Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN NUTRISI

PADA PASIEN Ny. N DI RUANGAN CENDRAWASIH RUMAH SAKIT S.K. LERIK


KOTA KUPANG

OLEH
JANUARIO FREITAS

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang
tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Kebutuhan dasar
manusia menurut Maslow memiliki tingkatan, mulai yang paling rendah (bersifat dasar
atau fisiologis) sampai yang paling tinggi yaitu aktualisasi diri. Maslow mengatakan
bahwa manusia memiliki 5 macam kebutuhan yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman,
kebutuhan rasa cinta, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri (Perry &
Potter, 2020).
Hirarki kebutuhan dasar manusia menurut maslow dapat dilihat pada gambar berikut
ini :

1. Kebutuhan fisiologis (Physiologic needs)


Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar dan menjadi prioritas tertinggi
dalam hierarki maslow., contoh kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan oksigen,
cairan (minuman), nutrisi (makanan), keseimbangan suhu, eliminasi, aktivitas, istirhat
dan tidur, serta kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual tidak diperlukaan untuk
menjaga kelangsungan hidup seseorang, tetapi dibutuhkan untuk empertahankan
kelangsungan umat manusia.
2. Kebutuhan keselamatan dan rasa aman
Kebutuhan keselamatan dan rasa aman yang dimaksud adalah aman pada berbagai
aspek baik fisiologis maupun psikologis, perlindungan fisiologis contohnya adalah
perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan, dan infeksi. Perlindungan
psikologis contohnya adalah bebas dari takut dan kecemasan, serta bebas dari perasaan
terancam karena pengalaman baru.
3. Kebutuhan rasa cinta serta memiliki dan dimiliki meliputikebutuhan untuk:
a) Memberi dan menerima kasih sayang
b) Mendapatkan kehangatan
c) Mendapat persahabatan
d) Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lain
e) Diterima oleh kelompok sosial
4. Kebutuhan harga diri
Kebutuhan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain meliputi:
a) Perasaan tidak tergantung pada orang lain (kemandirian)
b) Kompeten
c) Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain
5. Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki maslow.
Kebutuhan ini berupa kebutuhan untuk memberikan kontribusi pada orang lain atau
lingkungan dan mencapai potensi diri sepenuhnya yang meliputi:
a) Mengenal dan memahami diri serta serta potensi diri dengan baikkk
b) Belajar memenuhi kebutuhan sendiri
c) Berdedikasi tinggi
d) Tidak emosional
B. Konsep Kebutuhan Dasar
1. Definisi
Defisit nutrisi yaitu ketidakcukupan asupan zat gizi untuk memenuhi kebutuhan
energi harian karena asupan makanan yang tidak memadai atau karena
gangguan pencernaan dan penyerapan makanan (Ida Mardalena,S.Kep.,Ners.,
2017). Defisit nutrisi adalah keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau penurunan berat badan akibat kedidakcukupan asupan
nutrisi untuk kebutuhan metabolism (Ns. Harwina Widya Astuti, 2019).
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan defisit nutrisi adalah
suatu keadaan yang diakibatkan oleh adanya gangguan dalam penyerapan makanan
sehingga dapat menyebabkan penurunan berat badan.

2. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami defisit nutrisi menurut
SDKI (2017) adalah :
a. Ketidak mampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketikmampuan mengabsorbsi nutrient
d. Peningkatan kebutuhan metabolism
e. Factor psikologis (mis, stress, keengganan untuk makan)
3. Tanda dan Gejala
Berikut beberapa tanda dan gejala defisit nutrisi didalam tubuh:
Tanda dan Gejala Mayor Tanda dan Gejala Minor
Subjektif Subjektif
(Tidak tersedia) Cepat kenyang setelah makan
Objektif Keram/nyeri abdomen
Berat badan menurun minimal 10% Nafsu makan menurun
dibawah rentang ideal
Objektif
Bising usus hiperaktif
Otot pengunyah lemah
Otot menelan lemah
Membrane mukosa pucat
Sariawan
Serum albumin turu
Rambut rontok berlebihan ronto
4. Patofisiologi
Kebutuhan nutrisi yang kurang terpenuhi dapat mengakibatkan timbulnya
BAB berlebih, rasa mual dan muntal, terasa lemas, pucat, dan nafsu makan
berkurang, hal ini menyebabkan nutrisi dalam tubuh berkurang. Kondisi
fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi tingkat aktivitas, keadaan
penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan
pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas maka nutrisi
dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga aktivitas akan
meningkat atau memnurun. Sementara, status penyakit dan prosedru atau
pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan,
pencernaan, absorb, metabolisme, dan ekskresi. Beberapa kondisi fisiologis
dapat menyebabkan menurunkan kebutuhan protein oleh karena proteindi
ekskresi oleh ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein
di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan
kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran pencernaan yang
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absorb, gangguan
transprtasi atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare dapat
menurunkan absorbs nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit
pada kandung empedu, dimana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar,
empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak efektif.
5. Pathway

Selera makan Aliran darah ke


berkurang otak berkurang

Gangguan
Berat badan keseimbangan
menurun cairan

Asupan makan
kurang dari Sensasi berputar
kebutuhan putar, bergerak

Kebutuhsn nutrisi
berkurang

Fungsi saluran Sulitnya


cerna terganggu Makanan sulit di menelan
cerna makanan

Kesulitan dalam
mencerna kalori Iritasi lambung Nafsu makan
menurun
Intake kurang mual
dari kebutuhan Kurangnya
suplly energy
Berat badan
Nausea (D.0076)
menurun 10% di
bawah rentang
ideal

Difisit nutrisi
(D.0019)
6. Pemeriksan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses.
b. USG.
c. SGOT & SGPT.
d. Sikologi : Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
e. Rontgen : Mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat
menghambat tindakan oprasi.
7. Penatalaksanaan
a. Nutrisi oral
Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami lewat
mulut. Nutrisi oral merupakan tindakan yang umumnya dilakukan di bawah
pengawasan ahli gizi. Namun dengan semakin kompleksnya suplemen gizi
yang ada disamping sejumlah suplemen juga hanya dapat diperoleh dengan
resp dokter seperti suplemen imunonutrisi, maka nutrisi oral dengan
suplemen gizi klinik atau kerjasama yang baik antar dokter dan ahli gizi
(Hartono, 2017)
b. Nutrisi enteral
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan cukup, tapi
memiliki usus yang berfungsi. Penurunan kesadaran, disfagia, obstruksi
esofagus, hilangnya gizi akibat fistula atau stoma, semua penyakit berat
seperti pasca operasi, sesudah radioterapi atau kemoterapi, luka bakar.
Pemberian dapat berupa selang nasogastrik berukiran kecil biasanya dapat
ditoleransi dengan baik. Apabila terdapat obstruksi esofagus atau makanan
yang harus diberikan dalam waktu yang lama. Selang dapat dimasukkan
langsung ke lambung melalui dinsing abdomen (Rubenstein et al, 2016).
c. Nutrisi parenteral
Nutrisi parental diindikasi bila pemberian makanan melalui usus tidak
memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi usus, pasca operasi
ileus, atau hilangnya kandungan usus akibat fistula. Pemberian nutris parenteral
adapat merupakan tambahan untuk prmberian makanan melalui oral atau
enteral atau menjadi satu satunya sumber gizi- nutrisi parental tital (Rubenstein
et al, 2018).
A. Konsep Asuhan Keperawatan Defisit Nutrisi

1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Keluhan utama seperti adanya mual, muntah, diare dengan volume yang
banyak, suhu badan meningkat, dan nyeri perut, BB menurun, kram oto,
gangguan tidur/istirahat, sering haus, pusing-pusing sakit kepala, kesulitas
orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria.
c. Riwayat Kesehatan
Meliputi pengkajian tentang riwayat masalah kesehatan dulu dan sekarang,
gaya hidup.
d. Riwayat penyakit
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit-penyakit
lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa di
gunakan oleh penderita.
1) Alergi
2) Imunisasi
3) Kebiasaan pola hidup
4) Obat yang pernah di gunakan
e. Pola aktifitas sehari-hari
1) Nutrisi
Makan menurun karena adanya mulan dan muntah yang disebabkan
lambung yang meradang.
2) Istirahat dan tidur
Mengalami gangguan karena adanya muntah dan diare serta dapat
juga disebabkan oleh demam.
3) Kebersihan
Personal hygiene mengalami gangguan karena seringnya diare dan
kurangnya menjaga personal hygiene sehingga terjadi gangguan
integritas kulit. Hal ini disebabkan karena feses mengandung alkali
yang berisi enzim yang memudahkan iritasi.
4) Eleminasi
Pada BAB juga mengalami gangguan karena terjadi peningkatan
frekuensi, konsistensi lunak hingga cair, dan volume tinja dapat
sedikit atau banyak. Buang air kecil mengalami penurunan
frekuensidari biasanya.
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan berupa pengukuran tanda-tanda vital dan
pemeriksaan head to toe
g. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan volume, warna, dan konsistensi feses serta diteliti
adanya mukus darah dan leukosit.
2) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin, dan
berat jenis plasma. Penurunan pH darah karena terjadi penurunan
bikarbonas sehingga frekuensi nafas agak cepat. Dilakukan juga
pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan
fosfor.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi (D. 0019)
Defisit Nutrisi D.0019

Definisi Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi


kebutuhan metabolism.
Faktor Resiko a. Ketidak mampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketikmampuan mengabsorbsi nutrient
d. Peningkatan kebutuhan metabolism
e. Factor psikologis (mis, stress,
keengganan untuk makan)
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Berat badan menurun minimal 10% di
bawah rentang ideal
Minor :
Subjektif :
1. Cepat makan setelah kenyang
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun
Objektif :
1. Bising usus hiperaktif
2. Otot mengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membrane mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
Kondisi klinis terkait 1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amitropyc lateral screrosis
8. Kerusakan meuromuskular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit crohn’s
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik
b. Nausea (D.0076)
Nausea D.0076

Definisi Perasaan tidak nyaman pada belakang


tenggorokan atau lambung yang dapat
mengakibatkan muntah.
Penyebab 1. Gangguan biokimia (mis. Uremia,
ketoasidosis diabetik)
2. Gangguan pada esofagus
3. Distensi lambung
4. Iritasi lambung
5. Gangguan pankreas
6. Peregangan kapsul limpa
7. Tumor terlokalisasi (mis. Neuroma
akustik, tumor otak primer atau skunder,
mestalasis tulang di dasar tengkorak)
8. Peningkatan tekanan intraabdominal
(mis. Keganasan intraabdomen)
9. Peningkatan tekanan intrakranial
10. Peningkatan tekanan intraorbital (mis.
Glaukoma)
11. Mabuk perjalana
12. Kehamilan
13. Aroma tidak sedap
14. Rasa makanan/minuman yang tidak enak
15. Stimulus penglihatan tidak
menyenangkan
16. Faktor psikologis (mis. Kecemasan,
ketakutan, stress)
17. Efek agen farmakologis
18. Efek toksin
Gejala dan Tanda Mayor :
Subjektif :
1. Mengeluh mual
2. Merasa ingin muntah
3. Tidak berminat makan
Objektif :
-
Minor :
Subjektif :
1. Merasa asam dimulut
2. Sensasi panas/dingin
3. Sering menelan
Objektif :
1. saliva meningkat
2. pucat
3. diaphoresis
4. takikardia
5. pupil dilatasi
Kondisi klinis terkait 1. meningitis
2. Labirinitis
3. Uremia
4. Ketoasidosis diabetik
5. Ulkus peptikum
6. Penyakit esophagus
7. Tumor intraabdomen
8. Penyakit Meniere
9. Neuroma akustik
10. Tumor otak
11. Kanker
12. Glaucoma
a. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa (SDKI) Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

1. Defisit Nutrisi (D. SLKI : Status Nutrisi (L.03030) SIKI : Manajemen


0019) Nutrisi (I. 03119)
N Indikator 1 2 3 4 5 Observasi:
o 1. Identifikasi status
1 Porsi makanan 1 2 3 4 5 nutrisi
yang 2. Identifikasi
dihabiskan kebutuhan kalori
2 Ekuatan otot 1 2 3 4 5 dan jenis nutrient
pengunyah 3. Indetifikasi
3 Kekuatan otot 1 2 3 4 5 perlunya
menelan penggunaan selang
4 Perasaan cepat 1 2 3 4 5 nasogastric
kenyang 4. Monitor asupan
5 Berat baddan 1 2 3 4 5 makanan
5. Monitor berat
Keterangan : badan
1 : Menurun 6. Monitor berat
2 : Cukup menurun badan
3 : Sedang 7. Monitor hasil
4 : Cukup meningkat pemeriksaan
5 : Meningkat laboratorium
Terapeutik:
1. Lakukan oral
hygiene sebelum
makan, jika perlu
2. Sajikan makanan
tinggi serat secara
menarik dan suhu
yang sesuai
3. Berikan makanan
tinggi kalori dan
tinggi protein
4. Berikan suplemen
makanan, jika perlu
5. Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasogatrik jika
asupan dapat
ditoleransi
Edukasi:
1. Ajurkan posisi
duduk, jika mampu
2. Ajarkan diet yang
di programkan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi
pemberian
madikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetic),
jika perlu
2. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenos
nutrient yang
dibutuhkan, jika
perlu
2. Nausea (D. 0076) SLKI : Tingkat nausea (L.08065) SIKI: Manajemen
Mual (I. 03117)
No Indikator 1 2 3 4 5 Observasi
1 Nafsu makan
1. Identifikasi
2 Keluhan mual
3 Perasaan ingin pengalaman mual
muntah 2. Identifikasi
4 Pucat dampak mual
terhadap kualitas
Keterangan : hidup (mis. Nafsu
1 : Menurun makan,
2 : Cukup menurun aktivitas, kinerja,
3 : Sedang
tanggung
4 : Cukup meningkat
5 : Meningkat jawab peran, dan
tidur)
3. Identifikasi fajtor
penyebab mual
(mis. Pengobatan
dan prosedur)
4. Monitor mual
(mis. Frekuensi,
durasi, dan tingkat
keparahan
5. Monitor asupan
nutrisi dan kalori
Terapiutik
6. Kendalikan faktor
lingkungan
penyebab mual
(mis. Bau tak
sedap, suara, dan
rangsangan visual
yang
tidak
menyenangkan)
7. Berikan makanan
dalam jumlah kecil
dan menarik
8. Berikan makanan
dingin, cairan
bening, tidak
berbau dan tidak
berwarna, jika
perlu
Edukasi
9. Anjurkan istirahat
dan tidur yang
cukup
10. Anjurkan sering
membersihkan
mulut, kecuali jika
merangsang mual
11. Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
Kolaborasi
12. Kolaborasi
pemberian
antlemetik,

jika
perlu
3. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,
dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Perry & Porter, 2020).
4. Evaluasi
Evaluasi adalah membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang sudah ditentukan (Perry &
Porter, 2020).
DAFTAR PUSTAKA

Alimut, Hidayat A. Aziz.2020, Pengantar kebutuhan Dasar Manusia aplikasi


Konsepdan Proses keperawatan. Jakarta : Samba Medika
Carpenito, Lynda Juall. 2017. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta
: EGC
Tartowo & Wartonah.2018. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses keperawatan
Edisi 4. Salemba Medika: Jakarta
TIM Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta. DPP PPNI.
TIM Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta. DPP PPNI.
TIM Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta. DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai