Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO D BLOK 17

Disusun oleh: KELOMPOK G4


Tutor:drg. Nursiah
Nabila Rizki Sakinah 04011381722168
Farah Azizah Putri 04011381722180
Alvinia Fadhillah 04011381722181
Maurizka Juwita S. 04011381722185
Sella Vanessa Lie 04011381722188
Nafrah Ardita 04011381722189
Nanda Safira Alisa 04011381722192
Sarah Shania 04011381722211
Muhammad Bariq Taqi 04011381722215
Slyvia Wanda Stephanie S. 04011381722218
Carolina Maria Sidabutar 04011381722219
Sandora Rizky Mailani 0401138172226

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Pujisyukur kami panjatkankepadaTuhan yang MahaEsaatassegalarahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapatmenyelesaikanlaporan tutorial yang berjudul“Laporan Tutorial
Skenario D Blok 17”sebagaitugaskompetensikelompok.
Kami menyadaribahwalaporan tutorial inijauhdarisempurna. Oleh karenaitu kami
mengharapkankritik dan saran yang bersifatmembangungunaperbaikan di masa mendatang.
Dalampenyelesaianlaporan tutorial ini, kami banyakmendapatbantuan, bimbingan dan saran.
Pada kesempatanini, kami inginmenyampaikansyukur, hormat, dan terimakasihkepada:
1. Tuhan yang MahaEsa, yang telahmerahmati kami dengankelancarandiskusi tutorial;
2. Dr. dr.Legiran, M.Kes., selaku tutor kelompok G4; dan
3. teman-temansejawat FK Unsri, terutamakelas PSPD GAMMA 2017.
SemogaTuhanmemberikanbalasanpahalaatassegalaamal yang diberikankepadasemua orang
yang telahmendukung kami dan semogalaporan tutorial inibermanfaatbagikita dan
perkembanganilmupengetahuan. SemogakitaselaludalamlindunganTuhan.

Palembang,23 September 2019

Penulis

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................. 2

Daftar Isi ...................................................................................................................... 3

KegiatanDiskusi ........................................................................................................... 4

Skenario ....................................................................................................................... 6

I. KlarifikasiIstilah ............................................................................................. 7

II. IdentifikasiMasalah......................................................................................... 8

III. AnalisisMasalah.............................................................................................. 9

IV. KeterbatasanIlmuPengetahuan ...................................................................... 32

V. Sintesis ............................................................................................................ 33

VI. Kerangka Konsep ........................................................................................... 54

VII. Kesimpulan ................................................................................................... 54

Daftar Pustaka ................................................................................................ ............. 55

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 3


KEGIATAN DISKUSI

Tutor :drg. Nursiah


Moderator : Nabila Rizki Sakinah
Sekretaris 1 :Sarah Shania
Sekretaris 2 : Nanda Safira Alisa
Presentan :Carolina Maria S
Pelaksanaan : Senin,23 September 2019(10.00 – 12.30 WIB)
Rabu, 25 September 2019 (10.00 – 12.30 WIB)

Peraturanselama tutorial :
1. Jika bertanya atau mengajukan pendapat harus mengangkat tangan terlebih dahulu,
2. Jika ingin keluar dari ruangan izin dengan moderator terlebih dahulu,
3. Boleh minum,
4. Tidak boleh ada forum dalam forum,
5. Tidak memotong pembicaraan orang lain,
6. Menggunakan hp saat diperlukan.

Prosedur tutorial:
1. Tutorial tahap 1
a. Semuaanggotakelompokmasukruang tutorial dan duduk di kursi yang telahdisediakan.
b. Sekretari spapanmenyalakanlayar LCD dan mempersiapkan laptop untukmengetik ide
selama tutorial.
c. Moderator memimpindoasebelum tutorial.
d. Moderator menyebutkanperaturanselama tutorial.
e. Moderator membacakanskenario.
f. Anggotamengklarifikasiistilahdalam scenario.
g. Anggotamenentukanfakta dan masalahdalamskenario,
lalumenentukanprioritasmasalahnyadisertaidenganalasan yang logis.
h. Anggotasalingmengajukanpertanyaan di analisismasalah.
i. Anggotamendiskusikanmengenaikaitanantarmasalah.
Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 4
j. AnggotamenentukanLearning issue dan moderator membagi LI kemasing-
masinganggotakelompok.
k. Tutorial ditutup oleh moderator.
2. Belajarmandiri
3. Tutorial tahap 2
a. Semuaanggotakelompokmasukruang tutorial dan duduk di kursi yang telahdisediakan.
b. Sekretarispapanmenyalakanlayar LCD dan mempersiapkan laptop untukmengetik ide
selama tutorial.
c. Moderator memimpindoasebelum tutorial.
d. Moderator mempersilakankepadamasing-masinganggotauntukmemaparkanhasilbelajarnya.
Moderator mengaturdiskusi yang meliputimempersilakananggota lain menambahkan ide
dan sesitanya-jawab.
e. Anggotamerancangkerangkakonsepbersama-sama dan membuat resume
darikerangkakonsep.
f. Anggotamenjawabpertanyaan yang ada di analisismasalah.
g. Anggotamenarikkesimpulandari LI dan skenario yang ada.
h. Tutorial ditutup oleh moderator.
4. Penyusunanlaporanpleno

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 5


SKENARIO D BLOK 17

Seorang laki-laki, usia 3 tahun datang dengan kejang disertai demam. Sekitar tiga jam yang lalu
terjadi satu kali bankitan berupa seluruh badan kaku, mata mengelidik ke atas, pasien tidak sadar,
berlangsung kurang lebih 20 menit, berhenti setelah diberkan diazepam rektal 10mg di unit gawat
darurat.
Dari anamnesis terhadap ibu penderita sekitar 6 jam yang lalu pasien mulai demam tinggi, suhu
diukur oleh ibu pasien sesaat sebelum kejang 39,5C. pasien mengalami pilek tapi tidak batuk.
Tidak ada muntah-muntah, makan dan minum tidak ada keluhan, anak sadar namun sedikit rewel.
Sebelumnya pasien sudah pernah dua kali mengalami bangkitan serupa yang disertai demam, yaitu
5 bulan dan 2 bulan yang lalu, masing-masing satu kali dengan lamanya kurangdari lima menit.
Pasien berobat ke dokter, dikatakan kejam demam, tidak diberi obat kejang oral, namun diberi
bekal diazepam rektal 10mg dan diinstrusikan diberi saat kejang. Saat episode ini orang tua pasien
tidak memberi diazepam rektal karena alasan takut salah. Tidak terdapatriwayat kejang pada
keluarga. Orang tua pasien menanyakan apakah dibutuhkan pemeriksaaan rekam otak
(elektroensefalografi) atau CT scan kepala, apakah perlu mendapat obat untuk kejangnya dan
adakah kemungkinan efek samping obat, bagaimana kemungkinan epilepsi dan pengatuh kejang
kecerdasan anak.
Riwayat kelahiran pasien lahir spontan, langsung menangit, berat lahir 3000 gram. Riwayat
perkembangan dapat berjalan usia 13 bulan. Saat ini bicara pasien sudah sepenuhnya dapat
dimengerti orang lain, riwayat umunisasai BCG 1x (scar+), DPT-Hepatitis B-Hib 4x, campak 1x,
MR 1X. saat ini sudah makan makanan keluarga.

Pemeriksaan fisis umum:


Berat badan 15kg. tinggi badan 97cm. kesadaran: GCS pediatrik 15, sedikit rewel, makan minum
masih mau, suhu aksila 38,3C, nadi 100x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Kepala: lingkar kepala
50cm, ubun-ubun besar menutup, kongjungtiva tidak pucat, Nampak faring hiperemis, tonsil T2,
T2 hiperemis, ada eksdat di faring dan tonsil. Jantung, paru,abdomen, ekstremitas dalam batas
normal

Pemeriksaan neurologis:
Nervi kranialis tidak Nampak ada paresis. Tonus otot normal, pergelakan luas, tidak ada paresis
otok.refleks tendon dalam batas normal. Tidak ada reflex patologis atau klonus. Kaku kuduk tidak
ada , tanda Brudzinski I dan II negative, kernig negatif

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 6


I. Klarifikasi istilah
No. Istilah Pengertian

1. Kejang kontraksi otot yang terjadi secara terus menerus tanpa disertai
relaksasi.
2. Demam peningkatan suhu tubuh 37,5C

3. Bangkitan Hilang timbul

4. Badan kaku Badan kaku: kontraksi otot tubuh tanpa relaksasi.

5. Mata mendelik Elevasi mata


keatas

6. Tidak sadar Tidak ada respon

7. Diazepam rektal lini pertama pada kejang yang diberikan lewat rectum.

8. Demam tinggi peningkatan suhu tubuh diatas 39C

9. Kejang demam kejang yang disebabkan karena demam bukan karena infeksi
sistem saraf pusat.

10 Obat kejang oral lini pertama pada kejang yang diberikan lewat oral.

11. elektroensefalografi tes untuk melihat gambaran listrik pada otak

12. Epilepsi Gangguan saraf yang disertai oleh episode kejang

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 7


13. Efek samping efek negative yang muncul setelah konsumsi obat.

14 Lahir spontan Kelahiran normal

15 Imunisasi bcg Bacillus calmatte guerrin

16 DPT-Hepatitis B- diphteri pertussis tetanus


Hib

17 PCV pneumo coccal vaksin

18 OPV Oral Polio Vaksin

19 MR mumps rubella

20 GCS Peditrik Glasgow coma scale pada anak

21 Suhu aksila suhu pada ketiak

22. Lingkar kepala ukuran kepala mulai dari glabella sampai ke bagian kepala
belakang yang paling menonjol.

23. Ubun-ubun besar tidak terdapat celah pada frontanella


menutup

24. T2 hiperemis tampak kemerahan pada mukosa tonsil

25. Faring hiperemis tampak kemerahan pada mukosa faring

26. Eksudat cairan patologis yang berasal dari ekstravaskular yang berada pad
faring dan tonsil.

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 8


27. Nervi kranials saraf perifer yang berasal dari otak

28. Paresis kelemahan otot yang ditandai dengan gangguan saraf

29. tonus kontraksi otot terus menerus.

30. Refleks tendon gerakan yang tidak disadari pada fascia yang menghubungakan
tulang dengan otot.

31. Reflex patologis gerakan yang tidak disadari yang abnormal.


atau klonus

32. Tanda brudzinski I tes untuk melihat kelainan pada meningens


dan II

II. Identifikasi Masalah


No. Fakta Prioritas
Pasien laki-laki usia 3tahun kejang disertai demam
1. VVVVVV

Tiga jam yang lalu: 1x bangkitan, selama 20 menit dengan badan


2. kaku, mata mendelik keatas dan pasien tidak sadar dan diberikan
VVVVV
diazepam rektal 10mg.
6 jam yang lalu pasien mulai demam tinggi, suhu diukur oleh ibu
pasien sesaat sebelum kejang 39,5C. pasien mengalami pilek tapi
3. VVVV
tidak batuk. Tidak ada muntah-muntah, makan dan minum tidak ada
keluhan, anak sadar namun sedikit rewel.

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 9


Sebelumnya pasien sudah pernah dua kali mengalami bangkitan
serupa yang disertai demam, yaitu 5 bulan dan 2 bulan yang lalu,
masing-masing satu kali dengan lamanya kurangdari lima
4. menit.Pasien berobat ke dokter, dikatakan kejam demam, tidak VVV

diberi obat kejang oral, namun diberi bekal diazepam rektal 10mg
dan diinstrusikan diberi saat kejang.

Saat episode ini orang tua pasien tidak memberi diazepam rektal
5. karena alasan takut salah. VV

Tidak terdapat riwayat kejang pada keluarga


6. VV

Orang tua pasien menanyakan apakah dibutuhkan pemeriksaaan


rekam otak (elektroensefalografi) atau CT scan kepala, apakah perlu
7. mendapat obat untuk kejangnya dan adakah kemungkinan efek V
samping obat, bagaimana kemungkinan epilepsi dan pengatuh
kejang kecerdasan anak.
Riwayat kelahiran pasien lahir spontan, langsung menangis, berat
8. VV
lahir 3000 gram.
Riwayat perkembangan dapat berjalan usia 13 bulan. Saat ini bicara
9. pasien sudah sepenuhnya dapat dimengerti orang lain, saat ini sudah VV
makan makanan keluarga.

riwayat umunisasai BCG 1x (scar+), DPT-Hepatitis B-Hib 4x,


10. VV
campak 1x, MR 1X.
Pemeriksaan fisis umum:
Berat badan 15kg. tinggi badan 97cm. kesadaran: GCS pediatrik 15,
sedikit rewel, makan minum masih mau, suhu aksila 38,3C, nadi
11. 100x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Kepala: lingkar kepala VVV
50cm, ubun-ubun besar menutup, kongjungtiva tidak pucat,
Nampak faring hiperemis, tonsil T2, T2 hiperemis, ada eksudat
di faring dan tonsil. Jantung, paru,abdomen, ekstremitas dalam

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 10


batas normal

Pemeriksaan neurologis:
Nervi kranialis tidak Nampak ada paresis. Tonus otot normal,
pergerakan luas, tidak ada paresis otok.refleks tendon dalam batas
12. VVV
normal. Tidak ada reflex patologis atau klonus. Kaku kuduk tidak
ada , tanda Brudzinski I dan II negative, kernig negative vvv

2.1 Alasan prioritas


Kami memilih masalah pertama untuk dijadikan sebagai prioritas masalah karena hal ini
merupakan keluhan yang membawa pasien ke ugd.

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 11


III. Analisis Masalah
1. Pasien laki-laki usia 3tahun kejang disertai demam
a. Bagaimana mekanisme kejang pada kasus? 1, 2, 3
b. Bagiamana mekanisme demam pada kasus? 4, 5 6
c. Bagaimana mekanisme kejang demam pada kasus? 7 8 9
d. Bagaimana hubungan usia dengan keluhan pada kasus? 10 11 12

2. Tiga jam yang lalu: 1x bangkitan, selama 20 menit dengan badan kaku, mata mendelik
keatas dan pasien tidak sadar dan diberikan diazepam rektal 10mg.
a. Bagaimana gejala yang muncul saat kejang? 10 11 12
b. Bangkitan apasaja yang dapat mencetuskan demam? 7 8 9
c. Bagaimana mekanisme bangkitan pada kasus? 4 5 6
d. Bagaimana mekanisme badan kaku pada kasus?1 2 3
e. Bagaimana mekanisme mata mendelik keatas pada kasus? 1 2 3
f. Bagaimana mekanisme pasien tidak sadar pada kasus? 4 5 6
g. Bagimana makna kejang yang berlangsung selama 20 menit? 7 8 9

3. 6 jam yang lalu pasien mulai demam tinggi, suhu diukur oleh ibu pasien sesaat sebelum
kejang 39,5C. pasien mengalami pilek tapi tidak batuk. Tidak ada muntah-muntah, makan
dan minum tidak ada keluhan, anak sadar namun sedikit rewel.
a. Apa yang dimaksud dengan demam tinggi?10 11 12
b. Bagaimana gejala yang muncul saat demam tinggi? 10 11 12
c. Bagaimana hubungan demam tinggi dengan demam kejang pada kasus? 7 8 9
d. Bagaimana makna pasien pilek tapi tidak batuk? 4 5 6
e. Bagimana makna tidak ada muntah?1 2 3

4. Sebelumnya pasien sudah pernah dua kali mengalami bangkitan serupa yang disertai
demam, yaitu 5 bulan dan 2 bulan yang lalu, masing-masing satu kali dengan lamanya
kurangdari lima menit.Pasien berobat ke dokter, dikatakan kejam demam, tidak diberi obat
kejang oral, namun diberi bekal diazepam rektal 10mg dan diinstrusikan diberi saat kejang.
a. Bagaimana makna kejang kurang dari lima menit? 1 2 3
b. Bagaimana makna pasien sudah pernah dua kali kejang? 4 5 6
c. Mengapa pasien tidak diberikan obat kejang oral tetapi diberikan lewat rektal?
(indikasi) 7 8 9

5. Saat episode ini orang tua pasien tidak memberi diazepam rektal karena alasan takut salah.
a. - 😊

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 12


6. Tidak terdapat riwayat kejang pada keluarga
a. Bagaimana riwayat kejang dengan genetic? 10 11 12

7. Orang tua pasien menanyakan apakah dibutuhkan pemeriksaaan rekam otak


(elektroensefalografi) atau CT scan kepala, apakah perlu mendapat obat untuk kejangnya
dan adakah kemungkinan efek samping obat, bagaimana kemungkinan epilepsi dan
pengatuh kejang kecerdasan anak.
a. Bagaimana indikasi dari pemeriksaan elektroensefalografi? 10 11 12
b. Bagaimana indikasi dari pemeriksaan CT scan kepala? 7 8 9
c. Bagaimana efek samping dari penggunaan obat kejang? 4 5 6
d. Bagaimana hubungan epilepsi dengan kejang? 1 2 3
e. Bagaimana pengaruh kejang terhadap kecerdasan anak? 1 2 3

8. Riwayat kelahiran pasien lahir spontan, langsung menangis, berat lahir 3000 gram.
a. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran pada kasus? 4 5 6

9. Riwayat perkembangan dapat berjalan usia 13 bulan. Saat ini bicara pasien sudah
sepenuhnya dapat dimengerti orang lain, saat ini sudah makan makanan keluarga.
a. Bagaimana hubungan riwayat perkembanganpada kasus? 7 8 9
b. Bagaimana hubungan riwayat berbicara pasien pada kasus? 10 11 12
c. Bagaimana hubungan riwayat sudah makan makanan keluarga pada kasus? 10 11 12

10. riwayat umunisasai BCG 1x (scar+), DPT-Hepatitis B-Hib 4x, campak 1x, MR 1X.
a. Bagaimana hubungan riwayat imunisasi dengan kejang? 7 8 9

11. Pemeriksaan fisis umum:


Berat badan 15kg. tinggi badan 97cm. kesadaran: GCS pediatrik 15, sedikit rewel, makan
minum masih mau, suhu aksila 38,3C, nadi 100x/menit, frekuensi napas 28x/menit. Kepala:
lingkar kepala 50cm, ubun-ubun besar menutup, kongjungtiva tidak pucat, Nampak faring
hiperemis, tonsil T2, T2 hiperemis, ada eksudat di faring dan tonsil. Jantung, paru,abdomen,
ekstremitas dalam batas normal.
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan fisis umum? 4 5 6
b. Bagimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan fisis umum? (faring hiperemis,
tonsil T2, T2 hiperemis, ada eksudat di faring dan tonsil.) 1 2 3

12. Pemeriksaan neurologis:


Nervi kranialis tidak Nampak ada paresis. Tonus otot normal, pergerakan luas, tidak ada
paresis otok.refleks tendon dalam batas normal. Tidak ada reflex patologis atau klonus.
Kaku kuduk tidak ada , tanda Brudzinski I dan II negative, kernig negative.
a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan neurologis? 4 5 6

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 13


Hipotesis
Seorang anak laki-laki 3 tahun diduga mengalami kejang demam kompleks et causa
tonsilofaringitis.

Kejang demam kompleks


a. Apa algoritma penegakan diagnosis dari kasus? 1, 2
b. Apa saja diagnosis banding pada kasus? 3, 4
c. Apa diagnosis kerja pada kasus? 5,6
d. Apa definisi penyakit pada kasus? 7,8
e. Bagaimana etiologi dari penyakit? 9,10
f. Bagaimana epidemiologi dari penyakit? 11, 12
g. Bagaimana patogenesis dan patofisiologi dari penyakit? 1, 2
h. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit? 3, 4
i. Bagaimana pemeriksaan fisik pada kasus? 5, 6
j. Bagaimana tatalaksana (kajian, informasi, dan edukasi) dari penyakit pada kasus? 7,8
k. Apa saja komplikasi dari penyakit pada kasus? 9, 10
l. Bagaimana prognosis dari penyakit ini? 11, 12
m. Apa SKDI dari penyakit pada kasus? 11, 12

IV. KeterbatasanIlmuPengetahuan
What I
What I
Learning Have
What I know don’t How I learn
Issues to
know
prove

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 14


Fisiologi otot

Penjarasan pada
Jurnal, Internet, Atlas
pedis, anatomi
Kejang AnatomiManusiaSobottaEdisi
pedis,
demam pada 23, KamusSakuKedokteran
kompartemen - -
anak Dorland Edisi 29, dan Ilmu
pada tarsal
Penyakit Dalam FKUI Edisi
tunnel, dll
VI.
Definisi, etiologi,
patofisiologi,
tatalaksana,
Diazepam diagnosis
banding,
pemeriksaanfisik,
dll.

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 15


V. Sintesis

Laporan Tutorial Skeario D Blok 17 Page 16


VI. KerangkaKonsep

VII. Kesimpulan

Laporan Tutorial Skenario C Blok 17 Page 17


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad M, et al. tarsal tunnel syndrome: A literature review. Foot Ankle


Surg(2011),doi:10.1016/j.fas.2011.10.007
Antoniadis G, Scheglmann K. 2008. Posterior Tarsal Tunnel Syndrome: Diagnosis and
Treatment. DtschArztebl Int.
Feldman et al. 2005. Tarsal tunnel syndrome. In: Atlass of neuromuscular diseases; A
practical guidline. New York: SpringerWien.
Frotscher M, Baehr M. 2010. Sindromkliniskompleksakibatlesi pada
komponensistemsarafvspesifik. Diagnosis topikneurologi DUUS. Jakarta.
Graaff, V.D. 2001. Tibial Nerves. In: Human Anatomy. 6th ed. New York: McGraw-Hill.
Hudes K. 2010. Conservative Managmenat of a Case of Tarsal Tunel Syndrome. J Can
Chiropr Assoc (JCCA).
Kiehl, J. Kaiser, K. 2019. Tarsal Tunnel Syndrome. Diakses pada 17 September 2019 link:
Kohno, M; Takashi, H; Segawa, H; Sano, K. (2000). Neovascular Decompression for
Idiophatic Tarsal Tunnel Syndrome. J NeurolNeurosurgPhysiciatry.

Leis, A., Vicente, C. 2000. Tarsal tunnel syndrome, In: Atlas of electromyography in
extraspinalsciatica, Arch. Neurol.
Mackinnon SE, Novak CB. 2001. Tarsal tunnel syndrome. Louis.
Rica T. 2011. Kombinasiintervensiterapilatihan dan ultrasound (US)
lebihbaikdaripadamasase dan ultrasound (US) untukpenurunannyeri pada kondisi
plantar fascitis. Bali.
Persich, G. 2018. Tarsal Tunnel Syndrome. Diakses pada 17 September 2019 link:
https://emedicine.medscape.com/article/1236852-overview
Setyohadi, B. (2014). NeuropatiKompresi. In S. S, et al, Buku Ajar IlmuPenyakitDalam
(pp. 3551-3554). Jakarta: InternaPublishing

Singh SK, Wilson MG, Chiodo CP. Tarsal tunnel syndrome and its surgical treatment.
Jamaika plain; p.96-99
Sjamsuhidajat R, Karnadihardja W, Prasetyono TOH, Rudiman R. 2014. Tarsal tunnel
syndrome. Buku ajar ilmubedahsjamsuhidajat-de jong, ed.3. Jakarta.
William,S.P. 2007. Entrapment neurophaties and other focal neurophaties. In: Jhonson’s
Practical Electromyography. 4th ed. New York: Lippincott Williams&Wilkins.

Laporan Tutorial Skenario C Blok 17 Page 18


Laporan Tutorial Skenario C Blok 17 Page 19

Anda mungkin juga menyukai