Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

TENTANG PENYAKIT AKIBAT KERJA

Dosen Pengampu:

Agus Marjianto, S.Si.T , SKM

Di susun oleh :

RIRIN AMELIA PUTRI

( P27825020038 )

JURUSAN KESEHATAN GIGI

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KESEHATAN GIGI

POLTEKES KEMENKES SURABAYA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah yang telah melimpahkan taufik, Hidayah dan inayah-
Nya kepada kita, sehingga kita masih dapat menghirup nafas keislaman sampai sekarang ini.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kuta Nabi agung Muhammad
SAW yang telah berjuang dengan semangatnya yang begitu mulia tekah membawa kita dari
jaman jahiliyah kepada jaman islamiyah.

Dengan mengucap Alhamdulillah kami dapat menyusun makalah “ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT”. Kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah membimbing kami dalam setiap materi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
dan tidak lupa teman-teman yang senantiasa kami banggakan.

Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami
mohon saran dan kritik yang sifatnya membangun tentunya. Kami mengucapkan terima
kasih dan mohon maaf apabila dalam penulisan masih terdapat kalimat-kalimat yang
kurang.

Surabaya, 09 September 2022


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................

KATA PENGANTAR.............................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................

A. Latar Belakang...................................................................

B. Rumusan Masalah .............................................................

C. Tujuan Masalah.................................................................

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................

A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja ....................................

B. Penyebab Penyakit Akibat Kerja.......................................

C. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja...................................

D. Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja............................

BAB III PENUTUP..............................................................................

A. Kesimpulan........................................................................

B. Saran ..................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia secara


umum diperkirakan termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan sangat
ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian
perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat
manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di
kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi
penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada
kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin
sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik.
Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan
kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang
meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman
walaupun sudah tersedia. Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi
kebutuan hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang
mengalami sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri,
keluarga dan lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir
Kecelakaan dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai
kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Penyakit Akibat Kerja ?
2. Bagaimana Penyebab Penyakit Akibat Kerja ?
3. Bagaimana Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ?
4. Bagaimana Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja ?
5. Bagaimana Penerapan Konsep Lima Tingkatan PAK ?
6. Bagaimana Penerapan Keselamatan Kerja Pada Perawat Di Rumah Sakit ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit akibat kerja
2. Untuk mengetahui penyebab penyakit akibat kerja
3. Untuk mengetahui pencegahan penyakit akibat kerja
4. Untuk mengetahui penanggulangan penyakit akibat kerja
5. Untuk mengetahui penerapan konsep lima tingkatan PAK
6. Untuk mengetahui penerapan keselamatan kerja pada perawat di rumah
sakit
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Akibat Kerja

Sebuah hal yang subtansi dari kehidupan kita adalah pentingnya pekerjaan, karena
dengan bekerja kita dapat menghidupi kehidupan kita secara jasmani, namun kadang dengan
aktifitas yang sering kita lakukan. Sehingga organ tubuh mengalami satu hal yang membuat
kita merasa sakit, untuk memahami lebih dalam kami akan mendefinisikan penyakit yang
disebabkan oleh pekerjaan.Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang mempunyaik penyebab
yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen
penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard ditempat kerja.
Factor lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya
Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silica dan silicosis, uap timah dan
keracunan timah. Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan factor manusia juga
(WHO).
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja,
bahan,proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian penyakit, akibat kerja merupakan
penyakit yang artifisial atau man made disease.

WHO membedakan empat kategori penyakit akibat kerja:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya pneumoconiosis


2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma
Bronkhogenik.
3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab diantara factor-faktor
penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya,
misalnya asma.

Pada symposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang


diselenggarakan oleh ILO (Internasional Labour Organization) di Linz, Austria, dihasilkan
definisi menyangkut PAK sebagai berikut :

1. Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease adalah penyakit yang mempunyai


penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada
umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
2. Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related Disease adalah
penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana factor pekerjaan
memegang peranan bersama dengan factor risiko lainnya dalam perkembangannya
penyakit yang mempunyai etiologi kompleks.
3. Penyakit yang Mengenal Populasi Kerja - Disease of Fecting Working Population
adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab
ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi
kesehatan.

B. Penyebab Penyakit Akibat Kerja

Terdapat beberapa penyebab Penyakit Akibat Kerja yang umum terjadi ditempat
kerja, berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang
ada di tempat kerja

1. Golongan fisik :
a. Suara tinggi atau bising dapat menyebabkan ketulian.’
b. Temperature atau suhu tinggi dapat menyebabkan hyperpireksi, miliaria, heat
c. Cramp, heat exhaustion, heat stroke.
d. Radiasi sinar elektromagnetik infra merah dapat menyebabkan katarak
e. Ultraviolet dapat menyebabkan konjungtivitas.
f. Radio aktif/ alfa/ beta/ gama/ X dapat menyebabkan gangguan terhadap sel tubuh
manusia.
g. Getaran menyebabkan reynaud’s Desiase, gangguan metabolism polineurutis.

2. Golongan kimiawi:
a. Asal: bahan baku, bahan tambahan, hasil sementara, hasil samping(produk), sisa
produksi atau bahan buangan.
b. Bentuk: zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
c. Cara masuk tubuh dapat melalui saluran pernafasan, saluran pencernaan, kulit dan
mukosa.
d. Masuknya dapat secara akut dan secara kronis
e. Efek terhadap tubuh: iritasi, alergi, korosif, asphyxia, keracunan, sistematik, kanker
kerusakan kelainan janin.

3. Golongan biologik:
a. Viral desiases: rabies, hepatitis
b. Fungal desiases: anthrax. Leptospirosis, brucellosis, TBC, tetanus.
c. Parasitic desiases: ancylostomiasis, schistosomiasis.
4. Golongan fisiologik/ ergonomi:
a. Akibat cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan kerja yang salah, dan kontruksi
yang salah.
b. Efek terhadap tubuh: kelelahan fisik, nyeri otot, deformirtas tulang, perubahan bentuk,
dislokasi, dan kecelakaan.
5. Golongan psikososial :
a. Akibat organisasi kerja (tipe kepemimpinan, hubungan kerja komunikasi, keamanan),
tipe kerja (monoton, berulang-ulang, kerja berlebihan, kerja kurang, kerja shif, dan
terpencil).
b. Manifestasinya berupa stress.

C. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja

Beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:

a. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur


b. Kenali resiko pekerjaan dan cegah supaya tidak terjadi lebih lanjut
c. Segera akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang berkelanjutan.

Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar bekerja bukan
menjadi lahan untuk menuai penyakit.

a. Pencegahan prime-health promotion meliputi perilaku kesehatanm factor bahaya


ditempat kerja, perilaku kerja yang baik, olah raga dan gizi.
b. Pencegaha skunder-specifict protection meliputi pengendalian melalui perundang -
undangan, pengendalian administrative / organisasi: rotasi / pembatasan jam kerja,
pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD) dan pengendalian
jalur kesehatan imunisasi.
c. Pencegahan tesier meliputi pemeriksaan kesehatan pra-kerja, pemeriksaan kesehatan
berkala, pemeriksaan lingkungan secara berkala, surveilans, pengobatan segera bila
ditemukan gangguan pada kerja, dan pengendalian segera ditempat kerja.

D. Penanggulangan Penyakit Akibat Kerja

Untuk dapat menanggulangi Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu dilakukan
suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dan
menginterprestasinya secara tepat. Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang
dapat digunakan sebagai pedoman

a. Tentukan Diagnosis klinisnya

Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan memanfaatkan


fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya dilakukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit. Setelah diagnosis klinik ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah
penyakit tersebut berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.

b. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini

Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja adalah
esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan pekerjaannya. Untuk ini perlu
dilakukan anamnesis mengenai riwayat pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang
mencakup:

1. Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh penderita secara
khronologis
2. Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
3. Bahan yang diproduksi
4. Materi (bahan baku) yang digunakan
5. Jumlah pajanannya
6. Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
7. Pola waktu terjadinya gejalaInformasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang
mengalami gejala serupa)
8. Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS, label, dan
sebagainya)

c. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit tersebut.

Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung


pendapatbahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita. Jika dalam
kepustakan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang menyatakan hal tersebut diatas, maka
tidak dapat ditegakkan diagnose penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada yang
mendukung.
d. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.

Jika penyakit yang diderita hanya dpaat terjadi pada keadaan pajanan tertentu, maka
pajanan yang dialami pasien ditempat kerja menjadi penting untuk diteliti lebih lanjut dan
membandingkannya dengan kepustakaan yang ada untuk dapat menentukan diagnosis
panyakit akibat kerja.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan
dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap
timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja.
Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi
hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi biaya
perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.Peran
tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja adalah menjadi melalui
pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang
meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk
mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan
penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.

B. Saran

Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan karena sakit dan
kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan
atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal
bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.


Indonesia. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
Poerwanto, Helena dan Syaifullah. Hukum Perburuhan Bidang Kesehatan dan Keselamatan
Kerja. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.
Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1991. Manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.[s.l]:Pustaka Binaman Pressindo.
Suma'mur .1991. Higene perusahaan dan kesehatan kerja. Jakarta :Haji Masagung

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung,
1985

Sumber Lain :

http://alfa1995.blogspot.co.id/2012/09/makalah-tentang-anemia-apalastik.html

Nazirah, R. Yuswardi. (2017). PerilakuPerawat Dalam Penerapan


`ManajemenKesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) DiAceh. Idea Nursing Journal. Vol. 8(3).

Anda mungkin juga menyukai