(K3)
“ Rangkuman Materi K3 “
Oleh:
NEFA PRAZASTI
20181014401053
Kelas : 2A
Dosen Pengampu:
Akademi Keperawatan
Bina Insani Sakti Sungai Penuh
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami berkat, rahmat, kesehatan, kesempatan dan kemauan hingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Rangkuman Materi K3”.
Shalawat dan salam tidak lupa kami kirimkan ke junjungan Nabi Muhammad
SAW, Nabi yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT hingga kita
dapat menikmati indahnya dunia sekarang ini.
Terima kasih kami ucapkan kepada BapakNs. Riris Friandi, M.Kep
selaku dosen mata kuliah Keselamatan dan Kesahatan Kerja (K3)yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
mahasiswa. Saran dan kritik sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan
makalah ini.
Penulis
i
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bahaya tidak hanya berhenti pada satu tempat saja, bahaya akan muncul
dimana dan kapan saja. Identifikasi bahaya, pemeliharaan dan pemantauan
terhadap lingkungan/kesehatan kerja harus dilaksanakan secara terus-menerus
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
1
produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi
dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang
mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko
yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah
kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan
dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan
cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan
ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
2
Suatu bahaya kesehatan akan muncul bila seseorang kontak dengan
sesuatu yangdapat menyebabkan gangguan/kerusakan bagi tubuh ketika terjadi
pajanan(“exposure”) yang berlebihan. Bahaya kesehatan dapat menyebabkan
penyakityang disebabkan oleh pajanan suatu sumber bahaya di tempat kerja.
Pemanfaatan Ketel Uap demikian luas di Indonesia antara lain di sektor industri,
pariwisata dan pelayanan kesehatan, namun pada pemakaiannya mengandung
potensi bahaya ( high risk) apabila tidak memenuhi standar atau syarat-syarat
safety yang berlaku.
Dengan tekanan dan temperatur uap yang demikian tinggi didalam Ketel
Uap, maka berarti pada setiap pengoperasian Ketel Uap terdapat potensi bahaya
yang apabila Ketel Uap tersebut pecah akan dapat mengakibatkan kerusakan
bangunan perusahaan dan korban jiwa.
3
Ketel atau pesawat uap dan bejana tekan merupakan peralatan yang
mempunya resiko sangat tinggi, apabila tidak dilakukan pemeliharaan dan
pemeriksaan secara teratur sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4
dapat menentukan penanganan yang terbaik bagi pekerja tersebut serta tidak
mengurangi kinerja karyawan tersebut.
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Diharapkan mahasiswa mampu mengetahui apa resiko dan bahaya
fisik kebisingan,pencahayaan,APD dan bagaimana penanggulangannya
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui bahaya fisik kebisingan
b. Mampu mengetahui bahay fisik pencahayaan
c. Mampu mengetahui resiko bahaya fisik APD
d. Mampu mengetahui cara penanggulangan resiko bahaya fisik
e. Mahasiswa mengetahui dan memahami bahaya fisik dilingkungan
kerja dan dampaknya terhadap kesehatan.
f. Mahsiswa memahami dan mampu menjelaskan ergonomic dan faal
kerja
5
g. Untuk mengetahui bagaimana konsep tentang resiko bahaya kimia dan
biologi
h. Untuk lebih mengerti mengenai stres dan stres kerja.
i. Untuk memehami mengenai jenis-jenis stres.
j. Untuk mengetahui moderator stres.
k. Agar kita menegtahui apa saja gejala stres dan dampak yang dapat
ditimbulkan oleh stres tersebut.
l. Agar kita tahu bagaimana cara mencegah stres.
6
BAB II
PEMBAHASAN
Bahaya fisik berasal dari segala energi yang jumlahnya lebih besar dari
kemampuan diri pekerja menerimanya. Energi berlebih ini banyak berasal dari
alat-alat kerja yang ada disekitan tempat kita bekerja. Contohnya bising yang
dapat berasal dari penggunaan alat bersuara tinggi (seperti speaker, mesin las,
bahkan suara knalpot yang sudah dimodifikasi juga termasuk dalam bahaya fisik),
sehingga nantinya pekerja tersebut berpotensi terjadi tuli; getaran yang dapat
berasal dari benda bergetaran tinggi seperti mesin pembolong jalan, truk-truk
besar,dsb, dimana dapat berpotensi kemandulan pada pria, rusaknya jaringan
syaraf tepi, bahkan hingga lumpuh; energi listrik, radiasi ion dan non-ion, suhu
ekstrim, dan sebagainya.
Kebisingan dapat diartikan sebagai segala bunyi yang tidak dikehendaki yang
dapat memberi pengaruh negatif terhadap kesehatan dan kesejahteraan seseorang
maupun suatu populasi. Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain :
jumlah energi bunyi, distribusi frekuensi, dan lama pajanan.
7
tertentu dapat menyebabkan tuli yang bersifat sementara maupun kronis. Tuli
permanen adalah penyakit akibat kerja yang paling banyak di klaim . Contoh :
Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.
8
Alat Pelindung Kepala
9
Alat Pelindung Tubuh
10
Manajemen Risiko K3 adalah suatu upaya mengelola risiko untuk mencegah
terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara komprehensif, terencana dan
terstruktur dalam suatu kesisteman yang baik. Sehingga memungkinkan
manajemen untuk meningkatkan hasil dengan cara mengidentifikasi dan
menganalisis risiko yang ada. Pendekatan manajemen risiko yang terstruktur
dapat meningkatkan perbaikan berkelanjutan.
Penilaian Risiko
Penilaian risiko yaitu proses identifikasi dan analisa area-area dan proses-
prose teknis yang memiliki risko untuk meningkatkan kemungkinan dalam
mencapai sasaran biaya, kinerja/performance dan waktu penyelesaian kegiatan
11
Pengendalian risiko meliputi identifikasi alternatifpengendalian risiko,
dengan cara menghindari risiko, mengurangi frekuensi terjadinya risiko,
mengurangi konsekuensi dari terjadinya risiko, mentransfer risiko secara penuh
atau sebagian kepada pihak lain yang lebih berkompeten menangani risiko
tersebut dan mempertahankan risiko.
Adalah proses evaluasi yang sistematis dari hasil kerja proses penanganan
risiko yang telah dilakukan dan sebagai dasar dalam penyusunan strategi
penanganan risiko yang lebih baik di kemudian hari.
Berdasarkan hasil analisa dan evaluasi risko dapat ditentukan apakah suatu
risiko dapat diterima atau tidak. Pengendalian lebih lanjut tidak dilakukan
jika risiko dapat diterima (Generally Acceptable)
12
Jika risiko berada di atas batas yang dapat diterima toleransi (Generally
Unacceptable) maka perlu dilakukan pengendalian lebih lanjut.
Pengendalian risiko dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yaitu:
E. Pengendalian Risiko K3
13
b) Substitusi : mengurangi risiko dari bahaya dengan cara mengganti proses,
mengganti input dengan yang lebih rendah risikonya.
c) Engineering : mengurangi risiko dari bahaya dengan metode rekayasa
teknik pada alat, mesin, infrastruktur, lingkungan, dan atau bangunan.
d) Administratif : mengurangi risiko bahaya dengan cera melakukan
pembuatan prosedur,
aturan, pemasangan rambu (safety sign), tanda peringatan, training dan
seleksi terhadap kontraktor, material serta mesin, cara pengatasan,
penyimpanan dan pelabelan.
e) Alat Pelindung Diri : mengurangi risiko bahaya dengan cara menggunakan
alat diri misalnya safety helmet, masker, sepatu safety, coverall, kacamata
keselamatan, dan alat pelindung diri lainnya yang sesuai dengan jenis
pekerjaan yang dilakukan.
Setiap tempat kerja selalu mengandung berbagai potensi bahaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan tenaga kerja atau dapat menyebabkan timbulnya
penyakit akibat kerja., Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi
menyebabkan terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau
14
bahkan dapat mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan
sistem kerja.
1) faktor teknis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau terdapat pada
peralatan kerja yang digunakan atau dari pekerjaan itu sendiri.
2) faktor lingkungan, yaitu potensi bahaya yang berasal dari atau berada di
dalam lingkungan, yang bisa bersumber dari proses produksi termasuk bahan
baku, baik produk antara maupun hasil akhir.
15
c. Potensi bahaya di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dapat dikelompokkan antara lain sebagai berikut
2. Potensi bahaya kimia, yaitu potesni bahaya yang berasal dari bahan-
bahan kimia yang digunakan dalam proses produksi. Potensi bahaya ini dapat
memasuki atau mempengaruhi tubuh tenga kerja melalui : inhalation (melalui
pernafasan), ingestion (melalui mulut ke saluran pencernaan), skin contact
(melalui kulit). Terjadinya pengaruh potensi kimia terhadap tubuh tenaga kerja
sangat tergantung dari jenis bahan kimia atau kontaminan, bentuk potensi
bahaya debu, gas, uap.asap; daya acun bahan (toksisitas); cara masuk ke
dalam tubuh.
4. Potensi bahaya fisiologis, yaitu potensi bahaya yang berasal atau yang
disebabkan oleh penerapan ergonomi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan
norma-norma ergonomi yang berlaku, dalam melakukan pekerjaan serta
peralatan kerja, termasuk : sikap dan cara kerja yang tidak sesuai, pengaturan
kerja yang tidak tepat, beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan
pekerja ataupun ketidakserasian antara manusia dan mesin.
16
atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak
sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya
sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara
individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja.
Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.
6. Potensi bahaya dari proses produksi, yaitu potensi bahaya yang berasal
atau ditimbulkan oleh bebarapa kegiatan yang dilakukan dalam proses
produksi, yang sangat bergantung dari: bahan dan peralatan yang dipakai,
kegiatan serta
Bahaya ini seperti ruangan yang terlalu panas, terlalu dingin bising kurang
penerangan getaranyang berlebihanradiasi dan sebagainya, Keadaan tempat
kerja yang terlalu panas mengakibatkan karyawan cepat lelahm karena
kehilangan cairan dan gamram, Bila panas dai lingkngan ini berlebihan suhu
tubuh akan meningkat yang menimbulkan gangguan keseatan, pada keadaan
berat sudu tubuh sangat tinggi yang mengakibatkan pingsan sampai kematian,
keadaaan yang terlalu dingin juga akan menyebabkan karyawan sering sakit
sehingga akan menurunkan daya tahan tubuhnya.
17
Getaran yang berlebihan menyebabka berbahai penyakit pada pembuluh darah
syaraf sendiri dan tulang punggung, Sedang radiasi panas akan menyebabkan
suhu tuuh meningkat dan akibatnya sama dengan ruang kerja yang panas,
selain itu terdapat berbagai radiasi seperti radiasi dari bahan radiokatf, radiasi
sinar dan riasi gelombang mikro yang dapat menimbulkan berbagai penyakit
pada karyawan.
a. Kebisingan
Bunyi adalah sesuatu yang tidak dapat kita hindari dalam kehidupan
sehari-hari, termasuk di tempat kerja.Bahkan bunyi yang kita tangkap melalui
telinga kita merupakan bagian dari kerja misalnya bunyi telepon, bunyi mesin
ketik / komputer, mesin cetak, dan sebagainya.Namun sering bunyi-bunyi
tersebut meskipun merupakan bagian dari kerja kita tetapi tidak kita inginkan,
misalnya teriakan orang, bunyi mesin diesel yang melebihi ambang batas
pendengaran, dan sebagainya.Bunyi yang tidak kita inginkan atau kehendaki
inilah yang sering disebut bising atau kebisingan.
18
Skala Intensitas KebisinganSkala Intensitas Desibel Batas Dengar
Tertinggi
5. Pluit 80 DB
7. Radio 60 DB
19
Aspek yang berkaitan dengan kebisingan antara lain : jumlah energi bunyi,
distribusi frekuensi,dan lama pajanan. Kebisingan dapat menghasilkan efek
akut seperti masalah komunikasi, turunnya konsentrasi, yang pada akhirnya
mengganggu job performance tenaga kerja.Pajanan kebisingan yang tinggi
(biasanya >85 dBA) pada jangka waktu tertentu dapat menyebabkan tuli yang
bersifat sementara maupun kronis. Tuli permanen adalah penyakit akibat kerja
yang paling banyak di klaim .Contoh : Pengolahan kayu, tekstil, metal, dll.
Kebisingan terutama yang berasal dari alat-alat bantu kerja atau mesin
dapat dikendalikan antara lain dengan menempatkan peredam pada sumber
getaran atau memodifikasi mesin untuk mengurangi bising. Penggunaan
proteksi dengan sumbatan telinga dapat mengurangi kebisingan sekitar 20-25
dB.Tetapi penggunaan penutup telinga ini pada umumnya tidak disenangi oleh
pekerja karena terasa risih adanya benda asing di telinganya.Untuk itu
20
penyuluhan terhadap mereka agar menyadari pentingnya tutup telinga bagi
kesehatannya dan akhirnya mau memakainya.
b. Getaran
Contoh :
21
Tujuan pencahayaan :
Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit
kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan kecelakaan.
Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja,
produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping,
kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.
22
ukuran benda. Hal ini akomodasi mata lebih dipaksa dan mungkin akan terjadi
penglihatan rangkap atau kabur.
a. Pemilihan jenis lampu yang tepat misalnya neon. Lampu neon kurang
menyebabkan silau dibandingkan lampu biasa.
23
e. Mengusahakan agar tempat-tempat kerja tidak terhalang oleh bayangan
suatu benda. Dalam ruangan kerja sebaiknya tidak terjadi bayangan-bayangan.
Penerangan yang silau buruk (kurang maupun silau) di lingkungan kerja akan
menyebabkan hal-hal sebagai berikut :
Ø Kelelahan mata yang akan berakibat berkurangnya daya dan efisiensi kerja.
Ø Kelemahan mental
e. Bau-Bauan
24
Yang dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja Yang
dimaksud bau-bauan dalam kaitannya dengan kesehatan kerja adalah bau-
bauan yang tidak enak di lingkungan kerja dan mengganggu kenyamanan
kerja.Selanjutnya bau-bauan ini dapat mengganggu kesehatan dan
produktivitas kerja.Bau-bauan sebenarnya merupakan jenis pencemaran udara
yang tidak hanya mengganggu penciuman tetapi juga dari segi higiene pada
umumnya.
25
atau diatas kelembaban itu dapat mempengaruhi penciuman. Pengendalian
bau-bauan di lingkungan kerja dapat dilakukan antara lain :
26
tetapi kemudian menetap sesuai dengan kebutuhan dan setelah berhenti
bekerja, nadi berangsur kembali kepada normal.Jantung yang baik sanggup
rneningkatkan jumlah denyutannya dan normal kembaIi sesudah kegiatan
dihentikan.
Denyut jantung masih dipengaruhi oleh keadaan cuaca kerja, reaksi psikis
dan psikologis, keadaan sakit dan lain-lain.
Salah satu keperluan utarna otot untuk pekerjaannya adalah zat asam, yang
dibawa oleh darah arteri kepada otot untuk pembakaran zat dan menghasilkan
energi.Maka dari itu, jumlah O2yang dipergunakan oleh tubuh untuk bekerja
merupakan salah satu petunjuk pula dari beban kerja.Sebagaimana diketahui
O2 diambil oleh kapiler darah didalam paru-paru, kemudian masuk da1am
darah balik dari paru-paru yang kaya zat asam. Maka keadaan dari paru-pam
dan alat pernafasan akan berpengaruh pula kepada pengembalian O2 ini oleh
tubuh.
27
Beban kerja fisiologis dapat didekati dan banyaknya O2 yang digunakan
tubuh, jumlah kalori yang dibutuhkan, denyutan jantung suhu netral dan
kecepatan penguapan lewat berkeringat.Beban kerja ini menentukan berapa
lama seseorang dapat bekerja sesuai dengan kapasitas kerjanya.Makin besar
beban, makin pendek waktu seseorang dapat bekerja tanpa kelelahan atau
gangguan.
Hati dan otot adalah tempat penimbunan bahan bakar (gIikogen). Dalam
keadaan otot kekurangan bahan bakar, penimbunan dari hati akan dimobilisir
ke otot. Usus adalah tempat penyerapan dari bahan-bahan bakar ini.
Ginjal tidak kalah pentingnya, oleh karena merupakan alat pertukaran zat bagi
bahan-bahan terlarut.Ginjal sangat baik terutama diperlukan pada pekerjaan
dengan cuaca kerja panas.
Selain faktor beban kerja dan pera1atan di dalam tubuh, faktor waktu dan
factor-fakttor lingkungan sangat berpengaruh kepada faa1 kerja.Waktu
mungkin da1am lamanya, tetapi juga dalam periodisitasnya.lamanya bekerja
tergantung dari kemampuan seorang tenaga kerja, beban kerja dan lingkungan.
Sedangkan periodisi tas ada1ah sehubungan dengan irama-irama biologis,
yaitu perubahan-perubahan faa1 yang datang dan hilang secara bergelombang.
Periodisitas demikian banyak dipelajari da1am I/mu
Kronobiologi atau Bioperiodisitas.
2. Ergonomi
Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos
(peraturan, hukum). Pada berbagai negara digunakan istilah yang berbeda,
seperti "Arbeitswissenschaft" di Jerman, "Bioteknologi" di negara-negara
Skandinavia; "Human Engineering", "Human Factors Engineering" atau
"Personnel Research" di Amerika Utara. Ergonomi adalah pengetrapan ilmu-
ilmu biologis tentang manusia bersama-sama dengan ilmu-ilmu tehnik dan
tehnologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain secara optimal dari
28
manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat dari padanya diukur dengan
efftisiensi dan kesejah teraan kerja.
29
Ergonomi mempunyai peranan penting dalam industrialisasi. Mekanisasi
dan automasi tidak saja terjadi pada industri, tetapi juga pada pertanian dan
pekerjaan administrasi, maka timbullah permasalahan sebagai berikut:
30
dicegah sehingga produktivitas dapal dipelihara. Faktor penting dalam
pendirian ada1ah ambang rasa, kewaspadaan, pembedaan dan penafsiran.HaI
ini dapat berfungsi secara baik, apabi1a tanda-tanda diatur memenuhi
ketentuan-ketentuan tertentu.
3. Ergometri
Ergometri adalah ilrnu untuk rnengukur kerja. Biasanya ada dua hal yang
ditentukan :
31
Untuk menentukan pemakaian tenaga pada pekerjaan sehari-hari, perlu
dilakukan inventarisasi dari kegiatan seluruh hari.yang meliputi tidur, duduk,
berjalan, bekerja, dan sebagainya dan berapa lamarya dari kegiatan-kegiatan
itu. Untuk tiap-tiap kegiatan, kemudian diukur pemakaian O2 atau digunakan
table-tabel tertentu.Yang biasanya ditentukan secara pengukuran adalah
pengerahan tenaga selama bekerja.Sehingga perlu cara-cara pengukuran O2
waktu bekerja.
Kapasitas aerobik dihitung dari usia, berat badan dan Denyutan jantung
untuk suatu kegiatan submaksimal.
32
Sebagai kegiatan bagi uji fisik adalah:Kapasitas aerobik dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Pada pekerjaan yang sifatnya mengangkat berat badan (seperti
uji naik turun bangku), tenaga yang dibutuhkan proporsionil dengan berat
badan, maka O2 yang dipakai sebaiknya dinyatakan dalam cm3/kg berat
badan.Tidak demikian halnya pada pekerjaan yang harus memindahkan bebas
luar, dalam hal ini lebih baik dinyatakan nilai absolutnya. Denyutan jantung
berkurang menurut usia, hal ini mempengaruhi penafsiran kemampuan
aerobik dalam pekerjaan submaksimal dan nilai yang ditemukan dan
monogram Astrand perlu dikoreksi:
33
aerobic rata-rata perkilogram berat badan wanita muda adalah 70% dari pada
laki-laki muda.
Jika seseorang mulai berlatih, denyut jantungnya pada waktu istirahat dan
kegiatan submaksimal akan menurun beberapa waktu sebagai tanda habituasi.
Latihan yang berat dan lama menyebabkan kenaik.an kemampuan aerobik
kira-kira 10%.
4. Automasi
34
Defenisi-defenisi di atas terlalu menonjolkan aspek produktivitas dan
teknologi, sehingga elemen manusia terlupakan. Maka dari itu, automasi harus
diartikan suatu Sistem yang meliputi alat-alat mekanik, peralatan kerja lain
dan manusia yang diperlukan untuk mengerjakan bahan atau keterangan
menjadi suatu produk barang atau jasa yang dikehendaki. Pertimbangan
pertama automasi adalah pengoptimalan produksi oleh manusia dan atau
mesin.
Terdapat empat tingkat dalam perkembangan automasi, yaitu dari kerja tangan
sampai kepada automasi penuh.Tingkat-tingkat itu adalah Salah satu alasan
automasi adalah kecilnya kekuatan manusia dibandingkan dengan sumber-
sumber tenaga lainnya.Selanjutnya dibuat satu daftar perbedaan antara
manusia dan mesin.Kedua-duanya dapat saling melengkapi dengan sebaik-
baiknya.
MESIN MANUSIA
35
Tenaga Dapat diatur dengan 2 kekuatan kuda (KK)
baik-baik: besar, untuk 10 detik; 0,5 KK
menetap dan dapat untuk beberapa detik;
dibuat kekuatan standar dan 0,2 KK untuk
pekerjaan terus
menerus sehari
36
sama, misalnya mata
sekaligus menentukan
lokasi relative,
gerakan dan warna.
Baik untuk
menentukan pola,
misalnya dapat
menentukan tanda
pada kebisingan yang
besar
6. Kelelahan
37
Setelah pekerja melakukan pekerjaannya maka umumnya terjadi
kelelahan, dalam hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan jenis
kelelahannya, beberapa ahli membedakan/membaginya sebagai berikut :
Kelelahan fisik akibat kerja yang berlebihan, dimana masih dapat dikompensasi
dan diperbaiki performansnya seperti semula.Kalau tidak terlalu berat kelelahan
ini bisa hilang setelah istirahat dan tidur yang cukup.
38
kehilangan inisiatif.Tanda-tanda psikis ini sering disertai kelainan-kelainan
psi1cosomatis seperti sakit kepala, vertigo, gangguan-gangguan fungsi paru-paru
dan jantung.kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, tidak dapat tidur, dan
lain-lain.
7. Waktu Kerja
39
masyarakat, istirahat, tidur, dan lain-lain.Memperpanjang waktu kerja lebih dari
kemampuan tersebut biasanya tidak disertai effisiensi yang tinggi, bahkan
biasanya terlihat penurunan produktivitas serta kecenderungan untuk timbulnya
kelelahan, penyakit dan kecelakaan.Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat
bekerja dengan naik selama 40-50 jam.Lebih dari itu, terlihat kecendrungan
tumbuhnya hal-hal yang negatif.Makin panjang waktu kerja, makin besar
kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diingini. Jumlah 40 jam kerja
seminggu ini dapat dibuat 5 atau 6 hari kerja tergantung kepada berbagai faktor.
Jika diteliti suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat,
produktivitas mulai menurun sesudah 4 jam bekerja. Keadaan ini terutama sejalan
dengan menurunnya kadar gula di dalam darah. Untuk hal ini, perlu istirahat dan
kesempatan untuk makan yang meninggikan kembali kadar bahan bakar di dalam
tubuh. Maka dari itu, istirahat setengah jam sesudah 4 jam kerja terus menerus
sangat penting artinya.
40
baiknya kerja malam hanya akan menghasilkan tingkat produktivitas yang rendah
sekali.
8. Faal Kerja
Ilmu tentang faal yang di khususkan untuk manusia yang bekerja disebut
faal kerja.Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang
sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan
susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk
petukaran zat yang diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran
darah ked an dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru.hati, usus, dan lain-
lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan.
41
kerja atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain
akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, C02, dan sebagainya. Namun
kelelahan, sesuai dengan mekanisme kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan
ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental psikologis yang sering-
sering juga besar pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya
kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later kontraksi dan waktu
melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor).
Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam
bekerja.Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-
gerakan fleksi, abduksi, rotasi, supinasi dan lain.lain.Demikian pentingnya kedua
alat ini sebagai suatu kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik,yaitu ilmu
tentang gerakan otot dan tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan, agar
dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil kerja sebesar-
besarnya.Biomekanika memberikan pengetahuan-pengetahuan tentang gerakan-
gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan,
tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya.
42
A. Faktor-faktor Biologi Penyakit Akibat Kerja
43
Ternyata banyak pekerjaan yang oleh karena sifat pekerjaannya lebih
memudahkan pekerja-pekerja mendapat sakit infeksi. Beberapa pekerjaan
memudahkan terjangkitnya TBC oleh pekerja yaitu:
44
racun dalam industri. Sifat dan derajat racun bahan-bahan kimia yang
dipergunakan dalam industri tergantung dari faktor-faktor sebagai berikut:
a. Gas, yaitu bentuk wujud zat, yang tidak memiliki bangun sendiri,
melainkan mengisi ruang tertutup pada keadaan suhu dan tekanan
normal.
b. Uap, bentuk gas dari zat-zat mmiliki sifat tidak terlihat berdifusi
mengisi seluruh ruang.
d. Kabut , yaitu titik cair halus dalam udara yang terjadi dari kondensasi
bentuk uap atau dari pemecahan zat menjadi tingkat disperse dengan
cara-cara ”splashing”, “foaming”, dll.
45
b. Bahan-bahan tidak bersifat partikel-partikel, yaitu gas-gas, dan uap-
uap.
46
- yang merusak susunan syaraf, misalnya parathion.
Oleh karena termakan atas dasar salah kira, diduga bahan yang lain.
Disamping bahan-bahan mati, dapat pula mikroorganisme, misalnya
bakteri atau jamur diudara ruang kerja, demikian pula bahan-bahan hidup
seperti tepung sari dan debu yang berasal dari hewan atau tumbuhan.
a. jenis persenyawaan,
b. besar molekul,
c. konsentrasi,
3. Port d’entrée (jalan masuk) bahan-bahan itu kedalam tubuh manusia, yang
umumnya melalui 3 pintu, yaitu:
47
a. Usia.
b. Idiosyncrasi.
c. Habituasi.
Risiko kesehatan timbul dari pajanan berbagai bahan kimia. Banyak bahan
kimiayang memiliki sifat beracun dapat memasuki aliran darah danmenyebabkan
kerusakan pada sistem tubuh dan organ lainnya. Bahankimia berbahaya dapat
berbentuk padat, cairan, uap,gas, debu, asap atau kabut dan dapat masuk ke dalam
tubuh melalui tiga carautama antara lain:
48
D. Norma Norma Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
A. Pengertian K3 mekanik
K3 mekanik adalah serangkaian kegiatan pengawasan dan semua
tindakan yang dilakukan oleh pengawas ketenaga kerjaan atas pemenuhan
pelaksanaan peraturan perundang-undagan terhadap obyek pengawasan k3
mekanik ditempat kerja.
B. Obyek k3 mekanik
a. Pesawat tenaga dan angkut
b. Pesawat angkat dan angkut
c. Operator mekanik
“ Ketel Uap ialah suatu Pesawat dibuat guna menghasilkan uap atau stoom yang
dipergunakandiluar pesawatnya “. Pada prinsipnya, semua Ketel Uap
didalamnya terdapat air yang dipanaskan oleh pelat dan atau pipa Ketel Uap
dimana pelat dan atau pipa tersebut dipanaskan oleh gas panas hasil pembakaran
bahan bakar sehingga air tersebut mendidih dan berubah menjadi uap ( steam )
yang tekanannya melebihi tekanan udara atmosfer.
Steam drum
Water drum
49
Pipa air (Header)
Air heater
Kebakaran. Gas yang mudah terbakar yang dikemas dalam bejana tekan,
bila tercampur dengan udara serta sumber panas dapat menimbulkan kebakaran
atau ledakan.
50
Keracunan dan iritasi. Beberapa jenis gas tertentu mempunyai sifat-sifat
beracun yang sangat membahayakan bagi makluk hidup karena dapat meracuni
darah dalam tubuh melalui sistem pernapasan maupun jaringan tubuh lainya.
Peledakan. Semua jenis gas betekanan yang tersimpan di dalam botol baja
maupun tangki gas mempunyai bahaya meledak karena ketidakmampuan kemasan
dalam menahan tekanan gas yang ada didalamnya.
51
Kelompok gas yang dapat menyengat berwarna Kuning Muda
DASAR HUKUM
Ruang ketel uap adalah bukan suatu tempat khusus dimana di dalamnya
tidak pasti untuk bekerja
52
Ketel uap harus ditempatkan dalam suatu ruangan atau bangunan
tersendiri yang terpisah dari ruangan kerja bagian lainnya
2. Persyaratan keselamatan kerja harus dipatuhi bagi suatu bejana tekan dan
ketentuan teknis pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan dan
pengujian serta penertiban pengesahan pemakaian bejana tekan, harus
mentaati undang-undang dan pertauran yang berlaku.
Tujuandan Manfaat:
Pelatihan Ahli K3 Boiler bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan
keterampilan dalam tehnik pengoperasian pesawat uap secara aman, benar dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang Kesehatan Keselamatan
Kerja ( K3) yang berlaku.
Penujian uap dari ketel uap sangat penting karena Tugas setiap
ketel uap untuk memberikan jumlah yang benar uap berkualitas tinggi:
aman, efisien, dan pada tekanan yang benar.
Oleh karena itu uap yang dihasilkan harus benar-benar sempurna
dan aman.
Uap yang dihasilkan oleh panas dari pembakaran bahan bakar
dalam tungku, atau dengan limbah panas dari proses. Panas ditransfer ke
air di shell boiler, yang kemudian menguap untuk menghasilkan uap di
bawah tekanan.
Sebuah wilayah tertentu permukaan air diperlukan dalam boiler
yang untuk melepaskan uap. Sebuah ketinggian tertentu juga harus
diperbolehkan di atas level kerja normal, untuk memungkinkan tingkat air
53
naik dengan meningkatnya beban, tapi masih memungkinkan luas yang
cukup untuk melepaskan uap tanpa akumulasi air terjadi.
Dalam boiler shell horisontal, tingkat air meningkat dengan
meningkatnya beban (karena adanya lebih banyak uap yang berada di
bawah permukaan air di boiler). Seperti tidak demikian, luas permukaan
air (area pelepasan uap) akan berkurang karena, sebagai tingkat air di atas
garis tengah boiler, sisi shell mengandung menyatu.
Boilermaker akan telah merancang boiler untuk memastikan bahwa
daerah tingkat air normal (NWL) adalah sedemikian rupa sehingga uap
akan dirilis pada kecepatan dapat diterima. Desainnya juga akan
memungkinkan ketinggian minimum tertentu uap off-take di atas NWL
tersebut.
Jelas, karena uap yang dihasilkan, air di boiler menguap, dan boiler
harus menerima pasokan air untuk mempertahankan tingkat. Karena
faktor-faktor yang diuraikan di atas, air harus dipertahankan pada tingkat
yang benar.
Keselamatan juga sangat penting. Jika boiler beroperasi kurang air,
kerusakan parah bisa terjadi dan ada akhirnya risiko ledakan.
Bagi Pengusaha yang akan membeli Ketel Uap yang akan dipakai di
perusahaannya, pilihlah Ketel Uap yang pembuatannya memenuhi prosedur yang
berlaku. Sebagai contoh, misalkan akan membeli Ketel Uap pipa api ( Fire Tube
Boiler ) baru buatan dalam negeri, maka sangat perlu diperhatikan, apakah Boiler
tersebut memiliki dokumen meliputi ; 1) Gambar konstruksi, 2) Gambar detail
sambungan, 3) Sertifikat bahan, 4) Perhitungan kekuatan konstruksi, 5) Surat
keterangan hasil Radiography Test dan atau Ultrasonic Test sambungan las dan
6) Laporan pengawasan pembuatan pesawat uap yang ditandatangani engineer
perusahaan pembuat boiler yang bersangkutan dan Pengawas Ketenagakerjaan
spesialis Pesawat Uap.
54
Dalam hal pengoperasian
55
beroperasi harus selalu ada operator Pesawat Uap yang melayani di
ruang Ketel Uap yang bersangkutan.
e. Setelah beroperasi beberapa lama, maka pemakai wajib
memeriksakan Ketel Uapnya secara berkala kepada AK3 spesialis
Pesawat Uap dari PJK3 yang memiliki SKP dari Dirjen Pembinaan
Pengawasan Kemenakertrans R.I atau kepada Pengawas
Ketenagakerjaan spesialis Pesawat Uap. Untuk Ketel uap yang dipakai di
kapal laut perusahaan pelayaran pemeriksaan berkalanya minimal sekal
tiap tahun, untuk Ketel Uap yang dipakai di darat pemeriksaan
berkalanya minimal sekali tiap 2 tahun, untuk Ketel Lokomotif
pemeriksaan berkalanya minimal sekali tiap 3 tahun.
f. Untuk melakukan perbaikan, penggantian atau perobahan
kostruksi dan atau perlengkapan Ketel Uap, pemakai wajib melaporkan
terlebih dahulu ke Dinas Tenaga Kerja setempat, sehingga pemeriksaan
khusus dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan pemakai
memperoleh petunjuk-petunjuk antara lain teknik pengerjaannya, standar
bahan, pengelasan dan sebagainya yang harus dipenuhi.
g. Agar kerak ketel ( scale ) yang terjadi di dalam Ketel Uap tidak
semakin tebal dan keras yang dapat mengakibatkan over heating
( pemanasan lebih ), maka sebaiknya Ketel Uap secara teratur dilakukan
cleaning dengan cara manual, mekanis maupun chemis oleh orang yang
ahlinya. Jika di dalam Ketel Uap bebas scale maka akan berdampak
positip terhadap efisienci dan life time Ketel Uap yang bersangkutan.
56
secara obyektif adalahberbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan,
ketegangan atau gangguanyang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri
seseorang.
Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan
kesamaan persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalam Margiati,
1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis
yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa
mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya sebagai respon
adaptif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan
ekstcrnai, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis.
57
dihadapkan pada kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh
sangatlah penting tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti,
2001:75).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua
kondisi pekerjaan
B. JENIS-JENIS STRESS
1) Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat,
positif, dan konstruktif (bersifat membangun). Hal tersebut termasuk
kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan
pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance
yang tinggi.
2) Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak
sehat, negatif, dan destruktif (bersifat merusak). Hal tersebut termasuk
konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular
dan tingkat ketidakhadiran (absenteeism) yang tinggi, yang diasosiasikan
dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
Pada gambar di bawah ini menampilkan sebuah model instruksi dari sebuah
stress yang berkaitan dengan pekerjaan. Model tersebut menunjukkan bahwa
empat jenis stressor mengarah pada stress yang dirasakan, yang pada gilirannya,
memunculkan berbagai hasil. Model tersebut juga menggolongkan beberapa
perbedaan individual yang memoderatkan hubungan stressor-stres-hasil.
stressor
Tingkat Individual
Psikologis/yang
Tuntutan pekerjaan
Hasil
Konflik peran berkaitan dengan
Abiguitas peran sikap
Pengendalian
lingkungan yang Kepuasan kerja
dirasakan Komitmen
Hubungan dengan 58 organisasional
supervisor Keterlibatan
Kelebihan beban, dengan pekerjaan
kekurangan bebab, dan Kepercayaan diri
Stres yang
dirasakan
Perbedaa
n
Individual
Keturun
an, usia,
kemampua
n pribadi,
jeis
kelamin,
diet,
dukungan
social,
penanggul
angan, cirri
kepribadia
n,
pekerjaan,
pengendali
an
lingkungan
yang
Ekstraorganisasional Tingkat Kelompok
Keluarga Sistem kardiovaskuler
Ekonomi Sistem kekebalan
Waktu yang berubah Sistem muskuloskeletal
Polusi suara, panas, Sistem gastrointestinal
kepadatan, dan udara
Stresor
59
1) Tingkat Individual
2) Tingkat Kelompok
menunjukkan kekurangpedulian
3) Tingkat Organisasi
60
penelitian menyediakan dukungan awal untuk gagasan bahwa manajemen
partisipatif dapat mengurangi stres organisasional. Meningkatnya penggunaan
teknologi informasi merupakan suatu sumber lain dari stres organisasional.
Sebagai tambahan atas beberapa jenis stresor ini, sebagian orang juga fobia
terhadap teknoligi. Akhirnya, desain kantor dan lingkungan umum kantor
merupakan stresor tingkat organisasional yang penting. Penelitian menunjukkan
bahwa penerangan yang buruk, suara yang bising, penempatan perabot yang tidak
tepat, dan suatu lingkungan kotor atau bau akan menciptakan stres.
4) Ekstraorganisasional
Hasil
Para ahli teori menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi atau hasil
psikologis yang berkaitan dengan sikap, keprilakuan, kognitif, dan kesehatan
61
fisik. Sebuah badan penelitian yang besar mendukung dampak negatif dari stres
yang dirasakan pada banyak aspek kehidupan kita. Stres berkaitan secara negatif
dengan kepuasan kerja, komitmen organisasional, emosi positif, dan kinerja yang
berhubungan secara positif dengan tingkat perputaran yang disebabkan oleh
kepenatan.
Perbedaan Individual
Orang tidak mengalami tingkat stres yang sama atau menunjukkan hasil yang
serupa untuk suatu jenis stresor tertentu. Sebagai contoh, jenis stresor yang
dialami di tempat kerja bervariasi menurut pekerjaan dan jenis kelamin. Stresor
untuk pengendalian yang rendah adalah lebih tinggi pada pekerjaan klerikal
tingkat rendah daripada pekerjaan profesional, dan konflik antar pribadi
merupakan suatu sumber stres yang lebih besar bagi kaum wanita daripada kaum
pria. Pengendalian yang dirasakan juga merupakan suatu moderator yang
signifikan dari proses stres. Orang merasakan tingkat stres yang lebih rendah dan
mengalami konsekuensi yang lebih mendukung pada saat mereka percaya bahwa
mereka dapat mengendalikan stresor yang mempengaruhi kehidupan mereka.
62
pekerjaan dan masalah pekerjaan yang terbawa ke rumah dapat juga
menjadi penyebab stress kerja.
2. Mengakibatkan dampak negatif bagi perusahaan dan juga individu.
3. Oleh karenanya diperlukan kerjasama antara kedua belah pihak untuk
menyelesaikan persoalan stres tersebut
a) Menurut (Robbin, 2003, pp. 794-798) penyebab stres itu ada 3 faktor
yaitu:
Faktor Lingkungan.
63
2. Ketidakpastian politik. Situasi politik yang tidak menentu seperti yang
terjadi di Indonesia, banyak sekali demonstrasi dari berbagai kalangan
yang tidak puas dengan keadaan mereka. Kejadian semacam ini dapat
membuat orang merasa tidak nyaman. Seperti penutupan jalan karena
ada yang berdemo atau mogoknya angkutan umum dan membuat para
karyawan terlambat masuk kerja.
3. Kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi yang pesat, maka
hotel pun menambah peralatan baru atau membuat sistem baru. Yang
membuat karyawan harus mempelajari dari awal dan menyesuaikan
diri dengan itu.
4. Terorisme adalah sumber stres yang disebabkan lingkungan yang
semakin meningkat dalam abad ke 21, seperti dalam peristiwa
penabrakan gedung WTC oleh para teroris, menyebabkan orang-orang
Amerika merasa terancam keamanannya dan merasa stres.
b) Faktor Organisasi
64
dengan jelas dan karyawan tidak pasti mengenai apa yang harus
dikerjakan.
3. Tuntutan antar pribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan
lain.Kurangnya dukungan sosial dari rekan-rekan dan hubungan antar
pribadi yang buruk dapat menimbulkan stres yang cukup besar, khususnya
di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.
4. Struktur Organisasi menentukan tingkat diferensiasi dalam organisasi,
tingkat aturan dan peraturan dan dimana keputusan itu diambil. Aturan
yang berlebihan dan kurangnya berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan yang berdampak pada karyawan merupakan potensi sumber
stres.
c) Faktor Individu
65
F. MODERATOR STRESS
1. Kepribadian
2. Prilaku tipe A
Definisi prilaku tipe A menurut Meyer Friedman dan Ray Rosenman
66
Prilaku tipe A adalah suatu kompleks tindakan emosi yang dapat diamati
dalam setiap orang yang terlibat secara agresif dalam suatu perjuang yang teru
menerus dan tak henti-henti untuk mencapai hal yang lebih lagi dalam waktu yang
lebih singkat dan lebih singkat lagi dan jika perlu, melawan usaha yang
berkebalikan dari orang atau hal lain.
Adapun karakteristik tipe A antara lain
1) Secara kronik berusaha untuk menyelesaikan sebanyak mungkin hal
dalam priode waktu yang sangat singkat
a. Agresif, ambisius, kompetititp, dan penuh energy
b. Berbicara dengan meledak-ledak, mendorong orang lain untuk
menyelesaikan apa yans mereka katakan.
c. Tidak sabar, tidak suka menunggu dan menganggap menunggu
sebagai membuang waktu yang berharga.
d. Sibuk denga tenggat waktu dan berorientesi pada pekerjaan
e. Selalu berjuang dengan orang, hal, dan pristiwa.
3. Dukungan sosial
Dukungan social dapat didefinisikan sebagai rasa nyaman, bantuan, atau
informasi yang diterima seseorang melalui kontak formal atau informal dengan
individu atau kelompok. Dukungan social bisa berbentuk dukungan emosi
(mengekspresikan kekhawatiran, mengindikasikan kepercayaan, meningkatkan
67
haraga diri, mendengarkan ), dukungan penilaian (menyediakan umpan balik dan
apirmasi), atau dukungan informasi (memberikan nasihat, memberikan saran,
menyediakan pengarahan). 0rang yang dapat berperan sebagai sumber dari
dukungan social di tempat kerja dapat mencakup supervisor, rekan kerja, baeahan,
dan konsumen atau orang-orang di luar tempat kerja yang di kenal oleh karyawan.
Sember dukungan di luar ruang lingkup pekerjaan dapat mencakup anggota
keluarga, teman ,dan lain-lain. Ada empat jenis dukungan social :
1) Dukungan penghargaan, memberikan informasi bahwa seseorang di
terima dan di hargai terlepas dari berbagai persoalan atau ketidakcukupan
apapun.
2) Dukungan informasional, memberikan bantuan dalam mendevinisikan,
memahami, dan menanggulangi persoalan.
3) Persahabatan social, menghabiskan waktu dengan orang lain dalam
kesenangan dan aktivitas rekreasi.
4) Dukungan instrumental, memberikan bantuan keuangan, sumber daya
materiil, atau pelayanan yang di butuhkan.
4. Penanggulangan
Penanggulangan adalah proses mengelola permintaan (eksternal atau
internal ) yang di nilai sebagai beban atau melebihi sumber daya seseorang.
Karena penanggulangan yang efektif maka mampu membantu mengurangi
pengaruh stressor dan stress. Proses penanggulangan memiliki tiga komponen
utama : (1) factor situasional dan pribadi, (2) penilaian kognitif atas stressor , dan
(3) stretegi penanggulangan.
Faktor situasional dan pribadi
Faktor situasional adalah ciri-ciri lingkungan yang memengaruhi orang
yang menginterpretasikan stressor. Contohnya : ambiguitas dari suatu situasi
seperti berjalan di sebuah jalan yang gelap.
Faktor pribadi adalah ciri kepribadian dan sumber daya pribadi yang
memengaruhi penilaian atas stressor. Contoh : karena lelah atau sakit dapat
mengganggu interpretasi atas stressor, seorang individu yang sangat lelah
mungkin akan menilai pertanyaan yang sangat polos sebagai suatu ancaman
atau tantangan.
68
Penilaian kongnitif atas stressor
Penilaian kongnitif mencerminkan persepsi keseluruhan seorang individu
atau evaluasi atas sebuah situasi atau stressor. Penilaian kongnitif
mengakibatkan suatu penggolongan situasi atau stressor sebagai
membahayakann mengancam, atau menantang. Bahaya (termasuk kerugian)
menggambarkan kerusakan yang telah terjadi, ancaman melibatkan potensi
untuk bahaya dan tantangan, berarti potensi untuk Keuntungan yang
signifikan dibawah ketidakbiasaan yang sulit. Penanggulangan dengan
bahaya biasanya berlanjut dengan tidak melakukan atau pengintrepretasian
ulang sesuatu yang muncul dimasa lalu karena kerusakan telah terjadi.
Strategi penanggulangan
Strategi penanggulangan dicirikan dengan prilaku dan pengenalan khusus
yang digunakan untuk menanggulangi suatu situasi. Orang menggunakan
suatu kombinasi dari tiga pendekatan untuk menanggulangi steresor dan
steres. Pertama, disebut sebagai strategi pengendalian, terdiri atas
penggunaan prilakudan pengenalan untuk menghadapi atau memecahkan
persoalan secara langsung. Suatu strategi pengendalian cenderung bersifat
mengambil yanggung jawab. Berlawanan dengan menangani persoalan
menagani persoalan secara langsung stategi melarikan diri berusaha untuk
menghindari persoalan. Stratesi manajemen gejala terdiri atas penggunaan
metode-metode seperti relaksasi, meditasi, pengobatan, atau latihan untuk
mengatur gejala stres yang berkaitan dengan pekerjaan.
Terry Beehr dan John Newman (dalam Rice, 1999) mengkaji ulang
beberapa kasus stres pekerjaan dan menyimpulkan tiga gejala dari stres pada
individu, yaitu:
1. Gejala psikologis
69
Berikut ini adalah gejala-gejala psikologis yang sering ditemui pada hasil
penelitian mengenai stres pekerjaan :
2. Gejala fisiologis
Gejala-gejala fisiologis yang utama dari stres kerja adalah:
Meningkatnya denyut jantung, tekanan darah, dan kecenderungan
mengalami penyakit kardiovaskular
Meningkatnya sekresi dari hormon stres (contoh: adrenalin dan
noradrenalin)
Gangguan gastrointestinal (misalnya gangguan lambung)
Meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan
Kelelahan secara fisik dan kemungkinan mengalami sindrom kelelahan
yang kronis (chronic fatigue syndrome)
Gangguan pernapasan, termasuk gangguan dari kondisi yang ada
Gangguan pada kulit
Sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah, ketegangan otot
Gangguan tidur
Rusaknya fungsi imun tubuh, termasuk risiko tinggi kemungkinan terkena
kanker
3. Gejala perilaku
70
Gejala-gejala perilaku yang utama dari stres kerja adalah:
Dampak Stres
Pada umumnya stres kerja lebih banyak merugikan diri karyawan maupun
perusahaan. Pada diri karyawan, konsekuensi tersebut dapat berupa menurunnya
71
gairah kerja, kecemasan yang tinggi, frustrasi dan sebagainya (Rice, 1999).
Konsekuensi pada karyawan ini tidak hanya berhubungan dengan aktivitas kerja
saja, tetapi dapat meluas ke aktivitas lain di luar pekerjaan. Seperti tidak dapat
tidur dengan tenang, selera makan berkurang, kurang mampu berkonsentrasi, dan
sebagainya.Sedangkan Arnold (1986) menyebutkan bahwa ada empat
konsekuensi yang dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu, yaitu
terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, serta
mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan.
H. PENGENDALIAN STRESS
a. Manajemen Stres dan Teknik Pengurangan Stres
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar
mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif. Hampir
sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang
harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan,
sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan. Ini
72
bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa untuk
memecahkan sebab dari stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Sebelum
masuk ke cara-cara yang lebih spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus
diperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan
penaggulangan. Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang
mampu merancang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkait
dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja. Dalam hubungannya
dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada beberapa tingkat, berjajar dari
ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu karena
kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab tidak adanya
ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar tidak menyukai
seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat (Margiati, 1999:76).
1. Pendekatan Individual
73
meningkatkan kondisi tubuh agar lebih prima sehingga mampu menghadapi
tuntutan tugas yang berat. Selain itu untuk mengurangi sires yang dihadapi
pekerja pcrlu dilakukan kegiatan-kegiatan santai. Dan sebagai stratcgi terakhir
untuk mengurangi stres adalah dengan roengumpulkan sahabat, kolega, keluarga
yang akan dapat memberikan dukungan dan saran-saran bagi dirinya.
2. Pendekatan Organisasional
Beberapa penyebab stres adalah tuntutan dari tugas dan peran serta
struktur organisasi yang semuanya dikendalikan oleh manajemen, schingga
faktor-faktor itu dapat diubah. Oleh karena itu strategi-strategi yang mungkin
digunakan oleh manajemen untuk mengurangi stres karyawannya adalah melalui
seleksi dan penempatan, penetapan tujuan, redesain pekerjaan, pengambilan
keputusan partisipatif, komunikasi organisasional, dan program kesejahteraan.
Melalui strategi tersebut akan menyebabkan karyawan memperoleh pekerjaan
yang sesuai dengan kemampuannya dan mereka bekerja untuk tujuan yang
mereka inginkan serta adanya hubungan interpersonal yang sehat serta perawatan
terhadap kondisi fisik dan mental.
74
Dalam biofeedback, perubahan kecil yang muncul dalam tubuh atau otak
di deteksi, di perkuat dan di tunjukkan kepada orang tersebut. Peran potensial dari
biofeedback sebagai teknik manajemen stress individu dapat di lihat dari fungsi
tubuh hingga tekanan tertentu yang di kendalikan secara sukarela atau sadar.
Potensi biofeedback adalah kemampuannya untuk membantu relaksasi dan
mempertahankan fungsi tubuh pada keadaan nonstress. Salah satu keunggulan
tehnik biofeedback di bandingkan dengan tehnik nonbiofeedback adalah bahwa
tehnik ini memberikan data yang tepat mengenai fungsi tubuh. Pelatihan
biofeedback telah bermanfaat dalam mengurangi kegelisahan, menurunkan
keasaman lambung, mengendalikan tekanan dan migren, dan secara umum
mengurangi manifestasi fisiologis negative dari stress.
3. Meditasi
Meditasi mengaktifkan suatu respons relaksasi dengan mengarahkan ulang
pemikiran seseorang jauh dari dirinya sendiri. Respon relaksasi adalah kebalikan
fisiologis dan psikologis dari respons stress berperang atau lari. Herbert benson
menganalisis banyak program meditasi dan mendapatkan suatu respons relaksasi
empat langkah. Keempat langkah tersebut adalah :
Menemukan suatu lingkungan yang tenang.
Menggunakan suatu perangkat mental seperti suatu kata tang
penuh dengan kesan yang menyenangkan untuk mengubah fikiran
dari pikiran yang berorientasi secara eksternal.
Mengabaikan pemikiran yang mengganggu dengan bersandar pada
suatu sikap yang pasif.
Mengasumsikan suatu posisi yang nyaman
Maharishi Mahes Yogi mendefinisikan meditasi transcendental sebagai
mengalihkan perhatian ke tingkat pemikiran yang lebih dalam hingga masuk ke
tingkat pemikiran yang paling dalam dan mencapai sumber dari pemikiran. Tidak
semua orang yang bermeditasi mengalami hasil yang positif, akan tetapi sejumlah
besar orang melaporkan meditasi sebagai hal yang efektif dalam mengelola stress.
4. Restrukturisasi kognitif
Alasan yang mendasari beberapa pendekatan individual dalam
manajemen stress di kenal sebagai restrukturisasi kognitif, adalah respons
75
seseorang terhadap stressor menggunakan sarana proses kognitif, atau pemikiran.
Asumsi dasar dari teknik ini adalah bahwa pikiran orang dalam bentuk ekspektasi,
keyakinan dan asumsi merupakan label yang mereka terapkan pada situasi, dan
label ini menimbulkan respons emosional terhadap situasi. Teknik kognitif dari
manajemen stress berfokus pada mengubah label atau kognisi sehingga orang
tersebut menilai situasi secara berbeda. Semua teknik kognitif memiliki tujuan
yang serupa yaitu untuk membantu orang memperoleh lebuh banyak kendali atas
reaksi mereka terhadap stressor dengan memodifikasi rasionalisasi mereka.
Selain teknik pengurangan stres di atas ada beberapa kiat lagi yang dapat
digunakan. Agar stres tidak berkelanjutan, adapun beberapa kiat yang di
kemukakan oleh Alex:
76
mengerjakannya. Alex memberikan contoh seorang wartawan yang produktif di
waktu malam akan merasa tertekan jika memaksakan diri menulis di waktu siang
hari. Untuk mengatasinya, sebaiknya pekerjaan dibagi. Siang hari membuat
outline dan mencari bahan, malam hari menyelesaikan tulisan. Untuk bekerja
secara lebih efisien. Anda juga harus trampil menentukan prioritas. Adanya urutan
prioritas dapat membantu Anda mengatur strategi.
“Ketika lelah, Anda lebih mudah merasa stres karena hal-hal yang sepele,”
demikian tulis Camile Anthony dalam “The Art of Napping at Work” (1999).
Kesalahan juga akan membuat perhatian Anda menurun sehingga mudah
melakukan kesalahan. Dalam keadaan demikian, Alex menganjurkan agar tidur.
Tidur 15 menit di tengah waktu kerja akan sama manfaatnya dengan tidur malam
3 jam. Anda bisa memanfaatkan mushola kantor (tentu saja di luar waktu shalat)
atau mobil Anda untuk tidur. Jangan lupa pasang alarm agar tidak tidur terlalu
lama. Jika keduanya tidak tersedia, meja kerja Anda bisa jadi pilihan terakhir.
Yang penting, tingkatkan energi segera jika sudah merasa terlalu lelah. Tidur
selama 30 menit atau kurang, menurut Anthony akan meningkatkan mood dan
rasa humor sehingga memperbaiki hubungan Anda dengan rekan kerja. Anthony
menganjurkan agar membatasi tidur selama 30 menit saja agar tidak sampai
tertidur nyenyak, yang akan membuat Anda lebih lelah ketika bangun.
Bagaimana kondisi kerja Anda? Apakah meja kerja Anda berantakan atau
ruangan kerja selalu dipenuhi asap rokok? Hati-hati karena hal-hal yang
tampaknya sepele tersebut karena dapat mempengaruhi performa kerja sekaligus
kesehatan Anda. Jika tidak memungkinkan mengubah lingkungan kerja secara
besar-besaran, ada baiknya Anda memulainya dari meja Anda. Dalam feng shui,
seni tata ruang dari Tiongkok, tempat kerja yang teratur menunjukkan pikiran
yang teratur. Jaga lingkungan kerja, terutama maja, dari tumpukan kertas atau file.
Simpan kertas-kertas Anda dalam map dan dalam kotak file atau laci file. Anda
juga bisa mencegah stres dengan mengubah letak kursi sehingga bisa mengetahui
77
siapa yang akan masuk ke ruangan Anda. Jika memungkinkan pindahkan meja
sehingga Anda dapat bekerja dengan cahaya alami dari luar (matahari).
Pola hidup sehat merupakan kunci untuk bebas stres. Pilihlah makanan
dan minuman yang bisa menurunkan stres yaitu makanan yang banyak
mengandung vitamin B kompleks seperti kacang-kacangan dan padi-padian.
Kurangi makanan berlemak dan perbanyak makan buah dan sayur.
Berolah raga secara teratur. Olah raga yang cukup tidak saja menyehatkan
badan tapi juga memperbesar kapasitas badan tapi juga memperbesar kapasitas
paru-paru sehingga mampu menampung oksigen yang lebih besar. Dengan kadar
oksigen tinggal di dalam darah yang kemudian akan diedarkan ke seluruh tubuh
Anda akan berpikir lebih jenuh.
7) Tingkatkan ketrampilan
Tidak ada kata terlambat untuk mempelajari ketrampilan baru. Jika Anda
merasa kurang mampu berkomunikasi, Anda bisa mempelajarinya melalui buku-
buku atau latihan kepemimpinan yang sering diadakan di kota-kota. Jika Anda
mempunyai minat terhadap komputer, kembangkan minat Anda. Peningkatan
ketrampilan akan membuat Anda menjadi karyawan yang lebih berharga.
78
menimbulkan perasaan berguna bagi Anda. Dengan mengikuti kegiatan di luar
pekerjaan, stres Anda di tempat pekerjaan akan berkurang. Anda dapat
menyakinkan diri bahwa walaupun Anda tidak bisa memperbaiki keadaan di
tempat kerja, Anda bisa mengendalikan hal-hal penting lainnya dalam kehidupan
Anda. Perasaan mampu mengendalikan kehidupan Anda sendiri adalah harta tak
ternilai.
79
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahaya fisik berasal dari segala energi yang jumlahnya lebih besar dari
kemampuan diri pekerja menerimanya. Energi berlebih ini banyak berasal dari
alat-alat kerja yang ada disekitan tempat kita bekerja. Contohnya bising yang
dapat berasal dari penggunaan alat bersuara tinggi (seperti speaker, mesin las,
bahkan suara knalpot yang sudah dimodifikasi juga termasuk dalam bahaya fisik),
sehingga nantinya pekerja tersebut berpotensi terjadi tuli; getaran yang dapat
berasal dari benda bergetaran tinggi seperti mesin pembolong jalan, truk-truk
besar,dsb, dimana dapat berpotensi kemandulan pada pria, rusaknya jaringan
syaraf tepi, bahkan hingga lumpuh; energi listrik, radiasi ion dan non-ion, suhu
ekstrim, dan sebagainya.
Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu
dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera.Untuk dapat
mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik
dari semua pihak. Pihak pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan sebagai
lembaga yang bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat, membuat
berbagai peraturan, petunjuk teknis dan pedoman K3 di Tempat Kerja serta
menjalin kerjasama lintas program maupun lintas sektor terkait dalam
pembinaannya.
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bagaimana cara yang dapat
dilakukan dalam pencegahan bahaya yang ditimbulkan oleh bahan-bahan
kimia, dan biologi adalah sebagai berikut:
2. imunisasi,
80
3. pengolahan bahan kimia yang sebaik-baiknya sehingga
kemungkinan racun memasuki tubuh melalui penelanan atau kontak dari
kulit apat di cegah,
1. karet alam
2. karet nitril
3. polivinil alcohol
4. polivinil chloride
5. litron
Adapun sifat-sifat bahan-bahan kimia yaitu : gas, uap, debu, kabut, “fume”,
awan, dan asap
Dari sifat-sifat diatas dapat di golong-golongkan menjadi padat, cair, dan gas.
81
Kesimpulan yang dapat di ambil dari semua materi,untuk menjaga keselamat
dalam oprasional ketel uap, perlu diadakan perawatan yang semestinya dan di
adakan pengujian pengujian yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa ketel
uap yang akan digunakan bisa berjalan dengan normal dan aman.
Dan semua ketel uap sebelum dipakai atau dikeluarkan dari meker, wajib
memiliki sertifikat yang telah di tentukan. dari dilaksanakanya pengujian tekan
dari ketel uap adalah bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan
dalam tehnik pengoperasian pesawat uap secara aman, benar dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dibidang Kesehatan Keselamatan Kerja ( K3)
yang berlaku.
Dan tujuan agar Semua persyaratan yang sudah ditetapkan dalam undang-
undang dan peraturan harus ditaati, mulai dari tahapan perencanaan,
pengoperasian dan pengujian/pemeriksaan.
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal tersebut
dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga terjadi
dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari emapt hal yaitu tingkat
individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstraorganisasional. Keempat
hal tersebut dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu
tergantung bagaimana individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya
respon barulah dapat ditentukan bagaimana stress yang dialami seseorang
tersebut.
Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negartif dimana
stress itu akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress.
Stress-stres yang dialami pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi
dengan banyak metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam
pekerjaan suatu perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat
mengurangi stress yang mereka alami.
82
semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi
pengaruhnya dalam bekerja.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bisa menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi
yang membaca. Selayaknya seorang mahasiswa makalah ini sangat jauh dari
kesempurnaan,maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah lebih baik di kemudian hari.
83
Daftar Pustaka
https://anakkatiga.blogspot.com/2018/03/jenis-jenis-bahaya-hazard-dalam-
k3.html
http://nusantaratraisser.co.id/responsiveweb/blog/2018/11/29/jenis-bahaya-dalam-
k3/
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/99095-
ID-manajemen-risiko-kesehatan-dan-
keselamatan.pdf&ved=2ahUKEwiYz5CNkqToAhWglbcAHQuUCpAQFjABegQ
IBRAB&usg=AOvVaw3h1A9ZL3RqehnxlmnHT1-C
http://silviasigit.blogspot.com/2010/10/1-lingkungan-kerja-fisik-dan-non-
fisik.html
http://id.shvoong.com/business-management/management/2134354-lingkungan-
kerja-fisik/
http://masteran.blogspot.com/2009/05/lingkungan-fisik-kerja.html
http://okleqs.wordpress.com/2008/05/23/pengenalan-bahaya-di-lingkungan-kerja/
http://mia.staff.uns.ac.id/2011/07/11/tempat-kerja-potensi-bahaya/
http://mily.wordpress.com/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3/
84
http://akhlisnurse.blogspot.com/2012/01/bahaya-kimia.html
http://diklatwasnaker73.blogspot.com/2013/04/pemakaian-ketel-uap-secara-
aman.html
http://infotrainingcigma.wordpress.com/tag/pesawat-uap-bejana-tekan/
http://jamaengineering.wordpress.com/2013/04/24/pressure-vessel/
http://stip52.blogspot.com/2013_06_01_archive.html
http://dodiiee.blogspot.com/2013/03/penerapan-k3-bidang-pesawat-uap-
bejana.html
http://akbarmachfud.blogspot.com/2013/09/k3-dibidang-las-dan-bejana-
ledak.html
85
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Perusahaan,
Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Phillip L. Rice, Stress and Health, California: Brooks/ Cole Publishing Company,
1999
86