Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN TUTORIAL

SKENARIO A BLOK 23

Oleh: KELOMPOK G2
Tutor: DR. dr. Irfanuddin, Sp.KO, AIF, M.Pd.Ked

Nabila Nurshadrina 04011381722157


Nadiah Putri 04011381722158
Fannysha Arrahma 04011381722159
Laras Pramudita Setyabrata 04011381722179
Nafrah Ardita 04011381722189
M. Faishal Zamzami 04011381722191
Nanda Safira Alisa 04011381722192
Libna Chyntia Amruri 04011381722197
Muhammad Farhan F 04011381722209
Callista Zahra Aidi 04011381722212
Sandora Rizky Mailiani 04011381722226
Khairunnisa Pan Okba V P 04011381722228

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tutorial yang berjudul
“Laporan Tutorial Skenario A Blok 23 Tahun 2020” sebagai tugas kompetensi
kelompok.
Kami menyadari bahwa laporan tutorial ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan di masa
mendatang.
Dalam penyelesaian laporan tutorial ini, kami banyak mendapat bantuan, bimbingan dan
saran. Pada kesempatan ini, kami ingin menyampaikan syukur, hormat, dan terimakasih
kepada :

1. Tuhan yang Maha Esa, yang telah merahmati kami dengan kelancaran diskusi tutorial,
2. DR. dr. Irfanuddin, Sp.KO, AIF, M.Pd.Ked selaku tutor kelompok G2,
3. Teman-teman sejawat FK Unsri, terutama kelas PSPD GAMMA 2017
Semoga Tuhan memberikan balasan pahala atas segala amal yang diberikan kepada
semua orang yang telah mendukung kami dan semoga laporan tutorial ini bermanfaat
bagi kita dan perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga kita selalu dalam lindungan
Tuhan.

Palembang, 23 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................ 3

Kegiatan Diskusi 4
…………………………………………………………………

Skenario ................................................................................................................. 5
I. Klarifikasi 6
Istilah .........................................................................................
II. Identifikasi
Masalah ....................................................................................
III. Analisis
Masalah .........................................................................................
IV. Keterbatasan Ilmu
Pengetahuan ..................................................................
V. Kerangka
Konsep .........................................................................................
VI.
Sintesis ........................................................................................................
VII.
Kesimpulan ................................................................................................

Daftar
Pustaka ........................................................................................................

KEGIATAN DISKUSI

3
Tutor : DR. dr. Irfanuddin, Sp.KO, AIF, M.Pd.Ked
Moderator : Callista Zahra Aidi
Sekretaris 1 : Fannysha Arrahma
Sekretaris 2 : M. Faishal Zamzami
Presentan :
Pelaksanaan : 23 Maret 2020 (10.00 – 12.30 WIB)
24 Maret 2020 (10.00 – 12.30 WIB)

Peraturan selama tutorial :


1. Jika bertanya atau mengajukan pendapat harus mengangkat tangan terlebih dahulu,
2. Jika ingin keluar dari ruangan izin dengan moderator terlebih dahulu,
3. Boleh minum,
4. Tidak boleh ada forum dalam forum,
5. Tidak memotong pembicaraan orang lain,
6. Menggunakan hp saat diperlukan.

4
SKENARIO A BLOK 23 Tahun 2020
Sabrina usia 20 bulan dibawa ke Puskesmas karena belum bisa duduk.

Sabrina baru bisa tengkurap pada usia 12 bulan. Saat ini bisa merayap, kepala bisa berdiri
tegak selama beberapa detik, dan belum bisa duduk. Sabrina belum bisa bicara, baru
mengoceh ya -ya dan ma – ma, sering tidak menoleh bila dipanggil. Sabrina belum bisa
memegang benda, belum bisa memasukkan makanan ke mulut dan bertepuk tangan.

Sabrina anak kedua dari ibu usia 28 tahun. Selama hamil ibu sehat, periksa ke bidan 3 kali.
Lahir spontan pada usia kehamilan 36 mingggu, ditolong bidan , pecah ketuban beberapa saat
sebelum dilahirkan. Setelah lahir tidak langsung menangis, menangis setelah lebih kurang 10
menit. Berat badan lahir 2.100 gram, panjang badan tidak diukur. Dirujuk di ruang Perinatal
RSMH karena susah bernafas dan dirawat selama seminggu. Saat dirawat anak mengalami
kuning dan diterapi sinar, tidak pernah kejang.

Riwayat imunisasi sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4 x, DPT, Hepatitis B dan HiB 4 x,
dan Campak 1x pada usia 10 bulan.

Sabrina masih mendapat ASI, diberi susu formula sejak usia 2 bulan selang seling dengan
ASI. Sekarang makan nasi tim, belum bisa makan nasi biasa.

Pada pemeriksaan ditemukan BB 7,7 kg, PB 78 cm, Lingkaran kepala 42 cm. Tidak ada
gambaran dismorfik, anak sadar, kontak mata ada, tapi tidak mau tersenyum kepada
pemeriksa. Anak tidak bisa bicara, bisa mengucapkan ya – ya dan ma – ma, dan menoleh
ketika dipangggil dengan suara keras.Anak bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa
detik. Belum bisa mengambil dan memegang kubus. Keempat anggota gerak kaku dan susah
ditekuk, gerakan kurang, dengan kekuatan 3. Tonus meningkat, refleks fisiologis meningkat,
refleks Babinsky (+), tidak ada refleks Moro dan refleks menggenggam . Tidak ada gerakan
yang tidak terkontrol. Tidak ada kelainan anatomi pada anggota gerak. Hasil pemeriksaan
KPSP usia 18 bulan didapatkan tidak ada yang bisa dilakukan Sabrina.

5
I. Klarifikasi istilah
No Istilah Pengertian
.
1. BCG Vaksin untuk tuberkulosis (TB) dikenal
dengan BCG (bacille Calmette-Guérin).
Vaksin BCG mengandung bentuk lemah
bakteri (kuman) yang menyebabkan TB.
Karena bakteri ini dilemahkan, bakteri ini
tidak menyebabkan TB dalam diri orang yang
sehat, sebaliknya berguna untuk membentuk
perlindungan (imunitas) terhadap TB.
BCG bekerja paling efektif pada bayi dan
anak-anak kecil. Selain itu, sangat efektif
dalam mencegah bentuk TB yang parah,
termasuk meningitis TB dengan perlindungan
yang 70% lebih kuat.
Pemberian Imunisasi BCG menurut depkes
bisa diberikan pada umur sebelum 0-12 bulan.
2. Refleks menggenggam Fleksi atau mengepalnya jari tangan atau jari
kaki pada perangsangan telapak tangan atau
telapak kaki dan keadaan ini normal hanya
pada bayi (3 – 4 bulan).
3. Kejang Kejang merupakan perubahan fungsi otak
mendadak dan mengakibatkan aktivitas
neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik
serebral yang berlebihan.
4. Refleks babinsky Pemeriksaan yang dilakukan pada telapak
kaki dengan goresan dimulai dari tumit
menuju atas menyusuri lateral telapak kaki,
abnormal ketika didapatkan refleks dari ibu
jari dan jari jari kaki.
5. Pemeriksaan KPSP Pemeriksaan Kuesioner Pra Skrining
Perkembangan yaitu instrumen yang
digunakan untuk mengetahui perkembangan
anak apakah normal atau terjadi
penyimpangan.
6. Refleks Moro Suatu respon tiba tiba pada bayi yang baru
6
lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan
yang mengejutkan.
7. Dismorfik Dismorfik adalah preokupasi mengenai
kerusakan atau kecacatan dalam penampilan
fisik dan menyebabkan distress dan
penurunan fungsi sosial.
8. Nasi Tim Nasi lembek yg dimasak dengan cara ditim
(ditaruh dl mangkuk yg direbus di kuali atau
panci bertutup).
9. Imunisasi HiB Imunisasi yang dapat melindungi tubuh dari
infeksi bakteri haemophilus Influenza tipe B
dapat mencegah meningitis dan pneumonia
dan epiglotitis.
10. Imunisasi DPT Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah
vaksin yang terdiri dari toxoid difteri dan
tetanus yang dimurnikan serta bakteri pertusis
yang telah diinaktivasi.
Imunisasi DPT dasar diberikan 3 kali sejak
umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu,
DPT 1 diberikan pada umur 2-4 bulan, DPT 2
pada umur 3-5 bulan dan DPT 3 pada umur 4-
6 bulan.
11. Imunisasi Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh
terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan
terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang.

7
II. Identifikasi Masalah
No Fakta Ketidaksesuaian Prioritas
.
1. Sabrina usia 20 bulan dibawa ke
Puskesmas karena belum bisa
duduk.
Sabrina baru bisa tengkurap
pada usia 12 bulan. Saat ini bisa
merayap, kepala bisa berdiri
tegak selama beberapa detik,
dan belum bisa duduk. Sabrina Tidak sesuai harapan VVVV
belum bisa bicara, baru
mengoceh ya -ya dan ma – ma,
sering tidak menoleh bila
dipanggil. Sabrina belum bisa
memegang benda, belum bisa
memasukkan makanan ke mulut
dan bertepuk tangan.
2. Sabrina anak kedua dari ibu usia Tidak sesuai harapan V
28 tahun. Selama hamil ibu
sehat, periksa ke bidan 3 kali.
Lahir spontan pada usia
kehamilan 36 mingggu, ditolong
bidan , pecah ketuban beberapa
saat sebelum dilahirkan. Setelah
lahir tidak langsung menangis,
menangis setelah lebih kurang
10 menit. Berat badan lahir
2.100 gram, panjang badan
tidak diukur. Dirujuk di ruang
Perinatal RSMH karena susah
bernafas dan dirawat selama
seminggu. Saat dirawat anak
mengalami kuning dan diterapi

8
sinar, tidak pernah kejang.
3. Riwayat imunisasi sudah
mendapat imunisasi BCG, Polio
4 x, DPT, Hepatitis B dan HiB 4
x, dan Campak 1x pada usia 10
bulan.
Tidak sesuai harapan VV
Sabrina masih mendapat ASI,
diberi susu formula sejak usia 2
bulan selang seling dengan ASI.
Sekarang makan nasi tim,
belum bisa makan nasi biasa.
4. Pada pemeriksaan ditemukan
BB 7,7 kg, PB 78 cm, Tidak sesuai harapan VVV
Lingkaran kepala 42 cm.
5. Tidak ada gambaran dismorfik,
anak sadar, kontak mata ada,
tapi tidak mau tersenyum
kepada pemeriksa. Anak tidak
Tidak sesuai harapan VVV
bisa bicara, bisa mengucapkan
ya – ya dan ma – ma, dan
menoleh ketika dipangggil
dengan suara keras.
6. Anak bisa tengkurap dan Tidak sesuai harapan VVV
menahan kepala beberapa detik.
Belum bisa mengambil dan
memegang kubus. Keempat
anggota gerak kaku dan susah
ditekuk, gerakan kurang,
dengan kekuatan 3. Tonus
meningkat, refleks fisiologis
meningkat, refleks Babinsky
(+), tidak ada refleks Moro dan
refleks menggenggam. Tidak
ada gerakan yang tidak
terkontrol. Tidak ada kelainan
9
anatomi pada anggota gerak.
Hasil pemeriksaan KPSP usia
18 bulan didapatkan tidak ada
yang bisa dilakukan Sabrina.

II.1 Alasan Prioritas:


Karena pada kalimat tersebut terdapat keluhan yang membuat Sabrina dibawa ke
Puskesmas.

10
III. Analisis Masalah
1. Sabrina usia 20 bulan dibawa ke Puskesmas karena belum bisa duduk.
Sabrina baru bisa tengkurap pada usia 12 bulan. Saat ini bisa merayap, kepala
bisa berdiri tegak selama beberapa detik, dan belum bisa duduk. Sabrina belum
bisa bicara, baru mengoceh ya -ya dan ma – ma, sering tidak menoleh bila
dipanggil. Sabrina belum bisa memegang benda, belum bisa memasukkan
makanan ke mulut dan bertepuk tangan.
a. Bagaimana tumbuh kembang anak normal saat usia 20 bulan? Bela, farhan,
nafrah
Tengkurap saat usia 12 bulan  normalnya 4-5 bulan
Belum bisa duduk saat usia 20 bulan  normalnya 7 bulan
kepala bisa berdiri tegak selama beberapa detik  normalnya 2 bulan
Sabrina belum bisa bicara, baru mengoceh ya -ya dan ma – ma,  bicara
rseptif 8-24 bulan), bicara ekpresif (15-24 bulan)  normalnya 1 tahun
sering tidak menoleh bila dipanggil  7 bulan- 1 tahun
Sabrina belum bisa memegang benda, belum bisa memasukkan makanan
ke mulut dan bertepuk tangan  4-6 bulan

11
12
b. Bagaimana tahapan tumbuh kembang anak normal dari usia 0-24 bulan? Ned,
zahra, abim

13
http://repository.unair.ac.id/29636/3/14.%20BAB%202%20.pdf

14
15
c. Apa makna Sabrina belum bisa duduk pada umur 20 bulan? Cekfan, sandora,
nanda
yang berarti ia terdapat keterlambatan tumbuh kembang, dimana duduk
tanpa dibantu itu seharusnya sudah bisa dilakukan saat umur anak
tersebut 7 bulan.
d. Apa saja yang menyebabkan anak 20 bulan belum bisa duduk? Ayas, povp,
libna
1. Manifestasi primer hambatan motorik
 Palsi serebralis
2. Manifestasi primer hambatan kognisi
Retardasi mental
3. Defisit spesifik
 Tuna rungu, tuna netra
 Gangguan bicara
 Perilaku : Autisme, ADHD
e. Apa makna sabrina belum bisa memegang benda, memasukkan makanan ke
mulut dan bertepuk tangan? Nafrah, bela, farhan
Sabrina belum bisa memegang benda  4-6 bulan
belum bisa memasukkan makanan ke mulut 7-9 bulan
bertepuk tangan  6 bulan

f. Bagaimana perkembangan berbicara berdasarkan usia pada kasus dan pada


kasus apakah sudah sesuai atau belum? Abim, ned, zahra
Sabrina belum bisa bicara, baru mengoceh ya -ya dan ma – ma,  bicara
rseptif 8-24 bulan), bicara ekpresif (15-24 bulan)  normalnya 1 tahun

16
g. Kemampuan Sabrina sekarang sesuai dengan anak usia berapa? Nanda,
cekfan, sandora
 Tengkurap saat usia 12 bulan  normalnya 4-5 bulan
 Belum bisa duduk saat usia 20 bulan  normalnya 7 bulan
 kepala bisa berdiri tegak selama beberapa detik  normalnya 2 bulan
 Sabrina belum bisa bicara, baru mengoceh ya -ya dan ma – ma,  bicara
rseptif 8-24 bulan), bicara ekpresif (15-24 bulan)  normalnya 1 tahun
 sering tidak menoleh bila dipanggil  7 bulan- 1 tahun
 Sabrina belum bisa memegang benda, belum bisa memasukkan makanan
ke mulut dan bertepuk tangan  4-6 bulan

2. Sabrina anak kedua dari ibu usia 28 tahun. Selama hamil ibu sehat, periksa ke
bidan 3 kali. Lahir spontan pada usia kehamilan 36 mingggu, ditolong bidan ,
pecah ketuban beberapa saat sebelum dilahirkan. Setelah lahir tidak langsung
17
menangis, menangis setelah lebih kurang 10 menit. Berat badan lahir 2.100
gram, panjang badan tidak diukur. Dirujuk di ruang Perinatal RSMH karena
susah bernafas dan dirawat selama seminggu. Saat dirawat anak mengalami
kuning dan diterapi sinar, tidak pernah kejang.
a. Bagaimana hubungan usia ibu pada saat hamil dengan keterlambatan
perkembangan? Libna, ayas, povp
Tidak ada
Pada umur kurang dari 20 tahun alat reproduksi belum matang sehingga dapat
merugikan kesehatan ibu maupun perkembangan dan pertumbuhan janin. Hal
ini disebabkan karena ibu sedang dalam massa pertumbuhan ditambah faktor
psikologis ibu yang belum matang atau belum siap untuk menerima
kehamilannya. Pada umur lebih dari 35 tahun organ reproduksi sudah mulai
menurun fungsinya, terjadi penurunan curah jantung yang disebabkan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 70 kontraksi miokardium, sehingga dapat
mengganggu sirkulasi darah ke janin yang berisiko meningkatkan komplikasi
medis pada kehamilan dan persalinan salah satunya menyebabkan bayi lahir
dengan BBLR (Manuaba, 2008)

b. Bagaimana hubungan kelahiran 36 minggu dengan perkembangan anak saat


lahir? Farhan, nafrah, bela
Pada bayi yang terlahir prematur akan berdampak pada perkembangan
otaknya. Perkembangan otak pada janin terjadi di intrauterin pada usia
kehamilan 34-36 minggu terjadi pertumbuhan akson dan dendrit (Volpe,
2008), sementara pada bayi yang terlahir prematur perkembangan otak
terjadi di ekstrauterin. Pada saat intrauterin terjadi pematangan sistem saraf
yang telah terbentuk namun pada bayi prematur pematangan ini tidak terjadi
yang dapat mengakibatkan gangguan secara fungsional (De Graaf & Hadders,
2006).
Gangguan yang terjadi pada otak anak berpengaruh pada perkembangan bayi
prematur dimana Perkembangan otak memiliki peranan yang sangat penting
dalam menunjang perkembangan anak. Keterbaharuan dalam penelitian ini
diharapkan orang tua mampu melakukan stimulasi kepada anak secara dini
dengan mengetahui gangguan perkembangan yang terjadi pada anak dimana
didapatkan hasil penelitian ini anak mengalami keterlambatan bahasa dimana
anak belum mampu dan belum jelas dalam menyebutkan fokalnya bahkan
18
menyebutkan “mama” saja belum jelas. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan didapatkan anak mengalami perkembangan terbesar pada
keterlambatan motorik halus, motorik kasar, dan personal sosial. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pramudito (2004) terhadap
anak-anak yang lahir prematur (32-36 minggu) menyatakan bahwa
prematuritas sebagai faktor risiko gangguan perkembangan usia 6-36 bln.
keterlambatan bicara merupakan ekspresif awal dari gangguan bahasa (Carter,
2013). Apabila terjadi kelainan pada salah satu dari jalannya impuls ini maka
akan terjadi kelainan bicara. Kerusakan pada bagian posterior akan
mengakibatkan kelainan bahasa reseptif, sedangkan kerusakan di bagian
anterior akan menyebabkan kelainan bahasa ekspresif (Hatch, 1983). Dengan
mengetahui perkembangan apa yang lebih mendasar akibat kelahiran anak
dengan prematur peneliti dapat memberikan informasi terkait dengan stimulasi
yang dapat diberikan pada anak dengan usia satu tahun. Mutilasi motorik kasar
yang bisa diberikan pada anak satu tahun yaitu ; stimulasi merangkak,
mengajak anak bermain bola, berjalan, berdiri dan naik tangga. Stimulasi halus
dengan bermain menyusun kubus, dan menggambar. Stimulasi bahasa yang
bisa dilakukan yaitu: meniru kata-kata, bicara dengan boneka, dan bernyanyi.
Stimulasi pada perkembangan sosialisasi yaitu dengan nina bobok, cilukba,
makan sendiri, dan mengambil mainan sendiri.
Premature babies are more susceptible the brain injuries,
infection, and blood flow issues that bring about cerebral palsy, a
movement disorder that affects muscle tone, movement, balance,
and coordination.

c. Apa makna bayi lahir tidak langsung menangis (baru menangis setelah 10
menit) pada kasus? Zahra, abim, ned
Bayi lahir premature menjadi salah satu penyebab bayi tidak menangis saat
lahir. Pasalnya, organ paru-paru pada bayi prematur belum berkembang
secara sempurna layaknya bayi yang lahir cukup bulan.Hal ini disebabkan
karena surfaktan (zat pelindung paru-paru) tidak berkembang secara
sempurna. Akibatnya, bayi prematur cencerung mengalami gangguan
pernapasan saat lahir.

19
d. Apa makna ia dirujuk ke ruang perinatal karena susah bernafas? Sandora,
nanda, cekfan
e. Bagaimana hubungan BBLR dengan keluhan sekarang? Povp, libna, ayas
Bukti–bukti menunjukkan bahwa 5% dari bayi yang lahir dengan berat badan
lahir (BBL) < 2500 gram akan berkembang menjadi CP. Bayi yang bertahan
hidup yang lahir sebelum usia kehamilan mencapai 33 minggu, berisiko 30 kali
lebih besar mengalami CP daripada bayi yang dilahirkan cukup bulan.
Semakin muda usia gestasi, semakin rendah BBL, maka semakin tinggi risiko
untuk menderita CP. Secara ekstrim bayi dengan BBLR 100 kali lebih berisiko
mengalami CP daripada bayi dengan BBL normal.
f. Berapa berat dan panjang bayi normal saat lahir? Bela, farhan, nafrah
Berat badan : 2500 g- 4000 g
Tinggi badan : 48-52 cm

Occipitofron
tal
Age Height Weight Dentition
Circumferen
ce

Birt 35.0 cm 50.8 cm 3.0 to 3.5 kg Central incisors—6


h Doubles mo
birthweight by 5 Lateral incisors—8
mo mo
1 47.0 cm 76.2 cm 10.0 kg First molars—14 mo
yea Triples Canines—19 mo
r birthweight
2 49.0 cm 88.9 cm 12.0 to 12.5 kg Second molars—24
yea Quadruples mo
r birthweight

20
g. Apa makna pasien mengalami kuning dan di terapi sinar? Ned, zahra, abim
penyakit kuning pada beberapa hari pertama karena enzim di hati yang bertuga
s mengolah bilirubin relatif belum matang.
Terlebih, bayi baru lahir memiliki sel darah merah yang lebih banyak dibandin
gkan orang dewasa, dan dengan demikian lebih banyak yang
dipecahkan dalam satu waktu; kebanyakan selsel ini berbeda dengan sel darah 
merah orang dewasa dan lebih mudah pecah. Hal ini berarti lebih
banyak bilirubin yang dihasilkan bada tubuh bayi baru lahir. Jika bayi lahir pre
matur, atau stres karena proses kelahiran yang sulit, atau bayi dari ibu
yang menderita diabetes, atau jumlah sel darah merah yang pecah lebih banyak 
dari biasanya (seperti yang bisa terjadi pada  golongan darah ibu dan
bayi yang tidak sama), maka jumlah bilirubin dalam darah dapat meningkat leb
ih dari level yang seharusnya.

h. Apa makna pasien tidak pernah kejang? Cekfan, sandora, nanda

3. Riwayat imunisasi sudah mendapat imunisasi BCG, Polio 4 x, DPT, Hepatitis B


dan HiB 4 x, dan Campak 1x pada usia 10 bulan.
Sabrina masih mendapat ASI, diberi susu formula sejak usia 2 bulan selang
seling dengan ASI. Sekarang makan nasi tim, belum bisa makan nasi biasa.
a. Apa saja vaksin yang sudah didapatkan untuk anak usia 20 bulan? Ayas, povp,
libna

 Usia 0 bulan: BCG, HB-0, Polio-0


 Usia 2 bulan: DPT/HB/Hib-1, Polio-1
 Usia 3 bulan: DPT/HB/Hib-2, Polio-2
 Usia 4 bulan: DPT/HB/Hib-3, Polio-3
 Usia 9 bulan: Campak
 Usia kurang dari 1 tahun: BCG, hepatitis B, polio, DPT, campak, HiB,
pneumokokus, rotavirus.
 Usia 1-4 tahun: DPT, polio, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela, influenza,
HiB, pneumokokus.
 Usia 5-12 tahun: DPT, polio, campak, MMR, tifoid, Hepatitis A, varisela,
influenza, pneumokokus.
21
 Usia 12-18 tahun: Td, hepatitis B, MMR, tifoid, hepatitis A, varisela,
influenza, pneumokokus, HPV.
 Usia lanjut usia: influenza, pneumokokus.

b. Bagaimana hubungan riwayat vaksin Sabrina dengan keterlambatan


perkembangan? Nafrah, bela, Farhan
Tidak ada. Vaksin yang diberikan tepat waktu.
c. Apa dampak dari pemberian susu formula sejak usia 2 bulan? Abim, ned,
Zahra
Kandungan susu formula yang dibuat hampir menyerupai ASI dapat
menggantikan asupan nutrisi untuk bayi yang karena ibu atau bayi mengalami
kontaindikasi pemberian ASI (Indriarti, 2008). Namun bila susu formula
diberikan secara berlebih dapat menyebabkan obesitas dan muntah pada bayi
(Lockhart & Saputra, 2014). Bayi yang diberi susu formula cenderung tumbuh
lebih dari seharusnya (Duggan et al., 2008).
Pada bayi yang diberi susu formula apabila penanganan dan ketidaktahuan
indikasi penggunaan yang tepat maka dapat menyebabkan malnutrisi dan
gangguan pertumbuhan sedangkan bayi yang diberi ASI eksklusif sampai usia
6 bulan berdasarkan bukti ilmiah akan tercukupinya kebutuhan bayi dan
baiknya pertumbuhan bayi serta menurunnya morbiditas bayi (Sofyana, 2011).

22
23
d. Bagaimana pengaruh bayi yang diberiksan asi selang seling dengan susu
formula? Nanda, cekfan, sandora
Pertumbuhan akan terlambat dibandingkan ASI eklusif
Ketika Ibu memberi susu formula pada bayi Ibu, Ibu
meningkatkan peluang bayi mengalami alergi, asma,
infeksi telinga, infeksi pernapasan, gangguan
pencernaan, gangguan jantung dan pembuluh darah,
obesitas, diabetes, anemia defisiensi besi, kanker anak,
gangguan tidur, kematian bayi mendadak, masalah gigi
dan maloklusi, gangguan perilaku, IQ dan perkembangan
kognitif yang lebih rendah, autisme, serta paparan
kontaminan lingkungan.
- Ketidakseimbangan bakteri baik
Bakteri mikrobioma sehat dalam perut bayi akan
mengalami perubahan dari bifiuds flora (bifidobacterial
dan lactobacilli) yang sangat sesuai emnjadi jenis yang
tak diinginkan oleh usus. Dan akhirnya menyebabkan
berkurangnya perlindungan dari kemungkinan infeksi.
- Kurang terlindung dari alergi
24
- Karena dalam ASI terdapat kadar lemak yang lebih tinggi dibanding susu
formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung
pertumbuhan otak yang cepat semasa bayi. Semasa lahir, otak bayi belum
sepenuhnya berkembang, dan akan terus tumbuh serta berkembang,
kemudian membuat hubungan yang penting antarsel yang ada sampai sekitar
3 tahun setelah lahir. Jika proses ini sudah selesai, sel otak akan mati dan
tidak ada sel baru yang terbentuk.
- Lemak yang banyak ditemukan dalam ASI yaitu lemak omega 3 dan omega
6. Disamping itu, ASI mengandung asam lemak rantai panjang antara
lain dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA). ASI juga
mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh dalam kadar yang seimbang,
beda dengan susu formula yang lebih banyak mengandung asam lemak
jenuh. Konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah yang banyak, dapat
menurunkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.

e. Bagaima na pemberian makan yang seharusnya diberikan pada anak usia 20


bulan? Libna, ayas, povp

4. Pada pemeriksaan ditemukan BB 7,7 kg, PB 78 cm, Lingkaran kepala 42 cm.


a. Bagaimana interpretasi pemeriksaan BB, PB, dan LK? Farhan, nafrah, bela
Normal Kasus Interpretasi
BB 9.8 hingga 12.8 7,7 kg Rendah
kilogram.

PB 79.2 hingga 87.1 78 cm


sentimeter.
Lingkar Kepala 45,3-48,2 42

b. Bagaimana status gizi pada Sabrina? Zahra, abim, ned


1. Berat badan berdasarkan umur (BB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat
badan sesuai dengan usia anak. Penilaian BB/U dipakai untuk mencari tahu kemungkinan
seorang anak mengalami berat badan kurang, sangat kurang, atau lebih.

Namun, indikator ini biasanya tidak bisa dipakai jika umur anak tidak diketahui secara
pasti. Status gizi anak berdasarkan BB/U yakni:

 Berat badan normal: ≥-2 SD sampai 3 SD


 Berat badan kurang: <-2 SD sampai -3 SD
 Berat badan sangat kurang: <-3 SD

2. Tinggi badan berdasarkan umur (TB/U)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur tinggi
badan sesuai dengan usia anak. Penilaian TB/U dipakai untuk megindentifikasi penyebab
jika anak memiliki tubuh pendek.

25
Akan tetapi, indikator TB/U hanya bisa digunakan bagi anak usia 2-18 tahun dengan posisi
berdiri. Sementara jika usianya masih di bawah 2 tahun, pengukurannya menggunakan
indikator panjang badan atau PB/U dengan posisi berbaring.

Bila anak berusia di atas 2 tahun diukur tinggi badannya dengan cara berbaring, maka nilai
TB harus dikurangi dengan 0,7 sentimeter (cm). Status gizi anak berdasarkan TB/U yakni:

 Tinggi badan di atas normal: >2 SD


 Tinggi badan normal: -2 SD sampai dengan 2 SD
 Pendek (stunting): -3 SD sampai dengan <-2 SD
 Sangat pendek (severe stunting): <-3 SD

3. Berat badan berdasarkan tinggi badan (BB/TB)

Indikator ini digunakan oleh anak usia 0-60 bulan, dengan tujuan untuk mengukur berat
badan sesuai dengan tinggi badan anak. Pengukuran ini yang umumnya digunakan untuk
mengelompokkan status gizi anak.

Status gizi anak berdasarkan BB/TB yakni:

 Sangat gemuk: >3 SD


 Gemuk: >2 SD sampai dengan 3 SD
 Normal: -2 SD sampai dengan 2 SD
 Kurus (wasting): -3 SD sampai dengan <-2 SD

5. Tidak ada gambaran dismorfik, anak sadar, kontak mata ada, tapi tidak mau
tersenyum kepada pemeriksa. Anak tidak bisa bicara, bisa mengucapkan ya – ya
dan ma – ma, dan menoleh ketika dipangggil dengan suara keras.
a. Apa makna klinis dari tidak ada gambaran dismorfik? Sandora, nanda, cekfan
b. Apa makna klinis kontak mata ada, tapi tidak mau tersenyum kepada
pemeriksa? Povp, libna, ayas
c. Apa makna klinis menoleh jika dipanggil dengan suara keras? Bela, farhan,
nafrah
Ada gangguan dari system pendengaran sehingga perlu dipanggil
Namanya dengan keras

6. Anak bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa detik. Belum bisa
mengambil dan memegang kubus. Keempat anggota gerak kaku dan susah
ditekuk, gerakan kurang, dengan kekuatan 3. Tonus meningkat, refleks fisiologis
meningkat, refleks Babinsky (+), tidak ada refleks Moro dan refleks
menggenggam. Tidak ada gerakan yang tidak terkontrol. Tidak ada kelainan
anatomi pada anggota gerak. Hasil pemeriksaan KPSP usia 18 bulan didapatkan
tidak ada yang bisa dilakukan Sabrina.
26
a. Apa makna klinis Sabrina bisa tengkurap dan menahan kepala beberapa detik?
Ned, zahra, abim
b. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari pemeriksaan neurologis pada kasus?
Cekfan, sandora, nanda
Pada CP terjadi kerusakan pada pusat motorik dan menyebabkan terganggunya
fungsi gerak yang normal. Pada kerusakan korteks cerebri terjadi kontraksi
otak yang terus menerus dimana disebabkan karena tidak terdapatnya inhibisi
langsung pada lengkung reflex. Bila terdapat cidera berat pada system ekstra
pyramidal dapat menyebabkan gangguan pada semua gerak atau hypotonic,
termasuk kemampuan bicara. Namun bila hanya cedera ringan maka gerakan
gross motor dapat dilakukan tetapi tidak terkoordinasi dengan baik dan gerakan
motorik halus sering kali tidak dapat dilakukan. Gangguan proses sensorik
primer terjadi di sereblum yang mengakibatkan terjadinya ataksia. Pada
keterbatasan gerak akibat fungsi motor control akan berdampak juga pada
proses sensorik (Herdiman, 2013)
Karena kompleksitas dan kerentanan otak selama masa perkembangannya,
menyebabkan otak sebagai subyek cedera dalam beberapa waktu. Cerebral
ischemia yang terjadi sebelum minggu ke–20 kehamilan dapat menyebabkan
defisit migrasi neuronal, antara minggu ke–24 sampai ke–34 menyebabkan
periventricular leucomalaciaatau PVL dan antara minggu ke–34 sampai ke-40
menyebabkan focal atau multifocal cerebral injury.
Cedera otak akibat vascular insufficiency tergantung pada berbagai faktor saat
terjadinya cedera, antara lain distribusi vaskular ke otak, efisiensi aliran darah
ke otak dan sistem peredaran darah, serta respon biokimia jaringan otak
terhadap penurunan oksigenasi. Kelainan tergantung pada berat ringannya
asfiksia yang terjadi pada otak. Pada keadaan yang berat tampak
ensefalomalasia kistik multipel atau iskemik yang menyeluruh. Pada keadaan
yang lebih ringan terjadi patchy necrosis di daerah paraventrikular substansia
alba dan dapat terjadi atrofi yang difus pada substansia grisea korteks serebri.
Kelainan dapat lokal atau menyeluruh tergantung tempat yang terkena.
Stres fisik yang dialami oleh bayi yang mengalami kelahiran prematur seperti
imaturitas pada otak dan vaskularisasi cerebral merupakan suatu bukti yang
menjelaskan mengapa prematuritas merupakan faktor risiko yang signifikan
terhadap kejadian cerebral palsy. Sebelum dilahirkan, distribusi sirkulasi darah
janin ke otak dapat menyebabkan tendensi terjadinya hipoperfusi sampai
27
dengan periventrikular white matter. Hipoperfusi dapat menyebabkan
haemorrhage pada matrik germinal atau periventricular leucomalacia, yang
berhubungan dengan kejadian diplegia spastik.
Pada saat dimana sirkulasi darah ke otak telah menyerupai sirkulasi otak
dewasa, hipoperfusi kebanyakan merusak area batas dari arterycerebral mayor,
yang selanjutnya menyebabkan fenotip spastik quadriplegia. Ganglia basal juga
dapat terpengaruh dengan keadaan ini, yang selanjutnya menyebabkan
terjadinya koreoathetoid atau distonik. Kerusakan vaskular yang terjadi pada
saat perawatan seringkali terjadi dalam distribusi artery cerebral bagian tengah,
yang menyebabkan terjadinya fenotip spastik hemiplegia. Tidak ada hal–hal
yang mengatur dimana kerusakan vaskular akan terjadi, dan kerusakan ini
dapat terjadi lebih dari satu tahap dalam perkembangan otak janin.
Autoregulasi peredaran darah cerebral pada neonatal sangat sensitif terhadap
asfiksia perinatal, yang dapat menyebabkan vasoparalysis dan cerebral
hyperemia. Terjadinya kerusakan yang meluas diduga berhubungan dengan
vaskular regional dan faktor metabolik, serta distribusi regional dari
rangsangan pembentukkan synaps.
Pada waktu antara minggu ke-26 sampai dengan minggu ke-34 masa
kehamilan, area periventricular white matter yang dekat dengan lateral
ventricles sangat rentan terhadap cedera. Apabila area ini membawa fiber yang
bertanggungjawab terhadap kontrol motorik dan tonus otot pada kaki, cedera
dapat menyebabkan spastik diplegia.Saat lesi yang lebih besar menyebar
sebelum area fiber berkurang dari korteks motorik, hal ini dapat melibatkan
centrum semiovale dan corona radiata, yang dapat menyebabkan spastisitas
pada ekstremitas atas dan ekstremitas bawah.

c. Apa makna klinis tonus meningkat, refleks fisiologis meningkat, refleks


Babinsky tetapi tidak ada refleks Moro dan refleks menggenggam? Ayas,
povp, libna
d. Bagaimana prosedur pemeriksaan refleks babinsky, refleks Moro, dan refleks
menggenggam? Nafrah, bela, Farhan

e. Apa makna tidak ada gerakan yg tidak terkontrol dan tidak ada kelaianan
anatomi pada anggota gerak? Abim, ned, zahra

28
f. Apa makna dari hasil pemeriksaan KPSP usia 18 bulan didapatkan tidak ada
yang bisa dilakukan Sabrina? Nanda, cekfan, sandora
g. Bagaimana cara pemeriksaan KPSP? Libna, ayas, povp

Hipotesis:
Sabrina, 20 bulan, diduga mengalami Global Developmental Delayed et causa Cerebral Palsy
tipe spastik.

1. Bagaimana algoritma penegakkan diagnosis pada kasus? Bela, nafrah


Jawaban:
2. Apa saja diagnosis banding pada kasus? Ned, abim
Jawaban:
3. Apa diagnosis kerja pada kasus? Cekfan, nanda
Jawaban:
4. Apa definisi penyakit pada kasus? Ayas, libna
Jawaban:
5. Bagaimana epidemiologi penyakit pada kasus? Nafrah, farhan
Jawaban:
6. Bagaimana etiologi penyakit pada kasus? Abim, zahra
Jawaban:
7. Bagaimana klasifikasi penyakit pada kasus? Nanda, sandora
Jawaban:
8. Bagaimana patofisiologi penyakit pada kasus? Libna, povp
Jawaban:
9. Bagaimana manifestasi klinis dari penyakit pada kasus? Farhan, bela
Jawaban:
10. Bagaimana pemeriksaan fisik dari penyakit pada kasus? Zahra, ned
Jawaban:
11. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari penyakit pada kasus? Sandora, cekfan
Jawaban:
12. Bagaimana tatalaksana dari penyakit pada kasus? Povp, ayas
Jawaban:
13. Bagaimana komplikasi dari penyakit pada kasus? Bela, nafrah
Jawaban:
14. Bagaimana prognosis dari penyakit pada kasus? Ned, abim
29
Jawaban:
15. Bagaimana kajian, informasi dan edukasi penyakit pada kasus? Cekfan, nanda
Jawaban:
16. Bagaimana SKDI penyakit pada kasus? Ayas, libna
Jawaban:

30
IV. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan
No Learning Issues What I Know What I Don’t What I Have to How I
Know Prove Learn

1. GDD - ?? - ?? - ??

2. Cerebral Palsy - ?? - ?? - ??
Jurnal
(tipe spastik)
Textbook
3. Gangguan - ?? - ?? - ??
Internet
Tumbuh
Kembang

31
V. Kerangka Konsep
???
?

32
VI. Sintesis
A. ???
B. ???
C. ???
D. ???

VII. Kesimpulan
???.

33
DAFTAR PUSTAKA
?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????
?????????????????????????????????.

34

Anda mungkin juga menyukai