Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR NUTRISI

1. Anatomi dan fisiologi sistem pencernaan


1) Rongga oral
a) Bibir : berfungsi untuk menerima makanan dan produksi wicara.
b) Lidah : berfungsi untuk menggerakan makanan saat dikunyah atau ditelan,
untuk pengecapan dan dalam produksi wicara.
c) Kelenjar saliva : melarutkan makanan secara kimia, melembabkan dan
melumasi makanan, sekresi amilase untuk mengurang zat tepung menjadi
polisakarida dan maltosa, sebagai zat buang, membersihkan rongga oral dan
membantu memelihara kesehatan oral serta mencegah kerusakan gigi.
d) Gigi : menghancurkan makanan menjadi bagian-bagian kecil dan bercampur
dengan saliva untuk membentuk bolus makanan yang dapat ditelan.
2) Faring : berperan dalam proses menelan.
3) Esofagus : menggerakan makanan dari faring ke lambung melalui gerak peristalis.
4) Lambung : penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mukus,
produksi faktor intrinsik (glikoprotein, vit. B12), absorpsi.
5) Usus halus (duodenum, yeyunum, ileum) : mengakhiri proses pencernaan makanan
yang dimulai di mulut dan di lambung. Proses ini diselesaikan oleh enzim usus dan
enzim pankreas serta dibantu empedu dalam hati, secara selektif mengabsorpsi produk
digesti.
6) Usus besar : mengabsorpsi 80% sampai 90% air dan elektrolitdari kimus yang tersisa
dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan fungsi sistem pencernaan.


 Diet
Diet yang sembaranga dapat mempengaruhi kerja sistem pencernaan sehingga terjadi
gengguan dalam mencerna nutrisi dan akhirnya proses pencernaan tida optimal dalam
melakukan fungsinya. Diet yang dapat mempengaruhi sistem pencernaan antara lain
adalah makanan pedas, asam dan bersantan pekat.
 Penyakit
Sistem pencrnaan adalah organ yang paling sering di lalui oleh benda-benda dari luar
tubuh misal makanan, sehingga sangat rentan sekali terkena gangguan apabila sistem
pertahanan tubuh tidak adekuat. Tidak heran jika banyak terjadi gangguan pada sistem
pencernaan karena hal tersebut yang kita tidak tahu dan menyadari berapa banyak kuman
yang masuk kedalam sistem pencernaan kita.
 Bahan kimia

Sering kita memasukan bahan kimia kedalam mulut kita baik disengaja maupun tidak
disengaja, dan melukai salah satu organ di rongga mulut dan bahkan masuk sampai organ
pencernaan bagian dalam sehingga mengakibatkan fungsi organ tersebut mengalami
gangguan.

Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada system pencernaan.

 Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri pada
karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada waktunya
menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.
 Kanker rongga mulut
 Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus distal disertai
dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam respon terhadap menelan.
 Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono.
 Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding
mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.
 Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3
kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses
cair)
 Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa rongga abdomen dan
meliputi visera.

3. Pengertian Nutrisi

Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energy dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat, A. Aziz
Alimul, 2015). Nutrisi adalah zat- zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan- bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan- bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya (Tarwoto dan Wartonah, 2010).
Nutrisi juga berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan penting dari lingkungan
hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi yang tidak seimbang dalam tubuh ada yang diakibatkan
karena kekurangan nutrisi dan kelebihan nutrisi.

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stresor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh merupakan salah satu bagian
dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh (Aziz Alimul, 2015). Defisit nutrisi merupakan asupan
nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme (SDKI: Edisi 1).

4. Etiologi Gangguan Nutrisi

Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan pada kebutuhan nutrisi,


antara lain.
a. Intake nutrisi
b. Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
c. Gangguan menelan dan sakit gigi
d. Anoreksia
e. Nausea dan vomiter (mual dan muntah)
f. Obstruksi saluran cerna
g. Malabsorbsi nutrien
h. Stres dan depresi
i. Pertumbuhan
j. Gaya hidup dan kebiasaan
k. Kebudayaan dan kepercayaan, seperti orang asia yang lebih memilih padi sebagai
makanan pokok.
l. Sumber ekonomi
m. Kelemahan fisik, seperti atritis (kelainan pada sendi)
PATHWAY

Penyakit saluran pencernaan Status kesehatan menurun Gaya hidup dan kebiasaan Kebutuhan metabolisme
untuk pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan mengkonsumsi Peningkatan intake nutrisi
makanan yang tidak sehat

Kebutuhan energi
Menurunnya tonus dan Gangguan menelan makanan Kelebihan zat didalam tubuh meningkat
peristaltik lambung yang tidak dibutuhkan

Mudah lapar
Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak terpenuhi Penyerapan di dalam tubuh
lambung tidak sempurna
Nafsu makan
meningkat
Mual Penurunan berat badan

Sering makan

Resiko Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari


Muntah
kebutuhan tubuh Peningkatan berat
badan

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari Ketidakdakseimbangan nutrisi : lebih dari


kebutuhan tubuh kebutuhan tubuh
5. Manifestasi Klinis
Defisit nutrisi :
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
a. Data Mayor
1) Berat badan menururn minimal 10% di bawah rentang ideal
b. Data Minor
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
4) Bising usus hiperaktif
5) Otot pengunyah lemah
6) Otot menelan lemah
7) Membran mukosa pucat
8) Sariawan
9) Serum albumin turun
10) Rambut rontok berlebih
11) Diare
6. Pemeriksaan Diagnostik
Pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemeriksaan penunjang yang dilakukan seperti :
 Rontgen
 USG
 Laboratorium :
Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).
Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).
Hb (N: 12 mg %).
BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0
mg/100 ml).
7. Penatalaksanaan
 Perbaikan gizi
 Pendidikan kesehatan
 Pengobatan
 Kolaborasi
- Pemberian cairan parenteral
- Pemberian obat-obatan peroral maupun parenteral
- Pengaturan diet terprogram sesuai saran ahli gizi
- Penyuluhan tentang penyimpangan dan penyajian makanan

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan data-data. Yang terdiri dari :

1. Identitas pasien yang mencakup (Nama, No RM, Umur, Jenis Kelamin, Pekerjaan,
Agama, Status, Tanggal MRS, Tanggal Pengkajian).
2. Keluhan utama dan riwayat keluhan utama (PQRST)
3. Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan sekarang
- Riwayat kesehatan keluarga
4. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode
waktunya?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu?
Faktor yang memengaruhi diet
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
d. Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e. Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi, pembesaran
liver/lien.
f. Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal, tekanan
darah rendah/tinggi.
g. Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h. Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i. Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane mukosa pucat.
j. Gusi: pendarahan, peradangan.
k. Lidah: edema, hiperemis.
l. Gigi: karies, nyeri, kotor.
m. Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
n. Kuku: mudah patah.
o. Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):


Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm

2. Daftar Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi, sebagaimana
menurut SDKI adalah sebagai berikut:
No Diagnosis Faktor yang Berhubungan Batasan Karakteristik (Data
. Keperawatan (Etiologi/E) Subjektif/Objektif/Symptom/S)
(Problem/P)

Defisit nutrisi  Ketidakmampuan menelan a. Data mayor


- Berat badan menurun
makanan minimal 10% dibawah
 Ketidakmampuan mencerna rentang ideal
makanan b. Data minor
 Ketidakmampuan - Cepat kenyang setelah
mengobsorbsi nutrien makan
 Peningkatan kebutuhan - Kram/nyeri abdomen
metabolisme - Nafsu makan menurun

 Faktor ekonomi (finansial - Bising usus hiperaktif

tidak cukup) - Otot pengunyah lemah

 Faktor psikologis (stres, - Otot menelan lemah

keengganan untuk makan) - Membran mukosa


pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok
berlebihan
- Diare

Berat badan lebih  Kurang aktivitas fisik harian a. Data mayor


 Kelebihan konsumsi gula - IMT > 25 kg/m2 (pada

 Gangguan kebiasaan makan dewasa) atau berat dan

 Gangguan persepsi makan panjang badan lebih


dari presentil 95 (pada
 Kelebihan konsumsi alkohol
anak 2-18 tahun)
 Penggunaan energi kurang
b. Data minor
dari asupan
- Tebal lipatan kulit
 Sering mengemil
trisep >25 mm
 Sering makan makanan
berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada
anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat

Resiko berat badan  Kurang aktivitas fisik harian


lebih
 Kelebihan konsumsi gula
 Gangguan kebiasaan makan
 Gangguan persepsi makan
 Kelebihan konsumsi alkohol
 Penggunaan energi kurang dari asupan
 Sering mengemil
 Sering makan makanan berminyak/berlemak
 Faktor keturunan
 Asupan kalsium rendah (pada anak-anak)
 Berat badan bertambah cepat
 Makanan padat sebagai sumber utama makanan utama pada usia <
5 bulan

3. Intervensi Keperawatan
1. Intervensi Diagnosa : Defisit Nutrisi
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 jam
diharapkan masalah keperawatan defisit nutrisi dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
 Mandiri
a. Intervensi :Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi
harian.
b. Intervensi :Gunakan pendekatan konsisten. Duduk dengan pasien saat
makan, sediakan dan buang makanan tanpa persuasi dan/atau
komentar.tingkatkan lingkungan yang nyaman dan catat
masukan.
c. Intervensi :Buat pilihan menu yang ada dan diizinkan pasien untuk
mengontrol  pilihan sebanyak mungkin.
d. Intervensi :Sadari pilihan – pilihan makanan rendah kalori/minuman,
menimbun makanan, membuang makanan dalam berbagai
tempat seperti saku atau kantung pembuangan.
e. Intervensi :Pertahankan jadwal penimbangan berat badan teratur , seperti
Minggu, Rabu, Jumat sebelum makan pagi pada pakaian yang
sama, dan gamnbaran hasilnya.
 Kolaborasi        
f. Intervensi :Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan rumah sakit
sesuai indikasi.
g. Intervensi :Libatkan pasien dalam penyusunan /melakukan program
perubahan prilaku. Berikan penguatan untuk peningkatan berat
badan seperti dinyatakan oleh penentuan individu ; abaikan
penurunan
1. Intervensi Diagnosa : Berat badan lebih
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 jam diharapkan
masalah keperawatan berat badan lebih dapat teratasi dengan
kriteria hasil:
1. Pasien menyadari masalah berat badan
2. Pasien mengungkapkan secara verbal keinginan untuk
menurunkan berat badan
3. Berpartisipasi dalam program penurunan berat badan
4. Berpartisipasi dalam program latihan yang teratur
5. Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu
tertentu
6. Mengalami asupan kalori, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, zat besi dan kalsium yang adekuat, tetapi tidak
berlebihan
a. Intervensi : Buat rencana makan dengan pasien.
b. Intervensi           : Tekankan pentingnya menghindari diet berlemak
c. Intervensi : Diskusikan tambahan tujuan nyata untuk penurunan berat
badan mingguan.
d. Intervensi : Diskusikan pembatasan masukan garam dan obat diuretic bila
digunakan.
e. Intervensi          : Konsul dengan ahli diet untuk menentukan kalori/kebutuhan
nutrisi untuk penurunan berat badan  individu.
4. Kriteria Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari adanya
kemampuan dalam :
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan
serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda
kekurangan atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya
proses pencernaan makan yang adekuat.
4. Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.
5. Menunjukkan penurunan berat badan dengan pemeliharaan kesehatan optimal
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, W Iqbal, Chayatin N,. (2005) Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. (2004) Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta : EGC.
Bare, Brenda G.,(2002) Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi
8. Jakarta : EGC
Carpenito, Linda Jual. 2012. Buku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
Hidayat, A. Aziz Alimul.2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Buku
2.Jakarta:Salemba Medika
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori dan Aplikasi dalam
Praktik. Jakarta: EGC
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 1. Jakarta: ECG
Nanda NIC-NOC.2013.Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 2. Jakarta: ECG
Potter & Perry. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan, Buku 3 Edisi
7.Jakarta: Elsevier
Tarwoto, Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : definisi dan
indikator diagnostik. Jakarta Selatan : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai