Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULAN GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN NUTRISI

DISUSUN OLEH:

ANTRI MIA NINGSIH

P1337420119033

D III KEPERAWATAN SEMARANG

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2020/2021
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI

Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh.
Kebutuhan energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral. Makanan terkadang dideskripsikan
berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu proporsi nutrisi yang penting
berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan kepadatan nutrisi yang
rendah, seperti alkohol atau gula, adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi
rendah nutrisi. (Potter & Perry, 2010; 274)

Nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk


membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk
berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan
kebutuhan nutrisi. Menurut Rock CL (2004).

Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses


organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan
pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energy.

B. ETIOLOGI
Faktor-faktor yang mempengaruhi
1. Fisiologis
a. Intake nutien
 Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
 Pengetahuan
 Gangguan menelan
 Perasaan tidak nyaman setelah makan
 Anoreksia
 Nausea dan vomitus
 Intake kalori dan lemak yang berlebih

b. Kemampuan mencerna nutrient


 Obstruksi saluran cerna
 Malaborbsi nutrient
 DM
2. Kebutuhan metabolism
 Pertumbuhan
 Stres
 Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
 Kanker
3. Gaya hidup dan kebiasaan
 Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddle
4. Kebudayaan dan kepercayaan
 Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
5. Sumber ekonomi
6. Tinggal sendiri
 Seseorang yang hidup sendirian sering tidak mempedulikan tugas
memasak untuk menyediakan makanannya.
7. Kelemahan fisik
 Contohnya atritis atau cedera serebrovaskular (CVA) yang
menyebabkan kesulitan untuk berbelanja dan masak. Mereka tidak
mampu merencanakan dan menyediakan makanannya sendiri.
8. Kehilangan
 Terutama terlihat pada pria lansia yang tidak pernah memasak untuk
mereka sendiri. Mereka biasanya tidak memahami nilai suatu makanan
yang gizinya seimbang.
9. Depresi
 Menyebabkan kehilangan nafsu makan. Mereka tidak mau bersusah
payah berbelanja, memasak atau memakan makanannya.
10. Pendapatan yang rendah
 Ketidakmampuan untuk membeli makanan yang cermat untuk
meningkatkan pengonsumsian makanan yang bergizi.
11. Penyakit saluran pencernaan
 Termasuk sakit gigi, ulkus
12. Obat
 Pada lansia yang mendapat lebih banyak obat dibandingkan kelompok
usia lain yang lebih muda ini berakibat buruk terhadap nutrisi lansia.
Pengobatan akan mengakibatkan kemunduran nutrisi yang semakin
jauh.
C. TANDA DAN GEJALA
a. Gigi tidak lengkap dan ompong
b. Nafsu makan menurun
c. Lesu
d. Tidak semangat
e. BB kurang / lebih dari normal
f. Perut terasa kembung
g. Sukar menelan
h. Mual muntah
i. Berkurangnya indera pengecapan mengakibatkan penurunan terhadap cita
rasa manis, asin, asam, dan pahit.
j. Esophagus/kerongkongan mengalami pelebaran.
k. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun.
l. Gerakan usus atau gerak peristaltic lemah dan biasanya menimbulkan
konstipasi.
m. Penyerapan makanan di usus menurun
D. PATOFISIOLOGI
Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella typhosa
masuk melalui mulut terus sampai ke saluran pencernaan. Basil diserap di
usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah
sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe,
sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Basil
masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh terutama kelenjar
limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong pada mukosanya,
mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus, Gejala demam disebabkan oleh
endotoxin. Infeksi terjadi pada saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus.
Melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di
organ-organ terutama hati dan limpa sehingga organ-organ tersebut akan
membesar disertai nyeri pada perabaan. Kemudian basil masuk kembali ke
dalam darah (bakteremia) dan menyebar ke seluruh tubuh terutama ke dalam
kelenjar limfoid usus halus menimbulkan plak peyeri. Tukak tersebut dapat
mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus. Gejala demam disebabkan oleh
endotoksin, sedangkan gejala pada saluran pencernaan disebabkan oleh
kelainan pada usus.
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan:
1. albumin serum ( N : 4 – 5,5 mg/dl )
2. Hemoglobin (N : 12 mg//dl)
3. Glukosa
4. Elektrolit,
5. BUN ( N : 10 – 20 mg/dl 0
6. Tranferin ( N : 17 – 25 mg/dl)
II. PATHWAY

Penyakit saluran Status kesehatan Kebutuhan


Gaya hidup dan kebiasaan
pencernaan menurun metabolisme untuk
pertumbuhan

Kelemahan otot Kebiasaan Peningkatan intake


Erosi mukosa menelan mengkonsumsi makanan nutrisi
lambung yang tidak sehat

Gangguan menelan
makanan Kebutuhan energi
Kelebihan zat meningkat
didalam tubuh yang
Menurunnya tonus
tidak dibutuhkan
dan peristaltik
lambung Asupan nutrisi tidak Mudah lapar
terpenuhi
Penyerapan di dalam
Re fluksi duodenum ke tubuh tidak
lambung
Penurunan berat badan Nafsu makan
meningkat

Mual

Sering makan

Muntah

Peningkatan
berat badan
Ketidakseimbangan nutrisi:
Resiko Ketidakseimbangan nutrisi :
kurang dari kebutuhan tubuh
lebih dari kebutuhan tubuh

Ketidakdakseimbangan
nutrisi : lebih dari
kebutuhan tubuh
III. ASKEP
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan nutrisi dapat
meliputi  pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara
umum yang  berhubungan dengan kebutuhan nutrisi :
1. Identitas
Melakukan pengkajian yang meliputi nama pasien, jenis kelamin,
umur, status  perkawinan, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir,
tanggal masuk, nomer register, diagnosa medis, dan lain-lain.
2. Riwayat Kesehatan
Riwayat makanan meliputi informasi atau keterangan tentang pola
makanan, tipe makanan yang dihindari ataupun diabaikan, makanan
yang lebih disukai, yang dapat digunakan untuk membantu
merencanakan jenis makanan untuk sekarang dan rencana makanan
untuk masa selanjutnya.
 Keluhan Utama Keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat
dilakukan pengkajian
 Riwayat Penyakit Sekarang Pasien bercerita tentang riwayat
penyakit, perjalanan dari rumah ke rumah sakit
 Riwayat Penyakit Dahulu Data yang diperoleh dari pasien, apakah
pasien mempunyai penyakit di masa lalu maupun sekarang
 Riwayat Penyakit Keluarga Data yang diperoleh dari pasien maupun
keluarga pasien, apakah keluarga ada yang memiliki riwayat penyakit
menurun maupun menular
3. Pola fungsional Gordon
a. Pola manajemen Kesehatan dan persepsi Kesehatan
Ketidaktahuan klien tentang informasi dari penyakit yang
dideritanya. Secara umum, hipertiroid ini adalah akibat dari
hiperaktifnya kelenjar tiroid dalam mamproduksi hormone tiroid.
Penyakit ini termasuk dalam autoimun yang menghasilkan
antibody yang dapat meningkatkan produksi hormone tiroid secara
bebas. Kurangnya pengetahuan klien tentang penyebab dan factor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertiroid
b. Pola nutrisi metabolic
Kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, kurus, makannya sering, kehausan, mual dan
muntah.
c. Pola eliminasi
Urine dalam jumlah banyak, urin encer berwarna pucat dan kuning,
perubahan dalam feses ( diare ), sering buang air besar dan
terkadang diare, keringat berlebihan,  berkeringat dingin.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sensitivitas meningkat, otot lemah, gangguan koordinasi, kelelahan
berat, palpitasi, nyeri dada, Bicaranya cepat dan parau, gangguan
status mental dan perilaku, seperti: bingung, disorientasi, gelisah,
peka rangsang, delirium, psikosis, stupor, koma, tremor halus pada
tangan, tanpa tujuan, beberapa bagian tersentak - sentak, hiperaktif
refleks tendon dalam (RTD). frekuensi pernafasan meningkat,
takipnea, dispnea, edema paru (pada krisis tirotoksikosis), Jari
tangan gemetar (tremor), Jantung berdebar cepat, denyut nadi
cepat, seringkali sampai lebih dari 100 kali per menit Rasa capai,
Otot lemas, terutama lengan atas dan paha, Ketidaktoleranan panas
Pergerakan-pergerakan usus besar yang meningkat Gemetaran
Kegelisahan; agitas
e. Pola istirahat dan tidur
Insomnia sehingga sulit untuk berkonsentrasi
f. Pola kognitif perseptual
Ada kekhawatiran karena pusing, kesemutan, gangguan
penglihatan, penglihatan ganda, gangguan koordinasi, Pikiran
sukar berkonsentrasi.
g. Pola persepsi diri
Gangguan citra diri akibat perubahan struktur anatomi, mata besar
(membelalak = exophthalmus), keluhan lain pada mata (spt
nyeri,peka cahaya,kelainan penglihatan dan conjunctivitis),
kelenjar gondok membesar (struma nodosa), kurus., kulit yang
seperti  beludru halus, rambut halus dan tipis, Rambut ronto
h. Pola peran dan hubungan
Nervus, tegang, gelisah, cemas, mudah tersinggung. Bila bias
menyesuaikan tidak akan menjadi masalah dalam hubungannya
dengan anggota keluarganya
i. Pola seksualitas dan reproduksi
Penurunan libido, hipomenore, amenore dan impoten, Haid
menjadi tidak teratur dan sedikit, Kehamilan sering berakhir
dengan keguguran, Bola mata menonjol, dapat disertai dengan
penglihatan ganda (double vision )
j. Pola koping – toleransi stress
Mengalami stres yang berat baik emosional maupun fisik. Emosi
labil (euforia sedang sampai delirium), depresi.
k. Pola nilai kepercayaan
Tergantung pada kebiasaan, ajaran dan aturan dari agama yang
dianut oleh individu tersebut. Nervus, tegang, gelisah, cemas.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum Composmentis, somnolen, koma, delirum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital Tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu
d. Pemeriksaan Kepala Pada kepala yang dapat kita lihatadalah
bentuk kepala, kesimetrisan,  penyebaran rambut, adakah lesi,
warna, keadaan rambut
e. Pemeriksaan Wajah Inspeksi : adakah sianosis, bentuk dan struktur
wajah
f. Pemeriksaan Mata Pada pemeriksaan mata yang dapat dikaji adalah
kelengkapan dan kesimetrisan
g. Pemeriksaan Hidung Bagaimana kebersihan hidung, apakah ada
pernafasan cuping hidung, keadaan membrane mukosa dari hidung
h. Pemeriksaan Telinga Inspeksi :Keadaan telinga, adakah serumen,
adakah lesi infeksi yang akut atau kronis
i. Pemeriksaan Leher Inspeksi : adakah kelainan pada kulit leher.
Palpasi : palapasi trachea, posisi trachea (miring, lurus, atau
bengkok), adakah pembesaran kelenjar tiroid, adakah
pembendungan vena  jugularis
j. Pemeriksaan Integumen Bagaimanakah keadaan turgor kulit,
adakah lesi, kelainan pada kulit, tekstur, warna kulit
k. Pemeriksaan Abdomen Inspeksi: bagaimana bentuk abdomen
(simetris, adakah luka, apakah ada  pembesaran abdomen)
Auskultasi:mendengarkan suara peristaltic usus 5-35 dalam 1
menit. Perkusi : apakah ada kelainan pada suara abdomen, hati
(pekak), lambung (timpani). Palpasi : adanya nyeri tekanan atau
nyeri lepas saat dilakukan palpasi
l. Pemeriksaan Muskuloskeletal Kesimetrisan otot, pemeriksaan
abdomen, kekuatan otot, kelainan pada anus
m. Pemeriksaan Neurologi Tingkat kesadaran atau meninggal
ringan, syaraf otak, fungsi motorik, fungsi sensorik
n. Pemeriksaan Status Mental Tingkat kesadaran emosi, orientasi,
proses berfikir, persepsi dan bahasa, dan motivasi
o. Pemeriksaan Tubuh Secara Umum : Kebersihan, normal, postur
IV. RENCANA KEPERAWATAN

No DX Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Ketidakseimbangan nutrisi Tujuan : Setelah dilakukan 1. Kaji adanya alergi
kurang dari kebutuhan tubuh tindakan keperawatan makanan
berhubungan dengan: pasien dapat menunjukan 2. Kolaborasi dengan
a) Ketidakmampuan peningkatan pemenuhan ahli gizi untuk
makan kebutuhan nutrisi. menentukan
b) Ketidakmampuan Hasil yang diharapkan : jumlah kalori dan
mengabsorpsi a) Adanya peningkatan nutrisi yang di
nutrient berat badan sesuai butuhkan pasien
c) Anoreksia, muntah dengan tujuan 3. Monitor jumlah
d) Ketidakmampuan b) Berat badan ideal nutrisi dan
mencerna makanan sesuai dengan tinggi kandungan kalori
Tanda Klinis : badan 4. Kaji kemampuan
a) Berat badan 10-20% c) Mampu pasien untuk
dibawah normal mengidentifikasi mendapatkan
b) Tinggi badan kebutuhan nutrisi nutrisi yang
dibawah ideal d) Tidak ada tanda – dibutuhkan
c) Lingkar kulit trisep tanda malnutrisi 5. Monitor nutrisi
lengan tengah kurang e) Menunjukkan tentang berat badan
dari 60% ukuran peningkatan fungsi pasien dalam batas
standar pengecapan dari normal
d) Adanya kelemahan menelan 6. Monitor adanya
dan nyri tekan pada f) Tidak terjadi penurunan berat
otot penurunan berat badan
e) Adanya penurunan badan 7. Ajarkan pasien
albumin serum bagaimana
membuat catatan
makanan harian
8. Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi

2. Diagnosa 2 : Tujuan : Setelah dilakukan 1. Lakukan


Ketidakseimbangan nutrisi tindakan keperawatan kebersihan mulut
lebih dari kebutuhan tubuh pasien dapat mengontrol dengan kumur
berhubungan dengan : kebutuhan nutrisinya kumur
a) Kelebihan intake Hasil yang diharapkan : menggunakan
b) Gaya hidup a) Peningkatan minuman
c) Konsumsi kalori aktivitas dengan bikarbonat rendah
terlalu tinggi penurunan berat 1
kalori atau atau
Tanda klinis : badan 2
a) Berat badan lebih b) Mengidentifikasi 1
larutan hidrogen
dari 10% berat ideal pola makan yang 4
b) Obesitas ( lebih dari menunjang peroksida dan air
20% berat ideal) penambahan berat sebagai pembersih
c) Adanya jumlah badan mulut.
asupan yang c) Penurunan berat 2. Ajarkan teknik
berlebihan badan mempertahankan
d) Aktivitas menurun d) Berat badan ideal nafsu makan
atau monoton sesuai dengan tinggi dengan mengubah
badan variasi dan
e) Menahan diri untuk kepadatan seperti
tidak makan banyak jus atau sop kental
dalam satu waktu 3. Gunakan suplemen
tertetu tinggi kalori atau
f) Masukan adekuat protein
tapi tidak 4. Kurangi porsi
berlebihan, cukup makanan tambahan
kalori, lemak, yang mengandung
protein, karbohidrat, lemak
vitamin, mineral, 5. Berikan motivasi
besi, dan kalsium. untuk menurunkan
berat badan
6. Lakukan program
olah raga

3. Gangguan pemenuhan Tujuan : setelah dilakukan 1. Dilakukan


kebutuhan nutrisi kurang tindakan keperawatan tindakan terapeutik
dari kebutuhan diharapkan kebutuhan (pendekatan
berhubungan dengan nutrisi pasien dapat terapeutik) pada
gangguan absorbsi terpenuh pasien dan
Hasil yang diharapkan : keluarga, misal :
1. Observasi TTV senyum, sapa,
dalam keadaan salam, sopan dan
normal santun.
2. Intake makanan 2. Berikan informasi
meningkat pada pasien
3. Kebutuhan nutrisi tentang pentingnya
pasien terpenuhi pemenuhan
4. Pasien merasa lebih kebutuhan nutrisi
sehat 3. Motivasi pasien
untuk makan
sedikit (dalam
porsi kecil) dan
lebih sering
(selama tidak ada
kontraindikasi)
4. Observasi TTV
5. Kolaborasi dengan
tim medis Berikan
terapi medika
mentosa sesuai
program dan
berikan nutrisi
parenteral per IV
sesuai program
DAFTAR PUSTAKA

Dochterman, J. M., & Bulechek, G. M. (2004). Nursing intervention


Classification (NIC) (5th ed). Amerika: Mosby Elseviver.

Mubarak, dkk. 2008. Buku Ajar KDM. Jakarta: EKG

Nanda Internasional. (2015). Diagnosa Keperawatan : definisi dan klasifikasi.


2015-2017 (10th ed.). Jakarta: EGC.

Potter and Perry.2003. Fundamental of Nursing. Australia: Mosby

Tarwoto dan Wartowah. 2004. KDM dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan


Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai