Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KESEHATAN KERJA

Permasalahan Kesehatan Kerja pada Pekerja Batako di Blitar Jawa Timur

Dosen Pengampu :
Merry Sunaryo, S.KM., M.KKK

Disusun Oleh :
1. Putri Rohma Romadloni 2130018002
2. Aida Fitria 2130018007
3. Nadila Imania Awanda 2130018010
4. Vivi Iftitah Illaeni 2130018014
5. Amilatus Solihah 2130018020
6. Alfiah Zannuba Chofsoh 2130018023
7. Amanda Diva Ikfiani 2130018026
8. Ulfa Ulinuha 2130018028
9. Ahla Tamaro 2130018035
10. Fara Musdalifah 2130018043

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah
menyelesaikan tugas makalah kesehatan kerja “Permasalahan Kesehatan Kerja
pada Pekerja Batako di Blitar Jawa Timur” Penyusunan makalah ini dapat
terwujud tak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Penyusun menyadari dalam
makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan maupun
pengalaman kami.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Penulis mohon maaf
apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 10 Juli 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 2
2.1 Penyakit Akibat Kerja ............................................................................. 2
2.2 Alat Pelindung Diri ................................................................................. 3
2.3 Pembuatan Batako ................................................................................... 3
BAB 3 HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 5
3.1 Identifikasi Masalah ............................................................................... 5
3.2 Penyebab Masalah .................................................................................. 5
3.3 Upaya Pencegahan ................................................................................. 5
3.4 Job Safety Analysis Pada Pekerja Batako ............................................. 5

BAB 4 PENUTUP ........................................................................................... 7


4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 7
4.2 Saran ....................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 9
LAMPIRAN 1. Media Promosi Kesehatan Kerja............................................ 9
LAMPIRAN 2. Dokumentasi .......................................................................... 10

iii
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Menurut Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang
dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Sebuah ungkapan mengatakan “health is created in
everyday live”, bahwa kesehatan itu dibentuk atau dihasilkan dari kehidupan
manusia sehari-hari.

Kehidupan manusia adalah berada dalam lingkungan di mana manusia


hidup sehari-hari, mulai dari lahir sampai meninggal dunia. Pada usia bayi sampai
balita hampir dikatakan manusia hidup dilingkungan keluarga atau rumah tangga
saja. Tetapi pada usia sekolah sampai mahasiswa, sebagian besar waktu manusia
dihabiskan di lingkungan keluarga dan sekolah atau kampus. Sedangkan pada usia
dewasa, lepas dari pendidikan manusia cenderung menghabiskan waktunya di
dalam keluarga dan di tempat kerja. Oleh sebab itu lingkungan kerja mempunyai
peranan yang penting juga dalam membentuk atau mempengaruhi kesehatan
seseorang.

Lingkungan mempunyai risiko yang besar terhadap terjadinya penyakit


dan kecelakaan akibat kerja seperti di pertambangan, pabrik-pabrik yang
menghasilkan limbah yang berisiko mengganggu kesehatan manusia, dan
seterusnya. Mengingat pentingnya faktor lingkungan kerja sebagai faktor risiko
bagi kesehatan masyarakat, utamanya bagi pekerja, maka dari itulah perlu
dipelajari dan dipahami tentang upaya kesehatan kerja.
1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana permasalahan kesehatan kerja pada pekerja batako di Blitar
Jawa Timur ?
2. Apa saja upaya pencegahan permasalahan kesehatan kerja pada pekerja
batako di Blitar Jawa Timur ?
1. 3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi permasalahan kesehatan kerja
pada pekerja batako di Blitar Jawa Timur.
2. Untuk mengetahui upaya pencegahan permasalahan kesehatan kerja pada
pekerja batako di Blitar Jawa Timur.
2

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian, penyakit
akibat kerja merupakan penyakit yang artifisual atau man made disease.
Sejalan dengan hal tersebut terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa
Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun
rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau
kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.(Hebbie Ilma Adzim,2013)
Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja,
berikut beberapa jenis yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit
yang ada di tempat kerja :
a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan.
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,
larutan,kabut
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan
pekerjaan.
Berikut ini beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
1 Memakai alat pelindung diri secara benar dan teratur
2 Mengenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih
lanjut
3 Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang
berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh
seperti berikut ini:
a. Pencegahan Pimer – Healt Promotion
 Perilaku kesehatan
 Faktor bahaya di tempat kerja
 Perilaku kerja yang baik
 Olahraga
 Gizi
b. Pencegahan Skunder – Specifict Protection
 Pengendalian melalui perundang-undangan
 Pengendalian administratif/organisasi: rotasi/pembatas jam kerja
 Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
 Pengendalian jalur kesehatan imunisasi.
c. Pencegahan Tersier
3

 Pemeriksaan kesehatan pra-kerja


 Pemeriksaan kesehatan berkala
 Pemeriksaan lingkungan secara berkala
 Surveilans
 Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada pekerja
 Pengendalian segera ditempat kerja.
2.2 Alat Pelindung Diri
Menurut hirarki upaya pengendalian diri (controling), alat pelindung diri
sesungguhnya merupakan hirarki terakhir dalam melindungi keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja dari potensi bahaya yang kemungkinan terjadi pada
saat melakukan pekerjaan, setelah pengendalian teknik dan administratif tidak
mungkin lagi diterapkan. Ada beberapa jenis alat pelindung diri yang mutlak
digunakan oleh tenaga kerja pada waktu melakukan pekerjaan dan saat
menghadapi potensi bahaya karena pekerjaanya, antara lain seperti topi
keselamatan, safety shoes, sarung tangan, pelindung pernafasan, pakaian
pelindung, dan sabuk keselamatan. Jenis alat pelindung diri yang digunakan
harus sesuai dengan potensi bahaya yang dihadapi serta sesuai denga bagian
tubuh yang perlu dilindungi.
Sebagaimana tercantum dalam undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang
keselamatan kerja, pasal 12 mengatur mengenai hak dan kewajiban tenaga
kerja untuk mamakai alat pelindung diri. Pada pasal 14 menyebutkan bahwa
pengusaha wajib menyediakan secara cuma-cuma sesuai alat pelindung diri
yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada di bawah pimpinannya dan
menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut,
disertai dengan petunjuk yag diperlukan.
Potensi bahaya yang kemugkinan terjadi di tempat kerja, dan yang bisa
dikendalikan dengan alat pelindung diri adalah:
a. Terjatuh, terpeleset, kejatuhan benda, terantuk.
b. Terpapar sinar dan gelombang elektromaknetik.
c. Kontak dengan bahan kimia baik padat maupun cair.
d. Terpapar kebisingan dan getaran.
e. Terhirup gas, uap, debu, mist, fume, partikel cair.
f. Kemasukan benda asing, kaki tertusuk, terinjak benda tajam.
Bagian badan yang perlu dilindungi adalah kepala, alat pernafasan, alat
pendengaran, alat penglihatan, kulit, kaki maupun tubuh pada umumnya.
2.3 Proses Pembuatan Batako
Proses pembuatan batako masih banyak memerlukan tenaga kerja fisik.
Hampir seluruh penanganan materialnya dilakukan secara manual serta
mengandalkan kekuatan fisik para pekerja. Berdasarkan pengamatan di
lapangan, beberapa elemen pekerjaan masih menggunakan tenaga fisik yaitu
seperti penyaringan bahan baku berupa pasir agar tidak ada kerikil yang
terproses. Meskipun ada alat yang bisa membantu proses pembuatan batako,
4

namun peran pekerja tetap dibutuhkan. Pekerjaan berikutnya yaitu proses


pengadukan, meski sudah ada alat pengadukan yang bisa mempercepat proses
pengadukan, namun pekerja dibutuhkan untuk memindahkan pasir ke alat
pencetak batako. Saat batako selesai dicetak, batako dipindahkan secara
manual oleh pekerja untuk proses pengeringan. Material handling yang masih
dilakukan secara manual tersebut membutuhkan tenaga pekerja demi
kelangsungan proses pembuatan batako.
Batako merupakan alternatif material yang digunakan untuk dinding
bangunan selain batu bata. Batako mempunyai sifat-sifat panas dan ketebalan
total yang lebih baik dari pada beton padat. Jika dibandingkan dengan batu
bata, batako memiliki keuntungan tertentu seperti, beratnya hanya 1/3 dari
batu bata untuk jumlah yang sama. Batako dapat disusun 4 kali lebih cepat
dan cukup kuat untuk semua penggunaan yang biasanya menggunakan batu
bata. Dinding yang dibuat dari batako mempunyai keunggulan dalam hal
meredam panas dan suara. Batako sendiri memiliki berbagai bentuk, namun
batako dengan lubang adalah jenis batako yang umum diketahui masyarakat.
Pembuatan batako dapat dilakukan secara manual dan dengan bantuan mesin.
Pada pembuatan batako secara manual, batako dipadatkan dengan tangan dan
palu, sedangkan pembuatan batako dengan bantuan mesin, dilakukan dengan
bantuan getaran dari mesin, sehingga batako menjadi lebih padat.
5

BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Identifikasi Masalah


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh kelompok kami
terhadap para pekerja batako di Blitar Jawa Timur terdapat beberapa masalah
kesehatan seperti kecetit pada saat mengangkat batako dan mengalami iritasi
pada kulit dan mata akibat debu ketika mengaduk semen. Penanganan yang di
lakukan oleh pekerja sendiri yaitu dengan menggunakan APD berupa sarung
tangan dan sepatu. Selama pengiriman barang menerapkan protocol kesehatan
tetapi pada saat bekerja di tempat kerja tidak menerapkan protocol kesehatan
karena jumlah pekerja hanya dua orang. Kelengkapan APD di tempat kerja
tersebut terbatas dan hanya digunakan untuk satu orang pekerja.
3.2 Penyebab Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas penyebab masalah kesehatan pada
pekerja yaitu kecetit yang disebabkan oleh mengangkut beban batako setiap
hari dan mengalami iritasi pada kulit dan mata yang disebabkan debu semen
ketika mengaduk semen.
3.3 Upaya Pencegahan
Berdasarkan penyebab masalah diatas upaya pencegahan yang dapat
dilakukan pada pekerja batako adalah menambah alat angkut berupa troli
untuk mengurangi beban angkut batako pada pekerja. Upaya pencegahan
untuk iritasi pada kulit yaitu menggunakan APD berupa sarung tangan
sedangkan untuk iritasi pada mata menggunakan APD berupa kaca mata
safety.
3.4 Job Safety Analysis Pada Pekerja Batako
Tabel 3.1 Job Safety Analysis pada Pekerja Batako

No Urutan Kerja Potensi Bahaya Upaya Pengendalian


1. Menyekop pasir Iritasi pada telapak tangan Menggunakan APD
sarung tangan.
2. Mengambil bahan Pegal pada bagian bahu Menggunakan alat
baku seperti semen dan punggung angkut berupa troli.
3. Mencampur bahan Iritasi pada mata Menggunakan APD
baku semen berupa kaca mata
6

safety.
4. Penjemuran Panas akibat paparan sinar Melakukan
matahari yang pembagian jam kerja
menyebabkan headstress. pada pekerja
5. Mengangkat batako Kecetit Menggunakan alat
angkut berupa troli.
7

BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terdapat dua masalah Kesehatan yang terjadi pada pekerja batako di
Blitar Jawa Timur. Yang pertama yaitu kecetit yang disebabkan oleh
mengangkut beban batako setiap hari, yang kedua yaitu iritasi pada kulit dan
mata yang disebabkan debu semen ketika mengaduk semen.
4.2 Saran
Berdasarkan dari hasil wawancara diketahui bahwa pekerja memiliki APD
yang terbatas dan hanya bisa digunakan satu orang saja atau secara bergantian.
Sebaiknya pekerja menambah APD dan selalu menggunakan APD dengan
baik dan benar. Lalu, menambah alat angkut batako sehingga mengurangi
risiko kecetit pada pekerja.
8

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, R., Widodo, L., & Sukania, W. (2017). Analisis ergonomi postur kerja
operator pada proses pembuatan batako. Jurnal Energi Dan Manufaktur,
9(2), 135–142.

Rimpolok, M. R., HAMIDAH, KORAH, B. H., & IKE FITRAH A. (2016). Buku
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Tim K3 FT UNY. (2014). Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3). In


Keselamatan da Kesehatan kerja (k3).
9

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Media Promosi Kesehatan Kerja


10

Lampiran 2. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai