Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENYAKIT AKIBAT KERJA

Disusun Oleh
Kelompok 7:
1. Fanny putri delia : 2210070170099
2. Fadila Humaira : 2210070170100
3. Natasya Putri Adha : 2210070170101
4. Muhammad alifgra : 2210070170103
5. Ilham danda : 2210070170104
6. Regina Putri : 2210070170105

Dosen Pengampu:
Ns.Yance Komela Sari, S.Kep,M.Kep

Program Studi D4 Keperawatan Anestesiologi


Fakultas Vokasi Program Sarjana Terapan
Universitas Baiturrahmah
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah Swt yang telah
melimpahkan Rahmat dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Penyakit Akibat Kerja” ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun tujuan dari Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
kelompok mata kuliah “K3” pada mata kuliah Semester III yang diberikan oleh
dosen pengampu mata kuliah Promosi kesehatan Ns.Yance Komela
Sari,S.Kep,M.kep. Selain itu,makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Penyakit Akibat Kerja bagi pembaca dan juga bagi penulis.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini tidak
sepenuhnya sempurna baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis masih terbatas. Tapi penyusun berharap tugas
ini dapat berguna bagi para pembacanya sekarang atau masa depan dan menjadi
pengalaman yang berharga bagi penyusun dalam proses pembuatannya. Kritik dan
saran yang membangun sangat penyusun harapkan.

Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah


dan juga sangat megharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk bahan
pertimbangan perbaikan makalah.

Padang, 16 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................

1.3 Tujuan..........................................................................................................................

1.4 Manfaat........................................................................................................................

BAB 2 TINJAUAN TEORI ............................................................................................

2.1 Definisi Penyakit akibat Kerja.....................................................................................

2.2 Macam-macam Penyakit akibat kerja..........................................................................

2.3 Pencegahan dan penangulangan penyakit akibat kerja................................................

2.4 Contoh kasus terkait penyakit akibat kerja..................................................................

BAB 3 PEMBAHASAN...................................................................................................

BAB 4 PENUTUP............................................................................................................

5.1 Kesimpulan..................................................................................................................

5.2 Saran............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pesatnya perkembangan industri beserta produknya memiliki dampak positif
terhada pkehidupan manusia berupa makin luasnya lapangan kerja, kemudahan
dalam komunikasi dan transportasi dan akhirnya juga berdampak pada
peningkatan sosial ekonomi masyarakat. Disisi lain dampak negatif yang terjadi
adalah timbulnya penyakit akibat pajanan bahan-bahan selama proses industri atau
dari hasil produksi itu sendiri. Timbulnya penyakit akibat kerja telah mendapat
perhatian dari pemerintah Indonesia, berdasarkan Surat Keputusan Presiden
Nomor 22 tahun 1993 telah ditetapkan 31 macam penyakit yang timbul karena
kerja. Berbagai macam penyakit yang timbul akibat kerja, organ paru dan saluran
nafas merupakan organ dan sistem tubuh yang paling banyak terkena oleh pajanan
bahan-bahan yang berbahaya di tempat kerja.
Biaya perawatan medis, hilangnya produktivitas, dan biaya lain yang
terkait dengan penyakit akibat kerja membebani perusahaan, sistem kesehatan,
dan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemahaman mendalam
tentang penyebab, gejala, serta upaya pencegahan dan penanganan penyakit akibat
kerja sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan
sehat.
Penelitian dan kebijakan yang mendukung keselamatan dan kesehatan
kerja telah menghasilkan kemajuan yang signifikan, tetapi masih ada banyak
tantangan yang harus dihadapi. Dalam makalah ini, kami akan menyelidiki lebih
lanjut tentang penyakit akibat kerja, termasuk macam-macam penyakit akibat
kerja, upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi masalah
ini, serta contoh kasus terkait penyakit akibat kerja. Semua informasi ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya menjaga
kesejahteraan pekerja dan meningkatkan keselamatan di tempat kerja. Selain
berdampak buruk pada kesehatan pekerja, penyakit akibat kerja juga memiliki
dampak ekonomi yang signifikan.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit akibat kerja?
2. Apa saja Macam-macam Penyakit akibat kerja?
3. Bagaimana Pencegahan dan penangulangan penyakit akibat kerja?
4. Apa Contoh kasus terkait penyakit akibat kerja?
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dari
penyakit akibat kerja
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui apa itu Penyakit akibat Kerja
2. Untuk mengetahui Macam-macam Penyakit akibat kerja
3. Untuk memahami Pencegahan dan penangulangan penyakit
akibat kerja
4. Untuk mengetahui Contoh kasus terkait penyakit akibat kerja
1.2. Manfaat
1. Untuk dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, pekerja, dan pemangku
kepentingan lainnya tentang penyakit akibat kerja. Ini membantu dalam
mengidentifikasi risiko yang terkait dengan jenis pekerjaan tertentu dan
langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut.
2. Makalah ini juga dapat memberikan landasan bagi pembuat kebijakan
untuk merancang aturan dan peraturan yang lebih ketat terkait keselamatan
dan kesehatan kerja. Ini bertujuan untuk melindungi pekerja dari risiko
yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Penyakit Akibat Kerja


Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan
dan lingkungan kerja. Faktor risiko PAK antara lain: Golongan fisik, kimiawi,
biologis atau psikososial di tempat kerja. Faktor tersebut di dalam lingkungan
kerja merupakan penyebab yang pokok dan menentukan terjadinya penyakit
akibat kerja. Faktor lain seperti kerentanan individual juga berperan dalam
perkembangan penyakit di antara pekerja yang terpajan. Dengan banyaknya
suatu industri dalam menggunakan mesin memiliki risiko bahaya yang jauh
lebih besar karena akan berdampak pada bahaya pekerjaan akibat dari
terjadinya penyakit akibat kerja (Elsafty et al., 2018).
Penyakit akibat kerja ini juga berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan
kerja para karyawannya sehingga perlu adanya upaya pengendalian secara
teknis terhadap potensi bahaya yang terjadi akibat kecelakaan kerja. Setiap
insiden kecelakaan di suatu industri akan menimbulkan kerugian dan
kerusakan yang mengancam jiwa manusia dan kerusakan aset. Oleh karena itu
upaya pencegahan merupakan hal yang sudah tidak bisa ditawar. Kesehatan
kerja dilaksanakan bertujuan pada peningkatan kualitas hidup tenaga kerja,
sehingga tenaga kerja dan pelaku usaha dapat merasakan dan menikmati
hasilnya. Dalam pelayanan kesehatan kerja di bidang usaha memegang
peranan yang begitu penting yang menyangkut sumber daya manusia,
produktivitas dan kesejahteraan sehingga keberhasilan dalam merealisasikan
usaha kesehatan kerja akan sangat berdampak positif dalam meningkatkan
produktivitas perusahaan dan pendapatan serta mensejahterakan tenaga kerja
(Tarwaka, 2018).
2.2. Macam-macam Penyakit Akibat Kerja
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER01/MEN/1981 dan Keputusan Presiden RINo 22/1993 terdapat 31 jenis
penyakit akibat kerja yaitu sebagai berikut:

3
1. Pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu mineral pembentukan
jaringan parut (silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan
silikotuberkulosis yang silikosisnya merupakan faktor utama
penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang
disebabkan oleh debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernafasan (bronkopulmoner) yang
disebabkan oleh debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan
zat perangsang yang dikenal berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai
akibat penghirupan debu organic
6. Penyakit yang disebabkan oleh berillium atau persenyawaannya
yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan oleh kadmium atau persenyawaannya
yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan oleh fosfor atau persenyawaannya yang
beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang
beracun.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya
yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang
beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang
beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang
beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh flour atau persenyawaannya yang
beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.

4
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat halogen dari persenyawaan
hidrokarbon alifatik atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang
beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro dan amina dari
benzena atau homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat
lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia atau
keracunan seperti karbon monoksida, hidrogen sianida, hidrogen
sulfida atau derivatnya yang beracun, amoniak, seng, braso dan
nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan-kelainan
otot, urat, tulang persendian, pembuluh darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang
bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi
yang mengion.
26. Penyakit kulit (dermatosis) yang disebabkan oleh penyebab fisik,
kimiawi atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter, pic,
bitumen, minyak mineral, antrasena, atau persenyawaan, produk
atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit
yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko
kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas
radiasi atau kelembaban udara tinggi.

5
31. Penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk
bahan obat.

2.3. Pencegahan dan Penangulangan Penyakit Akibat kerja

Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit (five
level of prevention disease) pada penyakit akibat kerja, yakni:

1. Peningkatan kesehatan (health promotion). Misalnya: penyuluhan


kesehatan dan keselamatan kerja (K3) pendidikan kesehatan,
meningkatkan gizi yang baik, pengembangan kepribadian, perusahaan
yang sehat dan memadai, rekreasi, lingkungan kerja yang memadai,
penyuluhan perkawinan dan pendidikan seksual, konsultasi tentang
keturunan dan pemeriksaan kesehatan periodik.
2. Perlindungan khusus (specific protection). Misalnya: imunisasi, hygiene
perorangan, sanitasi lingkungan, serta proteksi terhadap bahaya dan
kecelakaan kerja dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti
helm, kacamata kerja, masker, penutup telinga (ear muff dan ear plug) baju
tahan panas, sarung tangan, dan sebagainya.
3. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera serta pembatasan titik-titik
lemah untuk mencegah terjadinya komplikasi.
4. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation). Misalnya:
memeriksa dan mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati
tenaga kerja secara sempurna dan pendidikan Kesehatan.
5. Pemulihan kesehatan (rehabilitation).Misalnya: rehabilitasi dan
mempekerjakan kemali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat
mungkin perusahaan mencoba menempatkan keryawan-karyawan cacat di
jabatan yang sesuai.

Upaya yang dapat dilakukan oleh Perusahaan untuk mencegah PAK adalah

sebagai berikut:

6
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya
menggantikan bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak
berbahaya.
2. Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan APD.
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko lebih
lanjut
4. Menyediakan, memakai dan merawat APD

2.4. Contoh Kasus yang terkait Penyakit Akibat Kerja


Penyakit Sistem Respirasi Akibat Kerja
Penyakit paru akibat kerja merupakan penyakit atau kelainan paru yang terjadi
akibat terhirupnya partikel, kabut, uap atau gas yang berbahaya saat seseorang
sedang bekerja. Tempat tertimbunnya bahan-bahan tersebut pada saluran
pernafasan atau paru dan jenis penyakit paru yang terjadi tergantung pada ukuran
dan jenis yangterhirup. Beberapa jenis partikel yang di antaranya bisa
menyebabkan penyakit paru yaitu partikel organik dan anorganik. Selain itu gas
dan bahan aerosol lain seperti gas dari hidrokarbon, bahan kimiawi insektisida,
serta gas dari pabrik plastik dan hasil pembakaran plastik. Masa waktu untuk
timbulnya penyakit ini cukup lama, waktu yang terpendek adalah lima tahun.
Partikel anorganik yang jika terhirup dalam jumlah banyak dapat pula
menimbulkan gangguan paru, hal ini banyak terjadi pada pekerja di pabrik semen,
asbes, keramik dan tambang.Di Indonesia, penyakit atau gangguan paru akibat
kerja yang disebabkan oleh debu diperkirakan cukup banyak, meskipun data yang
ada masih kurang.
Secara umum partikel yang mencemari udara dapat merusak lingkungan,
tanaman, hewan dan manusia. Partikel-partikel tersebut sangat merugikan
kesehatan manusia. Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat
menimbulkan berbagai macam penyakit saluranbpernapasan atau pneumoconiosis.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya
partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru. Penyakit
pnemokoniosis banyak jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang masuk
atau terhisap ke dalam paru-paru. Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang

7
banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak kegiatan industri dan teknologi,
yaitu Silikosis, Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis, Beriliosis, Pneumonitis Kimia,
Asma karena pekerjaan, Pneumonitis Hipersensitivitas (Pneumonitis Interstisial
Alergika) dll

BAB 3
PEMBAHASAN

Penyakit Sistem Respirasi Akibat Kerja

Hasil pemeriksaan kapasitas paru yang dilakukan di Balai HIPERKES dan


Keselamatan Kerja Sulawesi Selatan pada tahun 1999 terhadap 200 tenaga kerja
di delapan perusahaan, diperoleh hasil sebesar 45% responden yang mengalami
restrictive (penyempitan paru), 1% responden yang mengalami obstructive
(penyumbatan paru-paru), dan 1% responden mangalami combination (gabungan
antara restrictive dan obstructive). Debu yang terhirup oleh tenaga kerja dapat
menimbulkan kelainan fungsi atau kapasitas paru. Kelainan tersebut terjadi akibat
rusaknya paru-paru yang dapar berpengaruh terhadap produktivitas dan kualitas
kerja.Berbagai penyakit dapat timbul dalam lingkungan pekerjaan yang
mengandung debu industri, terutama pada kadar yang cukup tinggi, antara lain
pneumokoniosis, silikosis, asbestosis, hemosiderosis, bisinosis, bronkitis, asma
kerja, kanker paru, dll. Penyakit paru kerja terbagi 3 bagian yaitu:

1) Akibat debu organik, misalnya debu kapas (Bissinosis), debu padi-


padian(Grain worker‟s disease), debu kayu
2) Akibat debu anorganik (pneumokoniosis) misalnya debu silika (Silikosis),
debu asbes (asbestosis), debu timah (Stannosis).
3) Penyakit paru kerja akibat gas iritan, 3 polutan yang paling banyak
mempengaruhi kesehatan paru adalah sulfur dioksida (SO2), nitrogen
dioksida (NO2) dan ozon (O3) Bila penyakit paru akibat kerja telah
terjadi, umumnya tidak ada pengobatan yang spesifik dan efektif untuk
menyembuhkannya.

8
Di negara-negara maju, penyakit paru akibat kerja merupakan salah satu penyebab
utama kesakitan dan kecacatan, tetapi di negara-negara berkembang, khususnya di
Indonesia sampai saat ini masih sedikit kasus penyakit paru akibat kerja yang
dilaporkan. Namun pada masa datang bukan tidak mungkin akan banyak kita
temukan penyakit paru akibat kerja seiring dengan semakin meluasnya
industrialisasi.

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) masih kurang di perhatikan
oleh pekerja formal maupun informal. Pada hal faktor K3 sangat penting
dan harus diperhatikan oleh pekerja dan hal ini menjadi tanggung jawab
bersama, perlu adanya kerja sama antara pemerintah, perusahaan dan
pekerja agar terhindar dari Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) dan Penyakit
Akibat Kerja (PAK). Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan upaya
perlindungan tenaga kerja dari bahaya, penyakit dan kecelakaan akibat
kerja maupun lingkungan kerja. Penegakan diagnosis spesifik dan sistem
pelaporan penyakit akibat kerja penting dilakukan agar dapat mengurangi
dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja
4.2. Saran
Penting bagi pemerintah dan pengusaha untuk lebih
memperhatikan masalah penyakit akibat kerja. Untuk itu, langkah-
langkah preventif perlu ditingkatkan, seperti penyediaan fasilitas
kesehatan dan keselamatan kerja yang memadai. Selain itu, penting juga
untuk mengedukasi pekerja mengenai risiko-risiko yang ada di tempat
kerja mereka dan cara menghindari penyakit akibat kerja. Keberhasilan
dalam mengurangi angka penyakit akibat kerja juga bergantung pada
regulasi yang ketat dan pengawasan yang ketat terhadap industri-industri
yang berpotensi menghadirkan risiko bagi pekerja. Melalui kerjasama
antara pemerintah, pengusaha, dan pekerja, kita dapat menciptakan

9
lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat, serta mengurangi dampak
negatif penyakit akibat kerja pada produktivitas dan kualitas hidup
pekerja

DAFTAR PUSTAKA

Salawati, L. (2015). Penyakit akibat kerja dan pencegahan. Jurnal Kedokteran


Syiah Kuala, 15(2), 91-95.

Rahayu, T. (2021). Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Akibat


Kerja Pada Karyawan Smelter ‘X’Industri Tahun 2020. J JOUBAHS, 20221(1), 2.

Darmawan, A. (2013). Penyakit sistem respirasi akibat kerja. JAMBI MEDICAL


JOURNAL" Jurnal Kedokteran dan Kesehatan", 1(1).

Azizah, N., Setiawan, S., & Silaban, G. (2019). Hubungan Antara Pengawasan,
Prosedur Kerja Dan Kondisi Fisik Dengan Terjadinya Kecelakaan Kerja Pada
Perawat Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Permata Bunda Medan Tahun 2017.
JUMANTIK (Jurnal Ilmiah Penelitian Kesehatan), 4(1), 125-134.

10

Anda mungkin juga menyukai