Anda di halaman 1dari 11

Pentingnya Standardisasi Implementasi

Kebijakan Strategis Jaminan Sosial


Ketenagakerjaan
Definisi Standardisasi
Standard: spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan termasuk tata cara dan metode
yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak yang berkepentingan dengan
memperhatikan syarat-syarat tertentu termasuk perkembangan masa kini dan masa yang
akan datang untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya

Standardisasi: Proses merumuskan, menetapkan, menerapkan ketentuan yang


dilaksanakan secara tertib melalui kerjasama dengan semua pihak yang berkepentingan
untuk mencapai tingkat keteraturan yang optimal dalam konteks tertentu

“Manfaat penting dari standardisasi adalah peningkatan


kesesuaian produk, proses dan layanan, meminimalisasi
hambatan, dan optimalisasi teknologi”

2
Fungsi Standardisasi
(termasuk dalam hal Implementasi Kebijakan Strategis Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan)

Meningkatkan Menjamin Kualitas Meningkatkan Peningkatan Respon Meningkatkan Moral Menyempurnakan


Kejelasan (Clarity) Pekerjaan dilakukan Produktivitas terhadap Perubahan Karyawan Pelayanan Peserta
Proses standar akan dengan cara yang Standar seperti SOP Peraturan Karyawan dapat Setiap
menghilangkan telah ditentukan dan memastikan pekerjaan Standar membantu merasa bangga karena pertanyaan/keluhan
kebutuhan akan dioptimalkan (efektif dapat diselesaikan lebih meningkatan kesiapan telah menguasai ditangani dengan cara
dugaan atau pencarian dan efisien) efisien dengan didukung dalam merespon proses dan terbaik. Semakin banyak
ekstra peningkatan pekerjaan perubahan eksternal dan menyempurnakan proses yang
teknis melalui IT sistem peraturan keterampilan mereka. terstandarisasi, semakin
(kepesertaan, administrasi, Penyesuaian dan rendah kemungkinan
pelayaanan manfaat) sertifikasi yang tepat kesalahan terjadi
sesuai dengan bidang sehingga kualitas secara
karyawan keseluruhan dan
kepercayaan peserta
meningkat

3
Life Cycle Suatu Standard

1) Identifikasi perlunya suatu 2) Penyusunan Program kolektif 3) Penyiapan Rancangan standard oleh 4) Konsensus mengenai
standar tertentu oleh para berdasarkan analisis kebutuhan semua pihak yang berkepentingan yang Rancangan Standard oleh
pemangku kepentingan dan penetapan prioritas oleh diwakili oleh pakar, termasuk semua pihak yang
semua pihak berkepentingan penyelenggara program, Pemerintah, berkepentingan (stakeholders)
disusul adopsi dalam program peserta, pemberi kerja, provider, dan
kerja badan/lembaga sebagainya
standardisasi nasional

5) Validasi melalui Public Enquiry 6) Penetapan dan 7) Peninjauan Kembali


mencakup semua unsur ekonomi dan Penerbitan Standar Suatu standar dapat direvisi setelah kurun
pelaku usaha untuk memastikan waktu tertentu (umumnya 5 tahun sekali) agar
keberterimaan secara luas selalu sesuai dengan kebutuhan dan
(implementatif) perkembangan baru
4
Beberapa Standardisasi Implementasi atas Kebijakan Strategis
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan yang Krusial

Kebijakan Strategis Kepesertaan

Kebijakan Strategis Pelayanan & Penanganan Klaim

Kebijakan Strategis Investasi

Kebijakan Strategis Pemantauan Program Jamsostek, Kebijakan


Strategis TI, dll

5
Standardisasi Kebijakan
Strategis Kepesertaan

Penggunaan system Adanya opsi mengenai Dokumen persyaratan yang Akses atau laporan
informasi/client sarana pendaftaran terotomasi dari source sistem kinerja berkala.
application standard peserta serta yang relevan (Dukcapil, Seperti: Laporan kinerja
untuk pemberi kerja pembayaran iuran Kemenakertrans, DJP, dll) JHT dan JP serta laporan
sehingga dapat menjadi kecukupan dana JKK dan
bridging system antara JKM kepada peserta
pemberi kerja dan
BPJAMSOSTEK

6
Kebijakan Strategis ASQ

Acquisition Sustainability Quality

Beberapa isu tentang kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan:


1. PU vs BPU – mestinya perlu pendekatan yang berbeda agar memenuhi ASQ
• PU – masih banyak perusahaan/lembaga yang belum menjadi peserta atau PDS
• BPU – Sebagian besar belum menjadi peserta atau menjadi peserta namun tidak
sustain
2. Akuisisi dilakukan melalui cara yang kurang proper (pesertanya tak tahu diikutkan,
iuran dibayar oleh cabang, dsb)
3. Penambahan kepesertaan besar namun jumlah peserta yang tercover bertambah
tidak signifikan (di bagian mana yang dari ASQ yang perlu dibenahi?)
7
Standardisasi Kebijakan Strategis
Pelayanan dan Penanganan Klaim

Penggunaan Contact centre Minimalisasi Validasi dokumen Terdapat standar Peserta dapat
system informasi/ yang mudah kebutuhan menggunakan waktu pelayanan memonitoring
aplikasi diakses persyaratan system yang yang jelas proses
pengajuan klaim terkoneksi dengan
source system yang
relevan (Dukcapil,
Kemenakertrans, DJP,
dll)

8
Kebijakan Strategi Investasi
Memiliki strategi investasi yang spesifik untuk setiap jenis program yang diselenggarakan – Asset
Liability Matching dan Investment Cost

Kepemilikan tenaga ahli (tenaga pengelola investasi, aktuaris) dan sistem informasi yang memadai

Target return yang diharapkan

Penetuan portfolio investasi


a) Penggunaan sistem informasi terstandar untuk meminimalisir proses manual (S-Invest, C-Best, dll)
b) Ketersediaan informasi yang memadai atas portfolio dimaksud, historical performance, dsb
c) Proses benchmarking
d) Penatausahaan aset
e) Monitoring

Evaluasi berkala atas kinerja investasi

Exit-clause, termasuk mekanisme cut-loss

9
Kebijakan Strategis Pemantauan Program Jamsostek

JKK Keberlangsungan program

Sisi Aktuaria

</>
JKP JKM Stakeholders Awareness
Memastikan bahwa masing-
to Take Action
masing program berada dalam
kondisi sehat dan mampu
mengantisipasi pembayaran
manfaat (tidak gagal bayar)
JP JHT

10
Terima Kasih
sumarjono@ojk.go.id
Jakarta, 25 Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai