril. Taruh handuk
bekas pada suatu wadah.
Ambil gaun pelindung dengan memegang bagian dalam yaitu pada
bagian pundak. Biarkan gaun pelindung terbuka, masukan tangan-tangan
ke dalam lubang. Posisi lengan diletakan setinggi dada, menjauh dari
tubuh.
Gerakan lengan dan tangan ke dalam lubang gaun pelindung.
Bagian belakang gaun ditutup / diikat dengan bantuan petugas lain yang
tidak steril.
Langkah-langkah melepas gaun pelindung :
Ingatlah bahwa bagian depan gaun dan lengan gaun pelindung telah
terkontaminasi.
Lepas tali.
Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja.
Balik gaun pelindung.
Lipat atau gulung menjadi gulungan dan letakan di wadah yang telah
disediakan untuk proses ulang atau buang di tempat limbah infeksius.
f. Apron
Apron yang terbuat dari karet atau plastic, merupakan penghalang tahan air
untuk sepanjang bagian depan tubuh petugas kesehatan. Petugas kesehatan
harus menggunakan apron di bawah gaun penutup ketika melakukan perawatan
langsung pada pasien, membersihkan pasien, atau melakukan prosedur dimana
ada risiko tumpahan darah, cairan tubuh atau sekresi. Apron akan mencegah
cairan tubuh pasien mengenai baju dan kulit petugas kesehatan.
g. Pelindung Kaki
Digunakan untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam atau benda
berat yang mungkin jatuh secara tidak sengaja ke atas kaki. Oleh karena itu,
sandal jepit atau sepatu yang terbuat dari bahan lunak (kain) tidak boleh
dikenakan. Sepatu boot karet atau sepatu kulit tertutup memberikan lebih banyak
perlindungan, tetapi harus dijaga tetap bersih dan bebas kontaminasi darah atau
tumpahan cairan tubuh lain. Penutup sepatu tidak diperlukan jika sepatu bersih.
Penelitian menyatakan behwa penutup sepatu dari kain atau kertas dapat
meningkatkan kontaminasi karena memungkinkan darah merembes melalui
sepatu dan seringkali digunakan sampai di luar ruangan.
C. PEMROSESAN PERALATAN PASIEN DAN PENATALAKSANAAN LINEN
1. Pemrosesan Peralatan Pasien
Proses pencegahan infeksi dasar yang dianjurkan untuk mengurangi penularan
penyakit dari instrument yang kotor, sarung tangan bedah dan barang-barang habis
pakai lainnya adalah precleaning/prabilas, pencucian dan pembersihan, sterilisasi
atau disinfeksi tingkat tinggi (DTT atau sterilisasi).
Jika ada peralatan atau barang yang akan dipakai kembali, baik yang telah dipakai
maupun belum sewaktu tindakan, haruslah di precleaning / prabilas dengan
detergen, enzymatic terlebih dahulu. Setelah precleaning / prabilas, peralatan atau
barang yang akan dipakai kembali haruslah di bersihkan dengan air mengalir,
kemudian dibilas dan dikeringkan. Peralatan bedah dan barang-barang yang akan
bersentuhan dengan darah atau jaringan steril di bawah kulit lainnya (critical items)
harus di steriliasasi. Peralatan atau barang-barang lain yang hanya menyentuh
selaput lendir atau kulit luar yang terluka (semicritical items), cukup dilakukan
disinfeksi tingkat tinggi. Proses penatalaksanaan peralatan dilakukan melalui 4
tahap kegiatan yaitu :
a. Dekontaminasi
Adalah proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda-benda yang mungkin
terkontaminasi oleh mikroba yang berbahaya bagi kehidupan, sehingga aman
untuk proses-proses selanjutnya. Tujuan dekontaminasi adalah untuk
melindungi pekerja yang bersentuhan dengan alat-alat kesehatan yang sudah
melalui proses dekontaminasi tersebut, dari penyakit yang dapat disebabkan
oleh mikroorganisme pada alat-alat kesehatan tersebut.
b. Pencucian
Precleaning / prabilas : proses yang membuat benda mati lebih aman untuk
ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan (umpamanya menginaktivasi HBV,
HBC,HIV) dan mengurangi, tapi tidak menghilangkan, jumlah mikroorganisme
yang mengkontaminasi.
Pembersihan : proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau
cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi risiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau
menangani objek
Jenis-jenis disinfeksi :
- Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) : mematikan kuman dalam waktu 20
menit 12 jam akan mematikan semua mikroba kecuali spora bakteri.
- Disinfeksi Tingkat Sedang (DTS) : dapat mematikan mikro bacteria
vegetatif hampir semua virus, hampir semua jamur, tetapi tidak bisa
mematikan spora bakteri.
- Disinfeksi Tingkat Rendah (DTR) : dapat mematikan hampir semua
bakteri vegetatif, beberapa jamur, beberapa virus dalam waktu < 10
menit.
Disinfeksi Tingkat Tinggi Dengan Cara Merebus
d. Penyimpanan
Alat-alat yang terbungkus dalam bungkusan steril dapat disimpan sampai satu
minggu bila tetap kering dan pembungkus utuh. Alat yang tidak terbungkus
harus harus disimpan dalam tempat (tromol) steril. Alat yang diolah dengan
disinfeksi tingkat tinggi disimpan dalam wadah tertutup yang tidak mudah
terbuka atau segera dipakai.
Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengelolaan Peralatan
1. Menangani, mengumpulkan dan transportasi benda-benda kotor:
Peralatan pakai ulang dipisahkan dari limbah / buangan ditempat pemakaian oleh
pekerja yang mengetahui potensi terjadinya infeksi dari benda-benda tersebut.
Benda-benda tajam dipisahkan dan dimasukan dalam kontainer yang baik.
Kain-kain pakai ulang dititipkan di tempat kotor dan dikembalikan ke laundry.
Peralatan yang terkontaminasi langsung dibungkus dan dibawa ke ruang
dekontaminasi.
Peralatan yang terkontaminasi dibungkus dalam kantong plastik tertutup dan tahan
bocor, kantong tertutup atau kontainer untuk menghindari tumpahan atau
penguapan dan dibawa sesegera mungkin setelah digunakan ke ruang
dekontaminasi dengan kereta tertutup. Peralatan ini harus dijaga kelembabanya
supaya kotoran tidak mengering yang mana akan sukar dibersihkan.
Semua cairan yang terkontaminasi dimasukan ke kontainer yang tahan bocor, jika
tidak mungkin dibuang ke toilet atau sink sebelum membawa peralatan kotor.
Peralatan / equipment yang sudah dipakai ditutup dan dibawa dengan kereta
tertutup.
Alat-alat yang terkontaminasi dipisahkan secara fisik dari alat-alat yang bersih.
Alat-alat yang tidak dipakai dan tidak dibuka yang dikembalikan ke ruang
dekontaminasi untuk selanjutnya disteril ulang sebelum didistribusikan kembali.
Jika diperlukan, pekerja yang menangani, mengumpulkan dan membawa alat-alat
harus memakai alat pelindung untuk mencegah kontak dengan darah atau cairan
tubuh lainnya.
2. Pembuangan limbah
Limbah atau buangan harus dipisahkan dari alat-alat pakai ulang ditempat
pemakaian, didentifikasi dan dibuang menurut kebijakan yang mengacu pada aturan
pemerintah.
3. Mencuci / cleaning
Semua alat-alat pakai ulang harus dicuci hingga benar-benar bersih sebelum
didisinfeksi atau disterilkan.
7. Metodemerendam / membilas
Mencuci bersih adalah proses menghilangkan semua partikel yang kelihatan dan
hampir semua partikel yang tidak kelihatandan menyiapkan permukaan dari semua
alat-alat agar aman untuk diproses disinfeksi dan sterilisasi. Mencuci dapat dilakukan
secara manual atau mekanikal atau kombinasi keduanya.
Mencuci secara manual untuk peralatan atau instrument yang lembut dan rumit
dengan cara mencuci ke dalam air dan menggunakan detergen anti gores kemudian
membilas dengan air mengalir dengan suhu 40°C - 55°C untuk menghilangkan
detergen, lalu dikeringkan.
Mencuci secara mekanikal adalah mencuci dengan menggunakan mesin cuci sesuai
dengan kebutuhan. Ada dua tipe mesin cuci yaitu melepaskan mikroorganisme
dengan mencuci bersih dan menghancurkan mikroorganisme tertentu dengan
berbagai variasi cuci.
Pengemasan: adalah semua material yang tersedia untuk fasilitas kesehatan yang
didesain untuk membungkus, mengemas dan menampung alat-alat yang dipakai
ulang sterilisasi, penyimpanan dan pemakaian. Tujuan pengemasan adalah untuk
berperan terhadap keamanan dan efektifitas perawatan pasien yang merupakan
tanggung jawab utama tim sterilisasi.
Ada 3 prinsip pengemasan :
Sterilan harus dapat diserap dengan baik menjangkau seluruh permukaan
kemasan dan isinya.
Harus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan dibuka.
Harus mudah dibuka dan isinya mudah diambil tanpa menyebabkan kontaminasi.
Pembersihan : proses yang secara fisik membuang semua kotoran, darah, atau
cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah mikroorganisme
untuk mengurangi risiko bagi mereka yang menyentuh kulit atau menangani objek
tersebut. Proses ini adalah terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkan.
2. Penatalaksanaan Linen
Tangani linen yang sudah digunakan dengan hati-hati menggunakan APD yang
sesuai dan membersihkan tangan secara teratur. Prinsip umum penanganan linen :
- Semua linen yang sudah digunakan harus dimasukan ke dalam kantong atau
wadah yang tidak rusak saat diangkut.
- Pengantongan ganda tidak diperlukan untuk linen yang sudah digunakan.
- Semua bahan padat pada linen yang kotor harus dihilangkan dan dibilas
dengan air. Linen kotor tersebut kemudian langsung dimasukan kedalam
kantong linen di kamar pasien.
- Hilangkan bahan padat dari linen yang sangat kotor dan buang limbah padat
tersebut ke dalam toilet sebelum linen dimasukan ke dalam kantong cucian.
- Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati-hati untuk mencegah
kontaminasi permukaan lingkungan atau orang-orang di sekitarnya.
- Jangan memilah linen di tempat perawatan pasien.
- Linen yang digunakan kemudian harus dicuci sesuai prosedur pencucian
biasa.
- Cuci dan keringkan linen sesuai standar dan prosedur tetap fasilitas
pelayanan kesehatan.
D. PENGELOLAAN LIMBAH
Limbah dari fasilitas pelayanan kesehatan dapat berupa limbah terkontaminasi dan
tidak terkontaminasi. Semua limbah yang tidak terkontaminasi dapat dibuang dengan
biasa atau dikirim ke tempat pembuangan limbah umum. Sedangkan limbah
terkontaminasi (biasanya membawa mikroorganisme), jika tidak dikelola dengan benar
akan dapat menular pada petugas yang menyentuh limbah tersebut termasuk
masyarakat pada umumnya. Limbah terkontaminasi adalah limbah yang terkontaminasi
oleh darah, nanah, urin, tinja,jaringan tubuh misalnya kasa, kapas dan peralatan medis
seperti jarum, pisau, gunting dan lain-lain.
Limbah lain yang tidak membawa mikroorganisme tetapi digolongkan berbahaya karena
mempunyai potensi berbahaya pada lingkungan meliputi :
- Bahan-bahan kimia atau farmasi (obat kadaluwarsa, vaksin, reagen)
- Limbah sitotoksik (misalnya obat kemoterapi)
- Limbah yang mengandung logam berat (air raksa, bahan bekas gigi, kadmidium dari
baterai)
- Wadah bekas berisi gas dan tidak dapat di daur ulang (misalnya kaleng
penyembur ) yang berbahaya dapat meledak bila dibakar.
- Packing
Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki.
Kontainer dalam keadaan bersih
Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10-20 meter
Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh
Kontainer limbah harus dicuci setiap hari
- Penyimpanan
Simpan limbah di tempat penampungan sementara khusus
Tempatkan limbah dalam kantong plastik dan ikat dengan kuat
Beri label pada kantong plastik limbah
Setiap hari limbah diangkat dari tempat penampungan sementara
Mengangkat limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
Tidak boleh ada yang tercecer
Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
Tempat penampungan sementara harus di area terbuka, terjangkau, aman
dan selalu dijaga kebrsihannya dan kondisi kering.
- Pengangkutan
Mengangkut limbah harus menggunakan kereta dorong khusus
Kereta dorong harus kuat, mudah dibersihkan, tertutup
Tidak boleh ada yang tercecer
Gunakan alat pelindung diri ketika menangani limbah
- Treatment
Limbah infeksius dimasukan dalam incenerator
Limbah non infeksius dibawa ke tempat pembuangan limbah umum
Limbah benda tajam dimasukan dalam incenerator
Limbah cair dalam wastafel di ruang spoelhoek
Limbah feses, urine ke dalam wc
Pembakaran Terbuka
Tidak dianjurkan, tapi pada fasilitas pelayanan kesehatan dengan sumberdaya terbatas
dan insenerator bersuhu tinggi tidak tersedia, makalimbah dapat di insenerasi dengan
insenerator terbuka.
Mengubur Limbah
Di fasislitas kesehatan dengan fasilitas terbatas, penguburan limbah secara aman
mungkin merupakan satu-satunya alternatif untuk pembuangan limbah
Membuang Limbah Berbahaya
Karena tidak ada metode yang aman dan murah, maka pilihan penanganannya adalah :
- Insenerasi pada suhu tinggi
- Kembalikan limbah kimia tersebut kepada pemasok
Limbah Farmasi
Limbah farmasi dalam jumlah sedikit dibuang dalam wadah limbah terinfeksi dan
dibuang dengan cara yang sama insenerasi, enkapsulasi atau dikubur. Limbah farmasi
dalam jumlah banyak dibuang secara :
- Sitotoksik dan antibiotik dapat diinsenerasi
- Bahan yang larut air, dapat diencerkan dengan sejumlah air besar lalu
dibuang dalam tempat pembuangan kotoran.
- Jika itu semua gagal, kembalikan ke pemasok.
Limbah Dengan Bahan Mengandung Logam Berat
Bahan mengandung logam berat seperti air raksa atau kadmidium cara pembuangannya
:
- Pelayanan daur ulang tersedia
- Enkapsulasi
E. PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Lingkungan fasilitas pelayan kesehatan jarang menimbulkan transmisi penyakit infeksi
nosokomial, namun pada pasien-pasien yang immunocompromise harus lebih
diwaspadai dan perhatian karena dapat menimbulkan beberapa penyakit infeksi lainnya.
Pembersihan lingkungan adalah proses membuang semua atau sebagian besar
patogen dari permukaan dan benda yang terkontaminasi.
Tujuan pengendalian lingkungan di fasilitas pelayanan kesehatan adalah untuk
menciptakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman sehingga dapat meminimalkan
atau mencegah terjadinya transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada pasien,
petugas, pengunjung dan masyarakata di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan sehingga
infeksi nosokomial dan kecelakaan kerja dapat dicegah.
Disinfeksi menggunakan disinfektan standar yang dibuat dengan larutan yang dianjurkan
dan digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik dapat mengurangi tingkat kontaminasi
permukaan lingkungan. Sebagian disinfektan yang cocok untuk keperluan ini adalah :
sodium hipoklorit, alkohol,senyawa fenol,senyawa amoniumquaterner, senyawa
peroksigen.
Prinsip dasar pembersihan lingkungan :
- Semua permukaan horizontal harus dibersihkan setiap hari,bila terlihat kotor,bila
pasien sudah keluar dan sebelum pasien masuk.
- Meja pemeriksaan dan peralatan yang pernah bersentuhan langsung dengan pasien,
harus dibersihkan dan di disinfeksi diantara pasien-pasien yang berbeda.
- Semua kain lap yang digunakan harus dibasahi sebelum digunakan untuk
menghindari aerolisasi debu.
- Larutan, kain lap dan kain pel harus diganti secara berkala sesuai dengan peraturan
setempat.
- Semua peralatan pembersih harus dibersihkan dan dikeringkan setelah digunakan.
- Tempat-tempat disekitar pasien harus bersih dari peralatan dan perlengkapan yang
tidak perlu untuk memudahkan pembersihan.
Lingkungan
- Ventilasi ruangan
Adalah proses memasukan dan menyebarkan udara luar dan / udara daur ulang yang
telah diolah dengan tepat dimasukan ke dalam gedung atau ruangan. Ventilasi untuk
mempertahankan kualitas udara dalam ruangan yang baik, aman untuk keperluan
pernafasan. Ventilasi yang memadai dan aliran udara satu arah yang terkontrol harus
diupayakan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengurangi penularan pathogen
yang ditularkan melalui airbone.
Jenis-jenis ventilasi :
Ventilasi mekanis : menggunakan fan untuk mendorong aliran udara melalui
suatu gedung.
Ventilasi alami : menggunakan cara alami untuk mendorong aliran udara
melalui suatu gedung.
System ventilasi gabungan : memadukan penggunaan ventilasi mekanis
dan alami.
- Air
Pertahankan temperature air 20° C, anjurkan pasien, keluarga, pengunjung
mengambil air dari kran.
- Permukaan lingkungan
Permukaan lingkungan pasien harus dibersihkan dan didisinfeksi terutama area
perawatan. Pembersihan lingkungan dua kali per hari atau tiap kali kotor. Gunakan
disinfektan yang cocok sesuai dengan lingkungan yang akan dibersihkan.
Petugas yang melakukan perawatan dan pembersihan bunga dan tanaman pot
memakai sarung tangan dan cuci tangan setelah melepas sarung tangan. Jangan
menaruh bunga segar atau kering di lingkungan perawatan pasien. Pakai APD
selama prosedur pembersihan dan disinfeksi.
- Linen pasien
Merupakan tanggung jawab petugas. Pakaian yang terkontaminasi harus dicuci.
Tangani pakaian yang terkontaminasi dengan tidak mengibaskan untuk menghindari
kontak udara, permukaan dan personal. Gunakan kantong plastic untuk
menempatkan pakaian terkontaminasi. Proses pencucian dengan suhu 71°C selama
25 menit. Di ruang laundry harus tersedia tempat cuci tangan dan APD. Jaga kasur
tetap kering, lapisi dengan plastik kedap air. Bersihkan dan disinfeksi tutp kasur dan
bantal dengan disinfektan.
- Binatang
Anjurkan pasien menghindari kotoran, air liur, urine binatang. Jangan membiarkan
binatang anjing, kucing berkeliaran di sekitar fasilitas pelayanan kesehatan
BAB V
PENUTUP
Pedoman ini disusun untuk menjadi acuan pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi di UPT Puskesmas Sambit. Kami berharap pedoman ini bermanfaat
bagi petugas UPT Puskesmas Sambit.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan pedoman ini masih jauh dari sempurna dan
masih banyak ilmu-ilmu yang berkaitan dengan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi
yang mungkin belum kami tulis dalam pedoman ini. Saran dan masukan dari pembaca yang
akan menyempurnakan isi dari pedoman ini sangat kami harapkan.
DAFTAR PUSTAKA