Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PEMBINAAN CALON AK3U BATCH 166

DI PT PUNDARIKA ATMA SEMESTA

PENGAWASAN NORMA K3 KESEHATAN KERJA, K3 LINGKUNGAN KERJA &


BAHAN BERBAHAYA DI PT PUNDARIKA ATMA SEMESTA

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Aulia Rizqi Pratiwi (16602)

Faritz Aldy Ramanda (16608)

Johan Varian K (16610)

Rafdi Abdillah Harjuna (16616)

Rahadian A Hamdani (16617)

Ratna Permanasari (16619)

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia dari-
Nya kami dapat melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dalam rangka
pelatihan Calon Ahli K3 Umum Batch 166. Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini
dilakukan untuk dapat menilai secara menyeluruh kegiatan observasi lapangan
dalam rangka upaya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di PT
Pundarika Atma Semesta.
Dalam rangka memenuhi kegiatan pembelajaran sebagai Calon Ahli K3
Umum yang dilaksanakan selama 12 (dua belas) hari yakni pada tanggal 19
September - 1 Oktober 2022, kami dari Kelompok 1 telah menyusun Laporan
Pelaksanaan PKL dengan tema Pengawasan Norma K3 Kesehatan Kerja, K3
Lingkungan Kerja & Bahan Berbahaya. Penyusunan laporan ini dilakukan dengan
pendekatan-pendekatan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan semua, terima kasih atas bantuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Kemudian, kami menyadari bahwa tugas yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
dan kami butuhkan demi kesempurnaan laporan ini.

Penulis,

Kelompok 1, Batch 166

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................1
DAFTAR ISI..................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang................................................................................................3
1.2 Maksud dan Tujuan.........................................................................................5
1.3 Ruang Lingkup................................................................................................6
1.4 Dasar Hukum..................................................................................................6
BAB II...........................................................................................................................9
KONDISI ATAU FAKTA PERUSAHAAN....................................................................9
2.1 Gambaran Umum Perusahaan.......................................................................9
2.2 Temuan Hasil Observasi...............................................................................10
BAB III........................................................................................................................13
ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH...............................................................13
BAB IV........................................................................................................................34
PENUTUP...................................................................................................................34
4.1 Kesimpulan....................................................................................................34
4.2 Saran.............................................................................................................36
REFERENSI...............................................................................................................39
LAMPIRAN.................................................................................................................40

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perlindungan tenaga kerja adalah aspek yang sangat diperhatikan di


Indonesia dengan cakupan yang luas yakni perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja, pemeliharaan moral kerja, serta perlakuan yang sesuai
dengan martabat dan moral bangsa (UU No. 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan Pasal 86). Perlindungan tersebut bertujuan untuk
memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan para pekerja. Tujuan dari
keselamatan dan kesehatan kerja yaitu untuk menciptakan tenaga kerja yang
sehat dan produktif. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja dapat tercapai
apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat K3 di
perusahaan.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau yang biasa disebut K3 merupakan


upaya untuk menjamin dan melindungi keselamatan tenaga Kerja, orang lain
yang berada di lingkungan kerja dan setiap sumber produksi agar dapat
digunakan secara aman dan efisien (UU No. 1 Tahun 1970). Sehingga
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja dapat dihindari sedini mungkin.
Salah satu program K3 yang juga penting diperhatikan oleh perusahaan
adalah pengawasan norma K3 terkait Kesehatan Kerja serta Lingkungan
Kerja & Bahan Berbahaya.

Kesehatan kerja merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang


terfokus pada semua pekerja baik yang berada di sektor formal maupun yang
berada di sektor informal yang bertujuan agar semua pekerja memperoleh
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental, maupun sosial.
Tujuannya agar tercapai dengan usaha-usaha preventif, kuratif, dan

3
rehabilitatif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor pekerjaan, lingkungan kerja, serta penyakit umum.

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar pekerja


yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan. Lingkungan pekerjaan
merupakan keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar para
pekerja yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan meliputi tempat bekerja, fasilitas, kebersihan,
pencahayaan, ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-
orang yang ada di tempat tersebut

Kondisi lingkungan kerja yang buruk dapat berpotensi menjadi penyebab para
pekerja mudah jatuh sakit, mudah stres, sulit berkonsentrasi dan menurunnya
produktivitas kerja. Hal ini dapat menjadi sebuah faktor yang merugikan bagi
sebuah perusahaan bila produktivitasnya menurun, akibatnya tujuan
perusahaan akan sulit tercapai. Jika ruangan kerja tidak nyaman, panas,
sirkulasi udara kurang memadai, ruangan kerja terlalu padat, lingkungan kerja
kurang bersih, tentu besar pengaruhnya pada kenyamanan kerja pekerja dan
dapat menurunkan produktivitas karyawan.

Oleh sebab itu sangat penting bagi perusahaan memperhatikan aspek-aspek


pelayanan kesehatan dan pengendalian lingkungan kerja yang aman dan
sehat bagi para pekerja seperti dengan menyediakan fasilitas pelayanan
kesehatan berkala dan khusus, penyediaan P3K di lingkungan kerja,
penyelenggaraan penyediaan makan, fasilitas bangunan yang higiene dan
sanitasi yang cukup bersih dan sesuai dengan kebutuhan pekerja. Serta
kesehatan kerja dan lingkungan kerja yang aman dari bahan berbahaya
beracun (B3) yaitu bahan kimia baik dalam bentuk tunggal atau campuran
yang berdasarkan sifat kimia sangat berbahaya terhadap tenaga kerja.

Berdasarkan UU RI No. 1 tahun 1970 Pasal 1 ayat 6 tentang Keselamatan


Kerja dimana pengawasan terkait norma K3 Kesehatan Kerja, Lingkungan
Kerja dan Bahan Berbahaya Beracun di lingkungan kerja dilakukan oleh Ahli
K3 Umum dan dilaksanakan oleh seorang Ahli K3 Lingkungan Kerja.

4
Keberadaan Ahli K3 Umum akan turut membantu mengurangi risiko
kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Pada penunjukan Ahli K3 Umum,
pemerintah telah mengatur tata caranya melalui Permenaker No. 2 Tahun
1992 disebutkan bahwa perusahaan yang memiliki pegawai lebih dari 100
orang atau memiliki pegawai kurang dari 100 orang namun mempunyai risiko
pekerjaan yang tinggi wajib mempunyai minimal satu orang Ahli K3 Umum.

Sebagai calon Ahli K3 Umum, agar dapat menerapkan baik dari sisi
pengetahuan dan keterampilan pengawasan khususnya dalam hal Norma K3
Kesehatan Kerja, K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya maka
dilakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di PT Pundarika Atma Semesta
sebagai fasilitator objek. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilakukan dengan dua
cara yaitu observasi langsung tempat kerja dan wawancara dengan seorang
Ahli K3 Umum yang juga sekaligus sebagai sekretaris P2K3 di PT Pundarika
Atma Semesta guna mengklarifikasi dan mencari informasi lebih dalam terkait
informasi yang didapat melalui observasi. Dengan kegiatan tersebut,
diharapkan mendapatkan informasi terkait hal-hal positif dan negatif yang
dapat ditemukan dan dilakukan analisis sebagai saran / rekomendasi
perbaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah sebagai
berikut:
1. Melakukan pengamatan terhadap Norma K3 Kesehatan Kerja, Norma K3
Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya dengan cara mengamati tempat
kerja dengan tujuan Calon Ahli K3 Umum mampu mengidentifikasi
temuan pada penerapan K3 di perusahaan.
2. Setiap Calon Ahli K3 Umum mampu melakukan wawancara secara
langsung dengan penanggung jawab K3 di perusahaan untuk
mengklarifikasi dan memperdalam temuan-temuan yang telah
diidentifikasi berdasarkan observasi tempat kerja.
3. Setiap Calon Ahli K3 Umum mampu menganalisis masalah terkait
temuan-temuan yang didapat dari pengamatan dan wawancara agar

5
dapat memberikan saran/rekomendasi sesuai peraturan undang - undang
yang berlaku.
4. Sebagai salah satu syarat kelulusan pelatihan calon Ahli K3 Umum dari
Kementerian Tenaga Kerja.
5. Sebagai sarana proses pengembangan dan pembaharuan sistem yang
lebih baik untuk perusahaan terkait berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

1.3 Ruang Lingkup

Ruang lingkup pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini adalah :


1. Bidang Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja dan Bahan Berbahaya
2. Bidang Pengawasan Norma K3 Kesehatan Kerja.

1.4 Dasar Hukum

1. Dasar Hukum Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja


a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
b. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. PER.02/MEN/1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja;
d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi No.
03/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja;
e. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi No.
PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan;
f. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi No.
08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung Diri;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 tentang
Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan
Sarana Jaringan Pejalan Kaki;
h. Peraturan Menteri Ketenagakerjaa No. 9 Tahun 2016 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian;

6
i. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 5 Tahun 2018 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Lingkungan Kerja;
j. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja;
k. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi No. KEP.
68/MEN/IV/2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS
Di Tempat Kerja;
l. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan No. SE/01/MEN/1979 Tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan;
m. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan No. M/3/HK.04/III/2020 tentang
Perlindungan Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha dalam Rangka
Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19;
n. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan No. M/7/AS.02.02/V/2020
tentang Rencana Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Protokol Pencegahan
Covid-19 di perusahaan;
o. Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan No. M/8/HK.04/V/2020 tentang
Perlindungan Pekerja/Buruh dalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja
karena Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
p. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja No. KEP.113/DJPPK/IX/2006
tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Ruang Terbatas (Confined Space);
q. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja No. 5/36/HM.01.IV/2020
tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Keberlangsungan Usaha
Dalam Menghadapi Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
r. Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan dan Pengawasan
Ketenagakerjaan dan Keselamatan Kerja No. 5/76/HM.01.VII/2020
tentang Protokol Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kembali
Bekerja Dalam Pencegahan Penularan Covid-19.

7
2. Dasar Hukum Bahan Kimia Berbahaya
a. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Limbah B3;
b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. Per-03/MEN/1985 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes;
c. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. Per-03/MEN/1986 tentang
Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Di Tempat Kerja Yang
Mengelola Pestisida;
d. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No. 187/MEN/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya.

8
BAB II

KONDISI ATAU FAKTA PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Pundarika Atma Semesta adalah Perusahaan bergerak di bidang industri


karoseri produsen mobil pemadam kebakaran dengan memiliki merk sendiri
yakni AYAXX dengan visi untuk menjadi perusahaan industri Perakitan Fire
Truck nomor satu di Indonesia, serta selalu memenuhi kepuasan pelanggan
dengan kualitas terbaik didukung oleh karyawan yang cakap, jujur dan
termotivasi serta peduli terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan
kerja. Mobil pemadam kebakaran AYAXX di produksi untuk memenuhi
kebutuhan unit mobil pemadam kebakaran di Pemerintah dan juga di
perusahaan swasta di Indonesia dan dunia. Kantor PT Pundarika Atma
Semesta berlokasi di Jalan Letjen Suprapto No 22A-B, Cempaka Putih Barat,
Kecamatan Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat, 10520 dan pabrik yang
berlokasi di Jalan Pancasila IV Persil S1/81 Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat
dengan luas area pabrik 30.000 m² (3 hektare), dengan jumlah tenaga kerja
sebanyak 98 orang di workshop dengan penentuan jam kerja mulai dari pukul
08.00-16.45. Dimana tambahan 15 menit pada saat jam pulang kerja
digunakan untuk housekeeping. Penentuan jam kerja sudah sesuai dengan
regulasi yaitu 8 (delapan) jam kerja per hari. PT Pundarika Atma Semesta
memiliki standar mutu yang sudah tersertifikasi yaitu ISO 9001:2015, ISO
45001:2018, Compliance IATF 16949:2016, ISO 14001:2015, Membership
NFPA1910.

PT Pundarika Atma Semesta memproduksi beberapa jenis mobil pemadam


kebakaran seperti Fire Truck, Fire Ladder, Airport Crash Tender, Fire Jeep,
Water Supply Truck, Rescue Truck, Water Cannon, Mobile Barrier Automatic
Motorized, Ambulance. PT Pundarika Atma Semesta menjamin setiap

9
kualitas produknya dengan beberapa standar pengetesan yaitu Pump
Performance Test, Spray Distance Test, Brake Test, dan Speed Roller Test.

Selain memproduksi mobil pemadam kebakaran AYAXX, PT Pundarika Atma


Semesta juga menyediakan jasa reparasi mobil pemadam kebakaran. Selain
itu PT Pundarika Atma Semesta juga menjual perlengkapan dan peralatan
pemadam kebakaran dan rescue tools. PT Pundarika Atma Semesta
merupakan agen tunggal di Indonesia dengan merk ternama di dunia
Internasional yaitu DARLEY dan TNT Rescue Tools.

Gambar 2.1 Pabrik PT Pundarika Atma Semesta

2.2 Temuan Hasil Observasi

Hasil dari pengamatan langsung dari perusahaan PT Pundarika Atma


Semesta dibagi menjadi beberapa temuan dengan rincian temuan sebagai
berikut:

1. Telah dilakukan pengelolaan limbah B3 secara berkala paling lama 3


bulan masa simpan dan bekerja sama dengan perusahaan jasa pengolah
limbah B3 yang sudah memiliki izin LHK, dan manifest limbah

10
terdokumentasi dengan baik sesuai rekomendasi dari Dinas Lingkungan
Hidup.
2. Telah dilakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran dengan baik
atas bahan kimia berbahaya dari gudang penyimpanan (inventarisasi
dilakukan harian dan bulanan dan dimonitor oleh PIC).
3. Telah terdapat petunjuk tertulis pengendalian dan penanggulangan
keadaan darurat. Serta adanya pintu dan jalan penyelamatan dengan
jumlah yang memadai.
4. Telah terdapat tempat sampah di setiap lokasi kerja yang telah dibedakan
berdasarkan jenis limbahnya (organik, non-organik, limbah B3) beserta
dengan keterangan kriterianya.
5. Telah disediakan APD untuk pengunjung/visitor dengan jumlah yang
memadai.
6. Proses pengelasan di area produksi telah dilengkapi dengan pipa
penghisap debu dan asap.
7. Ventilasi di ruang blasting Plant 1A terjaga dengan baik dikarenakan
adanya blower yang cukup besar yang digunakan untuk mengurangi
bahaya debu silika yang dihasilkan dari pekerjaan tersebut.
8. Telah dilakukan pengukuran lingkungan kerja selama 6 bulan sekali
meliputi pencahayaan, kebisingan, ventilasi, partikulat, air bersih.
9. Tersedianya peringatan untuk berpegangan pada handrail saat menaiki/
menuruni tangga.
10. Tersedianya tempat penyimpanan alat-alat untuk melakukan
pembersihan area kerja setiap hari sebelum jam kerja selesai.
11. Di area ruang terbuka pabrik telah disediakan jalur berwarna kuning
untuk pejalan kaki.
12. Telah dilakukan penandatanganan kerjasama antara perusahaan dengan
RS MH Tamrin untuk klinik perusahaan yang sudah memiliki SKP.
13. Perusahaan telah melakukan pelayanan kesehatan dengan upaya kuratif
dan rehabilitatif yang dilakukan oleh Dokter dan Paramedis dari RS yang
sudah memiliki SKP.
14. Telah terdapat petugas P3K sebanyak 1 (satu) orang yang tersertifikasi
Kemenaker. Hal tersebut sudah sesuai dengan ketentuan peraturan

11
dimana harus ada mminimal 1 (satu) orang Petugas P3K untuk setiap
100 orang karyawan dalam area dengan resiko bahaya tinggi.
15. Telah terdapat ruangan P3K yang tersedia di Plant 2 untuk seluruh
karyawan.
16. Telah terdapat 4 Kotak P3K Tipe B untuk 98 karyawan.
17. Perusahaan telah melakukan pemeriksaan tenaga kerja secara berkala
dan khusus melalui RS yang telah memiliki SKP.
18. Perusahaan telah memberikan fasilitas makan setiap hari kepada tenaga
kerja yang tersedia di Kantin oleh Koki perusahaan.
19. Pada Gedung Plant 1A belum dilengkapi dengan pemisahan jalur pejalan
kaki dan area produksi.
20. Terdapat tenaga kerja yang belum menggunakan APD lengkap seperti
syarat wajib APD yang digunakan di area produksi (tidak memakai
sarung tangan, safety google, atau face shield).
21. Tanda peringatan area kebisingan tidak diletakkan sesuai dengan
pajanan bahayanya.
22. Ruang gudang utama masih disimpan bersama antara bahan produksi
dengan bahan kimia berbahaya.
23. Belum dilakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di awal yang
dilakukan oleh perusahaan.
24. Belum terdapat program penanggulangan HIV AIDS.
25. Terdapat program pencegahan dan pengendalian Covid-19 di
perusahaan, sarana dan prasarana pendukungnya juga sudah tersedia,
namun masih ditemukan beberapa peraturan yang belum dijalankan
dengan baik, contohnya ada beberapa karyawan yang terkadang
membuka masker dan pengukuran suhu pada saat memasuki tempat
kerja tidak dijalankan.
26. Tidak adanya pengendalian terhadap debu asbes yang terkandung di
udara lingkungan kerja dikarenakan tidak ada aktivitas penggunaan
asbes atau bahan yang mengandung asbes di perusahaan.
27. Tidak adanya pengelolaan terhadap pestisida dikarenakan perusahaan
tidak menggunakan pestisida sebagai bahan produksi.
28. Tidak adanya prosedur bekerja pada ketinggian di perusahaan
dikarenakan tidak ada proses produksi dalam perusahaan yang

12
memerlukan persyaratan K3 Ketinggian dan aktivitas bekerja pada
ketinggian.
29. Tidak adanya Petugas K3 Ruang Terbatas di perusahaan dikarenakan
tidak adanya ruang terbatas/ruang tertutup di area produksi/area
perusahaan.

13
BAB III

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

No Hasil Observasi Saran Peraturan Perundangan


Peningkatan/Rekomendasi

1 Telah dilakukan Perawatan lingkungan PP No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3
pengelolaan limbah B3 tempat pengolahan limbah Pasal 12:
secara berkala paling agar selalu terjaga.
(1) Setiap Orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan
lama 3 bulan masa
Penyimpanan Limbah B3;
simpan dan bekerja
(3) Untuk dapat melakukan Penyimpanan Limbah B3, Setiap
sama dengan
Orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki izin
perusahaan jasa
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3.
pengolah limbah B3
yang sudah memiliki
izin LHK, dan manifest
limbah terdokumentasi
dengan baik sesuai
rekomendasi dari Dinas

14
Lingkungan Hidup

2 Telah dilakukan Melakukan pencatatan Kepmenaker No. 187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan
pencatatan pemasukan potensi bahaya selalu Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
dan pengeluaran diperbaharui pada dokumen Pasal 16:
dengan baik atas bahan identifikasi bahaya dan (1) Perusahaan yang dikategorikan mempunyai potensi bahaya
kimia berbahaya dari aspek K3L besar wajib (butir c) membuat dokumen pengendalian potensi
gudang penyimpanan bahaya besar
(inventarisasi dilakukan
harian dan bulanan dan
dimonitor oleh PIC).

3 Telah terdapat petunjuk Meningkatkan latihan Kepmenaker No. 186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan
tertulis pengendalian keadaan darurat untuk Kebakaran di Tempat Kerja
dan penanggulangan pekerja yaitu setahun 2x Pasal 2:
keadaan darurat. Serta (2) Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan
adanya pintu dan jalan kebakaran di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
penyelamatan dengan meliputi:
jumlah yang memadai.
a. Pengendalian setiap bentuk energi;
b. Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran
dan sarana evakuasi;

15
c. Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
d. Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja;
e. Penyelenggaraan latihan dan geladi penanggulangan
kebakaran secara berkala;
f. Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran, bagi tempat kerja yang mempekerjakan lebih
dari 50 (lima puluh) orang tenaga kerja dan/atau tempat
kerja yang berpotensi bahaya kebakaran sedang dan berat

(3) Pengendalian setiap bentuk energi, penyediaan sarana


deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi serta
pengendalian penyebaran asap, panas dan gas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) (huruf a, huruf b dan huruf c)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.

4 Telah terdapat tempat Meningkatkan pengetahuan Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
sampah di setiap lokasi pekerja untuk penggolongan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
kerja yang telah jenis-jenis limbah agar tidak Pasal 33:
dibedakan berdasarkan salah dalam penempatan (1) Fasilitas Kebersihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
jenis limbahnya limbah ayat (3) huruf b harus disediakan pada setiap Tempat Kerja.
(organik, non-organik, (2) Fasilitas Kebersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

16
limbah B3) beserta paling sedikit meliputi:
dengan keterangan
a. Toilet dan kelengkapannya;
kriterianya.
b. Loker dan ruang ganti pakaian;
c. Tempat sampah; dan
d. Peralatan kebersihan
Pasal 37:
(2) Tempat sampah sebagaimana dimaksud di ayat (1) paling
sedikit harus: terpisah dan diberikan label untuk sampah organik,
non organik, dan bahan berbahaya sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan.

5 Telah disediakan APD APD untuk dapat dilakukan Permenakertrans No. PER.08/MEN/VII/2010 tentang Alat
untuk manajemen dengan baik dan Pelindung Diri
pengunjung/visitor dimonitor apabila terdapat Pasal 7 :
dengan jumlah yang APD yang rusak, retak atau (1) Pengusaha atau Pengurus wajib melaksanakan manajemen
memadai. tidak dapat berfungsi dengan APD di tempat kerja.
baik dan habis masa (2) Manajemen APD sebagaimana dimaksud pada Ayat (1),
pakainya/kadaluwarsa meliputi :

a. Identifikasi kebutuhan dan syarat APD;


b. Pemilihan APD yang sesuai dengan jenis bahaya dan

17
kebutuhan/kenyamanan pekerja/buruh;
c. Pelatihan;
d. Penggunaan, perawatan, dan penyimpanan;
e. Penatalaksanaan pembuangan atau pemusnahan;
f. Pembinaan;
g. Inspeksi; dan
h. Evaluasi dan pelaporan.

6 Proses pengelasan di Mempertahankan Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
area produksi telah penggunaan pipa di seluruh Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
dilengkapi dengan pipa area kerja pengelasan dan Pasal 41:
penghisap debu dan lakukan perawatan (1) Pengurus dan/atau pengusaha wajib menyediakan sistem
asap. ventilasi udara untuk menjamin kebutuhan udara Pekerja
dan/atau mengurangi kadar kontaminan di Tempat Kerja.
(2) Sistem ventilasi sebagaimana dimaksud di ayat (1) dapat
bersifat alami atau buatan atau kombinasi keduanya.

7 Ventilasi di ruang Untuk terus dipertahankan Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
blasting Plant 1A agar ventilasi di ruang Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
terjaga dengan baik blasting terjaga dengan baik Pasal 41:
dikarenakan adanya serta dilakukan pembersihan (1) Pengurus dan/atau pengusaha wajib menyediakan sistem
blower yang cukup berkala untuk menghindari ventilasi udara untuk menjamin kebutuhan udara Pekerja

18
besar yang digunakan debu silika maupun debu dan/atau mengurangi kadar kontaminan di Tempat Kerja.
untuk mengurangi yang diakibatkan polusi (2) Sistem ventilasi sebagaimana dimaksud di ayat (1) dapat
bahaya debu silika yang udara luar bersifat alami atau buatan atau kombinasi keduanya.
dihasilkan dari
pekerjaan tersebut.

8 Telah dilakukan Melakukan pengujian Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan
pengukuran lingkungan lingkungan kerja secara Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
kerja selama 6 bulan konsisten Pasal 5:
sekali meliputi (1) Pelaksanaan syarat-syarat K3 Lingkungan Kerja sebagaimana
pencahayaan, dimaksud dalam Pasal 4 dilakukan melalui kegiatan (huruf a)
kebisingan, ventilasi, pengukuran dan pengendalian Lingkungan Kerja.
partikulat, air bersih.

9 Tersedianya peringatan Memastikan peraturan atau Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
untuk berpegangan rambu terpelihara dengan
Pasal 14:
pada handrail saat baik
Pengurus diwajibkan, butir (b) Memasang dalam tempat kerja
menaiki/ menuruni
yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan kerja yang
tangga.
diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli Keselamatan Kerja

10 Tersedianya tempat Mempertahankan untuk Permenaker No. 5 tahun 2018 tentang Keselamatan dan

19
penyimpanan alat-alat penyimpanan alat-alat Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
untuk melakukan pembersihan area kerja Pasal 33:
pembersihan area kerja terjaga dengan baik serta (2) Fasilitas Kebersihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
setiap hari sebelum jam dilengkapi dengan himbauan paling sedikit meliputi:
kerja selesai. untuk menyimpan kembali
a. Toilet dan kelengkapannya;
dengan baik peralatan
b. Loker dan ruang ganti pakaian;
pembersihan setelah
digunakan c. Tempat sampah; dan
d. Peralatan kebersihan

11 Di area ruang terbuka Agar dipertahankan dan Permen No. 03 PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan,
pabrik sudah dipelihara jalur yang sudah Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan
disediakan jalur ada serta dimonitor agar jalur Pejalan Kaki
berwarna kuning untuk tersebut tetap terlihat jelas, Pasal 4:
pejalan kaki. sehingga mudah dilihat oleh Fungsi dan manfaat prasarana dan sarana jaringan pejalan kaki
pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a yaitu untuk
memfasilitasi pergerakan pejalan kaki dari satu tempat ke tempat
lainnya dengan menjamin aspek keselamatan dan kenyamanan
pejalan kaki.

PP No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan


dan Kesehatan Kerja

20
Lampiran II Pedoman Penilaian Penerapan SMK3 :
Kriteria 6 : Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
6.4 Area Terbatas
6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar
dan pedoman teknis

12 Telah dilakukan Memastikan Perjanjian Kerja Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
penandatanganan Sama masih berlaku dan Kesehatan Kerja
kerjasama antara fasilitas dapat digunakan Pasal 3:
perusahaan dengan RS oleh karyawan tanpa adanya (1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan Pelayanan
MH Tamrin untuk klinik masalah administrasi antara Kesehatan Kerja.
perusahaan yang sudah perusahaan dan RS (2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan Kesehatan Kerja
memiliki SKP. rekanan. sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 4:
(1) Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat:

a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus.

b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan


ikatan dengan dokter atau Pelayanan Kesehatan lain.

c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-


sama menyelenggarakan suatu Pelayanan Kesehatan
Kerja.

21
(2) Direktur mengesahkan cara penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai dengan keadaan.

13 Perusahaan telah Upaya perusahaan dalam Permenakertrans No. PER.03/MEN/1982 tentang Pelayanan
melakukan pelayanan hal pemberian kesehatan Kesehatan Kerja
kesehatan dengan terhadap tenaga kerja sudah
Pasal 1:
upaya kuratif dan baik, diharapkan dapat
Dalam peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
rehabilitatif yang diteruskan secara konsisten
a. Pelayanan Kesehatan adalah usaha kesehatan yang
dilakukan oleh Dokter dan menambahkan upaya
dilaksanakandengan tujuan, poin (4) Memberikan
dan Paramedis dari RS preventif dan promotif
pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga
yang sudah memiliki
kerja yang menderita sakit.
SKP.
Pasal 2:
Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
e. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
kesehatan tenaga kerja.

f. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum dan


penyakit akibat kerja.

14 Telah terdapat petugas 1. Setiap kegiatan P3K untuk Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
P3K sebanyak 1 (satu) dapat di register dengan baik Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
orang yang tersertifikasi oleh Petugas P3K dalam
Pasal 1:

22
Kemenaker. Hal buku kegiatan. Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
tersebut sudah sesuai 2. Pemberitahuan tentang (2) Petugas P3K di tempat kerja adalah pekerja/buruh yang
dengan ketentuan nama dan lokasi Petugas ditunjuk oleh pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan
peraturan dimana harus P3K di tempat kerja agar untuk melaksanakan P3K di tempat kerja.
ada mminimal 1 (satu) dipasang pada tempat yang
Pasal 2:
orang Petugas P3K mudah terlihat.
(1) Pengusaha wajib menyediakan petugas P3K dan fasilitas P3K
untuk setiap 100 orang
di tempat kerja.
karyawan dalam area
dengan resiko bahaya Pasal 3:
tinggi. (1) Petugas P3K di tempat kerja sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) harus memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K dari
Kepala Instansi yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan setempat.

Pasal 6 :
Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas, butir (c) mencatat
setiap kegiatan P3K dalam buku kegiatan

Pasal 7:
Pengurus wajib memasang pemberitahuan tentang nama dan
lokasi petugas P3K di tempat kerja pada tempat yang mudah
terlihat

23
15 Telah terdapat ruangan Melakukan Monitoring Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
P3K yang tersedia di mengenai kebersihan dan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
Plant 2 untuk seluruh kerapian ruang P3K, Pasal 8:
karyawan memastikan penggunaan (1) Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
ruang P3K digunakan meliputi:
sebagaimana fungsinya.
a. ruang P3K.

Pasal 9:
(1) Pengusaha wajib menyediakan ruang P3K sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) huruf a dalam hal:

a. mempekerjakan pekerja/buruh 100 orang atau lebih


16 Telah terdapat 4 Kotak 1. Memastikan ketersediaan Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008 tentang Pertolongan
P3K Tipe B untuk 98 dari isian kotak P3K sesuai Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja
karyawan ketentuan yang berlaku serta Pasal 6:
membuat daftar Petugas P3K di tempat kerja mempunyai tugas, butir (b) merawat
penggunaannya. fasilitas P3K di tempat kerja.
2. Merawat dan menjaga Pasal 8:
kebersihan kotak P3K (1) Fasilitas P3K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1)
dengan baik. meliputi:
b. kotak P3K dan isi;

24
LAMPIRAN III
Jumlah Pekerja/Buru, Jenis Kotak P3K dan Jumlah Kotak P3K

17 Perusahaan telah Agar diteruskan dan UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
melakukan dilakukan secara berkala
Pasal 8
pemeriksaan tenaga serta kontinu. Selain itu
kerja secara berkala perusahaan diharapkan (2) Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang
dan khusus melalui RS melakukan pemeriksaan berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada dokter yang
yang telah memiliki kesehatan tenaga kerja yang ditunjuk oleh pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.
SKP. tidak bersifat general tetapi
Permenakertrans No. 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan
didasarkan pada jenis dan
Kesehatan Dan Keselamatan Tenaga Kerja Dalam
sifat pekerjaan yang
Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
dilakukan oleh tenaga kerja
Pasal 6

Perusahaan-perusahaan yang diwajibkan melakukan


pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2, 3,
dan 5 wajib membuat rencana pemeriksaan kesehatan sebelum
bekerja, berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus.

Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan


Kesehatan Kerja

25
Pasal 2:

Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:

a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan


berkala dan pemeriksaan khusus.

Pasal 3:

(1) Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan Pelayanan


Kesehatan Kerja.
(2) Pengurus wajib memberikan Pelayanan Kesehatan Kerja
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

18 Perusahaan telah Untuk teruskan dan SE Menakertrans No. SE.01/MEN/1979 tentang Pengadaan
memberikan fasilitas ditingkatkan dengan fasilitas Kantin dan Ruang Makan
makan setiap hari dan menu makan yang
kepada tenaga kerja bervariasi dan memenuhi
yang tersedia di Kantin nilai gizi tenaga kerja
oleh Koki perusahaan.

19 Pada Gedung Plant 1A Agar dibuat pemisahan jalur PP No. 50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
belum dilengkapi yang jelas antara pejalan dan Kesehatan Kerja
dengan pemisahan jalur kaki dan area produksi Lampiran II Pedoman Penilaian Penerapan SMK3:

26
pejalan kaki dan area Kriteria 6: Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3
produksi. 6.4 Area Terbatas
6.4.2 Terdapat pengendalian atas daerah/tempat dengan
pembatasan izin masuk.
6.4.4 Rambu-rambu K3 harus dipasang sesuai dengan standar
dan pedoman teknis.

20 Terdapat tenaga kerja Agar lebih tegas lagi dalam Permenakertrans No. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung
yang belum hal penegakan kedisiplinan Diri
menggunakan APD tenaga kerja untuk menaati Pasal 6:
lengkap seperti syarat peraturan yang sudah dibuat, Pekerja/buruh dan orang lain yang memasuki tempat kerja wajib
wajib APD yang sehingga tidak ada lagi memakai atau menggunakan APD sesuai dengan potensi bahaya
digunakan di area tenaga kerja yang bekerja di dan risiko
produksi (tidak luar peraturan yang sudah
memakai sarung ditentukan oleh perusahaan
tangan, safety google, untuk mencegah kecelakaan
atau face shield). dan penyakit akibat kerja

21 Tanda peringatan area Sebagai upaya dalam Permenakertrans No. 08/MEN/VII/2010 tentang Alat Pelindung
kebisingan tidak pengendalian pajanan Diri
diletakkan sesuai kebisingan, perusahaan Pasal 5:
dengan pajanan dapat menempatkan Pengusaha atau Pengurus wajib mengumumkan secara tertulis
bahayanya. peringatan area yang dan memasang rambu-rambu mengenai kewajiban penggunaan

27
memiliki pajanan kebisingan APD di tempat kerja
tinggi sesuai dengan lokasi
pajanan bahayanya

22 Ruang gudang utama Agar perusahaan disarankan Kepmenaker No. Kep-187/MEN/1999 tentang Pengendalian
disimpan bersama untuk memisahkan atau Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
antara bahan produksi menyediakan ruangan Pasal 2:
dengan bahan kimia sesuai dengan fungsinya Pengusaha atau pengurus yang menggunakan, menyimpan,
berbahaya. memakai, memproduksi dan mengangkut bahan kimia berbahaya
di tempat kerja wajib mengendalikan bahan kimia berbahaya
untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja.

23 Belum dilakukan Membuat program Permenakertrans No. Per 02/Men/1980 tentang Pemeriksaan
pemeriksaan kesehatan pemeriksaan kesehatan Kesehatan Tenaga Kerja dalam Penyelenggaraan Keselamatan
tenaga kerja di awal untuk calon karyawan baru Kerja
yang dilakukan oleh yang akan bekerja di Pasal 2:
perusahaan perusahaan yang ditujukan (2) Semua Perusahaan sebagaimana tersebut dalam Pasal 2 ayat
agar karyawan baru yang (2) Undang-undang No. 1 Tahun 1970 harus mengadakan
diterima berada dalam Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja.
kondisi kesehatan yang Pasal 6:
setinggi-tingginya, tidak (1) Perusahaan-perusahaan yang diwajibkan melakukan
mempunyai penyakit pemeriksaan kesehatan sebagaimana dimaksud pada pasal 2, 3,

28
menular yang akan dan 5 wajib membuat rencana pemeriksaan kesehatan sebelum
mengenai karyawan lainnya, bekerja, berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus.
dan cocok untuk pekerjaan
Permenakertrans No. 03/MEN/1982 tentang Pelayanan
yang akan dilakukan
Kesehatan Kerja
sehingga keselamatan dan
Pasal 2:
kesehatan karyawan yang
Tugas pokok pelayanan Kesehatan Kerja meliputi:
bersangkutan dan karyawan
lain-lainnya dapat dijamin a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan khusus.
24 Belum terdapat Perusahaan membuat Kepmenakertrans No. KEP. 68/MEN/IV/2004 tentang
program program-program sebagai Pencegahan dan Penaggulangan HIV/AIDS Di Tempat Kerja
penanggulangan HIV upaya pencegahan dan Pasal 2:
AIDS penanggulangan HIV/AIDS (1) Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan
dimana hal itu perlu penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
dilakukan untuk mencegah
penularan HIV dan
menanggulangi dampak
negatif HIV/AIDS

25 Terdapat program 1. Melakukan evaluasi 1. SE MENAKER No. M/3/HK.04/III/2020 tentang Perlindungan


pencegahan dan terhadap program Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha dalam Rangka
pengendalian Covid-19 pengendalian covid-19 di Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19

29
di perusahaan, sarana perusahaan, 2. SE MENAKER No. M/7/AS.02.02/V/2020 tentang Rencana
dan prasarana 2. Melakukan pengawasan Keberlangsungan Usaha dalam Menghadapi Pandemi
pendukungnya juga dan pemeriksaan secara Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Protokol Pencegahan
sudah tersedia, namun berkala pada program Covid-19 di Perusahaan
masih ditemukan pencegahan dan 3. SE MENAKER No. M/8/HK.04/V/2020 tentang Perlindungan
beberapa peraturan pengendalian Covid-19 yang Pekerja/Buruh dalam Program Jaminan Kecelakaan Kerja karena
yang belum dijalankan telah dibuat, Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
dengan baik, contohnya 3. Memberikan pembinaan 3. KEPDIRJEN BINWASNAKER DAN K3 No.
ada beberapa karyawan kepada karyawan yang 5/36/HM.01.IV/2020 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan
yang terkadang melanggar peraturan, Keberlangsungan Usaha Dalam Menghadapi Pandemi Corona
membuka masker dan 4. Membentuk tim tanggap Virus Disease 2019 (Covid-19)
pengukuran suhu pada Covid-19 untuk membantu 4. KEPDIRJEN BINWASNAKER DAN K3 No.
saat memasuki tempat mengawasi dan menjalankan 5/76/HM.01.VII/2020 tentang Protokol Keselamatan dan
kerja tidak dijalankan. program pencegahan dan Kesehatan Kerja (K3) Kembali Bekerja Dalam Pencegahan
pengendalian Covid-19 Penularan COVID-19

26 Tidak adanya - Permenaker No. Per-03/MEN/1985 tentang Keselamatan dan


pengendalian terhadap Kesehatan Kerja Pemakaian Asbes
debu asbes yang
terkandung di udara
lingkungan kerja
dikarenakan tidak ada

30
aktivitas penggunaan
asbes atau bahan yang
mengandung asbes di
perusahaan.

27 Tidak adanya - Permenaker No. Per-03/MEN/1986 tentang Syarat-Syarat


pengelolaan terhadap Keselamatan dan Kesehatan Di Tempat Kerja Yang Mengelola
pestisida dikarenakan Pestisida
perusahaan tidak
menggunakan pestisida
sebagai bahan
produksi.

28 Tidak adanya prosedur - Permenaker No. 9 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
bekerja pada ketinggian Kesehatan Kerja Dalam Pekerjaan Pada Ketinggian
di perusahaan
dikarenakan tidak ada
proses produksi dalam
perusahaan yang
memerlukan
persyaratan K3
Ketinggian dan aktivitas
bekerja pada

31
ketinggian.

29 Tidak adanya Petugas - Kepdirjen Binwasnaker dan K3 No. KEP.113/DJPPK/IX/2006


K3 Ruang Terbatas di tentang Pedoman dan Pembinaan Teknis Petugas Keselamatan
perusahaan dan Kesehatan Kerja Ruang Terbatas (Confined Space)
dikarenakan tidak
adanya ruang
terbatas/ruang tertutup
di area produksi/area
perusahaan.

32
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi kelompok kami secara langsung dan wawancara


dengan PT Pundarika Atma Semesta tersebut, dapat kami simpulkan bahwa:

Terdapat 29 temuan di antaranya adalah :

1. Telah dilakukan pengelolaan limbah B3 secara berkala paling


lama 3 bulan masa simpan dan bekerja sama dengan
perusahaan jasa pengolah limbah B3 yang sudah memiliki izin
LHK, dan manifest limbah terdokumentasi dengan baik sesuai
rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup.
2. Telah dilakukan pencatatan pemasukan dan pengeluaran
dengan baik atas bahan kimia berbahaya dari gudang
penyimpanan (inventarisasi dilakukan harian dan bulanan dan
dimonitor oleh PIC).
3. Telah terdapat petunjuk tertulis pengendalian dan
penanggulangan keadaan darurat. Serta adanya pintu dan
jalan penyelamatan dengan jumlah yang memadai.
4. Telah terdapat tempat sampah di setiap lokasi kerja yang telah
dibedakan berdasarkan jenis limbahnya (organik, non-organik,
limbah B3) beserta dengan keterangan kriterianya.
5. Telah disediakan APD untuk pengunjung/visitor dengan jumlah
yang memadai.
6. Proses pengelasan di area produksi telah dilengkapi dengan
pipa penghisap debu dan asap.
7. Ventilasi di ruang blasting Plant 1A terjaga dengan baik
dikarenakan adanya blower yang cukup besar yang digunakan
untuk mengurangi bahaya debu silika yang dihasilkan dari
pekerjaan tersebut.

33
8. Telah dilakukan pengukuran lingkungan kerja selama 6 bulan
sekali meliputi pencahayaan, kebisingan, ventilasi, partikulat,
air bersih.
9. Tersedianya peringatan untuk berpegangan pada handrail saat
menaiki/ menuruni tangga.
10. Tersedianya tempat penyimpanan alat-alat untuk melakukan
pembersihan area kerja setiap hari sebelum jam kerja selesai.
11. Di area ruang terbuka pabrik telah disediakan jalur berwarna
kuning untuk pejalan kaki.
12. Telah dilakukan penandatanganan kerjasama antara
perusahaan dengan RS MH Tamrin untuk klinik perusahaan
yang sudah memiliki SKP.
13. Perusahaan telah melakukan pelayanan kesehatan dengan
upaya kuratif dan rehabilitatif yang dilakukan oleh Dokter dan
Paramedis dari RS yang sudah memiliki SKP.
14. Telah terdapat petugas P3K sebanyak 1 (satu) orang yang
tersertifikasi Kemenaker. Hal tersebut sudah sesuai dengan
ketentuan peraturan dimana harus ada mminimal 1 (satu)
orang Petugas P3K untuk setiap 100 orang karyawan dalam
area dengan resiko bahaya tinggi.
15. Telah terdapat ruangan P3K yang tersedia di Plant 2 untuk
seluruh karyawan.
16. Telah terdapat 4 Kotak P3K Tipe B untuk 98 karyawan.
17. Perusahaan telah melakukan pemeriksaan tenaga kerja secara
berkala dan khusus melalui RS yang telah memiliki SKP.
18. Perusahaan telah memberikan fasilitas makan setiap hari
kepada tenaga kerja yang tersedia di Kantin oleh Koki
perusahaan.
19. Pada Gedung Plant 1A belum dilengkapi dengan pemisahan
jalur pejalan kaki dan area produksi.
20. Terdapat tenaga kerja yang belum menggunakan APD lengkap
seperti syarat wajib APD yang digunakan di area produksi
(tidak memakai sarung tangan, safety google, atau face shield).

34
21. Tanda peringatan area kebisingan tidak diletakkan sesuai
dengan pajanan bahayanya.
22. Ruang gudang utama masih disimpan bersama antara bahan
produksi dengan bahan kimia berbahaya.
23. Belum dilakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja di awal
yang dilakukan oleh perusahaan.
24. Belum terdapat program penanggulangan HIV AIDS.
25. Terdapat program pencegahan dan pengendalian Covid-19 di
perusahaan, sarana dan prasarana pendukungnya juga sudah
tersedia, namun masih ditemukan beberapa peraturan yang
belum dijalankan dengan baik, contohnya ada beberapa
karyawan yang terkadang membuka masker dan pengukuran
suhu pada saat memasuki tempat kerja tidak dijalankan.
26. Tidak adanya pengendalian terhadap debu asbes yang
terkandung di udara lingkungan kerja dikarenakan tidak ada
aktivitas penggunaan asbes atau bahan yang mengandung
asbes di perusahaan.
27. Tidak adanya pengelolaan terhadap pestisida dikarenakan
perusahaan tidak menggunakan pestisida sebagai bahan
produksi.
28. Tidak adanya prosedur bekerja pada ketinggian di perusahaan
dikarenakan tidak ada proses produksi dalam perusahaan yang
memerlukan persyaratan K3 Ketinggian dan aktivitas bekerja
pada ketinggian.
29. Tidak adanya Petugas K3 Ruang Terbatas di perusahaan
dikarenakan tidak adanya ruang terbatas/ruang tertutup di area
produksi/area perusahaan.

4.2 Saran

Mengacu kepada analisa dan rekomendasi yang telah kami diskusikan serta
dituangkan ke dalam BAB III, besar harapan kami agar masukan tersebut
dapat dipertimbangkan dalam hal peningkatan mutu dan kualitas terutama

35
dalam bidang K3 bagi PT Pundarika Atma Semesta. Berikut beberapa saran
yang dapat kami sampaikan demi tercipta lingkungan kerja yang aman, sehat
serta produktif di lingkungan perusahaan.

Adapun saran yang kami usulkan adalah sebagai berikut :

1. Agar dibuat pemisahan jalur yang jelas antara pejalan kaki dan area
produksi guna menjaga area produksi tetap terbatas dan tidak
diakses oleh orang yang tidak berkepentingan.
2. Agar lebih tegas lagi dalam hal penegakan aturan dan meningkatkan
kedisiplinan tenaga kerja untuk menaati peraturan yang sudah dibuat,
sehingga tidak ada lagi tenaga kerja yang bekerja di luar peraturan
yang sudah ditentukan oleh perusahaan untuk mencegah kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
3. Sebagai upaya dalam pengendalian pajanan kebisingan, perusahaan
dapat menempatkan peringatan area yang memiliki pajanan
kebisingan tinggi sesuai dengan lokasi pajanan bahayanya.
4. Agar perusahaan dapat memisahkan atau menyediakan ruangan
terpisah antara bahan produksi dan bahan kimia berbahaya sesuai
fungsinya.
5. Membuat program pemeriksaan kesehatan untuk calon karyawan
baru yang akan bekerja di perusahaan dengan tujuan agar karyawan
baru diterima tersebut berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-
tingginya, tidak mempunyai penyakit berat maupun menular yang
akan mengenai karyawan lainnya serta mempengaruhi produktivitas
kerja, serta cocok dalam hal pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan karyawan yang bersangkutan serta
karyawan lain-lainnya dapat terjamin.
6. Perusahaan membuat program-program sebagai upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS dimana hal itu perlu dilakukan untuk
mencegah penularan HIV serta menanggulangi dampak negatif
HIV/AIDS.
7. Melakukan evaluasi terhadap program pengendalian covid-19,
melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara berkala pada
program pencegahan serta pengendalian Covid-19 yang telah dibuat,

36
memberikan pembinaan kepada karyawan yang melanggar peraturan,
membentuk tim tanggap Covid-19 untuk membantu mengawasi dan
menjalankan program pencegahan dan pengendalian Covid-19.

37
REFERENSI

1. Himpunan Peraturan Perundangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


2. Modul Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Umum
3. Profil Perusahaan PT Pundarika Atma Semesta
4. Hasil Pengamatan Langsung pada PT Pundarika Atma Semesta
5. Hasil Wawancara dengan perwakilan PT Pundarika Atma Semesta

38
LAMPIRAN
HASIL PENGAMATAN LAPANGAN

Gambar 1. Tempat Penampungan Sementara (TPS) Limbah B3

Gambar 2.a Petunjuk Pengendalian dan Penanggulangan Keadaan Darurat


serta Petunjuk Jalan Penyelamatan

39
Gambar 2.b Petunjuk Pengendalian dan Penanggulangan Keadaan Darurat
serta Petunjuk Jalan Penyelamatan

Gambar 3. Tempat Sampah Berdasarkan Jenis Limbah

40
Gambar 4. APD untuk Pengunjung/Visitor

Gambar 5. Pipa Penghisap Debu dan Asap di unit Pengelasan

41
Gambar 6.a Ventilasi Ruang Blasting Plant 1A

Gambar 6.b Ventilasi Ruang Blasting Plant 1A

42
Gambar 7. Peringatan Pegangan Pada Handrail Tangga

Gambar 8. Tempat Penyimpanan Alat-Alat Kebersihan

43
Gambar 9. Jalur Pejalan Kaki Di Ruang Terbuka Pabrik

Gambar 10. Kerjasama Dengan RS MH Tamrin Sebagai Klinik Perusahaan

44
Gambar 11. Ruangan P3K

Gambar 12. Kotak P3K Tipe B

45
Gambar 13. Kantin Karyawan

Gambar 14. Gedung Plant 1A Yang Belum Dilengkapi Jalur Pejalan Kaki

46
Gambar 15. Tenaga Kerja Yang Tidak Memakai APD Lengkap

47
Gambar 16. Tanda Area Kebisingan Yang Tidak Pada Tempatnya

48

Anda mungkin juga menyukai