Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH K3

Penyakit Akibat Kerja

Dosen Pengampu

Oleh
1. Dewi Afrita (PO.71.39.1.18.046)
2. Dinda mutiara rizki (PO.71.39.1.18.047)
3. Elsa septina (PO.71.39.1.18.048)
4. Emilia fransisca (PO.71.39.1.18.049)
5. Fadhila putrid hade (PO.71.39.1.18.050)

KELAS : Reguler 1 B
KELOMPOK : 2 (DUA)

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG


Jurusan Farmasi
2018/2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-
nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ penyakit akibat
kerja” ini. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada rasulullah SAW yang menjadi
teladan terbaik bagi umat manusia. Rasul yang membawa kita dari jalan gelap menuuju
cahaya.

Kami sebagai penyusun menyadari akan adanya beberapa kekurangan dalam


susunan makalah kami, sehingga saran dan masukan dari pembaca kami harapkan untuk
memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam susunan makalah ini di penyusunan makalah
berikutnya.

Besar harapan kami bahwa makalah ini bisa bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya, serta dapat menjadi sumber kontribusi penambahan pengetahuan bagi para
pembaca.

Palembang, 28 Desember 2018

Penyusun

DAFTAR ISI

2
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 5
1.3 Tujuan..................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penyakit Akibat Kerja ............................................................ 6
2.2 Faktor-faktor Penyakit Akibat Kerja......................................................... 7
2.3 Macam-Macam Penyakit Akibat Kerja .................................................... 7
2.4 Diagnosis Penyakit Akibat Kerja ............................................................. 8
2.5 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ......................................................... 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 12
3.2 Saran ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

3
1.1 Latar Belakang

Kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K3) perusahaan di Indonesia


secara umum diperkirakan termasuk rendah. Padahal kemajuan perusahaan
sangat ditentukan peranan mutu tenaga kerjanya. Karena itu disamping perhatian
perusahaan, pemerintah juga perlu memfasilitasi dengan peraturan atau aturan
perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Nuansanya harus bersifat
manusiawi atau bermartabat. Keselamatan kerja telah menjadi perhatian di
kalangan pemerintah dan bisnis sejak lama. Faktor keselamatan kerja menjadi
penting karena sangat terkait dengan kinerja karyawan dan pada gilirannya pada
kinerja perusahaan. Semakin tersedianya fasilitas keselamatan kerja semakin
sedikit kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan
petugas kesehatan dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam
dengan baik. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena kurangnya
kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang memadai.
Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-
alat pengaman walaupun sudah tersedia.
Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan
faktor yang sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami
sakit atau kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan
lingkungannya. Salah satu komponen yang dapat meminimalisir Kecelakaan
dalam kerja adalah tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan mempunyai
kemampuan untuk menangani korban dalam kecelakaan kerja dan dapat
memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menyadari pentingnya
keselamatan dan kesehatan kerja.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana memahami penyakit akibat kerja serta mencegah penyakit
yang disebabkan saat kerja guna meningkatkan keselamatan dan kesehatan
kerja..

4
1.3 Tujuan
Untuk memberikan informasi kepada pembaca agar lebih mengerti
tentang penyakit yang diakibatkan akibat kerja dan cara pencegahan terhadapan
penyakit akibat kerja agar dapat mengurangi korban kecelakaan kerja guna
meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penyakit Akibat Kerja

5
Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit
Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial atau man made disease. Dalam
melakukan pekerjaan apapun, sebenarnya kita berisiko untuk mendapatkan
gangguan Kesehatan atau penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.Oleh
karena itu , penyakit akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan,alat kerja , bahan , proses maupun lingkungan kerja

2.2 Faktor-Faktor Penyakit Akibat Kerja


Tedapat beberapa penyebab PAK yang umu terjadi di tempat kerja,
berikut beberapa jenisnya yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit
yang ada di tempat kerja.
1. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi,
penerangan
2. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan,
kabut
3. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, Dll
4. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
5. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjaan, Dll

2.3 Macam-Macam Penyakit Akibat Kerja


Dalam melakukan tugasnya di perusahaan seseorang atau sekelompok
pekerja berisiko mendapatkan kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja, yaitu:

1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis.


2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya
Karsinoma Bronkhogenik.

3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-


faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis.
4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada
sebelumnya, misalnya asma.

6
2.4 Diagnosis Penyakit Akibat Kerja
Untuk dapat mendiagnosis Penyakit Akibat Kerja pada individu perlu
dilakukan suatu pendekatan sistematis untuk mendapatkan informasi yang
diperlukan dan menginterpretasinya secara tepat.

Pendekatan tersebut dapat disusun menjadi 7 langkah yang dapat


digunakan sebagai pedoman:
1. Tentukan Diagnosis klinisnya
Diagnosis klinis harus dapat ditegakkan terlebih dahulu, dengan
memanfaatkan fasilitas-fasilitas penunjang yang ada, seperti umumnya
dilakukan untuk mendiagnosis suatu penyakit. Setelah diagnosis klinik
ditegakkan baru dapat dipikirkan lebih lanjut apakah penyakit tersebut
berhubungan dengan pekerjaan atau tidak.
2. Tentukan pajanan yang dialami oleh tenaga kerja selama ini
Pengetahuan mengenai pajanan yang dialami oleh seorang tenaga kerja
adalah esensial untuk dapat menghubungkan suatu penyakit dengan
pekerjaannya. Untuk ini perlu dilakukan anamnesis mengenai riwayat
pekerjaannya secara cermat dan teliti, yang mencakup:
- Penjelasan mengenai semua pekerjaan yang telah dilakukan oleh
penderita secara khronologis
- Lamanya melakukan masing-masing pekerjaan
- Bahan yang diproduksi
- Materi (bahan baku) yang digunakan
- Jumlah pajanannya
- Pemakaian alat perlindungan diri (masker)
- Pola waktu terjadinya gejala
- Informasi mengenai tenaga kerja lain (apakah ada yang mengalami
gejala serupa)
- Informasi tertulis yang ada mengenai bahan-bahan yang digunakan (MSDS,
label, dan sebagainya)
3. Tentukan apakah pajanan tersebut memang dapat menyebabkan penyakit
tersebut

7
Apakah terdapat bukti-bukti ilmiah dalam kepustakaan yang mendukung
pendapat bahwa pajanan yang dialami menyebabkan penyakit yang diderita.
Jika dalam kepustakaan tidak ditemukan adanya dasar ilmiah yang
menyatakan hal tersebut di atas, maka tidak dapat ditegakkan diagnosa
penyakit akibat kerja. Jika dalam kepustakaan ada yang mendukung,
4. Tentukan apakah jumlah pajanan yang dialami cukup besar untuk dapat
mengakibatkan penyakit tersebut.
Jika penyakit yang diderita hanya dapat terjadi pada keadaan pajanan
tertentu, maka pajanan yang dialami pasien di tempat kerja menjadi penting
untuk diteliti lebih lanjut dan membandingkannya dengan kepustakaan yang
ada untuk dapat menentukan diagnosis penyakit akibat kerja.
5. Tentukan apakah ada faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi
Apakah ada keterangan dari riwayat penyakit maupun riwayat
pekerjaannya, yang dapat mengubah keadaan pajanannya, misalnya
penggunaan APD, riwayat adanya pajanan serupa sebelumnya sehingga
risikonya meningkat. Apakah pasien mempunyai riwayat kesehatan (riwayat
keluarga) yang mengakibatkan penderita lebih rentan/lebih sensitif terhadap
pajanan yang dialami.
6. Cari adanya kemungkinan lain yang dapat merupakan penyebab penyakit
Apakah ada faktor lain yang dapat merupakan penyebab penyakit?
Apakah penderita mengalami pajanan lain yang diketahui dapat merupakan
penyebab penyakit. Meskipun demikian, adanya penyebab lain tidak selalu
dapat digunakan untuk menyingkirkan penyebab di tempat kerja.
7. Buat keputusan apakah penyakit tersebut disebabkan oleh pekerjaannya
Sesudah menerapkan ke enam langkah di atas perlu dibuat suatu
keputusan berdasarkan informasi yang telah didapat yang memiliki dasar
ilmiah. Seperti telah disebutkan sebelumnya, tidak selalu pekerjaan
merupakan penyebab langsung suatu penyakit, kadang-kadang pekerjaan
hanya memperberat suatu kondisi yang telah ada sebelumnya. Hal ini perlu
dibedakan pada waktu menegakkan diagnosis. Suatu pekerjaan/pajanan
dinyatakan sebagai penyebab suatu penyakit apabila tanpa melakukan

8
pekerjaan atau tanpa adanya pajanan tertentu, pasien tidak akan menderita
penyakit tersebut pada saat ini.
Sedangkan pekerjaan dinyatakan memperberat suatu keadaan apabila
penyakit telah ada atau timbul pada waktu yang sama tanpa tergantung
pekerjaannya, tetapi pekerjaannya/pajanannya memperberat/mempercepat
timbulnya penyakit.

Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa untuk menegakkan diagnosis


Penyakit Akibat Kerja diperlukan pengetahuan yang spesifik, tersedianya
berbagai informasi yang didapatbaik dari pemeriksaan klinis pasien,
pemeriksaan lingkungan di tempat kerja (bila memungkinkan) dan data
epidemiologis.

2.5 Pencegahan Penyakit Akibat Kerja


Inilah beberapa cara dalam mencegah penyakit akibat kerja, diantaranya:
1. Pakailah alat pelindung diri secara benar dan teratur
2. Kenali resiko pekerjaan dan cegah supayah tidak terjadi lebih lanjut
3. Segara akses tempat kesehatan terdekat apabila terjadi luka yng
berkelanjutan
Selain itu terdapat pula beberapa pencegahan lain yang dapat ditempuh agar
bkerja bukan menjadi lahan untuk menuai penyakit.
1. Pencegahan Pimer – Healt Promotion
 Perilaku kesehatan
 Faktor bahaya di tempat kerja
 Perilaku kerja yang baik
 Olahraga
 Gizi
2. Pencegahan Skunder – Specifict Protection
 Pengendalian melalui perundang-undangan
 Pengendalian administrative/organisasi: rotasi/pembatasn jam kerja
 Pengendalian teknis: subtitusi, isolasi, alat pelindung diri (APD)
 Pengendalian jalur kesehatan imunisasi

9
3. Pencegahan Tersier
 Pemeriksaan kesehatan pra-kerja
 Pemeriksaan kesehatan berkala
 Pemeriksaan lingkungan secara berkala
 Surveilans
 Pengobatan segera bila ditemukan gangguan pada kerja
 Pengendalian segera ditempat kerja

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

10
Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun
pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi
upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja dalam lingkungan kerja. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit
akibat hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan
dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi akan timbulnya kecelakaan
kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.
Peran tenaga kesehatan dalam menangani korban kecelakaan kerja
adalah menjadi melalui pencegahan sekunder ini dilaksanakan melalui
pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi pemeriksaan awal, pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan khusus. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan
sakit pada tempat kerja dapat dilakukan dengan penyuluhan tentang kesehatan
dan keselamatan kerja.

3.2 Saran
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan
karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost
benefit) suatu perusahaan atau negara olehnya itu kesehatan dan keselamatan
kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga kesehatan tetapi
seluruh masyarakat.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://misbakhul-ulum27.blogspot.com/2012/03/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://safety4abipraya.wordpress.com/2008/03/19/penyakit-akibat-kerja/
http://husnirafikha.blogspot.com/2013/11/penyakit-akibat-kerja.html
http://agoestrife18.blogspot.com/2015/10/makalah-penyakit-akibat-kerja.html

12

Anda mungkin juga menyukai