Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KESELAMATAN KERJA

“ Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Ilmu Kesehatan Masyarakat
Dosen pengampu:
Agus Marjianto, S.Si.T., SKM., M.Kes

Disusun Oleh :
RISCHA SAFITRI
NIM : P27825020039

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA


PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KESEHATAN GIGI
JURUSAN KESEHATAN GIGI
SEMESTER 5
2022/202
Kata Pengantar

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Keselamatan Kerja tentang
Penyakit Akibat Kerja (PAK)”.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.


Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini.

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu proses
penyelesain makalah ini, terutama dosen pengampu mata kuliah Ilmu Kesehatan
Masyarakat Agus Marjianto, S.Si.T., SKM., M.Kes yang telah membimbing
penyusunan dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Surabaya, 09 September 2022

Rischa Safitri

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................................................................... ii

Daftar Isi ...................................................................................................................................iii

BAB I ........................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 2

1.3. Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II....................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3

2.1. Penyakit Akibat Kerja ............................................................................................ 3

2.2. Faktor-faktor Resiko Penyebab Penyakit Akibat Kerja ..................................... 4

2..1. Faktor Fisik ........................................................................................................... 4

2..2. Faktor Kimia ......................................................................................................... 4

2..3. Faktor Biologi ....................................................................................................... 4

2..4. Faktor Ergonomi/Fisiologi .................................................................................... 5

2..5. Faktor Psikologi .................................................................................................... 5

2.3. Klasifikasi ................................................................................................................ 5

2.4. Jenis dan Ragam Penyakit Akibat Kerja.............................................................. 5

2.5. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ...................................................................... 8

2.5.1. Pencegahan Pimer – Healt Promotio................................................................. 8

2.5.2. Pencegahan Skunder – Specifict Protection ...................................................... 9

2.5.3. Pencegahan Tersier ........................................................................................... 9

2.6. Pemeriksaan Kesehatan ....................................................................................... 11

2.6.1. Pemeriksaan Sebelum Penempatan ................................................................. 11

2.6.2. Pemeriksaan kesehatan berkala ....................................................................... 11

iii
BAB III ................................................................................................................................... 12

PENUTUP .............................................................................................................................. 12

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 12

3.2. Saran ...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam bekerja di dunia industri pasti selalu memiliki resiko terjadinya
kecelakaan kerja maupun penyakit yang diakibatkan oleh pekerjaan.
Semakin tinggi resiko suatu pekerjaan maka semakin tinggi pula
pendapatan yang didapat, berdasarkan hal tersebut banyak orang yang
ingin mendapatkan pendapatan yang tinggi sehingga melupakan unsur K3
dalam pekerjaan
Resiko terjadinya kecelakaan kerja bisa saja terjadi pada setiap
pekerjaan, baik pekerjaan yang bersifat fisik maupun non-fisik. Setiap
kecelakaan kerja tersebut tentunya memiliki dampak yang ditimbulkan,
baik secara fisik maupun non-fisik. Dampak yang di timbulkan memiliki
tingkatan yang beragam, mulai dari tingkat berat sampai tingkat ringan. Di
industri sendiri juga terdapat dampak penyakit akibat kerja, mulai dari
batuk akibat debu hingga kecelakaan fatal yang dapat menyebabkan
kematian.
Fenomena kecelakaan akibat kerja atau penyakit akibat kerja seperti
fenomena gunung es. Hanya sedikit kasus kecelakaan atau penyakit akibat
kerja yang dilaporkan, sedangkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja
yang tidak dilaporkan mungkin dapat lebih besar dari yang dilaporkan.
Kerugian akibat kecelakaan kerja tidak hanya dirasakan oleh tenaga kerja
itu sendiri, namun juga kepada masyarakat sekitar. Oleh karena itu perlu
adanya penerapan sistem manajemen K3 di industri maupun tempat
kerja.Untuk mencegah hal hal itu perlu di terapkannya K3 di industri
sehingga dapat menghindari dampak penyakit akibat kerja di pabrik
sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup pekerja dan mendorong pekerja
untuk bekerja lebih produktif

1
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Pengertian Penyakit Akibat Kerja (PAK) ?
1.2.2. Apa Saja Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Akibat Kerja ?
1.2.3. Apa Saja Akibat Terjadinya Penyakit Akibat Kerja ?
1.2.4. Apa Saja Jenis Penyakit Akibat Kerja ?
1.2.5. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ?
1.2.6. Pemeriksaan Kesehatan Penyakit Akibat Kerja ?

1.3.Tujuan
1.2.1. Untuk Mengetahui Pengertian Penyakit Akibat Kerja (PAK)
1.2.2. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Terjadinya Penyakit Akibat
Kerja
1.2.3. Untuk Mengetahui Akibat Terjadinya Penyakit Akibat Kerja
1.2.4. Untuk Mengetahui Jenis Penyakit Akibat Kerja
1.2.5. Untuk Mengetahui Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
1.2.6. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Kesehatan Penyakit Akibat Kerja

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penyakit Akibat Kerja

Sebuah hal yang subtansi dari kehidupan kita adalah pentingnya


pekerjaan, karena dengan bekerja kita dapat menghidupi kehidupan kita
secara jasmani, namun kadang dengan pekerjaan membuat seluruh organ-
organ tubuh jenuh dengan aktifitas yang sering kita lakukan. Sehingga
organ tubuh mengalami sutu hal yang membuat kita merasa sakit, untuk
memahami lebih dalam kami akan mendefinisikan penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan.
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan
demikian penyakit akibat kerja merupakan penyakit yang artifisual atau
man made disease.
Tedapat beberapa penyebab PAK yang umu terjadi di tempat
kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab
dari penyakit yang ada di tempat kerja.
1. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara,
vibrasi, penerangan
2. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap,
gas, larutan, kabut
3. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, Dll
4. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
5. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan

3
2.2. Faktor-faktor Resiko Penyebab Penyakit Akibat Kerja

2..1. Faktor Fisik


1. Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian
2. Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan Hyperpireksi,
Miliaria, Heat Cramp, Heat Exhaustion, Heat Stroke
3. Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak
4. Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitis
5. Radio aktif/alfa/beta/gama/X dapat menyebabkan gangguan
terhadat sel tubuh manusia
6. Tekanan udara tinggi menyebabkan Coison Disease
7. Getaran menyebabkan Reynaud’s Desiase, ganguan
metabolisme, Polineurutis

2..2. Faktor Kimia


1. Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara,
hasil samping(produk), sisa produksi atau bahan buangan
2. Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel
3. Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran
pencerrnaan, kulit dan mukosa
4. Masuknya dapat secara akut dan sevara kronis
5. Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia,
keracunan sistematik, kanker, kerusakan kelainan janin.

2..3. Faktor Biologi


1. Viral Desiases: rabies, hepatitis
2. Fungal Desiases: Anthrax, Leptospirosis, Brucellosis, TBC, Tetanus
3. Parasitic Desiases: Ancylostomiasis, Schistosomiasis

4
2..4. Faktor Ergonomi/Fisiologi
1. Akibat cara kerja , posisi kerja, alat kerja, lkingkungan kerja yang
salah, dan kontruksi yang salah
2. Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas
tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan kecelakaan

2..5. Faktor Psikologi


1. Akibat organisasi kerja (type kepemimpinan, hubungan
kerja komunikasi, keqmanan), type kwerja (monoton, berulang-
ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, dan terpencil)
2. Manifestasinya berupa stress
2.3. Klasifikasi
Dalam bekerja di perusahaan seorang pekerja beresiko mendapatkan kecelakaan
atau penyakit akibat kerja. WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat
Kerja, yaitu:
1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan
2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara
faktor-faktor penyebab lainnya
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah
ada sebelumnya.
2.4. Jenis dan Ragam Penyakit Akibat Kerja
1. Penyakit Alergi
Dapat berupa; Rinitis, Rinosinusitis, Asma,
Pneumonitis,aspergilosis akut bronchopulmoner, Hipersensitivitas
lateks, penyakit jamur, dermatitis kontak, anafilaksis.
• Lokasi biasanya di saluran pernafsan dan kulit
• Penyebab; bahan kimia, microbiologi, fisis dapat merangsang
interaksi non spesifik atau spesifik.

5
2. Dermatitis Kontak
Ada 2 jenis yaitu iritan dan allergi
• Lokasi di kulit
3. Penyakit Paru
Dapat berupa : Bronchitis kronis, emfisema, karsinoma bronkus,
fibrosis, TBC, mesetelioma, pneumonia, Sarkoidosis.
• Disebabkan oleh bahan kimia, fisis, microbiologi.
4. Penyakit Hati dan Gastro-intestinal
• Dapat berupa : kanker lambung dan kanker oesofagus
(tambang batubara dan vulkanisir karet), Cirhosis
hati(alkohol, karbon tetraklorida, trichloroethylene, kloroform)
• Disebabkan oleh bahan kimia
5. Penyakit Saluran Urogenital
• Dapat berupa : gagal ginjal(upa logam cadmium &
merkuri,pelarut organik, pestisida, carbon tetrachlorid),
kanker vesica urinaria (karet, manufaktur/bahan pewarna
organik, benzidin, naphthylamin).
• Disebabkan bahan kimia.
6. Penyakit Hematologi
• Dapat berupa : anemia (Pb), lekemia (benzena)
• disebabkan bahan kimia
7. Penyakit Kardiovaskuler
• Disebabkan bahan kimia
• Dapat berupa : jantung coroner (karbon disulfida, viscon
rayon, gliceril trinitrat, ethylene glicol dinitrat),
febrilasi ventricel (trichlorethylene).
8. Gangguan alat reproduksi
• Dapat berupa : infertilitas (ethylene bromida, benzena,
anasthetic gas, timbal, pelarut organic, karbon disulfida,

6
vinyl klorida, chlorophene), kerusakan janin (aneteses gas,
mercuri, pelarut organik) keguguran (kerja fisik)
• Disebabkan bahan kimia dan kerja fisik
9. Penyakit muskuloskeletal
• Dapat berupa : sindroma Raynaud (getaran 20 – 400 Hz),
Carpal turnel syndroma (tekanan yang berulang pada
lengan),HNP/sakit punggung (pekerjaan fisik berat, tidak
ergonomis)
• Disebabkan : kerja fisik dan tidak ergonomis.
10. Gangguan telinga
• Dapat berupa : Penurunan pendengaran (bising diatas NAB)
• Disebabkan faktor fisik
11. Gangguan Mata
• Dapat berupa : rasa sakit (penataan pencahayaan),
conjungtivitis (sinar UV), katarak (infra merah), gatal
(bahan organik hewan, debu padi), iritasi non alergi (chlor,
formaldehid).
• Disebabkan faktor fisik, biologi
12. Gangguan Susunan Syaraf
Dapat berupa : pusing, tidak konsentrasi, sering lupa, depresi, neuropati
perifer, ataksia serebeler dan penyakit motor neuron (cat, carpet-tile
lining, lab. Kimia, petrolium, oli).
• Disebabkan bahan kimia
13. Stress
• Dapat berupa : neuropsikiatrik; ansietas, depresi (hubungan
kerja kurang baik, monoton, upah kurang, suasana kerja tidak
nyaman)
• Disebabkan faktor mental psikologi

7
14. Infeksi
• Dapat berupa : pneumonia (legionella pada AC), leptospirosis
(leptospira pada petani), brucellosis, antrakosis (brucella,
antrak pada peternak hewan).
• Disebabkan oleh faktor biologi
15. Keracunan
• Dapat berupa keracunan akut (CO, Hidrogen sulfida, hidrogen
sianida), kronis (timah hitam, merkuri, pestisida).
• Disebabkan oleh bahan kimia
2.5. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:

1. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur

2. Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut

3. Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka

yng berkelanjutan

Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh

agar bkerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.

2.5.1. Pencegahan Pimer – Healt Promotio


1. Perilaku kesehatan

2. Faktor bahaya di tempat kerja

3. Perilaku kerja yang baik

4. Olahraga

5. Gizi

8
2.5.2. Pencegahan Skunder – Specifict Protection

1. Pengendalian melalui perundang-undangan

2. Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja

3. Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)

4. Pengendalian jalur kesehatan imunisasi

2.5.3. Pencegahan Tersier

1. Pemeriksaan kesehatan pra-kerja

2. Pemeriksaan kesehatan berkala

3. Pemeriksaan lingkungan secara berkala

4. Surveilans

5. Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja

6. Pengendalian segera ditempat kerja

Dalam pengendalian penyakit akibat kerja, salah satu upaya

yang wajib dilakukan adalah deteksi dini, seningga pengobatan bisa

dilakukan secepat mungkin. Dengan demikian, penyakit bisa pulih tanpa

menimbulka kecacatan. Sekurang-kurangnya, tidak menimbulkan

kecacatan lebih lanjut.

9
Pada banyak kasus, penyakit akibat kerja bersifat berat dan

mengakibatkan cact. Namun demikian ada dua faktor yang membuat

penyakit ini mudah dicegah.

1. Pertama: bahan penyebab penyakit mudah diidentifikasi, diukur

dan dikontrol

2. Kedua: populasi yang berisiko biasanya mudah didatangi Dn

dapat diawasi secara teratur serta dilakukan pengobatan.

Disamping itu perubahan awal seringkali bisa pulih

dengan penanganan yang tepat. Karena itulah deteksi dini penyakit

akibat kerja sangat lah penting. Sekurang-kurangnya ada tiga hal

menurut WHO yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam deteksi dini

yaitu:

1. Perubahan biokimiawi fan morfologis yang dapat di ukur melalui

analisis laboraturium. Misalnya hambatan aktifitas kolinesterase pada

paparan terhadap pestisida organofosfat, penurunan kada

hemoglobin (HB), sitologi sputum yang abnormal dan sebagainya.

2. Perubahan kondisi fisik dan sistem tubuh yang dapat dinilai melalui

pemeriksaan fisik laboraturium. Misalnya elektrokardiogram, uji

kapsitas kerja fisik, uji saraf dan sebagainya.

3. Perubahan kesehatan umum yang dapat dinilai dari riwayat


medis.

Misalnya rasa kantuk dan iritasi mukosa setelah paparan terhadap

pelarut- pelarut organik.

10
2.6. Pemeriksaan Kesehatan

2.6.1. Pemeriksaan Sebelum Penempatan

Pemeriksaan ini dilakukan sebelum seorang dipekerjakan atau

ditempatkan pada pos pekerjaan tertentu dengan ancaman terhadap

kesehatan yang mungkin terjadi. Pemeriksaan fisik yang di tunjang

dengan pemeriksaan lain seperti darah, urine, radiologis, serta organ

tertentu, seperti mata dan telinga, merupakan data dasar yang

sangat berguna apabila terjadi gangguan kesehatan tenaga kerja

setelah sekian lama bekerja.

2.6.2. Pemeriksaan kesehatan berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala sebenarnya dilaksanakan dengan

selang waktu teratur setelah pemeriksaan awal sebelum

penempatan. Pada medical check-up rutin tidak selalu

diperlukan pemeriksaan medis lengkap, terutama bila tidak ada

indkasi yang jelas. Pemeriksaan ini juga harus difokuskan pada organ

dan sistem tubuh yang memungkinkan terpengaruh bahan-bahan

berbahaya di tempat kerja, sebagai contoh, audiometri adalah uji

yang sangat penting bagi tenaga kerja yang bekerja pada lingkungan

kerja yang bising. Sedang pemerikaan radiologis dada (foto thorax)

pentinguntu mendeteksi tenaga kerja yang berisiko menderita

pneumokonosis, karena lingkungan kerja tercemar debu.

11
BAB III

PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan
dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja.
Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari
dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya perusahaan apabila
timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan
kerja adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan
melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan
awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah
terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan
dengan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
3.2. Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam
pembangunan karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan
kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya
itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal
bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA
Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan
dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum
Universitas Indonesia, 2005.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja.

Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial


TenagaKerja.

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen


keselamatan dan kesehatan kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.
Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji
Masagung

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta


:Gunung

Agung, 1985. Upaya kesehatan kerja sektor informal di Indonesia.


[s.]:Direktorat Bina Peran Masyarakat Depkes RT.

13

Anda mungkin juga menyukai