Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian Nutrisi
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan
kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia
untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan
menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya
serta mengeluarkan zat sisa. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang
makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi, reaksi, keseimbangan
yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Tarwoto & Wartonah.
2006). Nutrien adalah suatu unsur yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi
tubuh.
Nutrisi  berfungsi untuk membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
mengatur proses-proses dalam tubuh sebagai sumber tenaga, serta untuk
melindungi tubuh dari serangan penyakit. Dengan demikian, fungsi utama
nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh, membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai proses kimia
dalam tubuh (Suitor & Hunter, 1980).

B. Komponen-Komponen Nutrien
Nutrien memiliki enam komponen utama, yaitu karbohidrat, lemak, protein,
air, vitamin, dan mineral.

1. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama dalam diet. Tiap gram
karbohidrat menghasilkan 4 kilokalori (kkal). Karbohidrat terutama
diperoleh dari tumbuhan, kecuali laktosa (gula susu). Karbohidrat
diklasifikasikan menurut unit atau sakarida. Monosakarida, seperti glukosa
(dekstrosa) atau fruktosa tidak dapat dipecah menjadi unit gula yang lebih
dasar. Disakarida seperti sukrosa, laktosa, dan maltose dibentuk dari
banyak unit gula. Mereka tidak dapat dilarutkan dalam air dan dicerna
untuk beragam tingkatan (Potter & Perry, 2006). Dalam mendapatkan
jumlah karbohidrat yang cukup maka dapat diperoleh dari susu, padi-
padian, buah-buahan, sirup, sukrosa, tepung, dan sayu-sayuran (Hidayat,
2006).

2. Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut vitamin


A, D, E, K yang larut dalam lemak. Menurut sumbernya lemak berasal dari
nabati dan hewani. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak
tak jenuh seperti terdapat pada kacang-kacangan, kelapa dan lain-lainnya.
Sedangkan Lemak hewani banyak mengandung asam lemak jenuh dengan
rantai panjang seperti pada daging sapi, kambing dan lainnya (Hidayat,
2006).

3. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan
protoplasma sel. Selain itu tersedianya protein dalam jumlah yang cukup,
penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan serta sebagai
larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam
amino, diantaranya 9 asam amino esensial (yang tidak dapat dibuat
didalam tubuh, sehingga harus didatangkan dari luar) dan selebihnya asam
amino non-esensial (Pudjiadi, 2001)

4. Air
Air merupakan sebagian besar zat pembentuk tubuh manusia.
Jumlah air sekitar 73% dari bagian tubuh seseorang tanpa jaringan lemak
(lean body mass). Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital
tubuh, antara lain sebagai pelarut dan alat angkut zat-zat gizi, katalisator
berbagai reaksi biologi sel, pelumas cairan sendi-sendi tubuh, fasilitator
pertumbuhan, pengatur suhu, dan peredam benturan (Yuniasatuti, 2008).

5. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang digunakan untuk
mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk pertumbuhan
dan per kembangan serta dapat mempertahankan organisme. Vitamin yang
dibutuhkan antara lain vitamin A, B, B2, B12, C, D, E, dan K. (Pudjiadi,
2001)

6. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro yang terdiri dari kalsium, klorida, kromium, kobalt,
tembaga, flourin, iodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium,
natriun, sulfur, dan seng. Semuanya harus tersedia dalam jumlah yang
cukup (Hidayat, 2006).

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi, diantaranya
perkembangan, jenis kelamin, kesehatan, dan umur.

1. Perkembangan
Individu yang sedang dalam masa pertumbuhan yang cepat (pada
bayi & remaja) memiliki kebutuhan nutrisi yang meningkat. Disisi lain,
lansia memerlukan sedikit kalori dan perubahan diet mengingat risiko
penyakit jantung korononer, osteoporosis, dan hipertensi.

2. Jenis Kelamin
Kebutuhan nutrisi berbeda bagi pria dan wanita karena komposisi
tubuh dan fungsi reproduksi. Masa otot yang lebih besar pada pria
menjelaskan besarnya kebutuhan kalori dan protein. Karena menstruasi,
wanita memerlukan lebih banyak zat besi dibandingkan pria sebelum
menopause. Wanita hamil dan menyusui memiliki peningkatan kebutuhan
kalori dan cairan.

3. Kesehatan
Status kesehatan individu sangat memengaruhi kebiasaan makan
dan status nutrisi. Gigi tanggal, gigi goyang, atau sariawan mempersulit
mengunyah makanan. Kesulitan menelan (disfagia) akibat inflamasi
tenggorokan yang menyakitkan atau karena struktur esofagus dapat
menghambat seseorang untuk mendapat nutrisi yang memadai (Kozier,
dkk. 2010).

4. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua.
Waktu lahir akan meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan
akan berangsur menurun untuk meningkat lagi pada saat remaja
(Almatsier, 2001)

D. Karakteristik Status Nutrisi


Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
dan Ideal Body Image Weight (IBW).
a. Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakan ukuran dari
gambaran berat badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan
dengan total lemak dalam tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji
kelebihan berat badan (over weight) dan obesitas.

Indeks Masa Tubuh =

Tabel: batas ambang indeks masa tubuh (IMT) di Indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0


Kekurangan berat badan tingkat sedang 17,0 ─ 18,5
Normal 18,5 ─ 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0
(Sumber: Depkes 2002, dalam Asmadi, 2008)
b. Ideal Body Weight (IBW)
Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan
berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan ideal
adalah jumlah tinggi badan dalam sentimeter dikurangi dengan 100 dan
dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat badan ideal (kg) = [Tinggi badan (cm) – 100] –


[10% (Tinggi badan – 100)]
(Sumber: Repository USU)
WOC
Kebutuhan metabolismes
Penyakit saluran pencernaan Status kesehatann menurun Gaya hidup dan kebiasaan untuk pertumbuhan

Erosi mukosa lambung Kelemahan otot menelan Kebiasaan mengkonsumsi Peningkatan intake nutrisi
makanan yang tidak sehat

Menurunnya tonus dan Gangguan menelan Kebutuhan energi


Kelebihan zat didalam
peristaltik lambung makanan meningkat
tubuh yang tidak dibutuhkan

Refluksi duodenum ke Asupan nutrisi tidak Mudah lapar


lambung Penyerapan didalam tubuh
terpenuhi
tidak sempurna

Nafsu makan meningkat


Mual Penurunan berat badan Resiko berat badan lebih
Peningkatan berat badan
Muntah

Berat badan lebih


Defisit nutrisi
Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Riwayat keperawatan dan diet
a. Anggaran makan, makan kesukaan, waktu makan.
b. Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
c. Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama
periode waktunya?
d. Adakah toleransi makan/minum tertentu?
2. Faktor yang memengaruhi diet
a. Status kesehatan.
b. Kultur dan kepercayaan.
c. Status social ekonomi.
d. Faktor psikologis.
e. Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet.
3. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan fisik: apatis, lesu.
b. Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c. Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
a) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
b) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
c) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama abnormal,
tekanan darah rendah/tinggi.
d) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
e) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
f) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat.
g) Gusi: pendarahan, peradangan.
h) Lidah: edema, hiperemis.
i) Gigi: karies, nyeri, kotor.
j) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
k) Kuku: mudah patah.
l) Pengukuran antropometri:
- Berat badan ideal : (TB-100) ± 10%
- Lingkar pergelangan tangan
- Lingkar lengan atas (MAC):
Nilai normal Wanita : 28,5 cm
Pria : 28,3 cm

- Lipatan kulit pada otot trisep (TSF):


Nilai normal Wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5 cm
Atau dapat dilakukan dengan metode “A, B, C, D” yakni sebagai berikut:
a. Anthropometric measurement

Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan


mengkaji status nutrisi serta ketersediaan energi tubuh.Pengukuran
anthopometrik terdiri atas:

1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan
dalamposisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada
posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan
manual, meskipun ada alat ukur yang mengunakan sistem digital
elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100)± 10% atau 0.9 x (tinggi
badan – 100). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengukur
berat badan:
a) Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali
menimbang
b) Menimbang tanpa alas kaki
c) Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya
setiap kali menimbang
d) Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum
dan sesudah makan.
3. Tebal lipatan kulit
Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh,
mengkaji kemungkinan malnutrisi, berat badan normal, atau
obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah
lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan
suprailiaka.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran
antara lain:
a) Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah
kesalahan pada hasil pengukuran.
b) Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c) Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak
dominan
d) Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas,
antara akronim dan olekranon
e) Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f) Alat ukur yang digunakan adalah kapiler.
g) Nilai normal wanita           : 16,5-18 cm

   Pria               : 12,5-16,5cm

h) Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran
ini kepala, dada, dan otot bagian lengan atas (LILA).
b. Biochemical data

Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan


laboratorium. Klien diperiksa darah dan urinnya yang meliputi
pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin. Albumin berfungsi
untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk
transportasi nutrisi dan hormone.

1. Hemoglobin normal

Pria            : 13-16 g/dl

Wanita       : 12-14 g/dl

2. Hematokrit normal

Pria            : 40-48 vol %

Wanita       : 37-43 vol%

3. Albumin normal

Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl

c. Clinical sign of nutrional status

Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda


abnormal tersebut bukan saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga
fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui status individu:

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan


kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan Kalori,Air, dan vitamin


dehidrasi, haus A
pertumbuhan terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein

kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin,


biotin
Dermatosis pada bayi
Lemak
Petechial hemorrhages Asam askorbat

Eksema

4 Mata Photopobia Riboflavin

Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin

Glositis Niasin, asam folik,


vitamin B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D

Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan Thiamin, garam dapur,


muntah NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Vitamin K, thiamin,


Jantung, anemia pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

Clinikal sign gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:

1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)

Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan


kualitas dan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kateggori sebagai
berikut:
a. PCM/PEM ringan

BB kurang dari  80% dari BB normal sesuai umur

b. PCM/PEM sedang

60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal

c. PCM/PEM berat

BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur

2. Kwashior

Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak


adekuat pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan ASI. Defisiensi
protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran, apatis,
edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:

a. Edema
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus

Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi


kalori dan protein berakibat: kelaparan, hilangnya jaringan-
jaringan tubuh, BB < dari normal, diarePCM juga berakibat kurang
baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di
berbagai fasilitas kesehatan

4. Obesitas

Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih


dari normal (20-30%>normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal

d. Dietery history

Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi


cara ini hanya merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan
makanan (Moore Courney, Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan
dipengaruhi oleh budaya, latar belakang, status sosial ekonomi, aspek
psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi nutrisi/diet
klien:

Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll

Pengetahuan tentang Penentuan tingkat pengetahuan klien


nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi

Kebiasaan Makanan MI melihat bersama-sama, makan sambil


mendengarkan musik, makan sambil melihat
televisi

Makanan kesukaan Suka makan lalap, suka sambel, suka coklat,


suka roti

Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum, jenis


minuman, jarang minum

Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah

Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja siang/malam,


perlu makanan tambahan atau tidak

Riwayat kesehatan/ Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,


pengkomsumsian obat adanya alergi
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang mungkin terjadi pada masalah kebutuhan
nutrisi, sebagaimana menurut SDKI adalah sebagai berikut:
No. Diagnosis Faktor yang Berhubungan Batasan Karakteristik
Keperawatan (Etiologi/E) (Data
(Problem/P) Subjektif/Objektif/Sy
mptom/S)

Defisit nutrisi  Ketidakmampuan menelan a. Data mayor


makanan - Berat badan
 Ketidakmampuan mencerna menurun
makanan minimal 10%
 Ketidakmampuan mengobsorbsi dibawah
nutrien rentang ideal
 Peningkatan kebutuhan b. Data minor
metabolisme - Cepat
 Faktor ekonomi (finansial tidak kenyang
cukup) setelah makan
 Faktor psikologis (stres, - Kram/nyeri
keengganan untuk makan) abdomen
- Nafsu makan
menurun
- Bising usus
hiperaktif
- Otot
pengunyah
lemah
- Otot menelan
lemah
- Membran
mukosa pucat
- Sariawan
- Serum
albumin turun
- Rambut
rontok
berlebihan
- Diare

Berat badan lebih  Kurang aktivitas fisik harian a. Data mayor


 Kelebihan konsumsi gula - IMT > 25
 Gangguan kebiasaan makan kg/m2 (pada
 Gangguan persepsi makan dewasa) atau
 Kelebihan konsumsi alkohol berat dan
 Penggunaan energi kurang dari panjang
asupan badan lebih
dari presentil
 Sering mengemil
95 (pada anak
 Sering makan makanan 2-18 tahun)
berminyak/berlemak b. Data minor
 Faktor keturunan - Tebal lipatan
 Asupan kalsium rendah (pada kulit trisep
anak-anak) >25 mm
 Berat badan bertambah cepat

C. Intervensi Keperawatan
1. Intervensi Diagnosa : Defisit Nutrisi

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan … x 24 jam diharapkan


masalah keperawatan defisit nutrisi dapat teratasi dengan kriteria
hasil:

1. Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan


2. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
6. Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
 Mandiri
a. Intervensi :Buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan
nutrisi harian.
Rasional :Malnutrisi adalah kondisi gangguan minat yang
menyebabkan depresi, agitasi, dan mempengaruhi
kondisi kognitif atau pengambilan keputusan.
Perbaikan status nutrisi meningkatkan kemampuan
berpikir dan kerja psikologis
b. Intervensi :Gunakan pendekatan konsisten. Duduk dengan
pasien saat
makan, sediakan dan buang makanan tanpa persuasi
dan/atau komentar.tingkatkan lingkungan yang
nyaman dan catat masukan.
Rasional :Pasien mendeteksi pentingnya dan dapat bereaksi
terhadap tekanan. Komentar apapun yang dapat
terlihat sebagai paksaan memberikan focus pada
makanan. Bila staf berespons secara konsisten,
pasien dapat mulai memepercayai respons staf.

c. Intervensi :Buat pilihan menu yang ada dan diizinkan pasien


untuk
mengontrol  pilihan sebanyak mungkin.
Rasional :Pasien yang meningkat kepercayaan dirinya dan
merasa mengontrol    lingkungan lebih suka
menyediakan makanan untuk makan.
d. Intervensi :Sadari pilihan – pilihan makanan rendah
kalori/minuman, menimbun makanan, membuang
makanan dalam berbagai tempat seperti saku atau
kantung pembuangan.

Rasional :Pasien akan mencoba menghindari mengambil


makanan bila tampak mengandung banyak kalori
dan mau makan lama untuk menghindari makan.

e. Intervensi :Pertahankan jadwal penimbangan berat badan


teratur , seperti Minggu, Rabu, Jumat sebelum
makan pagi pada pakaian yang sama, dan
gamnbaran hasilnya.

Rasional :Memberikan catatan lanjut penuruanan dan/atau


peningkatan berat badan yang akurat. Juga
menurunkan obsesi tentang peningkatan dan/atau
penurunan.
 Kolaborasi        
f. Intervensi :Berikan terapi nutrisi dalam program pengobatan
rumah sakit
sesuai indikasi.
Rasional : Pengobatan masalah dasar tidak terjadi tanpa
perbaikan status nutrisi. Perawatan di rumah sakit
memberikan control lingkungan dimana masukan
makanan, muntah/eliminasi ,obat , dan aktivitas
dapat dipantau.
g. Intervensi :Libatkan pasien dalam penyusunan /melakukan
program perubahan prilaku. Berikan penguatan
untuk peningkatan berat badan seperti dinyatakan
oleh penentuan individu ; abaikan penurunan

Rasional :Memberikan situasi terstuktur untuk makan


sementara memungkinkan pasien mengontrol
beberapa pilihan. Perubahan perilaku dapat efektif
pada kasus ringan atau untuk peningkatan berat
badan jangka pendek.

D. Evaluasi
Evaluasi terhadap masalah kebutuhan nutrisi secara umum dapat dinilai dari
adanya kemampuan dalam :

1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan


dalam makan serta adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi
kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya
tanda kekurangan atau kelebihan berat badan.
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan
dengan adanya proses pencernaan makan yang adekuat.
4. Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, dkk. 2010. Buku ajar fundamental keperawatan: konsep, proses, dan
praktik Volume 2, Edisi 7. Jakarta : EGC.
NANDA Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Tarwoto & Wartonah. 2006.  Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Repository USU. Chapter II.pdf

Anda mungkin juga menyukai