Dosen Pengampu :
Merry Sunaryo, S.KM., M.KKK
Disusun Oleh :
1. Putri Rohma Romadloni 2130018002
2. Aida Fitria 2130018007
3. Nadila Imania Awanda 2130018010
4. Vivi Iftitah Illaeni 2130018014
5. Amilatus Solihah 2130018020
6. Alfiah Zannuba Chofsoh 2130018023
7. Amanda Diva Ikfiani 2130018026
8. Ulfa Ulinuha 2130018028
9. Ahla Tamaro 2130018035
10. Fara Musdalifah 2130018043
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah
menyelesaikan tugas makalah kesehatan kerja “Permasalahan Kesehatan Kerja
pada Pekerja Batako di Blitar Jawa Timur” Penyusunan makalah ini dapat
terwujud tak lepas dari bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak
yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Penyusun menyadari dalam
makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan maupun
pengalaman kami.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Penulis mohon maaf
apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Menurut Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang
dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Sebuah ungkapan mengatakan “health is created in
everyday live”, bahwa kesehatan itu dibentuk atau dihasilkan dari kehidupan
manusia sehari-hari.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat
kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian, penyakit
akibat kerja merupakan penyakit yang artifisual atau man made disease.
Sejalan dengan hal tersebut terdapat pendapat lain yang menyatakan bahwa
Penyakit Akibat Kerja (PAK) ialah gangguan kesehatan baik jasmani maupun
rohani yang ditimbulkan ataupun diperparah karena aktivitas kerja atau
kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.(Hebbie Ilma Adzim,2013)
Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja,
berikut beberapa jenis yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit
yang ada di tempat kerja :
a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan.
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas,
larutan,kabut
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan
pekerjaan.
Berikut ini beberapa tips dalam mencegah penyakit kerja, diantaranya:
1 Memakai alat pelindung diri secara benar dan teratur
2 Mengenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih
lanjut
3 Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yang
berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh
seperti berikut ini:
a. Pencegahan Pimer – Healt Promotion
Perilaku kesehatan
Faktor bahaya di tempat kerja
Perilaku kerja yang baik
Olahraga
Gizi
b. Pencegahan Skunder – Specifict Protection
Pengendalian melalui perundang-undangan
Pengendalian administratif/organisasi: rotasi/pembatas jam kerja
Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
Pengendalian jalur kesehatan imunisasi.
c. Pencegahan Tersier
3
BAB 3
HASIL DAN PEMBAHASAN
safety.
4. Penjemuran Panas akibat paparan sinar Melakukan
matahari yang pembagian jam kerja
menyebabkan headstress. pada pekerja
5. Mengangkat batako Kecetit Menggunakan alat
angkut berupa troli.
7
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa terdapat dua masalah Kesehatan yang terjadi pada pekerja batako di
Blitar Jawa Timur. Yang pertama yaitu kecetit yang disebabkan oleh
mengangkut beban batako setiap hari, yang kedua yaitu iritasi pada kulit dan
mata yang disebabkan debu semen ketika mengaduk semen.
4.2 Saran
Berdasarkan dari hasil wawancara diketahui bahwa pekerja memiliki APD
yang terbatas dan hanya bisa digunakan satu orang saja atau secara bergantian.
Sebaiknya pekerja menambah APD dan selalu menggunakan APD dengan
baik dan benar. Lalu, menambah alat angkut batako sehingga mengurangi
risiko kecetit pada pekerja.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, R., Widodo, L., & Sukania, W. (2017). Analisis ergonomi postur kerja
operator pada proses pembuatan batako. Jurnal Energi Dan Manufaktur,
9(2), 135–142.
Rimpolok, M. R., HAMIDAH, KORAH, B. H., & IKE FITRAH A. (2016). Buku
Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 2. Dokumentasi