Disusun Oleh
Kelompok 7:
1. Fanny putri delia : 2210070170099
2. Fadila Humaira : 2210070170100
3. Natasya Putri Adha : 2210070170101
4. Muhammad alifgra : 2210070170103
5. Ilham danda : 2210070170104
6. Regina Putri : 2210070170105
Dosen Pengampu:
Ns.Yance Komela Sari, S.Kep,M.Kep
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
sepenuhnya sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis masih terbatas. Tapi penyusun berharap tugas
ini dapat berguna bagi para pembacanya sekarang atau masa depan dan menjadi
pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses pembuatannya. Kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun harapkan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................
1.3 Tujuan..........................................................................................................................
1.4 Manfaat........................................................................................................................
BAB 3 PEMBAHASAN...................................................................................................
BAB 4 PENUTUP............................................................................................................
5.1 Kesimpulan..................................................................................................................
5.2 Saran............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja?
2. Apa saja Macam-macam Penyakit akibat kerja?
3. Bagaimana Pencegahan dan penangulangan penyakit akibat kerja?
4. Apa Contoh kasus terkait penyakit akibat kerja?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dari
penyakit akibat kerja
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa itu Penyakit akibat Kerja
2. Untuk mengetahui Macam-macam Penyakit akibat kerja
3. Untuk memahami Pencegahan dan penangulangan penyakit
akibat kerja
4. Untuk mengetahui Contoh kasus terkait penyakit akibat kerja
1.2. Manfaat
1. Untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, pekerja, dan pemangku
kepentingan lainnya tentang penyakit akibat kerja. Ini membantu dalam
mengidentifikasi risiko yang terkait dengan jenis pekerjaan tertentu dan
langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut.
2. Makalah ini juga dapat memberikan landasan bagi pembuat kebijakan
untuk merancang aturan dan peraturan yang lebih ketat terkait keselamatan
dan kesehatan kerja. Ini bertujuan untuk melindungi pekerja dari risiko
yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja.
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3
1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan
jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan
silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama
penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang
disebabkan oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang
disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan
zat perangsang yang dikenal berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai
akibat penghirupan debu organic
6. Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya
yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya
yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang
beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang
beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya
yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang
beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang
beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang
beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang
beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
4
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang
beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari
benzena atau homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat
lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, hidrogen
sulfida atau derivatnya yang beracun, amoniak, seng, braso dan
nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan
otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang
bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi
yang mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik,
kimiawi atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,
bitumen, minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk
atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit
yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko
kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas
radiasi atau kelembaban udara tinggi.
5
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk
bahan obat.
Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit (five
level of prevention disease) pada penyakit akibat kerja, yakni:
Upaya yang dapat dilakukan oleh Perusahaan untuk mencegah PAK adalah
sebagai berikut:
6
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya
menggantikan bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak
berbahaya.
2. Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan APD.
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko lebih
lanjut
4. Menyediakan, memakai dan merawat APD
7
banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi,
yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis, Beriliosis, Pneumonitis Kimia,
Asma karena pekerjaan, Pneumonitis Hipersensitivitas (Pneumonitis Interstisial
Alergika) dll
BAB 3
PEMBAHASAN
8
Di negara-negara maju, penyakit paru akibat kerja merupakan salah satu penyebab
utama kesakitan dan kecacatan, tetapi di negara-negara berkembang, khususnya di
Indonesia sampai saat ini masih sedikit kasus penyakit paru akibat kerja yang
dilaporkan. Namun pada masa datang bukan tidak mungkin akan banyak kita
temukan penyakit paru akibat kerja seiring dengan semakin meluasnya
industrialisasi.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih kurang di perhatikan
oleh pekerja formal maupun informal. Pada hal faktor K3 sangat penting
dan harus diperhatikan oleh pekerja dan hal ini menjadi tanggung jawab
bersama, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, perusahaan dan
pekerja agar terhindar dari Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK). Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan upaya
perlindungan tenaga kerja dari bahaya, penyakit dan kecelakaan akibat
kerja maupun lingkungan kerja. Penegakan diagnosis spesifik dan sistem
pelaporan penyakit akibat kerja penting dilakukan agar dapat mengurangi
dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
4.2. Saran
Penting bagi pemerintah dan pengusaha untuk lebih
memperhatikan masalah penyakit akibat kerja. Untuk itu, langkah-
langkah preventif perlu ditingkatkan, seperti penyediaan fasilitas
kesehatan dan keselamatan kerja yang memadai. Selain itu, penting juga
untuk mengedukasi pekerja mengenai risiko-risiko yang ada di tempat
kerja mereka dan cara menghindari penyakit akibat kerja. Keberhasilan
dalam mengurangi angka penyakit akibat kerja juga bergantung pada
regulasi yang ketat dan pengawasan yang ketat terhadap industri-industri
yang berpotensi menghadirkan risiko bagi pekerja. Melalui kerjasama
antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja, kita dapat menciptakan
9
lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat, serta mengurangi dampak
negatif penyakit akibat kerja pada produktivitas dan kualitas hidup
pekerja
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, N., Setiawan, S., & Silaban, G. (2019). Hubungan Antara Pengawasan,
Prosedur Kerja Dan Kondisi Fisik Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2017.
JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 4(1), 125-134.
10