Nama :
1. NIZAR AHMAD
2. KHOLIFATUL MARFUAH
3. HERU BUDI UTOYO
4. ZHULYA SETIA ANGGRAENI
5. MEKAR YULIASTININGSIH
6. ANDREAS PRASETYO ADI
7. ARIF WIYONO
BAB 1
A. Latar Belakang
Berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan
pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Berdasarkan Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil
karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara
keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
Pada dasarnya setiap tenaga kerja maupun perusahaan tidak ada yang menghendaki
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Suatu
kemungkinan bahaya besar, berupa kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran lingkungan
dan penyakit akibat kerja dapat diakibatkan oleh kesalahan dalam penggunaan peralatan,
pemahaman dan kemampuan serta keterampilan tenaga kerja yang kurang memadai.
Upaya perlindungan tenaga kerja bertujuan agar tenaga kerja, orang lain ditempat kerja
dan sumber produksinya selalu dalam keadaan sehat, selamat, aman dan sejahtera sehingga
pada akhirnya tercapai suatu tingkat produktivitas yang tinggi dengan tetap mengutamakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Risiko kecelakaan kerja juga bisa terjadi akibat
ketidaksesuaian konstruksi bangunan, instalasi listrik, dan kebakaran dengan peraturan
perundangan yang telah dibuat.
Kegagalan (Risk off Failures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan atau saat
terjadi kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (Loss).
Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah kondisi pekerja (Unsafe act) atau
kelelahan (Fatigue), kondisi kerja (Unsafe Condition) dan pekerjaan yang tidak aman (Unsafe
Working Condition). Hal –hal tersebut yang mengakibatkan kurangnya penguasaan pekerja
terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab awalnya (Pre-Cause) adalah salah satunya kurangnya
training dan karakteristik dari pekerjaan itu sendiri. Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja
mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit.
Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi penyebab kecelakaan kerja (elevasi, temperatur,
arus listrik, mengangkut benda-benda berat dan lain sebagainya), sudah sewajarnya bila
pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah keselamatan dan kesehatan kerja pada
prioritas pertama.
Menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam penyelenggaraan
proyek, terutama pada implementasi fisik, maka perusahan/ industri/ proyek umumnya
memiliki organisasi atau unit kerja dengan tugas khusus yang menangani masalah keselamatan
kerja. Ruang lingkup kerja organisasi atau unit tersebut dimulai dari menyusun program,
membuat prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan. Dalam
rangka Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan informasi
yang akurat, dan tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan
langkah kebijakan selanjutnya. Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan
mengawasi serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan
kerja bagi para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja. Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi, keselamatan
kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan industrial ekonomi
antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk Indonesia.
Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun multilateral telah mengikat
bangsa Indonesia untuk memenuhi standar tersebut. Standar acuan terhadap berbagai hal
terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut untuk
menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9001:2015) serta Manajemen Lingkungan (ISO-
14001:2015) maka bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar internasional. Untuk menjawab
tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
Salah satu rangkaian pada pemeriksaan aspek K3 adalah mengenai kelembagaan dan
keahlian K3 serta penerapan SMK3. Pemeriksaan ke lapangan yang berfokus pada kelembagaan
dan keahlian K3 serta penerapan SMK3 perlu dilakukan karena berkaitan erat dengan tingkat
kepedulian sebuah perusahaan terhadap K3 area kerjad dan mengetahui bentuk Kelembagaan
dan keahlian K3 umum serta Sistem Manajemen K3 di tempat kerja yang melibatkan segala
pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dari pembuatan laporan ini adalah sebagai salah satu materi
kurikulum/pelajaran dalam rangka pembinaan calon Ahli K3 Umum.
a. Tujuan Umum : mempraktekkan teori (mata ajaran) yang telah diterima selama
kegiatan pelatihan.
b. Tujuan Khusus : salah satu syarat yang harus dipenuhi bagi peserta pelatihan Calon
Ahli K3 , agar peserta mampu :
1. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan
penerapan SMK3,
2. Melakukan identifikasi, analisa dan membuat rekomendasi pelaksanaan
kelembagaan dan keahlian K3
C. Ruang Lingkup
b. Penerapan SMK3 :
Kebijakan K3, Perencanaan K3, Pelaksanaan Rencana K3, Pemantauan dan
evaluasi Kinerja K3 dan Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3
Audit eksternal dan audit internal SMK3
Penghargaan K3 (zero accident award, sertifikat SMK3)
D. Dasar Hukum