Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

DI PT. PLN UPDK TELLO MAKASSAR


BIDANG K3 KEAHLIAN DAN KELEMBAGAAN, SMK3

PELATIHAN CALON AHLI K3 UMUM


ANGKATAN KE - 124

1. Annisa Rosada Berlianti


2. Alwi Ichwanul Affan
3. Burhan Ibrahim
4. Irawan HI. Abdullah
5. Rahmat Gunawan Sindau
6. Syahrus Siyam
7. Andhi Setiawan Babas

PENYELENGGARA
PT. INDOTAMA JASA SERTIFIKASI
Makassar, 17 Mei 2023
DAFTAR ISI

L A P O R A N...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
B. Maksud dan Tujuan.........................................................................................................6
C. Ruang Lingkup................................................................................................................6
D. Dasar Hukum Keahlian dan Kelembagaan K3...............................................................6
E. Dasar Hukum SMK3.......................................................................................................8
BAB II KONDISI PERUSAHAAN...........................................................................................9
A. Gambaran Umum PT. PLN UPDK TELLO Makassar...................................................9
B. Temuan..........................................................................................................................10
C. Struktur Organisasi PT. PLN UPDK TELLO Makassar...............................................11
D. Visi dan Misi Perusahaan..............................................................................................11
BAB III ANALISA..................................................................................................................12
A. Analisa Temuan Positif.................................................................................................12
B. Analisa Temuan Negatif................................................................................................20
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................23
A. Kesimpulan....................................................................................................................23
B. Saran..............................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................24
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) yang berjudul
“Keahlian dan Kelembagaan, SMK3” di PT.PLN UPDK TELLO MAKASSAR.
Dalam penyusunan laporan ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan beberapa pihak sehingga kendala- kendalayang kami hadapi
teratasi. Penulisan laporan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas laporan kelompok PKL dalam Pelatihan danSertifikasi AK3 Umum
Kemenaker RI yang diselenggarakan oleh PT. Indotama Jasa Sertifikasi.
Dalam penulisan laporan ini penulis mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT
yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan untuk bisa menyusun laporan ini hingga
selesai. Tak lupa ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada
;Managemen PT.PLN UPDK TELLO MAKASSAR serta Mentor Pelatihan Ahli K3
Umum yang telah membantu dan mengarahkan kami.
Dalam Penulisan laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan- kekurangan
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuanyang kami miliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
pembuatan laporan ini.

Makassar, 17 Mei 2023


Tim Penyusun

Kelompok 1
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan


Kesehatan Kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju
masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah
suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua
jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja. Secara
umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna
menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari
kecelakaan dan kerugian lainnya.Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan APD,
perawatan mesin dan pengaturan jamkerja yang manusiawi.
Pasal 86(1) dan (2) UU No. 13 Tahun 2003 menyatakan bahwa setiap
tenagakerja berhak atas perlindungan (kesehatan dan kecelakaan kerja serta penyakit
akibat kerja. Tindakan pencegahan yang berlaku untuk keselamatan dan kesehatan
kerja juga tercantum dalam Permenaker No. 05/MEN/1996 yang menyatakan bahwa
sebagian besar kecelakaan di tempat kerja disebabkan oleh faktor manusia, Sebagian
kecil dipengaruhi oleh faktor teknis. Hal ini juga dijelaskan oleh Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1970 yang menjelaskan tentangperlunya perusahaan
menyelenggarakan kesehatan dan keselamatan kerja gunamenjaga keselamatan
pekerja, orang lain dan sumber daya produksi.

Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang
menghendaki terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran
lingkungan. Suatu kemungkinan bahaya besar, berupa kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja dapat diakibatkan oleh
kesalahan dalam penggunaan peralatan, pemahaman dan kemampuan serta
keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai. Upaya perlindungan tenaga kerja
bertujuan agar tenaga kerja, orang lain ditempat kerja dan sumber produksinya selalu
dalam keadaan sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga pada akhirnya tercapai
suatu tingkat produktivitas yang tinggi dengan tetap mengutamakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Risiko kecelakaan kerja juga bisa terjadi akibat
ketidaksesuaian konstruksi bangunan, instalasi listrik, dan kebakaran dengan
peraturan perundangan yang telah dibuat. Menyadari pentingnya aspek keselamatan
dan kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik,
maka perusahan/ industri/ proyek umumnya memiliki organisasi atau unit kerja
dengan tugas khusus yang menangani masalah keselamatan kerja. Ruang lingkup
kerja organisasi atau unit tersebut dimulai dari menyusun program, membuat prosedur
dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan.

Dalam rangka Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan


efisien, diperlukan informasi yang akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses
perencanaan serta menentukan langkah kebijakan selanjutnya.Penyusunan program,
membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi serta membuat laporan penerapan di
lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja kesemuanya
merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja.

Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi, keselamatan


kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan industrial
ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk
Indonesia.
B. Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) PT.PLN UPDK
TELLO MAKASSAR sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehingga peserta pelatihan AK3U
tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis tetapi juga memiliki keahlian di
lapangan yang merupakan implementasi teori secara langsung.
2. Untuk melihat penerapan K3 di lapangan dan regulasi Undang-Undang K3

3. Menggambarkan secara jelas mengenai temuan-temuan selama kegiatan


PKLberlangsung khusunya di PT.PLN UPDK TELLO MAKASSAR.
4. Merupakan salah satu bagian dari kegiatan pelatihan calon Ahli Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Umum (AK3U) dalam mengidentifikasi bahaya dan risikodi
tempat kerja.
C. Ruang Lingkup

1. Kisaran lembaga K3 dan keahlian K3 meliputi:

a. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)

b. Verifikasi P2K3
c. Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3)
d. Organisasi dan rencana kerja
e. Ahli keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
2. Ruang lingkup SMK3 meliputi:

a. Pengamatan dan penerapan SMK3


b. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja
c. Kebijakan dan Komitmen K3
d. Review SMK3
e. Penghargaan K3 (Sertifikat SMK3 Penghargaan Zero Accident)
D. Dasar Hukum Keahlian dan Kelembagaan K3
Dasar hukum lembaga K3, keahlian K3
1. Undang-Undang Keselamatan Kerja Republik Indonesia No. 01 Tahun 1970.
2. UU Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2013 Republik Indonesia.
3. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor :
Per.02/MEN/1992 Tentang Tata Cara Pengangkatan, Kewajiban Dan
Kewenangan Ahli Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor:
Per.04/MEN/1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor : Per.04/MEN/1987
Tentang Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Tata Cara
Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
7. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Republik Indonesia Nomor:
Per.01/MEN/I/2007 tentang Pedoman Pemberian Penghargaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3).
8. Keputusan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 155 Tahun 1984
tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Nomor
Kep-125/MEN/1982 tentang Pembentukan dan Tata Kerja Komite Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Kementerian Nasional, Komite Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Regional, dan Komite Penasihat.
9. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Republik Indonesia Nomor 239
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Sertifikasi Kompetensi Calon Tenaga
Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Publik.
10. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Republik Indonesia Nomor 02
Tahun 2011 tentang Peningkatan Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jasa
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PJK3).
11. Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Imigrasi Republik Indonesia Nomor 03
Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja dalam
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970, selanjutnya disebut Ahli K3.
12. Keputusan Direktur Jenderal Inspektorat Ketenagakerjaan Nomor 48 Tahun 2011
Bidang Pembinaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
E. Dasar Hukum SMK3
1. Pasal 18 Bab 11 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan Produksi
2. UU Ketenagakerjaan No. 2003 UU Ketenagakerjaan No. 13, Bab 18, Pasal
193. Pasal 87 mengatur ketentuan SMK3.
3. Peraturan Pemerintah No. Nomor 50 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan SMK3;
4. Kemenaker No. 26 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Peraturan Penilaian
Pelaksanaan SMK3
BAB II
KONDISI PERUSAHAAN

A. Gambaran Umum PT. PLN UPDK TELLO Makassar


Dalam meningkatkan kebutuhan listrik di Makassar dan sekitarnya, maka
pemerintah dalam hal ini PLN membangun Pusat Listrik Tenaga Uap sebanyak 2 unit
(2 x 12,500 MW) yang berlokasi di Tello. Pada tahun 1971 mulai beroperasi dan
diresmikan oleh presiden Republik Indonesia Soeharto. Untuk menunjang kelancaran
pasokan listrik, maka pada tahun 1973 dibangun 2 unit mesin Diesel dengan daya
terpasang (2 x 2,8 MW) berlokasi di area PLTU Tello. Pada bulan Juni 1976 dibentuk
Unit Sektor Tello dengan nama PLN Wilayah VIII Sektor Tello dengan Unit Asuhan
PLTD Bontoala dan GI / Transmisi. Tahun 1976 PLN Wilayah VIII mendapat
tambahan 1 Unit Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) Westcan dengan daya terpasang
14,466 MW.

Untuk menyalurkan energi listrik dari pusat-pusat pembangkit yang berada di


daerah kerja PT. PLN Wilayah VIII Sektor Tello kepada pelanggan, serta untuk
menunjang / mengantisipasi pertumbuhan beban pada daerah– daerah baru, maka
secara bertahap sejak tahun 1969 dibangun transmisi sistem tegangan 30 kV dan
Gardu Induk (Tello 30 kV, Bontoala, Kalukuang Sungguminasa, Borongloe, Mandai
dan Tonasa I) serta perluasan Gardu Induk Existing.

Gambar 1. PT PLN UPDK TELLO Makassar


(Sumber : Google)
Selanjutnya dibangun saluran transmisi sistem tegangan 70 kV dan sistem
tegangan 150 kV dan Gardu Induk (Pangkep, Tonasa III, Daya, Tello 70 kV, Tello
150kV, Tallo lama dan Takalar) serta perluasan Gardu Induk existing.Pada bulan
Agustus 1997 unit PLTD Bontoala dikeluarkan dari pengusahaan. Pada bulan
Februari 1999 PT. PLN Sektor Tello mendapat tambahan unit asuhan PLTD
Bulukumba.

Pada bulan Juni 2003 PT. PLN Sektor Tello berubah nama menjadi PT.PLN
(PERSERO) UNIT BISNIS SULSELRA UNIT PEMBANGKITAN I
dimana Unit PLTD Bulukumba diserahkan pengelolaannya ke UNIT
PEMBANGKITAN II dan Unit GI / Transmisi diserahkan pengelolaannya ke PLN
UP2B, tetapi mendapat tambahan unit asuhan yaitu PLTD Kendari dan PLTD Bau-
bau, dan pada tahun 2004 PT. PLN UNIT PEMBANGKITAN I berubah menjadi PT.
PLN (PERSERO) WIL. SULSEL DAN SULTRA SEKTOR TELLO.

Pada bulan Maret tahun 2007, Unit PLTD Kendari dan Unit PLTD Bau- Bau
memisahkan diri dari PLN Sektor Tello dan menjadi sektor tersendiri yaitu Sektor
Kendari. Perubahan dilakukan kembali pada bulan November 2010, Unit PLTD
Selayar yang semula merupakan Unit dari PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi
Unit dari PLN Sektor Tello.

Pada bulan Mei 2012 Unit PLTU Barru yang semula merupakan Unit dari
PLN Sektor Bakaru bergabung menjadi Unit dari PLN Sektor Tello. Tahun 2013,
berdasarkan SK Direksi No. 570 .K/DIR/2012 tanggal 30 November 2012, Sektor
Tello berubah menjadi Sektor Pembangkitan Tello dengan struktur organisasi
perubahan terlampir. Pada bulan Juli 2014, Unit PLTU Barru dijasa O&M kan ke
Indonesia Power.

B. Temuan
1. Temuan Positif
a. Dilakukannya penerapan SMK3
b. Pimpinan perusahaan telah membentuk Lembaga P2K3
c. Pengurus melakukan pembinaan dan simulasi kepada tenaga kerja terkait
penanggulangan bencana
d. Personil atau petugas sudah memiliki sertifikat ahli K3
e. Terdapat pamphlet edukasi K3 atau safety education
f. Terdapat jalur pejalan kaki
g. Terdapat rambu jalur dan denah evakuasi
h. Memiliki sertifikat zero accident award tingkat nasional dan provinsi
2. Temuan Negatif
a. Sign jalur evakuasi tertutup ranting pohon
b. Adanya kabel yang tidak di isolasi dengan baik di toilet
c. Kurangnya pencahayaan dalam toilet
d. Ditemukan selang spiral yang berserakan dipermukaan lantai
e. Satu personal dari Ahli K3 listrik tidak dapat menunjukkan SKP dan satu
personil dari Ahli K3 kimiayang tidak dapat
f. Terdapat drum limbah B3 yang tidak berada pada tempatnya
C. Struktur Organisasi PT. PLN UPDK TELLO Makassar

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. PLN UPDK TELLO Makassar (Sumber :


https://tugasakhir2013.blogspot.com/2018/08/struktur-organisasi-dan-
uraian-tugas-pt_29.html)
D. Visi dan Misi Perusahaan
a. Visi
Menjadi Unit Pembangkitan yang handal,efisien dan berwawasan lingkungan.
b. Misi

1. Meningkatkan kinerja secara berkelanjutan melalui implementasi tata

kelola pembangkitan dengan metoda best practices.

2. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia yang mempunyai

kompetensi teknik dan manajerial yang unggul.


BAB III
ANALISA

A. Analisa Temuan Positif


Saran / Klausul dalam
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum
Rekomendasi SMK3

PT. PLN Dilakukannya PT. PLN UPDK Harus terus di Peraturan Menteri Peraturan Menteri
UPDK penerapan SMK3 TELLO tingkatkan Tenaga Kerja Tenaga Kerja
TELLO Makassar sudah penerapannya Republik Indonesia Republik Indonesia
Makassar menerapkan Nomor Nomor
kewajiban suatu Per.04/Men/1987 Per.04/Men/1987
perusahaan tentang Penerapan tentang Penerapan
1 Mencegah Sistem Manajemen Sistem Manajemen
terjadinya Keselamatan dan Keselamatan dan
kecelakaan kerja, Kesehatan Kerja Kesehatan Kerja
dan menjaga Pasal 5 (1).Setiap
produktifitas perusahaan wajib
menerapkan SMK3
di perusahaannya

PT. PLN Pimpinan Dapat P2K3 dapat Permenaker Nomor PP NO. 50 Tahun
UPDK perusahaan mengembangkan langsung : Per.04/Men/1987 2012 Pasal 14 ayat
TELLO telah kerjasama saling menerapkan dan Tentang Panitia (2), Pemantauan
2 Makassar membentuk pengertian dan mempertahankan Pembina dan evaluasi
lembaga P2K3 partisipasi efektif SMK3 di Keselamatan Dan kinerja K3
dalam penerapan perusahaan Kesehatan Kerja sebagaimana
dimaksud pada
keselamatan dan Serta Tata Cara ayat (1) melalui
kesehatan kerja. Penunjukan Ahli pemeriksaan,
Keselamatan Kerja pengujian,
pengukuran, dan
audit internal
SMK3 dilakukan
oleh sumber daya
manusia yang
kompetendan

PT. PLN Pengurus Dapat Dipertahankan Peraturan UU No. 1 Tahun


UPDK melakukan meminimalisir pembinaan dan Pemerintah No.50 1970 Bab 5 Pasal
TELLO pembinaan dan resiko simulasi yang Tahun 2012 9 Pengurus
Makassar simulasi kepada kecalakaan dilakukan oleh Tentang Penerapan diwadjibkan
Tenaga Kerja terhdap pekerja pihak perusahaan Sistem Manajemen menjelenggarakan
terkait dalam Keselamatan dan pembinaan
penanggulngan penanggulangan Kesehatan kerja
bagi semua tenaga
bencana. bencana
3 kerdja jang berada
dibawah
pimpinannja, dalam
pentjegahan
ketjelakaan dan
pemberantasan
kebakaran serta
peningkatan
keselamatan dan
kesehatan kerdja,
pula dalam
pemberian
pertolongan
pertama pada
ketjelakaan.

PT. PLN Personil/petugas Perusahaan telah Ahli K3 yang sudah Permenaker No. Permenaker No. 2
UPDK yang sudah memiliki Personil/ terbentuk dapat 26 Tahun 2014 Tahun 1992 Tentang
TELLO memiliki sertifikat petugas Ahli K3 menerapkan tata cara Pasal 30 ayat 7 Tata Cara
Makassar Ahli K3 Umum yang berkompeten penunjukan menyatakan bahwa Penunjukan
atau telah kewajiban dan sertifikat SMK3 Kewajiban dan
tersertifikasi wewenang Ahli K3, memiliki masa Wewenang K3,
dan memperpanjang berlaku paling lama Pasal 2 Ayat 1 dan
lisensi 3 (tiga) tahun. 2

1. Menteri tenaga
4 kerja atau pejabat
yang ditunjuk

berwenang
menunjuk ahli
keselamatan dan
Kesehatan kerja
pada tempat kerja
dengan kriteria
tertentu dan pada
perusahaan yang
memberikan jasa
dibidang
keselamatan dan
Kesehatan kerja.

2. Kriteria tertentu
sebagaimana
dimaksud dalam
ayat (1)

PT. PLN Terdapat pamflet Pada perusahaan Dipertahankan dan UU No.1 Tahun UU No.1 Tahun
UPDK edukasi K3 atau ini sudah terdapat diterapkan dalam 1970 tentang 1970 tentang
TELLO Safety Education papan pamphlet lingkungan kerja Keselamatan Kerja, Keselamatan Kerja,
Makassar untuk edukasi Pasal 14 huruf (b) Pasal 14 huruf (b)
pentingnya K3 juga disebutkan juga disebutkan
dalam lingkungan bahwa pengurus bahwa pengurus
kerja. diwajibkan diwajibkan
memasang dalam memasang dalam
tempat kerja yang tempat kerja yang
5 dipimpinnya,semua dipimpinnya,semua
gambar keselamatan
gambar keselamatan kerja yang
kerja yang diwajibkan dan
diwajibkan dan semua bahan 13
semua bahan 13 pembinaan lainnya,
pembinaan lainnya, pada tempat- tempat
pada tempat-tempat yang mudah dilihat
yang mudah dilihat dan terbaca
dan Terbaca menurut menurut petunjuk
petunjuk pegawai pegawai pengawas
pengawas atau ahli atau ahli
Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja

PT. PLN Terdapat jalur Terdapat jalur Dipertahankan dan Permenaker No. 5 PP No. 50 tahun
UPDK pejalan kaki pejalan kaki di digunakan semestinya Tahun 2018 tentang 2012 tentang
TELLO setiap titik lokasi oleh Tenaga Kerja keselamatan dan penerapan SMK3
Makassar perusahaan. untuk menghindari kesehatan pasal 2, point (a)
dari lingkungan kerja meningkatkan
kecelakaannTenaga Pasal 1 ayat 4 efektifitas
Kerja menyatakan Tempat perlindungan
Kerja adalah tiap keselamatan dan
ruangan atau kesehatan kerja yang
lapangan tertutup terencana, terukur,
6 atau terbuka, terstruktur, dan
bergerak atau tetap, terintegrasi;
di mana Tenaga
Kerja bekerja atau
yang sering
dimasuki Tenaga
Kerja untuk
keperluan
suatu usaha dan
dimana terdapat
sumber atau
sumber-sumber
bahaya termasuk
semua ruangan,
lapangan, halaman
dan sekelilingnya
yang merupakan
bagian-bagian atau
yang berhubungan
dengan Tempat
Kerja tersebut.

PT. PLN Terdapat rambu Terdapat rambu Dipertahankan dan UU No.1 Tahun PP No. 50 tahun
UPDK jalur dan denah jalur evakusai dan dijaga kelayakan 1970 tentang 2012 tentang
TELLO evakuasi denah evakuasi di rambu dan/ jalur Keselamatan penerapan SMK3
Makassar setiap titik di PT. evakuasi Kerja, Pasal 14 pasal 2, point
PLN UPDK Tello huruf (b)
Makassar (a) meningkatkan
juga disebutkan efektifitas
7 bahwa pengurus perlindungan
diwajibkan keselamatan dan
memasang dalam kesehatan kerja yang
tempat kerja yang terencana, terukur,
dipimpinnya,semua terstruktur, dan
gambar keselamatan terintegrasi;
kerja
yang diwajibkan
dan semua bahan 13
pembinaan lainnya,
pada tempat-tempat
yang mudah dilihat
dan Terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
Keselamatan Kerja

PT. PLN Memiliki Perusahaan yang Tetap Peraturan Menteri Undang Undang No.
UPDK sertifikat Zero memiliki Zero mempertahankan Tenaga Kerja dan 1 Tahun 1970
TELLO Accident Award Accident akan Zero Accident/ transmigrasi tentang Keselamatan
Makassar tingkat nasional mendapat nilai tingkat kecelakaan Republik Indonesia Kerja
dan provinsi tambah dan juga pada PT. PLN Nomor : PER-
sertifikat UPDK Tello 01/MEN/I/2007
8 penghargaan pada Makassar Tentang Pedoman
perusahaan Pemberian
tersebut Penghargaan
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
(K3)
B. Analisa Temuan Negatif
Saran / Klausul
No Foto Lokasi Temuan Analisis Dasar Hukum
Rekomendasi dalam SMK3

PT. PLN Sign atau papan Sampaikan Undang-Undang No 1 UU No.1


Sign jalur informasi Tahun 1970 tentang
UPDK langsung ke Tahun 1970
evakuasi mengenai jalur pimpinan atau Keselamatan Kerja,
TELLO tertutup evakuasi tertutup Permenaker No 5 tentang
penanggung
Makassar ranting pohon ranting pohon. jawab area agar Tahun 1996 tentang Keselamatan
Yang dapat rantig pohon Sistem Manajemen Kerja, Pasal
menyebabkan yangmenutupi Keselamatan dan 14 huruf (b)
pekerja tidak sign Kesehatan Kerja
mengetahui jalur atau papan danPermenaker No 4 Permenaker
evakuasi jika informasi Tahun 1987 tentang No 5 Tahun
terjadi insiden. segeradi Panitia Pembina
Keselamatan dan 1996 tentang
pangkas.
Kesehatan Kerja Sistem
(P2K3). Manajemen
1 Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja dan
Permenaker
No 4

Tahun 1987
tentang
Panitia
Pembina
Keselamatan
dan Kesehatan
Kerja
(P2K3).

PT. PLN Adanya kabel  Dapat menyebabkan Sampaikan UU No.1 Tahun 1970 PP No 50
UPDK yang tidak di pekerja mengalami langsung ke pasal 3 ayat (1) huruf Tahun 2012
isolasi dengan sengatan listrik pimpinan atau (q), yaitu mencega
TELLO pasal 7 ayat
baik di toilet  Dapat penanggung jawab terkena aliran listrik
2 Makassar area agar instalasi (2) huruf (a)
menyebabkan berbahaya
korsleting pada kabel tersebut di
isolasi dengan baik
instalasi listrik
atau
di ganti
PT. PLN Dapat menyebabkan Sampaikan Permenaker No. 5 PP No 50
Kurangnya langsung ke
UPDK pekerja terbentur atau Tahun 2018 Tentang Tahun 2012
pencahayaan pimpinan atau
TELLO terjatuh karena Keselamatan Dan pasal 7 ayat
didalam toilet penanggung jawab
3 kurangnya Kesehatan Kerja
Makassar area agar lampu (2) huruf (a)
pencahayaan Lingkungan Kerja
tersebut di ganti Pasal (16-19)

PT. PLN Ditemukan Adanya selang Mengeliminasi, Permenaker RI no 5 PP No 50


UPDK selang spiral berserakan dapat Merapikan selang tahun 2018 pasal Tahun 2012
TELLO yang menyebabkan dan meletakkan 27 pasal 7 ayat
Makassar berserakan pekerja atau pada tempat yang ayat 1 : (2) huruf (a)
dipermukaan tenaga kerja aman. (1) Halaman
lantai mengalami jatuh sebagaimana
4 atau tersandung. dimaksud dalam
Pasal 26 ayat (2)
hura harus :
a. bersih,
tertata rapi,
rata, dan
tidak becek;
dan
b. cukup luas
untuklalu
lintas orang
dan barang
PT. PLN Satu personal Dapat menyebabkan Melaporkan ke PP No 50 Tahun 2012 PP No 50
UPDK dari Ahli K3 kecelakaan kerja pihak perusahaan Tentang Penerapan Tahun 2012
TELLO listrik tidak tidak berkompeten bahwa adanya SMK3 pasal 10 ayat 3 Tentang
dapat atau tidak memiliki tenaga kerja Ahli huruf
Makassar Penerapan
menunjukkan keahlian tersebut K3 yang tidak (a) yang berbunyi
SKP dan satu dikarenakan tidak dapat menunjukkan kompetensi kerja SMK3
5
personil dari adanya sertifikat/lisensi yang dibuktikan
Ahli K3 kimia sertifikat/lisensi dan dan SKP dengan sertifikat
yang tidak SKP
dapat
menunjukkan
sertifikat/lisensi
PT. PLN Terdapat drum Dapat Mengeliminasi,  Keputusan PP No 50
UPDK limbah B3 yang menyebabkan Merapikan drum Menteri Tenaga Tahun 2012
TELLO tidak berada pada berupa limbah B3 dan Kerja RI No.Kep. Tentang
kebakaran dan meletakkan pada 187/Men/1999
6 Makassar tempatnya Penerapan
keracunan tempat Tentang
terhadap yangaman. SMK3
Pengendalian
pekerja serta Bahan Kimia
pencemaran Berbahaya di
lingkungan Tempat Kerja

 PP No 50 Tahun
2012 Tentang
Penerapan SMK3
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem manajamen keselamatan dan kesehatan pada PT PLN (persero) Sektor
pembangkit Tello kota makassar sudah memenuhi kriteria pelaksanaan SMK3 yang
sesuai PP No 50/2012. Meskipun tingkat efektifitas SMK3 pada PT PLN (Persero)
Sektor pembangkit Tello sudah memuaskan namun masih saja ada hambatan yang
ditemukan diantaranya 1. Mengadakan perawatan khusus untuk alat pelindung diri
(APD), 2. Pemeriksaan kualitas alat pelindung diri secara berkala, 3. pintu – pintu
jalur evakuasi keselamatan para pekerja. Dengan program K3 yang dilaksanakan tiap
tahunnya akan dilakukan lagi pengkajian sebagai evaluasi yang merupakan fungsi
SMK3 dengan memasukkan poin hambatan tersebut ke perencanaan program K3
tahunan, dengan melihat tujuan program k3 pada PT PLN (Persero) Sektor
pembangkit tello adalah kecelakaan nihil (zero accident).

Kecelakaan dan penyakit yang terjadi pada PT PLN (Persero) Sektor


Pembangkit Tello masih dialami pada karyawan. Meski demikian kecelakaan dan
penyakit yang terjadi akibat kerja sudah terminalisir terbukti dengan tingkat efektifitas
SMK3 yang sudah memuaskan dengan terus dilakukan pengendalian dengan
penerapan tingkat disiplin kerja oleh bagi semua karyawan pada PT PLN (Persero)
Sektor Pembangkit Tello Makassar.

B. Saran
Perusahaan di harapkan menstabilkan pelaksanaan Sistem manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) agar kecelakaan dan penyakit akibat kerja
tidak terjadi lagi.

Perusahan diharapan melakukan pemeriksaan berkala mengenai pemakaian APD


untuk mencegah pemakaian APD yang tidak layak oleh tenaga kerja sehingga dapat
terhindar dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Undang Undang No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja. Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan No. 2 Tahun 1992 Tentang Tata
Cara Penunjukan Kewajiban dan Wewenang K3
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No.08/Men/VII/2010; Tentang Alat Pelindung
Diri. Pp Ri No. 50 Tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja

Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No.5 Tahun 2018 K3 lingkungan kerja Peraturan


Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.15 Tahun 2008 tentang
pertolongan pertama pada kecelakaan ditempat kerja
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor Per.04/Men/1987
tentangPenerapan Sistem Manajemen Keselamatan
Permenakertrans no.4 tahun 1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
APAR.

Anda mungkin juga menyukai