Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KOMUNIKASI FARMASI

KABUT ASAP

DisusunOleh :
Kelompok II Reguler II B

Della Rohmadona Putri PO.71.39.1.18.044


Elsa Septina PO.71.39.1.18.048
Fadhila Putri Hade PO.71.39.1.18.050
Tharissa Rizka Ramadhani PO.71.39.1.18.074
Veni Elyani PO.71.39.1.18.076

JURUSAN FARMASI POLITKENIK KESEHATAN


KEMENTERIAN KESEHATAN
PALEMBANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan ini tepat pada waktunya. Adapun isi dari laporan ini yakni membahas
tentang“Kabut Asap”.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah


membantu dalam penyusunan laporan ini, semoga bantuannya mendapat balasan
yang setimpal dariTuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu kritik dan saran yang
sifatnya membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua.

Palembang, September 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

ii
JUDUL ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 LatarBelakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan............................................................................................ 1

1.3 RumusanMasalah .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penyebab kebakaran hutan di indonesia ....................................... 3

2.2 Dampak kabut asap ...................................................................... 4

2.3 Upaya melindungi diri dari kabut asap ......................................... 6

2.4 Penanggulangan kebakaran hutan di indonesia ............................ 6

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan.................................................................................... 8

3.2 Saran .............................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... iv

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebakaran hutan yang sering terjadi di Indonesia menimbulkan asap


kabut yang berdampak buruk tidak saja di wilayah Indonesia tetapi juga
sampai ke negara tetangga. Dampak buruk dari asap kabuttersebut terjadi
pada sektor kesehatan dan lingkungan, sektor ekonomi dan transportasi,
serta menyebabkan pencemaran lintas batas. Kebijakan strategis untuk
memininalisir dampak tersebut dikaji dengan pendekatan deskriptif analitis.
Hasil kajian menunjukkan bahwa hal yang telah dilakukan masih berupa
upaya penanggulangan kebakaran hutan, belum banyak berbentuk
pencegahannya. Dengan demikian upaya dan kebijakan yang bersifat
preventif masih harus ditingkatkan termasuk upaya pelestarian lingkungan,
penguatan payung hukum, dan peran serta aktif dari pemerintah daerah.
Kabut asap sudah menjadi bencana nasional sejak terjadinya
kebakaran hutan dan lahan yang besar mulai tahun 1997/1998 dan sampai
dengan tahun 2015 bencana kabut asap di Indonesia masih terus
berlangsung, dampak kebakaran hutan mengakibatkan degradasi dan
deforestasi hutan semakin tinggi, dampak kiriman asap ke negara-negara
tetangga terutama Singapura dan Malaysia. Di beberapa daerah di
Indonesia, asap dari kebakaran hutan dan lahan juga berdampak pada semua
sektor kehidupan masyarakat, kabut asap berpengaruh pada kesehatan
masyarakat diantaranya adalah penyakit ISPA, penurunan kualitas udara
karena polusi asap, terganggunya aktifitas masyarakat seperti sekolah
diliburkan, bandar udara ditutup karena jarak pandang yang tidak
memungkinkan
1.2 Tujuan
1. Mengetahui penyebab kebakaran hutan di indonesia
2. Mengetahui dampak merugikan dari kabut asap
3. Mengetahui penyebab kabut asap bagi kesehatan

1
4. Mengetahui upaya melindungi diri dari kabut asap

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa penyebab dari kebakaran hutan di indonesia?
2. Apa dampak yang merugikan akibat adanya kabut asap ?
3. Apa dampak kabut asap bagi kesehatan?
4. Bagimana upaya melindungi diri dari kabut asap?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Kebakaran Hutan Di Indonesia

1. Penyebab Alami
Kebakaran hutan bisa terjadi secara alami atau disebabkan perbuatan
manusia. Kebakaran yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia pun bisa
terjadi secara sengaja tau tak sengaja. Berikut penjelasannya: Penyebab
alami Kebakaran hutan secara alami banyak dipicu oleh petir, lelehan
lahar gunung api, dan gesekan antara pepohonan. Sambaran petir dan
gesekan pohon bisa berubah menjadi kebakaran bila kondisi hutannya
memungkinkan, seperti kekeringan yang panjang. Di hutan-hutan
subtropis seperti Amerika Serikat dan Kanada, sambaran petir dan
gesekan ranting pepohonan sering memicu kebakaran. Namun di hutan
hujan tropis seperti Indonesia, hal ini sedikit mustahil. Karena terjadinya
petir biasanya akan diiringi oleh turunnya hujan atau petir terjadi di
sepanjang hujan. Sehingga sangat tidak mungkin menimbulkan
kebakaran. Pemicu alamiah lainnya adalah gesekan antara cabang dan
ranting pepohonan. Hal ini pun biasanya hanya terjadi di hutan-hutan
yang kering. Hutan hujan tropis memiliki kelembaban tinggi sehingga
kemungkinan gesekan antar pohon menyebabkan kebakaran sangat kecil.
2. Diakibatkan manusia
Kebakaran hutan yang dipicu kegiatan manusia bisa diakibatkan dua hal,
secara sengaja dan tidak sengaja. Kebakaran secara sengaja kebanyakan
dipicu oleh pembakaran untuk membuka lahan dan pembakaran karena
eksploitasi sumber daya alam. Sedangkan kebakaran tak disengaja lebih
disebabkan oleh kelalaian karena tidak mematikan api unggun,
pembakaran sampah, membuang puntung rokok, dan tindakan kelalaian
lainnya. Di Indonesia, 99% kejadian kebakaran hutan disebabkan oleh
aktivitas manusia baik sengaja maupun tidak sengaja. Hanya 1%
diantaranya yang terjadi secara alamiah. Sejak era tahun 1980-an

3
pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri
diduga menjadi penyebab utamanya.

2.2 Dampak Kabut Asap


A. Dampak secara umum
1. Dampak langsung Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan
infrastruktur serta hilangnya aset pertanian, perkebunan dan
kehutanan. Tak sedikit juga meminta korban jiwa manusia. Untuk
kasus kebakaran besar tak jarang harus dilakukan evakuasi
permukiman penduduk.
2. Dampak ekologis Kebakaran hutan merupakan bencana bagi
keanekaragaman hayati. Tak terhitung berapa jumlah spesies tumbuh
an dan plasma nutfah yang hilang. Vegetasi yang rusak menyebabkan
hutan tidak bisa menjalankan fungsi ekologisnya secara
maksimal.Juga menyebabkan hilangnya habitat bagi satwa liar
penghuni hutan. Selain itu kebakaran hutan banyak melepaskan emisi
karbon dan gas rumah kaca lain ke atmosfer. Karbon yang seharusnya
tersimpan dalam biomassa hutan dilepaskan dengan tiba-tiba. Apalagi
bila terjadi di hutan gambut, dimana lapisan tanah gambut yang
kedalamannya bisa mencapai 10 meter ikut terbakar. Cadangan karbon
yang tersimpan jauh di bawah lapisan tanah yang ditimbun selama
jutaan tahun akan ikut terlepas juga. Pengaruh pelepasan emisi gas
rumah kaca ikut andil memperburuk perubahan iklim.
3. Dampak ekonomi Secara ekonomi hilangnya hutan menimbulkan
potensi kerugian yang besar. Setidaknya ada tig a kerugian lain yang
bisa dihitung secara ekonomi, yaitu kehilangan keuntungan karena
deforestasi, kehilangan keanekaragaman hayati, dan pelepasan emisi
karbon. Belum lagi dengan kerugian langsung dan tidak langsung bagi
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.
4. Dampak kesehatan Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan
berdampak langsung pada kesehatan, khususnya gangguan saluran
pernapasan. Asap mengandung sejumlah gas dan partikel kimia yang

4
menggangu pernapasan seperti seperti sulfur dioksida (SO2), karbon
monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida
(NOx) dan ozon (O3).Material tersebut memicu dampak buruk yang
nyata pada manula, bayi dan pengidap penyakit paru.Meskipun tidak
dipungkiri dampak tersebut bisa mengenai orang sehat
B. Dampak bagi kesehatan

1. Infeksi Saluran Pernafasan Atas Ribuan orang dilaporkan terkena


infeksi saluran pernafasan (ISPA) atas sejak kabut asap menggelayut
di langit Sumatera. ISPA sejatinya disebabkan oleh infeksi virus,
bukan oleh kabut asap. Tapi polusi udara yang parah, ditambah
dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh bisa mengakibatkan
gangguan pernafasan atau dengan kata lain mempermudah terjadinya
ISPA. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi
berkurang sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.ISPA
selama ini banyak menjangkiti anak-anak dan kaum lansia.
2. Asma Selain genetik, penyakit Asma juga disebabkan oleh buruknya
kualitas udara. Kabut asap yang saat ini merajalela membawa partikel
berukuran kecil yang masuk melalui saluran pernafasan dan
menyebabkan gangguan layaknya asap rokok. Penduduk yang
mengidap Asma, terutama anakanak, adalah kelompok masyarakat
yang paling rentan terhadap ancaman kabut asap.
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik PPOK menggabungkan berbagai
penyakit pernafasan semisal Bronkitis. Menurut Yayasan Paru-paru
Kanada, kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan bisa berakibat
fatal pada penderita PPOK, karena mengurangi/memperburuk kinerja
paru-paru. Semakin lama pasien terpapar kabut asap, semakin besar
juga risiko kematiannya.
4. Penyakit Jantung Kabut asap membawa partikel mini bernama
PM2.5 yang dapat masuk ke dalam tubuh lewat saluran pernafasan.
Sebuah studi oleh California Environmental Protection Agency tahun
2014 membuktikan, pasien yang terpapar kabut asap dalam waktu
lama menggandakan risiko terkena serangan jantung atau stroke.

5
5. Iritasi Dalam bentuk yang paling ringan, paparan kabut asap bisa
menyebabkan iritasi pada mata, tenggorokan, hidung serta
menyebabkan sakit kepala atau alergi. Asosiasi Paru-paru Kanada
mengingatkan, masker wajah tidak melindungi tubuh dari partikel
ekstra kecil yang dibawa kabut asap.

2.3 Upaya Melindungi Diri dari Kabut Asap

1. Hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung, terutama bagi


mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernafasan
2. Jika terpaksa pergi keluar rumah/gedung sebaiknya menggunakan
masker
3. Bagi yang telah mempunyai gangguan paru dan jantung sebelumnya,
berkonsultasilah kepada dokter untuk perlindungan tambahan sesuai
kondisi
4. Selalu lakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS), seperti makan bergizi
jangan merokok, dan istirahat yang cukup
5. Penampungan air minum dan makanan harus terlindung baik
6. Sayuran dan buah-buahan dicuci sebelum dikonsumsi, begitu pula dengan
bahan makanan dan minuman perlu dimasak dengan baik
7. Minumlah air putih lebih banyak dan lebih sering
8. Upayakan agar polusi di luar tidak masuk ke dalam rumah/sekolah/ kantor
dan ruang tertutup lainnya.

2.4 Penanggulangan Kebakaran Hutan Di Indonesia

Penanggulangan kebakaran hutan di Indonesia telah di atur dengan jelas


di dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.12/Menhut-Ii/2009
Tentang Pengendalian Kebakaran Hutan. Adapun upaya penanggulangan
yang dimaktub tersebut antara lain:
1. Memberdayakan sejumlah posko yang bertugas menanggulangi
kebakaran hutan di semua tingkatan. Pemberdayaan ini juga harus
disertai dengan langkah pembinaan terkait tindakan apa saja yang harus

6
dilakukan jika kawasan hutan telah memasuki status Siaga I dan juga
Siaga II.
2. Memindahkan segala macam sumber daya baik itu manusia,
perlengkapan serta dana pada semua tingkatan mulai dari jajaran
Kementrian Kehutanan hingga instansi lain bahkan juga pihak swasta.
3. Memantapkan koordinasi antara sesame instansi yang saling terkait
melalui dengan PUSDALKARHUTNAS dan juga di lever daerah
dengan PUSDALKARHUTDA tingkat I dan SATLAK kebakaran lahan
dan juga hutan.
4. Bekerjasama dengan pihak luar seperti Negara lainnya dalam hal
menanggulangi kebakaran hutan. Negara yang potensial adalah Negara
yang berbatasan dengan kita misalnya dengan Malaysia berama pasukan
BOMBA-nya. Atau juga dengan Australia bahkan Amerika Serikat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

7
Kabut asap karena kebakaran hutan sangat merugikan bukan hanya
bagi manusia tapi juga bagi alam dan lingkungan sekitar. Adapun kerugian
atau dampak yang disebabkan oleh kebakaran hutan yaitu menurunnya
populasi flora dan fauna karena banyak flora dan fauna yang ikut terbakar
dan kehilangan tempat tinggal saat terjadi kebakaran hutan.kebakaran hutan
juga mengakibatkan polusi udara karena asap yang ditimbulkan. Hal ini
sangat merugikan bagi manusia karena dapat menimbulkan berbagai macam
penyakit dan juga dapat mengakibatkan kecelakaan ketika sedang
berkendara.
Bencana kabut asap di Indonesia di sebabkan oleh banyak sekali
terjadi kebakaran hutan dan lahan Kebakaran hutan bisa disebabkan oleh
ulah manusia ataupun karena faktor alam/cuaca/iklim.Tetapi kebanyakan
kebakaran hutan disebabkan oleh ulah manusia, diantaranya pembukaan
hutan/lahan untuk kepentingan industri perkebunan, pertanian dan
tambangan memantau cuaca, akumulasi bahan bakar dan gejala rawan
kebakaran, menyiapkan regu pemadam, membangun menara pengawas,
penyiapan peralatan pemadam, membuat sekat bakar, membentuk
organisasi penanggulangan kebakaran hutan dan untuk mengetahui kualitas
kabut asap masyarakat sekitar yang sudah terpapar kabut asap untuk selalu
memantau kualitas udara (ISPU) di daerah sekitar.

3.2 Saran

Di Indonesia kebakaran hutan dan lahan terjadi setiap tahun atau


dapat dikatakan telah menjadi rutinitas, sebaiknya pemerintah lebih
memperhatikan tentang hal ini dan mengambil tindakan agar tidak menjadi
suatu kebiasaan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Yurianto,achmad.2016. Lindungi diri dari kabut asap. Jakarta selatan:

Kementerian kesehatan republik indonesia.

Yulianti,nina.2018. pengendalian bencanan kebakaran dank abut asap lintas batas.

Bogor: ipb press.

Suryani, anih sri . 2012.” Penanganan kabut asap akibat kebakaran hutan

diwilayah perbatasan indonesia”. Vol 3 (hlm.59-73)

iv

Anda mungkin juga menyukai