Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH UPAYA PENCEGAHAN BAHAYA FISIK

Disusun Oleh :

1. Yuni Retno Santi G2A220039


2. Mufida G2A220042
3. Ari Mirza Faradiansyah G2A220045
4. Intan Dwi widaningsih G2A220046
5. Putri Patimatus Zaroh G2A220049
6. Windy Sya’ban Kamaru G2A220060

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERWATAN LINTAS JALUR


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari kelompok 1 yang telah
bekerja sama dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan..................................................................... 1
C. Ruang Lingkup Penulisan........................................................ 1
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................... 2
A. Definisi.................................................................................... 2
B. Tujuan...................................................................................... 4
C. Prosedur Tindakan................................................................... 5
BAB III PENUTUP..................................................................................... 7
A. Kesimpulan............................................................................. 7
B. Saran....................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setiap pekerjaan di dunia ini pasti masing-masing memiliki tingkat
risiko bahaya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu
usaha untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko
kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kegiatan yang dirancang
untuk menjamin keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Perawat berisiko
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan. Setiap tindakan yang
dilakukan oleh perawat mempunyai potensi bahaya berupa bahaya fisik,
biologi, dan ergonomi.
Menurut ILO, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah
menjaga dan meningkatkan kesejahteraan fisik, mental dan sosial seluruh
para pekerja dan pada semua sektor pekerjaan, mencegah pekerja terjangkit
penyakit yang disebabkan oleh kondisi pekerjaan, melindungi pekerja dari
risiko yang berdampak buruk pada kesehatan, menempatkan dan menjaga
pekerja dalam lingkungan yang sesuai dengan kondisi fisiologi dan psikologi,
menyesuaikan pekerjaan dengan pekerja serta pekerja dengan pekerjaannya.

B. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui bahaya fisik apa saja yang dapat terjadi di tempat
kerja.
2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan untuk menghindari
bahaya fisik di tempat kerja.

C. RUANG LINGKUP PENULISAN


1. Rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu usaha
untuk menciptakan perlindungan dan keamanan dari berbagai risiko
kecelakaan dan bahaya, baik fisik, mental maupun emosional terhadap
pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan. Berdasarkan data
International Labour Organization (ILO) tahun 2013, satu pekerja di dunia
meninggal setiap 15 detik karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat
kerja. Diperkirakan 2,3 juta pekerja meninggal setiap tahun akibat
kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja (PAK).Kesehatan dan keselamatan
kerja merupakan salah satu isu penting di dunia kerja saat ini. Hasil riset
yang di lakukan oleh badan dunia ILO menyebutkan bahwa setiap hari rata-
rata 6.000 orang meninggal, setara dengan satu orang setiap 15 detik atau
2,2 juta orang per tahun akibat sakit atau kecelakaan yang berkaitan dengan
pekerjaannya (Rahayuningsih & Hariyono, 2011).
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kegiatan yang dirancang
untuk menjamin keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Perawat
berisiko terhadap kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan. Keselamatan
dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga
kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
Setiap tindakan yang dilakukan oleh perawat mempunyai potensi
bahaya berupa bahaya fisik, biologi, dan ergonomi. Bahaya fisik didapatkan
pada pekerjaan yang menggunakan alat yang tajam, seperti memasang infus
dan menjahit luka. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian di negara

2
3

berkembang lainnya oleh Ndejjo et al. (2015) yang menyimpulkan tenaga


kesehatan di rumah sakit pada penjahitan luka pada pasien memiliki tiga
tahap pekerjaan yaitu menyiapkan obat anastesi, penjahitan luka dan
merapikan alat. Menyiapkan obat anastesi memiliki bahaya fisik
menggunakan jarum suntik dan memecahkan ampulan. Dampaknya luka
tusuk jarum dan luka gores pecahan ampulan. Pada bahaya fisik apabila
menerapkan rekomendasi pengendalian dari peneliti dapat menurunkan
tingkat risiko menjadi 90 (Tinggi) yaitu mengharuskan adanya perbaikan
secara teknis. Tahap pekerjaan ke dua yaitu penjahitan luka memiliki
bahaya fisik yaitu jarum jahit luka atau jarum hecting. Dampaknya luka
tusuk jarum hecting. pada bahaya fisik apabila menerapkan rekomendasi
pengendalian dari peneliti dapat menurunkan tingkat risiko menjadi 90
(Tinggi) yaitu mengharuskan adanya perbaikan secara teknis.
Bahaya fisik yaitu potensi bahaya yang dapat menyebabkan
gangguan-gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar,
misalnya: terpapar kebisingan, intensitas tinggi, suhu ekstrim (panas &
dingin), intensitas penerangan kurang memadai. Kebisingan dapat diartikan
sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang dapat memberi pengaruh
negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang maupun suatu
populasi. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah
energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan. Kebisingan dapat
menghasilkan efek akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi,
yang pada akhirnya mengganggu job performance tenaga kerja. Pajanan
kebisingan yang tinggi (biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu
dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli
permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim .
Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.
Getaran mempunyai parameter yang hampir sama dengan bising
seperti: frekuensi, amplitudo, lama pajanan dan apakah sifat getaran terus
menerus atau intermitten. Metode kerja dan ketrampilan memegang peranan
penting dalam memberikan efek yang berbahaya. Pekerjaan manual
4

menggunakan “powered tool” berasosiasi dengan gejala gangguan


peredaran darah yang dikenal sebagai ”Raynaud’s phenomenon” atau
”vibration-induced white fingers” (VWF). Peralatan yang menimbulkan
getaran juga dapat memberi efek negatif pada sistem saraf dan sistem
musculo-skeletal dengan mengurangi kekuatan cengkram dan sakit tulang
belakang. Contoh : Loaders, forklift truck, pneumatic tools, chain saws.
Ada juga bahaya fisik dalam bentuk Pencahayaan, Tujuan
pencahayaan : Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan
pekerjaan dan memberi lingkungan kerja yang aman. Efek pencahayaan
yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit kepala, berkurangnya
kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan. Keuntungan
pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja, produktivitas,
mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping, kenyamanan
lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.

B. TUJUAN
Beberapa pendapat para ahli tentang tujuan dari keselamatan dan
kesehatan kerja antara lain : ”Menurut Gary J. Dessler (1993), untuk sedapat
mungkin memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada
setiap pekerja dan untuk melindungi sumber daya manusia.”
”Menurut Suma’mur (1992), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah :
1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja.
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.
3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
”Menurut pendapat Suma’mur (1992), menyebutkan bahwa dalam aneka
pendekatan keselamatan dan kesehatan kerja antara lain akan diuraikan
pentingnya perencanaan yang tepat, pakaian kerja yang tepat, penggunaan
alat-alat perlindungan diri, pengaturan warna, tanda-tanda petunjuk, label-
5

label, pengaturan pertukaran udara dan suhu serta usaha-usaha terhadap


kebisingan.”
”Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 463/MEN/1993,
tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah mewujudkan masyarakat
dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai
; suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman dengan keadaan
tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan.”

C. PROSEDUR TINDAKAN
1. Melakukan pekerjaan dengan tenang
Sangat bagus jika ingin melakukan pekerjaan sesuai dengan jadwal,
namun jika dilakukan dengan terbur-buru akan meningkatkan potensi
kecelakaan kerja di tempat kerja. Jadi lakukanlah pekerjaan dengan
hati-hati dan rapi sehingga memudahkan pekerjaan dan lebih aman.
2. Berhati-hati saat menggunakan kendaraan kantor
Menurut OSHA, kecelakaan kerja saat berkendara menggunakan
kendaraan kantor rata-rata menyebabkan kerugian sebesar 60 miliyar
dollar setiap tahunnya. Pastikan saat akan menggunakan kendaraan
kantor cek kondisi mesin dan rem secara berkala.
3. Perhatikan suhu di tempat kerja
Baik dalam pekerjaan di luar maupun dalam ruangan kalian dapat
terkena cuaca yang ekstrim, baik cuaca panas maupun dingin. Pada
lokasi kerja yang dingin gunakanlah pakaian yang tebal atau pakaian
berlapis, lindungi juga kepala, kaki, tangan dan kepala. Selain itu bisa
memasang mesin pemanas di lokasi kerja. Pada lokasi kerja yang panas
gunakan pakaian yang tipis dan berlindung di lokasi yang sejuk. Selain
itu bisa memasang kipas dan membenahi sistem ventilasi udara.
4. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
APD sangat penting untuk meminimalisir kecelakaan kerja sehingga
gunakanlah APD dengan baik dan benar. Contohnya sarung tangan
6

untuk menghindari panas, penggunaan ear muff/ear plug untuk


melindungi dari kerusakan pendengaran, dan lain sebagainya.
5. Menjaga kebersihan lokasi kerja
Banyak pekerja yang tidak menyadari dampak buruk dari kebersihan
lokasi kerja. Jika lokasi kerja kotor dan barang berserakan dimana-mana
maka tingkat kecelakaan kerja semakin meningkat. Maka dari itu
jagalah kebersihan dan kerapian lokasi kerja masing-masing sehingga
tidak membahayakan dirimu dan sekitarnya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kegiatan yang dirancang untuk
menjamin keselamatan dan kesehatan di tempat kerja. Perawat berisiko
terhadap kecelakaan dan penyakit akibat pekerjaan, dengan melaksanakan
K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risiko kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan
pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3,
diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga
kerja yang produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan
produktivitas perusahaan. K3 sangat besar peranannya dalam upaya
meningkatkan produktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah korban
manusia.
Dengan demikian untuk mewujudkan K3 perlu dilaksanakan dengan
perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci
keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai
subyek maupun obyek perlindungan dimaksud dengan memperhatikan
banyaknya risiko yang diperoleh.
B. SARAN
Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat mengerti tentang
pentingnya upaya pencegahan bahaya fisik dalam K3 dapat menjaga
keselamatan anda dalam kondisi yang aman dan patuhilah pada prosedur
tindakan agar tidak terjadi kecelakaan dan mengurangi risiko kecelakaan.

7
8

DAFTAR PUSTAKA
9

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai