OLEH
JANUARIO FREITAS
2. Etiologi
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan klien mengalami defisit nutrisi menurut
SDKI (2017) adalah :
a. Ketidak mampuan menelan makanan
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ketikmampuan mengabsorbsi nutrient
d. Peningkatan kebutuhan metabolism
e. Factor psikologis (mis, stress, keengganan untuk makan)
3. Tanda dan Gejala
Berikut beberapa tanda dan gejala defisit nutrisi didalam tubuh:
Tanda dan Gejala Mayor Tanda dan Gejala Minor
Subjektif Subjektif
(Tidak tersedia) Cepat kenyang setelah makan
Objektif Keram/nyeri abdomen
Berat badan menurun minimal 10% Nafsu makan menurun
dibawah rentang ideal
Objektif
Bising usus hiperaktif
Otot pengunyah lemah
Otot menelan lemah
Membrane mukosa pucat
Sariawan
Serum albumin turu
Rambut rontok berlebihan ronto
4. Patofisiologi
Kebutuhan nutrisi yang kurang terpenuhi dapat mengakibatkan timbulnya
BAB berlebih, rasa mual dan muntal, terasa lemas, pucat, dan nafsu makan
berkurang, hal ini menyebabkan nutrisi dalam tubuh berkurang. Kondisi
fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi tingkat aktivitas, keadaan
penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan makanan serta prosedur dan
pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada tingkat aktivitas maka nutrisi
dan kilokalori diperlukan untuk meningkatkan, sehingga aktivitas akan
meningkat atau memnurun. Sementara, status penyakit dan prosedru atau
pengobatan yang dilakukan mempunyai dampak pada asupan makanan,
pencernaan, absorb, metabolisme, dan ekskresi. Beberapa kondisi fisiologis
dapat menyebabkan menurunkan kebutuhan protein oleh karena proteindi
ekskresi oleh ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein
di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan
kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit saluran cerna.
Gangguan fisik dapat terjadi disepanjang saluran pencernaan yang
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absorb, gangguan
transprtasi atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut dapat
menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan. Diare dapat
menurunkan absorbs nutrisi karena didorong lebih cepat. Terhadap penyakit
pada kandung empedu, dimana kandung empedu tidak berfungsi secara wajar,
empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak menjadi tidak efektif.
5. Pathway
Gangguan
Berat badan keseimbangan
menurun cairan
Asupan makan
kurang dari Sensasi berputar
kebutuhan putar, bergerak
Kebutuhsn nutrisi
berkurang
Kesulitan dalam
mencerna kalori Iritasi lambung Nafsu makan
menurun
Intake kurang mual
dari kebutuhan Kurangnya
suplly energy
Berat badan
Nausea (D.0076)
menurun 10% di
bawah rentang
ideal
Difisit nutrisi
(D.0019)
6. Pemeriksan Penunjang
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan pemeriksaan feses.
b. USG.
c. SGOT & SGPT.
d. Sikologi : Menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma tersebut.
e. Rontgen : Mengetahui kelemahan yang muncul ada yang dapat
menghambat tindakan oprasi.
7. Penatalaksanaan
a. Nutrisi oral
Nutrisi oral adalah pemberian nutrien kepada tubuh secara alami lewat
mulut. Nutrisi oral merupakan tindakan yang umumnya dilakukan di bawah
pengawasan ahli gizi. Namun dengan semakin kompleksnya suplemen gizi
yang ada disamping sejumlah suplemen juga hanya dapat diperoleh dengan
resp dokter seperti suplemen imunonutrisi, maka nutrisi oral dengan
suplemen gizi klinik atau kerjasama yang baik antar dokter dan ahli gizi
(Hartono, 2017)
b. Nutrisi enteral
Nutrisi enteral diindikasikan pada pasien yang tidak bisa makan cukup, tapi
memiliki usus yang berfungsi. Penurunan kesadaran, disfagia, obstruksi
esofagus, hilangnya gizi akibat fistula atau stoma, semua penyakit berat
seperti pasca operasi, sesudah radioterapi atau kemoterapi, luka bakar.
Pemberian dapat berupa selang nasogastrik berukiran kecil biasanya dapat
ditoleransi dengan baik. Apabila terdapat obstruksi esofagus atau makanan
yang harus diberikan dalam waktu yang lama. Selang dapat dimasukkan
langsung ke lambung melalui dinsing abdomen (Rubenstein et al, 2016).
c. Nutrisi parenteral
Nutrisi parental diindikasi bila pemberian makanan melalui usus tidak
memungkinkan untuk dilakukan karena penurunan fungsi usus, pasca operasi
ileus, atau hilangnya kandungan usus akibat fistula. Pemberian nutris parenteral
adapat merupakan tambahan untuk prmberian makanan melalui oral atau
enteral atau menjadi satu satunya sumber gizi- nutrisi parental tital (Rubenstein
et al, 2018).
A. Konsep Asuhan Keperawatan Defisit Nutrisi
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Keluhan utama seperti adanya mual, muntah, diare dengan volume yang
banyak, suhu badan meningkat, dan nyeri perut, BB menurun, kram oto,
gangguan tidur/istirahat, sering haus, pusing-pusing sakit kepala, kesulitas
orgasme pada wanita dan masalah impoten pada pria.
c. Riwayat Kesehatan
Meliputi pengkajian tentang riwayat masalah kesehatan dulu dan sekarang,
gaya hidup.
d. Riwayat penyakit
Adanya riwayat penyakit menahun seperti DM atau penyakit-penyakit
lain. Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas, maupun arterosklerosis,
tindakan medis yang pernah di dapat maupun obat-obatan yang biasa di
gunakan oleh penderita.
1) Alergi
2) Imunisasi
3) Kebiasaan pola hidup
4) Obat yang pernah di gunakan
e. Pola aktifitas sehari-hari
1) Nutrisi
Makan menurun karena adanya mulan dan muntah yang disebabkan
lambung yang meradang.
2) Istirahat dan tidur
Mengalami gangguan karena adanya muntah dan diare serta dapat
juga disebabkan oleh demam.
3) Kebersihan
Personal hygiene mengalami gangguan karena seringnya diare dan
kurangnya menjaga personal hygiene sehingga terjadi gangguan
integritas kulit. Hal ini disebabkan karena feses mengandung alkali
yang berisi enzim yang memudahkan iritasi.
4) Eleminasi
Pada BAB juga mengalami gangguan karena terjadi peningkatan
frekuensi, konsistensi lunak hingga cair, dan volume tinja dapat
sedikit atau banyak. Buang air kecil mengalami penurunan
frekuensidari biasanya.
f. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan berupa pengukuran tanda-tanda vital dan
pemeriksaan head to toe
g. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan volume, warna, dan konsistensi feses serta diteliti
adanya mukus darah dan leukosit.
2) Pemeriksaan darah
Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin, dan
berat jenis plasma. Penurunan pH darah karena terjadi penurunan
bikarbonas sehingga frekuensi nafas agak cepat. Dilakukan juga
pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan
fosfor.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Defisit Nutrisi (D. 0019)
Defisit Nutrisi D.0019
jika
perlu
3. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku keperawatan,
dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan (Perry & Porter, 2020).
4. Evaluasi
Evaluasi adalah membandingkan perubahan keadaan pasien (hasil yang
diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang sudah ditentukan (Perry &
Porter, 2020).
DAFTAR PUSTAKA