Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini
2. Seluruh Panitia dan Pengajar Pelatihan Hiperkes dan Keselamatan Kerja bagi
Dokter/Dokter Perusahaan.
Tbk.
terdapat berbagai kekurangan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang bersifat
kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
BAB II PELAKSANAAN........................................................................................38
2.2.Lokasi Pengamatan.............................................................................................38
2.3.Dokumen Pengamatan........................................................................................40
5.1.Kesimpulan..........................................................................................................64
2
5.2.Saran.....................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................66
BAB I
PENDAHULUAN
tenaga kerja dan lingkungan kerja yang sehat, selamat, nyaman dan
3
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan
dunia. Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1
juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan kerja.
Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah
kematian karena penyakit akibat kerja, dimana diperkirakan terjadi 160 juta
penyakit-penyakit umum.
Tujuan kesehatan kerja adalah berusaha meningkatkan daya guna dan hasil
guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang
Higiene pada perusahaan pun berpengaruh pada daya dan hasil guna
tenaga kerja. Pengertian dari Higiene Perusahaan sendiri adalah spesialisasi dalam
4
tindakan korektif kepada lingkungan tersebut serta lebih lanjut pencegahan agar
pekerja dan masyarakat sekitar suatu perusahaan terhindar dari akibat bahaya
suhu dan kelembaban udara, serta berbagai perangkat kerja (mesin dan
bukan mesin)
2. Lingkungan kimia, misalnya bahan baku, bahan jadi dan bahan sisa yang
industri sepatu. Faktor higiene dalam perusahaan tersebut menjadi sorotan yang
dapat disebabkan karena sarana yang tidak memadai, tidak adanya keserasian
ukuran dan bentuk sarana kerja terhadap tenaga kerja yang digunakan dalam
proses produksi itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan tindakan pencegahan dan
pengendalian terhadap bentuk higiene dari pihak PT. Primarindo, baik dari segi
5
manajerial, operasional dan juga sarana bagi karyawannya untuk mengurangi
Primarindo.
kantor
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 187/MEN/1999 tentang
6
kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam
Ayat 9
Kadar Tertinggi Diperkenankan yang selanjutnya disingkat KTD adalah
kadar bahan kimia di udara tempat kerja yang tidak boleh dilampaui
Ayat 10
Faktor fisika adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika yang
Ayat 11
Faktor kimia adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat kimia yang
dalam keputusan ini meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut,
Ayat 13
Iklim kerja adalah hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan
gerakan udara dan panas radiasi dengan tingkat pengeluaran panas dari
Ayat 24
Terpapar adalah peristiwa seseorang terkena atau kontak dengan faktor
Ayat 25
Paparan Singkat Diperkenankan yang selanjutnya disingkat PSD adalah
kadar zat kimia di udara di tempat kerja yang tidak boleh dilampaui agar
tenaga kerja yang terpapar pada periode singkat yaitu tidak lebih dari 15
7
jaringan tubuh maupun terbius yang tidak boleh dilakukan lebih dari 4 kali
Ayat 2
Jika faktor fisika dan faktor kimia pada suatu tempat kerja melampaui
Pasal 5
(1) NAB kebisingan ditetapkan sebesar 85 decibel A (dBA).
(2) Kebisingan yang melampaui NAB, waktu pemaparan ditetapkan
Pasal 6
(1) NAB getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung
pada lengan dan tangan tenaga kerja ditetapkan sebesar 4 meter per detik
kuadrat (m/det2).
(2) Getaran yang melampaui NAB, waktu pemaparan ditetapkan
Pasal 7
NAB getaran yang kontak langsung maupun tidak langsung pada seluruh
Pasal 8
NAB radiasi frekuensi radio dan gelombang mikro ditetapkan
8
Pasal 9
(1) NAB radiasi sinar ultra ungu ditetapkan sebesar 0,0001 milliWatt per
Menteri ini.
Pasal 10
NAB medan magnit statis untuk seluruh tubuh ditetapkan sebesar 2 Tesla.
Pasal 11
NAB medan magnit statis untuk bagian anggota tubuh (kaki dan tangan)
ditetapkan sebesar 600 milli tesla (mT). NAB medan magnit untuk
Pasal 12
NAB Faktor Kimia di udara tempat kerja tercantum dalam Lampiran II
Pasal 13
(1) Pengukuran dan penilaian faktor fisika dan faktor kimia di tempat kerja
pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri atau Pejabat yang
ditunjuk.
1.3.1. Visi
Menjadi pemimpin dalam industri Sepatu Di Indonesia
9
1.3.2. Misi
Mempunyai proses produksi yang efisien, menghasilkan produk kualitas
tinggi untuk memenuhi kepuasan pelanggan, menjadi mitra usaha terpercaya
dalam menghadapi tantangan saat ini dan masa depan, mempunyai sepatu merek
sendiri yang menjadi pasar nomor satu di dalam negri.
1.3.3. Sejarah
PT Primarindo didirikan pada tanggal 1 Juli 1988 dengan nama PT Bintang
Kharisma, dengan status penanaman modal dalam negri (PMDN) dan bergerak
dalambidang industri sepatu. Pada tahun 1999 telah mencatatkan dan menjual
sahamnya di bursa efek Jakarta dan menjadi PT. Bintang Kharisma. Pada tahun
1997 perusahaan merencanakan untuk melakukan diserfikasi usaha ke bidang lain
yang juga mempunyai prospek erah. Untuk itu, perusahaan mengganti nama
menjadi PT. Primarindo Asia Insfrastukture, Tbk. Sebelum direncanakan
diserfikasi dapat terealisasi, kondisi ekonomi di Indonesia mulai memburuk.
Sehingga perusahaan memutuskan untuk menunda hal tersebut.
Pada tahun 2001, perseroan memproduksi hanya satu banded buyer yaitu
merek Rebbok. Untuk mengantisifasi pemutusan kerjasama oleh
Rebbok,perseroan memutuskan untuk menjadikan tahun 2001 sebagai tahun
konsolidasi dan mulai mempersiapkan usaha pengembangan pasar domestic.
Pada bulan April 2002 perseroan menerima pemberitahuan dari Rebbok
international limited.
PT. Primarindo Asia Insfrastukture Tbk bergerak dalam bidang industri
sepatu, khususnya sepatu olah raga dan memproduksi dalam berbagai pungsi dan
ukuran, selama ini produksi PT. Primarindo Asia Insfrastukture didasarkan atas
pesanan dari pelanggan yang berasal dari luar negri dengan demikian hampir
seluruh sepatu olah raga hasil produksi perseroan adalah untuk diekspor dan harus
memenuhi setandar mutu yang telah ditetapkan oleh pembeli dengan desain yang
dibuat perusahaan atau pelanggan yang merupakan pemenang merek atau
pemegang lisensi dari merek terkemuka.
10
dua bayer besar yaitu rebok dan fila, pada tahun 2000 dalam pengembangan pasar
domestik telah memproduksi merek TOMKINS.
kesejahteraan yang lebih tinggi, serta sebagai suatu usaha pencegahan penyakit
yang menitik beratkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta
dalam ilmu higiene beserta prakteknya yang melakukan penilaian pada faktor
antara lain faktor fisik, faktor biologis, faktor kimia, sanitasi industry, dan
pengolahan limbah.
berputar.
11
- Kebisingan terputus-putus: seperti suara pesawat terbang di
udara.
- Kebisingan menghentak: seperti suara dentuman meriam, bom
meledak.
• Akibat kebisingan:
Tipe Uraian
bunyi dering
Akibat Gangguan
Kejengkelan, kebingungan
psikologis emosional
Gangguan tidur atau istirahat, hilang
Gangguan
konsentrasi waktu bekerja, membaca dan
gaya hidup
sebagainya.
Merintangi kemampuan mendengarkan
Gangguan
TV, radio, percakapan, telpon dan
pendengaran
sebagainya.
•
penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak
12
membahayakan, perlu diambil tindakan seperti penggunaan peredam pada sumber
bukit buatan ataupun pengaturan tata letak ruang dan penggunaan alat pelindung
1.4.2.1.B. Getaran
Getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah
bolak-balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran terjadi saat mesin atau alat
kesehatan.
- Getaran seluruh badan dapat memicu terjadinya yaitu penglihatan
sakit pada persendian otot lengan, indera perasa pada jari - jari menurun
telapak tangan.
lingkungan tempat kerjanya nyaman. Suhu nyaman bagi orang indonesia adalah
1.4.2.1.D. Penerangan
13
Penerangan di tempat kerja adalah salah satu sumber cahaya yang
menerangi benda- benda di tempat kerja. Penerangan berasal dari cahaya alami
kerja.
- Memperpanjang waktu kerja
- Kerusakan indera mata
- Kelelahan mental
- Menimbulkan terjadinya kecelakaan.
• Intensitas cahaya di ruang kerja adalah sebagai berikut.
Tingkat
Jenis
pencahayaan Keterangan
Kegiatan
minimal (Lux)
Ruang penimpanan dan ruang
Pekerjaan
peralatan/instalasi yang
kasar & tidak 100
memerlukan pekerjaan yang
terus-menerus
kontinyu
Pekerjaan
Pekerjaan dengan mesin dan
kasar dan 200
perakitan kasar
terus-menerus
Pekerjaan kantor/administrasi,
Pekerjaan
300 ruang kontrol dan pekerjaan mesin
rutin
dan perakitan atau penyusun
14
Pembuatan gambar atau bekerja
mesin
Pemilihan warna, pemrosesan,
Pekerjaan
1000 tekstil, pekerjaan mesin halus dan
halus
perakitan halus
1500
Mengukir dengan tangan, pekerjaan
Pekerjaan (tidak
mesin dan perakitan yang sangat
amat halus menimbulkan
halus
bayangan)
3000
bayangan)
Bahan kimia yang didefinisikan sebagai unsur kimia, senyawa, dan campurannya
yang bersifat alami maupun buatan (sintetis) selalu terdapat di setiap proses
panjang. Untuk memahami faktor kimia di tempat kerja, seorang ahli K3 harus
15
memiliki pengetahuan tentang efek toksik dan sifat dari suatu zat kimia.
Identifikasi zat kimia berbahaya dapat dilakukan dengan melihat pelabelan bahan
stabilitas cukup sebagai suspensi di udara. Bentuk ini memiliki ukuran 0.02-
berikut.
- Debu merupakan suspensi partikel benda padat di udara. Butiran debu ini
dapat bervariasi mulai dari yang dapat terlihat dengan mata telanjang (50µm)
sampai dengan yang tidak terlihat. Partikel debu yang berukuran kurang dari
10µm dapat membahayakan kesehatan karena dapat terhirup dan masuk ke dalam
paru-paru, dan yang berukuran 0.5 – 4 µm dapat terdeposit pada alveolus paru,
bentuk uap, biasanya terjadi setelah penguapan dari logam cair. Uap dari logam
Contoh: metal fume pada peleburan logam seperti ZnO dan PbO.
- Kabut (fog) adalah sebaran partikel-partikel cair di udara sebagai hasil proses
kondensasi dari bentuk uap atau gas melalui proses electroplanting dan
penyemprotan di mana cairan tersebar, terpercik atau menjadi busa partikel buih
16
yang sangat kecil. Contoh: kabut minyak yang dihasilkan selama operasi
dari 0.5µm dan bercampur dengan senyawa hidrolarbon sebagai hasil pembakaran
diubah menjadi cairan atau keadaan padat dengan pengaruh dari gabungan
kenaikan tekanan dan pengurangan suhu. Gas dapat berdifusi dengan cara
menjalar atau menyebar. Contoh : bahan seperti oksigen, nitrogen, atau karbon
dioksida dalam bentuk gas pada suhu dan tekanan normal, dapat diubah
padat atau cairan pada suhu dan tekanan ruang. Uap dapat dirubah kembali
menjadi padat atau cair dengan menambah tekanan atau menurunkan suhu.
Bahan-bahan yang memiliki titik didih yang rendah lebih mudah menguap dari
pada yang memiliki titik didih yang tinggi. Contoh bentuk uap adalah uap air, uap
apabila tubuh kontak dengan bahan kimia. Bagian tubuh yang terkena biasanya
kulit, bahan itu akan merusak lapisan yang berfungsi sebagai pelindung. Keadaan
17
- Iritasi melalui mata kontak yang terjadi antara bahan-bahan kimia dengan
mata bisa menyebabkan rusaknya mulai yang ringan sampai kerusakan permanen.
- Iritasi saluran pernapasan oleh karena bahan-bahan kimia berupa bercak-
bercak cair, gas atau uap akan menimbulkan rasa terbakar apabila terkena pada
dengan kadar oksigen di udara yang digantikan dan didominasi oleh gas seperti
nitrogen, karbon dioksida, ethane, hydrogen atau helium yang kadar tertentu
kemampuan tubuh untuk mengangkut dan menggunakan zat asam, sebagai contoh
konsentrasi yang relatif tinggi dari bahan kimia tertentu seperti ethyl dan prophyl
hydrocarbon ethyl dan isoprophyl ether, dapat menekan susunan syaraf pusat.
D. Bahan kimia beracun/toksin
Bahan kimia yang dalam kosentrasi relatif sedikit dapat mempengaruhi
yang komplek. Keracunan sistemik dihubungkan dengan reaksi dari salah satu
sistem atau lebih dari tubuh terhadap bahan-bahan kimia yang mana reaksi ini
18
merugikan dan dapat menyebar keseluruh tubuh. Contoh bahan kimia toksin
bevariasi antara 4 tahun sampai 40 tahun. Bahan kimia seperti arsenic, asbestos,
partikel-partikel debu halus daerah pertukaran gas dalam paru-paru dan adanya
reaksi dari jaringan paru dan membentuk jaringan fibrotik. Contoh bahan-bahan
diperlukan pengambilan sample yang dapat dilakukan secara terus menerus dalam
kurun waktu tertentu yang pada prinsipnya harus representatif dalam 8 jam
NIOSH, AIHA, dan lain-lain. Beberapa instrument analisis yang digunakan dalam
pengujian faktor kimia adalah AAS untuk analisis kadar logam, GC untuk kadar
19
deffractometer.Nilai Ambang Batas (NAB), diatur berdasarkan surat edaran
seperti:
• Pemberian label dan simbol pada wadah untuk bahan yang berisikan
tubuh, efek paparan, cara penggunaan yang aman dan pertolongan pertama
keracunan.
• Memiliki MSDS, yaitu semua informasi mengenai suatu bahan kimia
K3 di bidang kimia.
• Prinsip pengendalian bahan kimia di lingkungan kerja dilakukan dengan
20
c. Penyimpanan bahan sesuai dengan kelompok sifat dan besar potensi
bahaya
d. Penanganan limbah dan sampah kimia secara khusus dan benar.
Dasar hukum yang mengatur pengendalian bahan kimia berbahaya adalah
Kepres No. 22/1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja (point)
penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang didapat
dan produknya yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
asma);
4. Protein alergen dari tumbuhan tingkat rendah (lichen, liverwort, fern) dan
21
3. Menjaga kebersihan kebersihan perseorangan/individu;
4. Penggunaan masker yang baik untuk pekerja yang berisiko tertular lewat
mikrometer);
5. Menggunakan sarung tangan yang menutupi sampai siku saat menuangkan
bahan baku;
6. Desinfeksi secara teratur terhadap lantai, dinding dan peralatan produksi;
7. Membersihkan semua debu yang ada di sistem pendingin paling tidak satu
Dengan mengenal bahaya dari faktor biologi dan bagaimana mengotrol dan
Salah satunya kantin atau tempat makan para pekerja berada di ruangan
tertutup sehingga lalat tidak dapat keluar masuk dan hinggap pada makanan
pekerja.
22
Sanitasi ini merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh industri dalam
yang terlibat.
yaitu:
Domestik untuk karyawan, makan, minum, dll
Proses produksi
23
penyediaan makanan dan merupakan pencegahan penyakit yang efektif. Hal–
kutu dan lain-lain. Masing-masing vektor membawa penyakit tertentu dan dapat
vektor dapat dilakukan oleh pihak perusahaan sendiri ataupun memakai jasa
menjamin tenaga kerja untuk menjalankan fungsi-fungsi biologis seperti buang air
kecil, buang air besar, makan, tempat ganti pakaian, dan lain-lain. Hal – hal yang
jumlah pekerja
Tempat cuci
Tempat mandi. Membersihkan badan sebelum pulang
Tempat baju kerja (locker). Tempat ganti pakaian sebelum dan sesudah kerja
Ruang makan dan kantin. Memenuhi syarat – syarat rumah makan sehat atau
kantin sehat.
24
memiliki nilai ekonomis berupa limbah yang dengan melakukan proses lanjut
akan memberi nilai tambah, serta limbah yang tidak mempunyai nilai ekonomis
berupa limbah yang diolah dalam bentuk proses apapun tidak dapat memberikan
Limbah padat dan cair yang dihasilkan akibat proses produksi sebaiknya
jenisnya serta apakah termasuk limbah B3 atau bukan. Untuk limbah yang bukan
termasuk B3 perlu dipilah lagi apakah bisa didaur ulang atau bisa langsung
dibakar atau dikubur. Yang termasuk kedalam limbah B3 adalah limbah industri
yang mengandung bahan pencemar yang bersifat racun dan berbahaya, dimana
potensi mencemari dan merusak lingkungan hidup dan sumber daya. Limbah cair
yang dihasilkan industri harus diolah terlebih dahulu sesuai dengan spesifikasinya.
bocor, sampah tidak boleh tercecer pada waktu pengumpulan dan penyimpanan
gravitasi.
Flotasi, yaitu memisahkan partikel dengan densitasnya, menggunakan
25
Koagulasi-presipitasi, yaitu pencampuran bahan kimia secara merata
reaktor concrete steel earthen tank dengan aliran konsentrasi yang sangat
tinggi.
Aerobic attached growth process, yaitu proses mikroorganisme
dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang terbawah
pencemaran udara oleh limbah gas dan materi partikulat yang terbawah
bersamanya.
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida, dan
oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan bakar dengan cara
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan
26
berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat, karena filter
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan bermotor
dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon monoksida dan
menyempurnakan pembakaran;
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat dikurangi
kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan sumber bahan bakar
alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang merupakan polutan.
stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih yang
saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus secara tetap
diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan abu/ debu) harus
segera diganti dengan yang baru.Jenis filter udara yang digunakan tergantung
pada sifat gas buangan yang keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak,
Pengendap Siklon:
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara /
gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon
sehingga partikel yang relatif “berat” akan jatuh ke bawah.Ukuran partikel / debu
27
/ abu yang bisa diendapkan oleh siklon adalah antara 5 µ - 40 µ. Makin besar
Filter Basah:
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip
kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari bagian
bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu akan ikut
semprotkan air turun ke bawah.Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dapat
juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter basah digabungkan menjadi satu.
yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 µ atau lebih. Cara kerja
alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat
yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan
secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan jatuh terkumpul di bawah akibat gaya
alatnya.
Pengendap Elektrostatik:
kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya adalah
aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara cepat dan udara
yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.Alat pengendap elektrostatik ini
menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25-100 kv. Alat
28
pengendap ini berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif,
sedangkan di tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar
dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup
besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini
ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-masing akan
menuju ke elektroda yang sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik
oleh dinding tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia dan sumber
dengan kegiatan kerja guna tercipta tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif.
kecelakaan dan penyakit akibat kerja antara lain, hilang dan rusaknya
29
material/produk, terhentinya proses produksi , hilangnya tenaga terampil dan
setiap makhluk hidup. Alat teknologi buatan manusia disamping bermanfaat juga
alat kerja, material dan proses produksi menjadi sumber bahaya yang dapat
mencelakakan tenaga kerja. Oleh karena itu aspek keselamatan menjadi tuntutan
Dasar hukum SMK3 antara lain UUD 45 pasal 27 ayat 2, UU No.1 tahun
No.05/Men/1996.
kerugian-kerugian lainnya.
perusahaan.
30
Penerapan sistem manajemen kesehatan dan kesalamatan kerja bagi duni
c. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja
BAB II
PELAKSANAAN
31
DOKUMEN PENGUKURAN FAKTOR FISIK
Penerangan
1. Apakah di tempat kerja penerangan alami/buatan?
2. apakah penerangan yang ada cukup dan merata?
3. apakah ada kesilauan?
4. Apakah ada kontras antara tempat kerja dan sekelilingnya?
5. Apakah ada bayangan di area tempat kerja?
6. Apakah cahaya terlalu suram/terang?
7. Apakah bekerja dalam waktu lama di depan computer?
8. Apakah ada jadwal pemeliharaan penerangan di tempat kerja?
9. apakah ada jadwal rutin pemeriksaan kesehatan untuk mata?
10. Apakah ada pemeriksaan awal untuk mata?
11. Apakah pernah erdapat kasus kecelakaan kerja akibat penerangan
kurang baik?
Kebisingan
1. apakah di tempat kerja kebisingan melebihi NAB?
2. Apakah di setiap area tempat kerja, kebisingannya sama atau berbeda?
3. apakah ada jadwal pemeliharaan alat/mesin di tempat kerja?
4. Apakah ada jadwal pemeriksaan kesehatan untuk telinga/
5. Apakah tenaga kerja menggunakan APD?
6. Apakah tenaga kerja terpapar 8 jam terhadap sumber bising/
7. apakah terdapat pemeriksaan awal kesehatan untuk pendengaran?
Iklim kerja
1. Apakah iklim kerja di tempat kerja termasuk iklim kerja panas / dingin?
2. Apakah ISBB di tempat kerja melebihi NAB?
3. Berapa lama tenaga kerja terpapar sumber panas?
4. Apakah tenaga kerja menggunakan APD?
5. Apakah ada jadwal pemeriksaan kesehatan untuk tenaga kerja?
mengganggu ?
3.Pencegahan apa saja yang telah dilakukan perusahaan untuk mengatasi
hewan-hewan tersebut ?
32
4.Sejauh mana perusahaan mengetahui tentang pencegahan penyakit
tersebut?
4. Apakah semua bahan kimia di pabrik PRIMARINDO ASIA
33
1. Apakah yang dilakukan petugas K3 dalam menerapkan prinsip K3 di
perusahaan?
2. Apakah program rutin yang dilakukan oleh petugas K3 terhadap karyawan di
K3?
7. Apakah menurut anda penerapan K3 itu penting di setiap perusahaan ?
BAB III
Merk/Buatan : Lutron
Model/Type : Lx-1108
Umum Lokal
34
Jam 300 kurang
88, 104, pemeriksaan
75, 89 15.40
Ruang Bahan Baku 89,93,76 (range : Cuaca cerah
1 (Range 76- 75-104)
93) Penerangan
(Rata- berasal dari
rata: 89) lampu dan
cahaya alami
35
530, Jam 100 cukup
273, pemeriksaan
188, 306 16.20
36
16.35
(range : Cuaca cerah
201-582)
Penerangan
(rata-rata berasal dari
:301,5) lampu dan
cahaya alami
37
Pada hasil pengamatan perusahaan ini menggunakan penerangan alami (cahaya
matahari) dan buatan (lampu)
apakah penerangan yang ada cukup dan merata?
Pada hasil pengamatan, penerangan di perusahaan ini tidak merata karena hanya
sebagian ruangan yang terkena cahaya
apakah ada kesilauan?
Menurut pegawai perusahaan tersebut, mengatakan penerangannya sudah cukup
baik, karena sampai saat ini tidak ada yang membahayakan bagi produksi maupun
kesehatan para pegawai
Apakah ada jadwal pemeliharaan penerangan di tempat kerja?
Pada hasil pengamatan di perusahaan, ketika pada pagi sampai sore hari hanya
menggunakan cahaya matahari dan hanya beberapa bagian yang menggunakan
lampu.
apakah ada jadwal rutin pemeriksaan kesehatan untuk mata?
Menurut pegawai perusahaan tersebut, tidak ada jadwal pemeriksaan kesehatan
untuk mata
Apakah pernah terdapat kasus kecelakaan kerja akibat penerangan
kurang baik?
Menurut pegawai perusahan tidak pernah terjadi kecelakaan akibat kerja karena
penerangan yang kurang.
38
Gambar. Salah satu ruangan produksi yang menggunakan penerangan cahaya
alami dan buatan
39
1. Alat : Sound Level Meter
2. Merk ; Lutron
3. Model : SL
4. Nomor Seri : 4011
No Lokasi Kebisingan Keterangan
1 R. bahan baku 55,9-68,8 dBA Jam 15.40
2 R. cutting mesin 75-85 dBA Jam 15.50
3 R. printing dan emboss 70-75 dBA Jam 16.05
4 R. sewing 75-78 dBA Jam 16.10
5 R. Assembling 74-82 dBA Jam 16.20
R. Cementing 74-76 dBA
R. Penempelan 73-75 dBA
R.Pencucian 74-76 dBA
(pembersihan sepatu)
R. Packing 76-78 dBA
6 R. Knedder 92-95 dBA Jam 16.45
7 R. Press line 82-85 dBA Jam 16.50
8 R. Solder dan trimming 86-91 dBA Jam 16.55
Dari hasil pengukuran kebisingan patut dicurigai di ruang knedder dan ruang
solder serta trimming melebihi NAB yaitu didapatkan hasil 92-95 dan 86-91.
40
2. Nama Perusahaan : PT Primaindo Asia infrastructure tbk.
3. Merk/Buatan : LSI
4. Tanggal : 1 Agustus 2016
Parameter Ket
No. Lokasi/Kode Lokasi
Ta (ºC) Tw (ºC) Tg (ºC) RH (%) ISBB (ºC)
1 Gudang bahan baku 30,8 23,9 31,5 51,9 26,1 03.45-03.49 (4’)
2 Ruang cutting 30,8 23,3 31,7 49,8 25,9 03.53-03.58(5’)
3 Ruang printing dan embos 31,6 24,1 32,2 48,3 26,5 04.00-04.05 (5’)
4 Ruang jahit dan sewing 31,1 24,2 31,9 49,3 26,6 04.11-04.15 (4’)
5 Ruang lasting 32,4 24,1 33 43,7 26,7 04.17-04.22 (5’)
6 Ruang asembling 31,4 23,6 32,3 45,1 26,2 04.25-04.29(4’)
7 Ruang finishing 30,8 23,1 32,1 49,3 25,9 04.31-04.35(4’)
8 Ruang press 31,3 23,5 32,6 45,1 26,1 04.38-04.41(3’)
41
sumber panas seperti apron dan sarung tangan, namun kebanyakan setelah
diberikan kepada pegawai alat-alat tersebut hilang.
2. Perusahaan menyediakan minum kepada pegawai sehingga menghindari
pegawai atau pekerja dehidrasi
3. Pendingin ruangan tidak ada.
3.4. Hasil Pengamatan Faktor Biologi
Dari hasil wawancara dan pengamatan mengenai faktor biologi, didapatkan
bahwa pernah terjadi penyakit yang diakibatkan oleh faktor biologi, yaitu ISPA. ISPA
banyak terjadi pada pekerja yang bekerja di divisi sewing dan assemblyng sepatu, hal ini
dikarenakan sirkulasi pada lokasi tersebut tidak cukup baik, selain itu bau menyengat
juga menjadi faktor yang bisa mempengaruhi dan memperberat penyakit saluran
pernapasan pada pekerja. Beberapa tahun kebelakang banyak kucing liar yang berkeliaran
tetapi tidak sampai menimbulkan suatu penyakit, dan perusahaan menanggulanginya
dengan cara menangkap hewan hewan tersebut. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
lokasi perusahaan yang dekat dengan pesawahan. ISPA yang sering terjadi belum dapat
dipastikan penyebabnya. Namun penularan ISPA antar pekerja tidak pernah terjadi karena
penggunaan APD.
Masalah keracunan makanan dan minuman ditemukan pada 20 tahun yang lalu,
saat itu pihak perusahaan memesan makanan dari luar yang menyebabkan 500
karyawannya mengalami keracunan. Sekarang perusahaan tidak memberikan fasilitas
makan siang di waktu istirahat tapi diberikan uang pengganti. Hal ini berpotensi untuk
menyebabkan penyakit saluran pencernaan akibat pengolahan makanan yang tidak
terjamin kebersihannya, namun hingga saat ini belum ada pegawai yang melaporkan
mengalami gangguan pencernaan akibat makanan yang dikonsumsinya. Sedangkan
kondisi air minum dirasakan kurang diperhatikan kebersihannya, yakni dengan
penggunaan air minum pada galon yang tidak dibersihkan dengan baik, galon yang sama
digunakan berulang ulang.
3. Penyediaan fasilitas toilet kurang, dari segi jumlah sudah mencukupi, tetapi
kebersihan belum terjaga dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan potensi
infeksi saluran kemih dan penurunan higiene perorangan.
42
Untuk mengendalikan hal tersebut perusahaan telah mencoba beberapa cara,
seperti menangkap kucing secara langsung, sejauh ini cara tersebut sudah berhasil dan
tidak terlihat lagi adanya kucing yang berkeliaran di dalam pabrik.
Pengendalian terhadap ISPA dan penyakit paru lainnya di perusahaan ini dirasa
sudah baik. Sirkulasi alami yang ada di setiap ruangan sudah baik dan pabrik pun
melakukan perawatan exhaust berkala setiap 1 minggu sekali, meskipun tidak semua
exhaust berfungsi dengan baik. Hal ini ditandai dengan adanya beberapa exhaust yang
tidak menyala dan tidak semua ruangan disertai dengan fasilitas exhaust, sehingga
memungkin tumbuhan lumut dan jamur dan berpotensi mengganggu kesehatan tenaga
kerja.
Gambar 1
Toilet Wanita
43
Gambar 2
Gambar 3
Sirkulasi Alami
44
Gambar 4
45
gunung lalu dibawa dengan tangki ke ke kawasan pabrik untuk di olah
kembali dengan sistem filter dan ozonisasi lalu didistribusikan dalam
bentuk air galon ke masing masing ruangan.
d. Pembuangan sampah
Perusahaan ini tidak mengolah sampah sendiri, namun bekerja
sama dengan pihak lain dalam pembuangannya yaitu dengan LPM
(lembaga pemberdayaan masyarakat). Setiap hari sampah akan diangkut
oleh pihak pabrik lalu diberikan ke pihak LPM. Saat ini pabrik hanya
memiliki tempat pengumpulan sampah sementara. Pengolahan sampah
dilakukan oleh pihak lain yaitu LPM.
46
Limbah pabrik berupa sisa lem dan sisa bahan baku sepatu
dikumpuilkan oleh pabrik lalu akan diambil alih oleh LPM untuk diolah
kembali jika ada yang masih memiliki nilai ekonomis. Jadi pabrik tidak
ikut campur mengelola limbah.
3.5. Hasil Pengamatan K3
1. Yang dilakukan oleh bagian K3 ini masih berupa merekrut pekerja untuk
menjadi anggota asuransi kesehatan seperti BPJS (Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial) ketenagakerjaan.
2. Belum ada program rutin yang dilakukan oleh bagian K3, seperti medical
check up rutin. Pekerja hanya melakukan pemeriksaan apabila sedang
tidak sehat dan apabila terjadi kegawat daruratan seperti kecelakaan kerja.
3. Petugas K3 hanya ada 1 orang, namun tidak dalam keadaan aktif
4. Kendala yang dihadapai oleh bagian K3 adalah berupa kesadaran pekerja
yang masih belum menyadari pentingnya memakai APD (Alat Pelindung
Diri). Kadang-kadang mereka menganggap apabila memaki APD saat
bekerja, mereka menjadi tidak nyaman, contohnya seperti petugas sewing
merasa kegiatan mereka terganggu apabila memakai sarung tangan
sehigga pekerjaan mereka merasa tidak maksimal. Dan kurangnya biaya
yang dialokasikan untuk K3
5. Selama ini masih efektif, tetapi mungkin harus dibutuhkan bagian K3
khusus untuk kedepannya.
6. Pencapaian khusus untuk bagian K3 secara resmi belum ada. Tetapi dari
hasil wawancara petugas K3 dan pegawai sangat jarang sekali terjadi
keadaan kecelakaan kerja..
7. K3 sangat penting diterapkan di perusahaan karena mempunyai tujuan
akhir berupa mencapai produktivitas yang maksimal dengan tenaga kerja
serta lingkungan kerja yang aman dan nyaman.
47
Gambar persediaan air gallon pada setiap ruangan
48
Gambar tumpukan limbah padat
49
Gambar kaskus ruangan produksi
50
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PEMECAHAN MASALAH
51
Permasalahan Upaya Pemecahan Masalah
Cahaya yang masuk kedalam tempat Melihat prioritas mana yang lebih mebutuhkan
pekerja tidak merata cahaya lebih banyak karena cuaca tidak dapat
dijadikan acuan untuk memberikan penerangan
yang cukup untuk para pekerja
52
4.3 Pembahasan dan Pemecahan Masalah Iklim Kerja
Permasalahan di ruang produksi yaitu sebagai berikut:
Permasalahan Upaya Pemecahan Masalah
ISBB pada bagian press melebihi ISBB yang Mengurangi jam kerja dan menambah shift pegawai
telah ditentukan.
Bau menyengat yang berasal dari bahan Isolasi: penutupan wadah berisi cairan
pewarna sablon dan juga perekat menyengat setiap sehabis digunakan
Bahan pewarna sablon yang tidak Substitusi: mengganti dengan bahan yang
diketahui kandungannya berlabel
Sering terjadi ISPA namun ISPA yang mempunyai dokter perusahaan untuk
53
sering terjadi belum dapat dipastikan memecahkan kasus yang terjadi di
penyebabnya perusahaan.
Pihak perusahaan memesan makanan dari Mempunyai kantin sendiri agar kualitas
luar yang menyebabkan 500 karyawannya makanan untuk pekerja lebih terjamin.
mengalami keracunan. Membersihkan dan mengganti gallon air
Kondisi air minum dirasakan kurang minum setiap hari jika digunakan
diperhatikan kebersihannya, yakni dengan berulang kali dapat menyebabkan
penggunaan air minum pada galon yang penyakit pada saluran pencernaan seperti
tidak dibersihkan dengan baik, galon yang diare.
sama digunakan berulang ulang.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
A. Dari hasil pengukuran yang telah kami lakukan dapat diketahui bahwa
nilainya melebihi NAB yaitu ruangan knedder dan ruangan solder serta
trimming
54
B. Dari hasil pengukuran yang telah kami lakukan dapat diketahui bahwa
adanya ruangan yang nilainya kurang dari NAB yaitu ruang bahan baku,
ISBB pada sebagian besar tidak melebihi NAB, namun patut dicurigai
cukup baik
E. Pengendalian faktor biologi di PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk sudah
cukup baik
F. Perusahaan PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk sudah memiliki tingkat
namun saat ini tidak berfungsi dikarenakan tidak adanya petugas kesehatan
5.2 Saran
a. Dilakukan penyuluhan mengenai bahaya bagi kesehatan yang ditimbulkan
telinga secara berkala pada pegawai yang memiliki tingkat kebisingan lebih
tinggi.
b. Dilakukan peningkatan perawatan dinding, langit-langit serta lampu dan
55
c. Merekrut tenaga kesehatan sehingga klinik yang sudah ada dapat
pekerja.
DAFTAR PUSTAKA
A.M Sugeng, dkk. 2009. Hiperkes & KK. Semarang: badan Penerbit
Universitas Diponegoro Semarang.
56
Ekowati, A.D. 2009. Upaya pengendalian factor bahaya biologi di instalasi
rawat inap I bagian penyakit dalam RSUP dr. Sardjito Yogyakarta. Thesis.
Universitas Negeri Sebelas Maret.
57
Rikawati, et al.,2013. Analisis Faktor Bahaya Lingkungan Kerja
Biologis,Ergonomi dan Psikologis Pada Proses Pembuatan Produk Minuman “Teh
Botol Sosro” di PT Sinar Sosro. Paper Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember.
58
59