Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA PADA

PERAWAT DAN UPAYA MENCEGAH DAN MEMINIMALKAN RESIKO


DAN HAZARD PADA TAHAP ASUHAN KEPERAWATAN

Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Keselamatan Pasien Dan Keselamatan Kesehatan Kerja
Dosen Pembimbing : Ayu Idaningsih, S.Si., T, M.Kes

Disusun Oleh :

Riki Shandi Nugraha 23142012029

Yuniar Maulida 23142012037

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS YPIB MAJALENGKA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmatNya sehingga
makalah kami Yang Berjudul “Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
Pada Perawat” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk
menambah pengetahuan dan wawasan terhadap materi ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Oleh


sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan makalah yang telah penulis buat.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga
Allah senantiasa meridhoi segala usaha kita.

Subang, 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja Dan Kecelakaan Kerja............................3
2.2 Faktor Penyebab Penyakit atau Cedera pada Perawat...............................4
2.3 Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat.........................................................7
2.4 Penyakit Atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat................9
2.5 Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat.......................10
BAB III PENUTUP...............................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.2 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keselamatan (safety) saat ini menjadi topik utama dalam pembahasan di


berbagai lingkungan pekerjaan tidak terkecuali di pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan tidak hanya memberikan asuhan keperawatan yang
aman bagi pasien tetapi juga harus memperhatikan faktor keselamatan
perawat dalam bekerja.

Rumah sakit sebagai industri jasa merupakan sebuah industri yang


mempunyai beragam persoalan tenaga kerja yang rumit dengan berbagai
risiko terkena penyakit akibat kerja bahkan kecelakan akibat kerja sesuai
jenis pekerjaannya, sehingga berkewajiban menerapkan upaya
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Rumah sakit memiliki
potensi bahaya yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain faktor
biologi, kimia, ergonomi, fisik, dan psikososial yang dapat mengakibatkan
penyakit dan kecelakaan akibat kerja

Setiap tenaga kerja yang bertugas di pelayanan kesehatan termasuk


perawat berhak atas perlindungan dan keselamatannya dalam melakukan
pekerjaannya. Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan memiliki
hak untuk bekerja dengan aman sehingga dapat memberikan pelayanan
yang berkualitas kepada pasien. Pekerjaan perawat berisiko terhadap
kecelakaan yang mengakibatkan keterpaparan penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan kerja. Hal yang dapat dialami perawat saat bekerja
tanpa menggunakan alat pelindung diri sesuai standar dapat
mengakibatkan kecelakaan kerja dan menimbulkan penyakit akibat kerja.
(Baringbing, 2020)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Definisi Penyakit Akibat Kerja Dan Kecelakaan Kerja ?


2. Apa Saja Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat ?
3. Apa Saja Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat ?
4. Apa Saja Penyakit Atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada
Perawat ?
5. Bagaimana Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk Mengetahui Definisi Penyakit Akibat Kerja Dan Kecelakaan


Kerja
2. Untuk Mengetahui Faktor Penyebab Penyakit Akibat Kerja Pada
Perawat
3. Untuk Mengetahui Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat
4. Untuk Mengetahui Penyakit Atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja
Pada Perawat
5. Untuk Mengetahui Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada
Perawat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Penyakit Akibat Kerja Dan Kecelakaan Kerja


Penyakit karena kerja adalah seuatu kendala pada tingkat
keamanan dalam kerja, dalam perihal ini memerlukan usaha pencegahan,
baik untuk keselamatan ataupun kesehatan beberapa pekerja yang berada
di lingkungan rumah sakit. Penyakit karena kerja atau terkait dengan
pekerjaan bisa dikarenakan oleh pemajanan di lingkungan kerja dengan
terus menerus setiap hari. Untuk menghadapi perihal ini, maka langkah
awal yang terpenting ialah pengenalan/identifikasi bahaya yang dapat
muncul serta dievaluasi, lalu dikerjakan usaha pengendalian lewat cara
melihat serta mengenal (walk through inspections).
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja. Faktor risiko PAK antara lain: Golongan
fisik, kimiawi, biologis atau psikososial di tempat kerja. Faktor tersebut di
dalam lingkungan kerja merupakan penyebab yang pokok dan menentukan
terjadinya penyakit akibat kerja. Faktor lain seperti kerentanan individual
juga berperan dalam perkembangan penyakit di antara pekerja yang
terpajan.
Kecelakaan adalah kejadian tidak terduga yang disebabkan oleh
tindakan tidak aman dan kondisi tidak aman.Sebagian besar (85%)
kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak
aman. Penyakit karena kerja serta kecelakaan kerja dikalangan petugas
kesehatan serta non kesehatan di lingkungan rumah sakit belumlah
terselesaikan dengan baik, hingga berlangsung kecenderungan
penambahan prevalensi. Dalam perihal ini perlu mendapatkan perhatian,
sebab seseorang yang bekerja bila mengalami kecelakaan atau penyakit
karena kerja tidak hanya punya pengaruh pada diri sendiri, tapi ikut
produktifitas kerja mengalami penurunan dalam pemberian service

3
kesehatan yang optimal pada pasien. Kemungkinan petugas rumah sakit
pada gangguan kesehatan serta kecelakaan kerja biasanya dikarenakan
oleh perilaku petugas dalam kepatuhan melakukan tiap-tiap mekanisme
pada kewaspadaan.
Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan
pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour
Organization) di Linz, Austria, dihasilkan definisi menyangkut PAK
sebagai berikut:
a. Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease adalah penyakit
yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat
dengan pekerjaan, yang pada umumnya terdiri dari satu agen
penyebab yang sudah diakui.
b. Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related
Disease adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab,
dimana faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor
risiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai
etiologi kompleks.
c. Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja – Disease of Fecting
Working Populations adalah penyakit yang terjadi pada populasi
pekerja tanpa adanya agen penyebab ditempat kerja, namun dapat
diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
(Belakang, 2017)

2.2 Faktor Penyebab Penyakit atau Cedera pada Perawat


Beberapa faktor yang merupakan salah satu penyebab penyakit atau
cedera pada perawat di tempat kerjanya sebagai berikut:
1. Akibat kelalaian perawat seperti tertusuk jarum atau tergores jarum,
jika perawat terkena tusukan atau goresan jarum dari pasien yang
menderita HIV dan Hepatitis B maka risiko perawat akan tertular
penyakitnya.

4
2. Perawat berisiko terkena infeksi jika tidak cuci tangan atau
menggunakan sarung tangan serta masker jika berada pada ruang paru.
3. Perawat sering kontak langsung dengan bahan kimia seperti obat –
obatan kontak kerja tersebut yang pada umumnya dapat menyebabkan
iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi
(keton). Bahan toksik (trichloroethane, tetrachloromethane) jika
tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan
penyakit akut atau kronik, bahkan kematian.

Pada perawat bekerja secara fisik misalnya memobilisasi


pasien, memindahkan pasien, memandikan pasien dan lain sebagainya
yang berhubungan dengan fisik dapat mengakibatkan risiko seperti
keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back
pain).

Penyakit atau cedera akibat kerja di Tempat Kerja Kesehatan


umumnya berkaitan dengan : faktor biologis (kuman patogen yang
berasal umumnya dari pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis
kecil namun terus menerus seperti antiseptik pada kulit, zat
kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati;, faktor
ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah), faktor
fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan
tinggi, radiasi dll.); faktor psikologis (ketegangan di kamar
penerimaan pasien, gawat darurat, karantina dll.)

1. Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi
berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-
kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber
dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus

5
yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya
HIV dan Hep. B) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat
kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau
tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
2. Faktor Kimia
Petugas di tempat kerja kesehatan yang sering kali kontak
dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian
pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam komponen
antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen.
Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif
terhadap kesehatan mereka. Gangguan kesehatan yang paling
sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya
disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja
oleh karena alergi (keton). Bahan toksik (trichloroethane,
tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui
kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan
kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan
kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
3. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya
menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap
kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya
kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan
tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya.
Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan
Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang
ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, Posisi kerja yang
salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga
kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat
menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan
yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain).

6
4. Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja meliputi:
a. Kebisingan, getaran akibat alat / media elektronik dapat
menyebabkan stress dan ketulian
b. Pencahayaan yang kurang di ruang kerja, laboratorium, ruang
perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan
gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja.
c. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
d. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan
sekitar.Terkena radiasi
e. Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi
pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika
tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani.
5. Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang
dapat menyebabkan stress :
a. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan
menyangkut hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di tempat
kerja kesehatan di tuntut untuk memberikan pelayanan yang
tepat dan cepat disertai dengan kewibawaan dan keramahan-
tamahan
b. Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat
monoton.Hubungan kerja yang kurang serasi antara pimpinan
dan bawahan atau sesama teman kerja.Beban mental karena
menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor formal ataupun
informal. (Ogasawara, 2008)

2.3 Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat


1. Penyakit Menular Akibat Kerja Pada Perawat
Penyakit menular terbagi :

7
a. Penyakit yang disebabkan kontak udara disekitar pasien seperti :
TBC, Influenza, Flu burung, SARS.
b. Penyakit yang disebabkan kontak fisik dengan pasien seperti :
Kudis Kurap, Herpes.
c. Penyakit yang disebabkan kontak dengan cairan pasien seperti :
AIDS, Hepatitis B.

Beberapa cara perawat untuk mengantisipasi tertularnya


penyaskit menular:

1) TBC:
a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita TBC
b) Memakai masker
c) Menjaga standard hidup yang baik, dengan makanan
bergizi, lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
d) Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang
lebih berat)
2) Influenza:
a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita Influenza
b) Memakai masker
c) Vaksinasi influenza
3) Flu Burung :
a) Mengurangi kontak langsung dengan penderita Influenza
b) Mengonsumsi obat antivirus
c) Memakai masker
d) Mengonsumsi makanan sehat
4) SARS :
a) Mengurangi berkunjung langsung ke wilayah yang
terserang SARS

8
b) Gunakan masker penutup hidung dan mulutserta sarung
tangan untuk mengurangi penularan melalui cairan dan
udara (debu)
c) Jaga kebersihan tuuh, misalnya segera mencuci tangan
setelah berada ditempat umum
5) AIDS :
a) Hindari tertusuknya jarum suntik bekas pasien
b) Hindari tercemarnya darah pasien dengan anggota tubuh
yang sedang luka
c) Hindari tercemarnya barang habis pakai milik penderita

2. Penyakit Tidak Menular Akibat Kerja Pada Perawat


Penyakit tidak menular terbagi :
a. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang tidak
sempurna, seperti : penyakit rabun mata, beri-beri, scorbut, dll
b. Penyakit yang disebabkan karena tekanan darah tinggi
(hypertension) dan tekanan darah rendah (hypotension).
c. Penyakit alergi, seperti : astma gidu / kaligata.
d. Penyakit yang disebabkan karena keracunan, seperti : keracunan
makanan atau minuman.
e. Penyakit yang disebabkan karena kecelakaan, seperti keseleo,
patah tulang, luka tersayat, geger otak, dll. (Napitu, 2020)

2.4 Penyakit Atau Cedera Akibat Kecelakaan Kerja Pada Perawat

1. Penyakit menular
Tenaga perawat kemungkinan melakukan kontak yang berhubungan
dengan cairan darah berkuman, cairan tubuh, busa, cairan mulut, cairan
urine, kotoran manusia, muntahan dan lainlain sehingga mendapat
penularan. Media penularan :

9
- Penularan melalui cairan darah
- Penularan melalui udara atau busa
- Penularan melalui kontak tubuh
- Penularan melalui mulut -(berkontak dengan cairan urine dan
kotoran manusia) Penyakit menular : Hepatitis B, hepatitis C,
AIDS, Flu menular, TBC, SARS, Penyakit kulit biasa, radang
infeksi kulitRadang infeksi perut, hepatitis A.
2. Sakit otot dan tulang
Tindakan memindahkan pasien, membalikkan dan menepuknepuk
punggung pasien, latihan penyembuhan, dikarenakan sering
mengeluarkan tenaga berlebihan, gerakan yang tidak benar atau
berulang-ulang, mudah menyebabkan cedera di bagian otot dan tulang,
apabila tenaga perawat berusia agak tua, maka akan menambah resiko
dan tingkat keseriusan cedera di otot dan tulang.
3. Gangguan tidur
Tenaga perawat perlu waktu sepanjang malam atau waktu yang tidak
tentu untuk menjaga pasien, sehingga mudah mengalami kondisi tidur
pendek, tidur kurang lelap, kesulitan tidur.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah
PAK adalah sebagai berikut:
- Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya
menggantikan bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang
tidak berbahaya.
- Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan
APD.

- Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko


lebih lanjut.
- Menyediakan, memakai dan merawat APD. (Manullang, 2012)

10
2.5 Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat
1. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja, dilakukan:
a. Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja = saat seleksi calon pekerja
Jenis pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja yang dilakukan:
1) Anamnesa
a) Riwayat Penyakit Umum: TB, DM, Jantung, Asthma, Kulit,
Perut
b) Riwayat Penyakit di RS: pernah/ belum dirawat di RS, alasan
dirawat
c) Riwayat Kecelakaan Kerja di tempat kerja yang lama
d) Riwayat Operasi: pernah/belum di operasi?, operasi di RS
mana, berapa lama perawatan
e) Riwayat Pekerjaan: apakah sebelumnya pernah bekerja, di
perusahaan apa, bekerja di bagian apa
2) Pemeriksaan Mental
3) Pemeriksaan Fisik
4) Pemeriksaan Kesegaran Jasmani
5) Pemeriksaan Radiologi
Radiasi adalah risiko berbahaya yang dikenal baik di lingkungan rumah
sakit dan usaha penanggulangannya sudah dilakukan. Rumah sakit
sebaiknya mempunyai petugas yang bertanggung jawab (safety officer)
atas keamanan daerah sekitar radiasi dan perlindungan bagi petugasnya.
Petugas hamil sebaiknya dilarang bekerja, walau hal ini masih
diperdebatkan.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksa di laboratorium akan terpajan bakteri, antara lain TB dan
virus Hepatitis B. Petugas harus menjaga kesehatan dan kebersihan

11
pribadi untuk mencegah tertular penyakit, serta selalu memakai sarung
tangan karet pada saat bekerja. Mencuci tangan setiap akan memulai
dan setelah bekerja, mengenakan jas laboratorium, yang harus selalu
ditinggal di dalam laboratorium.
6. Perbaikan Gizi Kerja (Penyiapan Makanan)
Petugas penyiapan makanan dapat terpajan salmonela, botulism dari
bahan mentah ikan, daging dan sayuran. Pencegahan terpenting di
bagian ini adalah tangan bersih dan menggunakan alat bersih. Kulkas
penyimpanan bahan makanan mentah yang sudah dibersihkan diatur
suhunya dan kebersihannya agar bakteri atau jamur tidak sempat
berkembang biak. Memasak yang benar-benar matang akan membunuh
salmonela. Petugas yang sedang menderita gangguan gastrointestinal
diliburkan dan diobati sampai sembuh.
7. Melakukan JSA proses kerja dan lingkungan kerja
8. Membuat SOP dan Instruksi Kerja
9. Promosi Kesehatan (Edukasi, sosialisasi, poster, leaflet, pemasangan
rambu-2 K3): seperti memberi penyuluhan kesehatan
10. Menyediakan waktu dan sarpras untuk plahraga bekerja
11. Vaksinasi penyakit menular (Hepatitis)
12. Penggunaan APD
Alat Pelindung Diri (APD) adalah salah satu upaya pencegahan oleh
perawat agar tidak terluar oleh penyakit yang ada di rumah sakit.
Macam-macam APD yang dapat digunakan oleh perawat adalah :
1) Sarung Tangan Steril
2) Gaun (Celemek) Pelindung
3) Masker
4) Alat pelindung mata
5) Topi
6) Pelindung kaki
7) Kepatuhan pada aturan RS
8) Mencuci Tangan

12
2.6 Upaya mencegah dan meminimalkan Risiko dan Hazard pada asuhan
keperawatan

a. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada pengkajian


asuhan keperawatanUpaya yang dapat dilakukan perawat dalam tahap
pengkajian tersebut yaitu:

• Perawat harus memperkenalkan identitas diri baik kepada pasien


maupun kepada keluarganya

• Perawat hendak tidak menyinggung perasaan klien saat


pengkajian dilakukan, Misalnya menggunakan masker yang
sebenarnya tidak perlu dipakai
• Perawat juga dapat membangun kepercayaan kepada pasien
• Dalam merawat pasien, perawat harus memperlakukan setiap pasien
dengan sama
• Pada saat melakukan wawancara dengan pasien, perawat harus
menjadi pendengar yang baik, perawat harus mampu menempatkan
diri sebagai tempat curhat pasien sebaik mungkin dan diharapkan
menggunakan bahasa serta tutur kata yang sopan

• Ketika pasien terlihat dalam keadaan tidak terkontrol dan susah


untuk didekati, maka perawat dapat melakukan pengkajian kepada
keluarganya terlebih dahulu

• Saat melakukan pemeriksaan fisik, perawat harus meminta


persetujuan dari klien terlebih dahulu

• Perawat harus menggunakan APD saat melakukan pemeriksaan fisik


pada klien
• Perawat juga harus melaporkan setiap adanya tindakan kekerasan
dalam bentuk apapun kepada pihak rumah sakit

• Perawat juga harus menghindari memegang benda yang


mungkin telah terkontaminasi

• Sebelum menuju klien hendaknya perawat mencuci tangan

b. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard dalam tahap


perencanaanasuhan keperawatan
• Identifikasi sumber bahaya yang mungkin dapat terjadi saat
13
menyusun rencana keperawatan

• Lakukan penilaian faktor risiko dengan jalan melakukan penilaian


bahaya potensial yang menimbulkan risiko kesehatan dan
keselamatan kerja saat menyusun perencanaankeperawatan

• Kendalikan faktor risiko yang mungkin terjadi saat menyusun


rencana tindakan keperawatan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menghilangkan bahaya, mengganti sumber risiko dengan sarana atau
peralatan lain yang lebih memiliki tingkat risiko yang lebih rendah

• Ketika menyusun rencana keperawatan perawat hendak berpedoman


pada pedoman rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang ada

• Perawat juga diharapkan untuk mampu mempertimbangkan alokasi


waktu pencapaian dari rencana keperawatan yang disusun untuk
menjadi indikator evaluasi keperawatan.

c. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap


implementasi asuhan keperawatan

• Perawat harus menjaga diri dari infeksi dengan mempertahankan


teknik aseptik seperti mencuci tangan, memakai APD lengkap,
menggunakan alat kesehatan dalam keadaan steril
• Perawat harus mematuhi SOP yang telah ditetapkan oleh rumah sakit
dan tidak terburu-buru dalam melakukan tindakan
• Perawat hendak memperhatikan cara menutup jarum suntik yang
benarsusunan sel hidung kamu banyak diharapkan perawat dapat
menghindari kontak langsungdengan segala macam cairan klien,
apabila dirasa sistem imunitas tubuh sedang menurun atau tidak
menggunakan APD

• Perawat sebaiknya menerapkan perilaku hidup bersih dan juga sehat


serta menerapkan pola hidup yang sehat pula
• Perawat harus menanamkan sifat kehati-hatian, konsentrasi yang
tinggi, dan ketenangan saat bekerja terutama saat melakukan
tindakan yang beresiko kepada pasien
14
• Perawat dituntut untuk belajar mengoperasikan alat-alat yang sudah
disediakan oleh pihak rumah sakit dengan tujuan mengurangi risiko
cedera baik bagi klien maupun bagi perawat sendiri.

d. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada evaluasi


asuhan keperawatan evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai
sejauh mana intervensi dan implementasi yang diberikan berhasil dalam
perkembangan kesembuhan pasienada beberapa cara untuk mencegah
dan mengurangi resiko hazard. Cara yang dapat dilakukan untuk
mencegah risiko dan hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan yaitu:

• Identifikasi sumber bahaya yang mungkin terjadi saat menyusun


evaluasi keperawatan, dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
kondisi dan kejadian yang dapat menimbulkan potensi bahaya baik
pada klien maupun kepada diri perawat sendiri

• Memperhatikan setiap perkembangan atau respon yang ditampakkan


atau ditimbulkan oleh klien setelah selesai melakukan tindakan
keperawatan.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kejadian yang sering terjadinya kecelakaan akibat kerja bagi seorang perawat
adalah rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu tempat kerja yang
memiliki tenaga kerja yang banyak dengan tingkat resiko yang tinggi terkena
penyakit akibat kerja atau kecelakaan kerja.
Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan aktivitas kerja
dan keselamatan kerja bagi seorang perawat sangatlah penting untuk menjaga
dari terjadinya kecelakaan saat bekerja. Upaya yang dapat dilakukan dalam
menangani kejadian tersebut adalah memastikan lingkungan yang aman serta
perlengkapan APD yang sesuai dengan hal yang akan dihadapi dari suatu
penyakit ang berbahaya.

3.2 Saran
Sebagai penulis, kami menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacu pada sumber yang dipertanggung jawabkan nantinya.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun.

16
DAFTAR PUSTAKA

Baringbing, J. O. (2020). Risiko Terjadinya Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat. pasal
17. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/tq7yf
Belakang, L. (2017). Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat
dalam tindakan keperawatan Sri Raudatul Jannah.
Manullang, P. S. (2012). Risiko Cedera Akibat Kerja Pada Perawat. Osf.Io, 1998.
https://osf.io/preprints/rpqg6/
Napitu, J. (2020). Hubungan Pengetahuan Dan Prosedur Kerja Sebagai
Upaya Pencegahan Penyakit Akibat Kerja Pada Perawat Di Rumah Sakit.
http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/mk4aj
Ogasawara, H. (2008). The calcium kinetics and inositol trisphosphate receptor
properties shape the asymmetric timing window of coincidence detection.
Journal of Neuroscience, 28(17), 4293–4294.
https://doi.org/10.1523/JNEUROSCI.0644-
08.2008

17

Anda mungkin juga menyukai