INDUSTRI SABLON
MODUL KOMPREHENSIF
KELOMPOK VI (17)
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang kesehatan dan keselamatan kerja pada industri sablon.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang kesehatan dan
keselamatan kerja pada industri sablon untuk masyarakan ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
ii
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ...........................................................................................................
Daftar isi .....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................
2.2 Faktor Hazard pada Penyablon ....................................................................
2.3 Alat dan Cara Kerja .....................................................................................
2.5 ketersedian obat P3K ...................................................................................
2.5 Pemeriksaan Kesehatan................................................................................
2.6 pemeriksaan kesehatan .................................................................................
2.7 Resiko penyakit yang dapat muncul ............................................................
BAB III HASIL PBL .................................................................................................
3.1 Profil Perusahaan ..........................................................................................
3.2 Sanitasi tempat kerja .....................................................................................
3.3 Lingkungan kerja ..........................................................................................
3.4 Alur kerja ......................................................................................................
BAB V PEMBAHASAN ...........................................................................................
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
Lampiran 1. Foto kegiatan .........................................................................................
Lampiran 2. Tabel POA ............................................................................................
Lampiran 3. Urutan kegiatan .....................................................................................
Lampiran 4. Identifikasi hazard .................................................................................
Lampiran 5. Menafsirkan besar risiko .......................................................................
Lampiran 6. Tabel Meminimalkan Risiko .................................................................
Lampiran 7. Kuesioner ..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam konteks yang sedikit berbeda, keselamatan kerja dapat diartikan sebagai
segala sarana dan upaya untuk mencegah terjadinya suatu kecelakaan kerja. Dalam hal
ini keselamatan yang dimaksud bertalian erat dengan mesin, alat kerja dalam proses
landasan tempat kerja dan lingkungan serta cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan
keselamatan kerja adalah melindungi keselamatan setiap orang yang berada di lokasi
kerja dan melindungi keamanan peralatan serta sumber produksi agar selalu dapat
digunakan secara efisien.[2]
2. Proses pengafdrukan
Bersihkan screen yang akan digunakan, bersihkan dengan sabun colek /krim
dan kain perca lalu keringkan dengan cahaya matahari
Oleskan obat afdruk pada screen secukupnya di bagian depan dan belakang
screen, ratakan obat afdruk dengan menggunakan rakel, kemudian
dikeringkan
Setelah kering, siapkan film sablon yang telah dibuat dan rekatkan pada
screen tersebut di posisi yang diinginkan
Kemudian lakukan penyinaran/exposing
Setelah proses penyinaran, maka image/bentuk yang anda inginkan akan
terlihat (agak samar-samar) diatas screen yang telah diberi obat afdruk
tersebut
Segera siram dengan air bertekanan tinggi atau benamkan dalam air untuk
merontokkan obat tersebut
Setelah image/bentuk yang anda inginkan bersih sempurna dari gangguan
obat yang masih tersisa di screen, screen dikeringkan, lalu oleskan obat
penguat screen
3. Tahap Penyablonan
Pinggiran gambar yang akan disablon diplester agar cat tidak mengalir
kemana-mana
Letakkan pasta/rubber yang sudah dicampur pigment/warna yang diinginkan
Sebelumnya gunakan alat papan triplex pada bagian dalam kaos agar cat tidak
tembus kebelakang
Gunakan rakel untuk menyapu cat, lalu keringkan kaos
Jika sudah selesai, sebaiknya screen langsung dicuci dengan sabun krim
tertentu dengan kain perca sebagai sikatnya.
2.3 Penggunaan alat pelindung diri pada penyablon
Perlindungan tenaga kerja melalui usaha-usaha teknis pengamanan tempat,
peralatan dan lingkungan kerja. Namun terkadang keadaan bahaya masih belum dapat
dikendalikan sepenuhnya,sehingga digunakan alat-alat pelindung diri (personal
protective Services). Alat-alat demikian harus memenuhi persyaratan:[6]
- Enak dipakai
- Tidak mengganggu kerja
- Memberikan perlindungan efektif terhadap jenis bahaya.
Alat pelindung diri mencakup bagian kepala, mata, muka, tangan dan jari-jari, kaki,
alat pernafasan, telinga dan tubuh.
Pada pekerja yang beraktivitas dan melakukan pekerjaannya, tidak
menggunakan. APD (Alat Pelindung Diri) dalam bentuk apapun. APD diklasifikasikan
berdasarkan target organ tubuh yang berpotensi terkena resiko dari bahaya. Pada
bidang konveksi ini, APD yang seharusnya digunakan yaitu :[7]
a. Kacamata
Dengan menggunakan kacamata, para tukang sablon diharapkan dapat terlindung
dari zat pewarna yang digunakan pada proses pewarnaan pakaian yang dapat
mengakibatkan perih pada mata.
b. Sarung tangan
Dengan menggunakan sarung tangan, para tukang sablon dapat melindungi bagian
tangan dari benda tajam, risiko terbakar atau tersengat listrik, bahan kimia,
ataupun infeksi kulit.
c. Masker
Dengan pemakaian masker dimulut dan hidung akan terlindung dari debu.
d. Pakaian lengan panjang
Dengan menggunakan pakaian lengan panjang saat bekerja sangat penting pada
perlindungan diri yaitu dapat terlindung dari penetrasi benda tajam (jarum jahit,
gunting).
e. Alat pelindung kaki
Pada alat pelindung kaki biasa yang digunakan ada pemakaian sepatu nyaman agar
terhindar dari lantai licin, lantai basah, benda tajam dan benda jatuh.
f. Kursi yang dilengkapi dengan sandaran
Agar sewaktu-waktu jika punggung terasa lelah, dapat di refleksikan pada
bantalan kursi.
2.4 Ketersediaan obat P3K
Kotak pertolongan pertama kecelakaan (P3K) seharusnya wajib dimiliki di setiap
tempat pekerjaan. Hal ini sangat bermanfaat dalam keadaan darurat ataupun
kecelakaan. Tujuan dari P3K adalah untuk meyelamatkan nyawa atau mencegah
kematian, mencegah cacat yang lebih berat, dan menunjang penyembuhan.[7]
ttem
Tempat kain
Oven
Ket :
- M1- M4 : meja pola baju
- M5- M6 : meja sablon
- M9- M12 : meja drying
Jam kerja :
Jam kerja produktif : pukul 08.00 17.00 WIB
Jam kerja lembur : pukul 08.00 20.00 WIB
3.2 Sanitasi tempat kerja
Lantai : Kondisi lantai diplester tidak ada ubin, lantai berdebu
Dinding : dinding berdebu dan banyak terdapat sarang laba-laba
Kebersihan langit-langit : banyak sarang laba-laba dan banyak tergantung pakaian
basah.
Kebersihan peralatan kerja : meja penyablonan bersih
Tempat sampah : terdapat tempat sampah pada ruangan kerja
Penyedian air minum : tersedia namun letaknya tepat diatas tempat sampah
Tidak terdapat tempat cuci tangan seperti wastafel
Terdapat kamar mandi namun tidak terjaga kebersihannya
3.3 Lingkungan kerja
Pencahayaan : cukup
Ventilasi : cukup
Suhu : 35,90C
Kelembaban relatif lingkungan : 51 RH % (normal )
3.4 Alur kerja
Alur produksi :
Pembuatan
cetakan Pencetakan Pengeringan Pengovenan
Design pola
sablon cat (dryer) (finishing)
(afdruk)
Fahri
-BB: 63,6 Kg
-TB: 165 Cm
-TD: 120/90 mmHg
-HR: 90 x/menit
-T : 36,6o C
Pada pemeriksaan tanda vital dan status antropometri pekerja didapatkan rata-
rata dalam batas normal, serta ada beberapa pekerja yang mengeluh sedang menderita
infeksi pada saluran napas atas (flu dan batuk).
BAB IV
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Pekerja sablon secara keseluruhan terpapar pada hazard umum di tempat kerja
berupa faktor fisik yaitu kebisingan dan cuaca yang panas, faktor kimia yaitu
bahan baku yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, saluran nafas, saluran
cerna dan mata, faktor ergonomik yaitu sebagian pekerja bekerja dengan posisi
berdiri atau duduk dan psikososial yaitu beban kerja dan gaji yang bervariasi
sesuai dengan jumlah orderan.
Alat yang digunakan memiliki risiko rendah yang dapat menyebabkan kecelakaan
kerja.
Pekerja sablon tidak memakai alat pelindung diri yang lengkap.
Pekerja sablon tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan berkala, namun
pemilik usaha menjamin pengobatan pekerja apabila terjadi kecelakaan kerja.
Beberapa pekerja sablon memiliki keluhan terkait pekerjaan yang dilakukannya
diantaranya nyeri pinggang bawah, kesemutan, sakit kepala.
Secara keseluruhan pekerja sablon belum memiliki pengetahuan, belum mendapat
pelatihan, tidak pernah melakukan pemantauan hazard dan tidak pernah mendapat
penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja.
1.2 Saran
Bagi pekerja, perlunya pemakaian penutup telinga apabila kebisingan
mengganggu pekerjaan dan ruangan dilengkapi ventilasi yang baik, desain tempat
duduk yang sesuai dengan tinggi alat yang digunakan. Penerapan waktu istirahat
yang cukup untuk pekerja agar pekerja tidak selalu berdiri sehingga dapat
mengubah posisi. Perlunya penggunaan alat perlindungan diri seperti sarung
tangan dan masker untuk penggunaan secara rutin.
Bagi perusahaan, perlunya pengadaan kotak P3K dan APAR untuk pertolongan
pertama pada kecelakaan kerja dan kondisi darurat pada kebakaran pabrik.
Sebaiknya dilakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk memantau
kesehatan pekerja serta jaminan asuransi terhadap pekerja. Perlunya diadakan
penyuluhan dan pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja di tempat
penyablonan
Bagi institusi pemerintah, menetapkan kebijakan untuk standar sebuah perusahaan
sebelum mendirikan usaha seperti, penetapan jam kerja, penyediaan APD,
penerapan K3.
Bagi institusi pendidikan, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai
kesehatan dan keselamatan kerja.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hughes, Phill, Ed F. Introduction to Health and Safety at Work, 5th edition. Oxford
and Massachusets: Elsevier, 2011.
2. Musoffan, Wildan. Analisa Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Upaya
Identifikasi Potensi Bahaya. Jakarta: Universitas Gunadarma, 2007.
3. Sakinah, Rifah. Penilaian Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Industri
Informal (Konveksi). Available at http://k3kesmasauinalauddin.com/2012/04/k3-rifah-
sakinah.html. Accessed at October 26, 2016.
4. Hiperkes & Keselamatan Kerja Indonesia. Program Pelatihan & Sertifikasi Higienis
sIndustri Muda (HIMU). Jakarta; 2010.
5. Ibrahim J. K. Pelaksanaan Program Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Karyawan
Bitratex Industries Semarang. Available at http://eprints.undipac.id/26498/2/Jurnal.pdf.
Accessed at October 26, 2016.
6. Putri, DRO Penerapan K3 pada Industri Konveksi. Available at
http://k3tium.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-busana/html.
Accessed at October 26, 2016.
7. Azhar, Rofa Y. Proses pembuatan cat dan bahaya yang ditimbulkannya. Available at
http://rofayaliaazhar.com 2012/06/artikel-proses-pembuatan-cat-dan-bahaya.html.
Accessed at October 26, 2016.
8. Soleman, A. Pedoman Keselamatan Kerja pada Industri Konveksi. Ambon:
Universitas Pattimura, 2011.
9. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.Sistem Kesehatan Nasional. (Online)
http://dinkes.bantulkab.go.id/documents/20090721100343-skn-2004.pdf diakses pada
tanggal 26 oktober 2016
10. Hamid, Fatmawati. Faktor risiko keluhan dermatitis kontak pada pekerja percetakan di
Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini Makassar tahun 2012. Skripsi Fakultas
Kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin.2012
11. Riyadina, Woro. Kecelakaan Kerja Dan Cedera Yang Dialami Oleh Pekerja Industri Di
Kawasan Industri Pulo Gadung Jakarta. (online) http:// repository. usu.ac.id/bitstream/
123456789/19340/1/ikm-des2007-11%20(13).pdf ,diakses tanggal 26 Oktober 2016
12. Sumamur P.K. Hyperkes Keselamatan Kerja dan Ergonomi. Jakarta: Dharma Sakit
Menara Agung. 2011
13. Tambusai, M. Pengawasan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Untuk Meningkatkan
Produktivitas Kerja. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). 2013
Pencetakan - Debu kain - Timah (Sn) - Posisi berdiri terus - Pekerjaan - isocyanate - Bahan kimia
sablon - Kromium - menerus monoton, induced mengiritasi mata
(Cr) - Repetitive tertekan asthma dan terhirup atau
- Molybdenu movement pada karena dikejar - iritasi mata terpapar ke kulit
m pergelangan tangan. target - iritasi kulit - Kaki tertimpa
- Asbes - komunikasi - edema paru cetakan berbahan
- Arsen antar pekerja - bronchitis kain yang
- Titanium kurang. - batuk kronis dibingkai dengan
- Mineral oil - Low back kayu
- Isosianat pain
- Stres
- Atralgia
Pengeringan - Suhu panas - Posisi berdiri terus Pekerjaan - Dehidrasi - Terlilit kabel listrik
cat (dryer ) - Getaran dryer - - menerus monoton, - Low back - Kesetrum
- Sengatan listrik - Posisi tangan saat tertekan pain - Luka bakar
memegang dryer karena dikejar - Tangan
tidak ergonomis target kesemutan
komunikasi - Atralgia
antar pekerja - Stres
kurang
Pengovenan Suhu panas - - - Posisi berdiri terus - Pekerjaan - Low back - Luka bakar
(burning) menerus monoton, pain - Tertimpa
- Mengangkat tertekan - Tangan tumpukan kain
tumpukan kain dalam karena dikejar kesemutan - Tangan terjepit alat
jumlah besar target - Atralgia press
- komunikasi - Stres
antar pekerja
kurang.
Pembersihan Bising Calcium - Posisi membungkuk - Pekerjaan - iritasi mata - Pekerja terpleset
alat cetakan hypochlorite terus menerus monoton, - iritasi kulit - Mata terkena
Ca(CIO)2 tertekan - iritasi saluran cipratan cairan
karena dikejar nafas pembersih
target - Low back - Bau kaporit atau
-komunikasi pain Ca(CIO)2 yang
antar pekerja - Stres menyengat
kurang.
Lampiran 4. Identifikasi hazard
Keterangan :
H (High) : 3 apabila hazard hampir selalu terjadi
M (Medium) : 2 apabila hazard sering terjadi
L (Low) : 1 apabila hazard jarang terjadi