Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Di Susun Oleh :
1. Bella Dinita Rusmandani
2. Galuh Kresnawati
3. Nishdani Al-faj
Prodi : S1 Keperawatan
Dosen Pembimbing :
Lea Ingne S.ST.M.KES

S1 KEPERAWATAN STIKES BAHRUL ULUM


TAMBAK-BERAS JOMBANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, atas karunia dan rahmat-Nya lah makalah
yang berjudul “Konsep Kehamilan Resiko Tinggi” dapat diselesaikan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Maternitas. Adapun makalah ini masih jauh dari sempurna dan perlu kajian yang
lebih dalam lagi. Penyusun membuka diri jika ada saran dan kritik yang ditujukan pada
tulisan ini.

Jombang,oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ...........................................................................................             
Daftar Isi ......................................................................................................             
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ..................................................................................             
1.2.Rumusan masalah ..............................................................................             
1.3.Tujuan ................................................................................................             
Bab II Pembahasan
2.1.Penyakit Akibat Kerja .......................................................................             
2.2.Penyebab Penyakit Akibat Kerja ......................................................             
2.3.Macam-Macam Penyakit di Udara ....................................................             
2.4.Faktor-Faktor Penyebab Penyakit akibat Kerja ................................             
2.5.Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ...................................................             
Bab III Penutup
3.1.Kesimpulan ........................................................................................             
3.2.Saran ..................................................................................................             
Dafttar Pustaka...........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Kondisi  keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara umum
diperkirakan termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan sangat ditentukan peranan
mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian perusahaan, pemerintah juga perlu
memfasilitasi dengan peraturan atau aturan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Nuansanya harus bersifat manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah
menjadi perhatian di kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama.  Faktor keselamatan
kerja menjadi penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya
pada kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin sedikit
kemungkinanterjadinyakecelakaankerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik.
Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas
serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan
risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan hidupnya. Dalam
bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan faktor yang sangat penting
untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau kecelakaan dalam
bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen
yang dapat meminimalisir Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga
kesehatan mempunyai kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan
dapat memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana memahami penyakit akibat kerja
serta  mencegah penyakit yang disebabkan saat kerja guna meningkatkan keselamatan
dan kesehatan kerja.
1.3. Tujuan
Untuk memberikan informasi kepada pembaca agar lebih mengerti tentang penyakit yang
diakibatkan kerja dan dapat mengurangi korban kecelakaan kerja guna meningkatkan
keselamatan dan kesehatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Penyakit Akibat Kerja
Sebuah hal yang subtansi dari kehidupan kita adalah pentingnya pekerjaan, karena
dengan bekerja kita dapat menghidupi kehidupan kita secara jasmani, namun kadang
dengan pekerjaan membuat seluruh organ-organ tubuh jenuh dengan aktifitas yang sering
kita lakukan. Sehingga organ tubuh mengalami sutu hal yang membuat kita merasa sakit,
untuk memahami lebih dalam kami akan mendefinisikan penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit akibat kerja
merupakan penyakit yang artifisual atau man made disease.
2.2.Penyebab Penyakit Akibat Kerja
Tedapat beberapa penyebab PAK yang umu terjadi di tempat kerja, berikut beberapa
jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di tempat kerja.
1. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan
2.  Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut
3. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, Dll
4.  Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja
5.  Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan, Dll
2.3.Macam-Macam Penyakit Di Udara
Pencemaran udara oleh partikel dapat disebabkan karena peristiwa alamiah dan dapat
pula disebabkan karena ulah manusisa, lewat kegiuatan industry dan teknologi. Partikel
yang mencenari udara banyak macam dan jenisnya, tergantung pada macam dan jenis
kegiatan industri dan teknologi yang ada. Partikel-partikel udara sangat merugikan
kesehatan manusia. Pada umunyaudara yang tercemar oleh partikel dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit saluranpernapasanataupneumoconiosis.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya
partikel (debu) yang masuk atau mengendap didalam paru-paru. Penyakit
Pneumoconiosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk ataub
terhisap kedalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit Pneumoconiosis yang banyak
dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industry dan teknologi, yaitu
silikosis, asbestosis, bisinosisi, antrakosis, dan beriliosis.
1. Penyakit Silikosis
Penyakit silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silika bebas, berupa SiO2, yang
terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap. Debu silica bebas ini
banyak terdapat di pabrik besi dan baja, keramik, pengecoran beton , bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain dari itu, debu silika juga banyak
terdapat  di tempat penampang besi, tima putih dan tambang batu bara. Pemakaian batu
bara sebagai bahan bakar juga banyak menghasilkam debu silica bebas SiO2. Pada saat
dibakar, debu silica akan keluar dan terdispersi ke udara bersama-sama dengan partikel
yang lainya, seperti debu alumunia, oksida besi dan karbon dalam bentuk debu. Tempat
kerja yang potensial untuk tercemari oleh debu silika perlu mendapatkan pengawasan
keselamatan dan kesehatan kerja dan longkungan yamg ketat sebab penyakit silikosis
belum ada obatnya yang tepat.
2. Penyakit Asbestosis
Penyakit asbestosis adalah penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu atau serat
asbes yang mencemari udara. Asbes adalah campuran dari berbagai macam silikat,
namun yang paling utama adalah Magnesium silikat. Debu asbes banyak dijumpai pada
pabrik dan industri yang menggunakan asbes, pabrik pemintalan serat asbes, pabrik
beratap asbes dan lain sebagainya. Debu asbes yang terhirup ke dalam paru-paru akan
mengakibatkan gejala sesak nafas dan batuk-batuk yang disertai dahak. Ujung-ujung jari
penderitanya akan tampak besar/melebar. Apabila dilakukan pemeriksaan pada dahak
maka akan tampak debu asbes dalam dahak tersebut. Pemakaian asbes untuk berbagai
macam keperluan kiranya perlu diikuti dengan kesadaran akan keselamatan dan
kesehatan lingkungan agar jangan mengakibatkan asbestosis ini.
3. Penyakit Bisnosis
Penyakit bisnosis adalah penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu kapas atau
serat kapas di udara yang kemudian terhisap kedalam paru-paru. Pencemaran ini dapat
dijumpai pada pabrik pemintalan kapas, pabrik tekstil, perusahaan atau pergudangan
kapas. Masa inkubasi penyakit bisnosis cukup lama, yaitu sekitar 5 tahun. Tanda-tanda
awal penyakit bisnosis ini berupa sesak nafas, terasa berat pada dada, terutama peda hari
senin (yaitu hari awal kerja pada setiap minggu). Pada bisnosis yang sudah lanjut atau
berat, penyakit tersebut biasanya juga diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan
mungkin juga disertai dengan emphysema.
4. Penyakit Antrakosis
Penyakit antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu
batu bara, penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja-pekerja tambang batubara atau
pada pekerja-pekerja yang banyak melibatkan penggunaan batubara, seperti pengumpa
batuabara pada tanur besi, lokomotif (stoker), dan juga pada kapal laut bertenaga
batubara, serta pekerja boiler pada pusat Listrik Tenaga Uap berbahan bakar batubara.
Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu: penyakit antrakosis murni, penyakit
silikoantrakosis, dan penyakit tuberkolosilkoantrakosis.
5. Penyakit Beriliosis
Udara yang tercemar oleh debu logam berilium, baik yang berupa logam murni,
oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida, dapat menyebabkan penyakit saliran
pernafasan yang disebut beriliosis. Debu logam tersebut dapat menyebabkan
nasoparingtis, bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam,
batuk kering, dan sesak nafas. Penyakit beriliosis dapat timbul pada pekreja-pekerja
industry yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, pekerja pada pabrik
fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio, dan juga pada pekerja pengolahan bahan
penunjang industri nuklir.
2.4.Faktor - Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja
1) Faktor Fisik
 Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
 Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan Hyperpireksi, Miliaria, Heat
Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke
 Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak
  Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
 Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan terhadat sel tubuh
manusia
 Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
 Getaran menyebabkan Reynaud’s Desiase, ganguan metabolisme, Polineurutis
2) Faktor Kimia
 Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil samping(produk), sisa
produksi atau bahan buangan
 Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel
 Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencerrnaan, kulit dan
mukosa
  Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis
 Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan sistematik, kanker,
kerusakan kelainan janin.
3) Faktor Biologi
 Viral Desiases: rabies, hepatitis
 Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus
 Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis
4) Faktor Ergonomi/Fisiologi
 Akibat cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, dan kontruksi
yang salah
 Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang, perubahan bentuk,
dislokasi, dan kecelakaan
5) Faktor Psikologi
 Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan kerja komunikasi, keqmanan),
type kwerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, dan
terpencil)
 Manifestasinya berupa stress
2.5. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Inilah beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
1) Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur
2) Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut
3) Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yng berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bkerja
bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
a) Pencegahan Pimer – Healt Promotion
 Perilaku kesehatan
 Faktor bahaya di tempat kerja
 Perilaku kerja yang baik
 Olahraga    
 Gizi
b) Pencegahan Skunder – Specifict Protection
 Pengendalian melalui perundang-undangan
  Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja
 Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
 Pengendalian jalur kesehatan imunisasi
c) Pencegahan Tersier
 Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
  Pemeriksaan kesehatan berkala
 Pemeriksaan lingkungan secara berkala
 Surveilans
 Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
 Pengendalian segera ditempat kerja
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan
dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja.
Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi
hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi
melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja
yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan
penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
3.2.Sara
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan
atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal
bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
Daftar Pustaka
https:///www.academi,edu,Makalah-Penyakit-Akibat-Kerja diakses pada tanggal 15 Oktober
2019 pukul 9.33

Anda mungkin juga menyukai