Anda di halaman 1dari 24

STANDAR dan STANDARD OPERATING

PROCEDURE ( SOP )

OLEH:

NI NYOMAN AYUNINGSIH, SKp.MM

2010
STANDAR dan STANDARD OPERATING

PROCEDURE ( SOP )

PENDAHULUAN

Sumber daya manusia kesehatan merupakan aset penting dan terbesar


dalam mentukan kualitas pelayanan kesehatan, untuk mendukung dan
mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu tinggi, maka kapasitas tenaga
kesehatan perlu terus ditingkakan. Langkah-langkah startegi, taktis dan aplikatif
diperlukan agar tenaga kesehatan yang berkontribusi dalam memberikan
pelayanan di Rumah Sakit dapat berperan dan siap bersaing di tatanan dunia
kesehatan regional, nasional dan global.
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama di
seluruh dunia. Dengan tema ini, organisasi pelayanan kesehatan dan kelompok
profesional kesehatan sebagai pemberi pelayanan harus menampilkan
akontabilitas sosial mereka dalam memberikan pelayanan yang mutakhir kepada
konsumen yang berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat
mnemenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan kinerja
memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan yang
berdasarkan standar tertulis.
Dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan, standar sangat membantu
perawat dan bidan untuk mencapai asuhan yang berkualitas, sehingga perawat dan
bidan harus berpikir realistis tentang pentingnya evaluasi sistematis terhadap
semua aspek asuhan yangberkualitas tinggi. Namun keberhasilan dalam
mengimplemetasikan standar sangat tergantung pada individu perawat atau bidan
itu sendiri, usaha bersama dari semua staf dalam suatu organisasi , disamping
partisipasi dari seluruh anggota profesi
Berdasarkan hasil riset tahap I bulan Otober 2000 – Maret 2001 yang

dilaksanakan oleh Tim Konsultan WHO Temuan permasalahan diperoleh melalui

penelitian di DKI Jakarta, Sumut, Sulut dan Kaltim tahun 2001 oleh WHO dan

Direktorat Keperawatan Depkes salah satu hasilnya adalah belum


dikembangkannya secara optimal kelengkapan standar dan SPO untuk dijadikan

pedoman dalam pelaksanaan tugas

PENGERTIAN STANDAR

Beberapa Pengertian tentang Standar

Banyak diskusi dalam mempelajari dan membahas definisi standar. Kamus

Oxford meberikan beberapa pengertian konsep kunci mengenai definisi standar.

Pertama, standar adalah derajat terbaik. Kedua, standar meberikan suatu dasar

perbandingan. Ketiga, beberapa pengertian lain seperti tertulis dibawah ini ;

1. Standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang dibakukan

termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsesus

semua pihak yang terkait dengan memperhatikan syarat-syarat

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, perkembangan masa

kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh manfaat yang

sebesar-besarnya (PP 102 tahun 2000).

2. Standar adalah suatu catatan menimum dimana terdapat kelayakan isi

dan akhirnya masyarakat mengakui bahwa standar sebagai model

untuk ditiru.

3. Standar adalah suatu pernyataan tertulis tentang harapan yang spesifik.

4. Standar adalah suatu pernyataan tertulis dari suatu harapan-harapan

yang spesifik

5. Standar adalah suatu patokan pencapaian berbasis pada tingkat tertentu

( dr.Yodi Mahendra ).
6. Standar adalah suatu pedoman atau model yang disusun dan disepakati

bersama serta dapat diterima pada suatu tingkat praktek untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan ( Reyers, 1983).

7. Standar adalah nilai-nilai (velues) yang tertulis yang meliputi

peraturan-peraturan dalam mengaplikasi proses-proses kunci, proses

itu sendiri, dan hasil sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

8. Standar adalah menaikkan ketepatan kualitatif atau kuantitatif yang

spesifik dari komponen struktural dalam sistem pelayanan kesehatan

yang didasarkan pada proses atau hasil suatu harapan (Donebean).

PERSYARATAN STANDAR

Standar yang dikembangkan dengan baik akan memberikan ciri ukuran kualitatif

yang tepat seperti yang tercantum dalam standar pelaksanaannya. Standar selalu

berhubungan dengan mutu karena standar menentukan mutu. Standar dibuat untuk

mengarahkan cara pelayanan yang akan diberikan serta hasil yang ingin dicapai.

Standar yg berbasis manajemen kinerja, memiliki persyaratan-persyaratan sbb:


 S – specific
 M -measurable -- terukur
 A - appropriate-- tepat
 R – reliable -- handal
 T – timely – batas waktu
KETENTUAN STANDAR

Ada 4 Ketentuan Standar

1. Harus tertulis dan dapat diterima pada suatu tingkat praktek, mudah

dimengerti oleh para pelaksananya.


2. Mengandung komponen struktur (peraturan-peraturan), proses

(tindakan/action) dan hasil (outcomes).standar struktur menjelaskan

peraturan, kebijakan fasilitas dan lainnya. Proses standar menjelaskan

dengan cara bagaimana suatu pelayanan dilakukan dan outcome

standar menjelaskan hasil dari dua komponen lainya.

3. Standar dibuat berorientasi pada pelanggan, staf dan sistem dalam

organisasi. Pernyataan standr mengandung apa yang diberikan kepada

pelanggan/pasien, bagaimana staf berfungsi atau bertindak dan

bagaimana sistem berjalan. Ketiga komponen tersebut

harusberhubungan dan terintegrasi. Standar tidak akan berfungsi bila

kemampuan atau jumlah staf tidak memadai.

4. Standar harus disetujui atau disahkan oleh yang berwenang. Sekali

standar telah dibuat, berarti sebagian pkerjaan telah dapat diselesaikan

dan sebagian lagi adalah mengembangkannya melalui pemahaman

(desiminasi). Komitmen yang tinggi terhadap kinerja prima melaui

penerapan-penerapannya secara konsisten untuk tercapainya tingkat

mutu yang tinggi.

KOMPONEN STANDAR

Beberapa komponen yang harus ada pada standar :

1. Standar Struktur

Standar struktur adalah karakteristik organisasi dalam tatanan asuhan

yang diberikan. Standar ini sama dengan standar masukan atau standar

input yang meliputi;

 Filosofi dan objektif


 Organisasi dan administrasi

 Kebijakan dan peraturan

 Staffing dan pembinaan

 Dekripsi pekerjaan (fungsi tugas dan tanggung jawab setiap posisi

klinis)

 Fasilitas dan peralatan

2. Standar Proses

Standar proses adalah kegiatan dan interaksi antara pemberi penerima

asuhan. Standar ini berfokus pada kinerja dari petugas profesional di

tatanan klinis, mencakup :

 Fungsi tugas, tanggung jawab, dan akontabilitas

 Manajemen kinerja klinis

 Monitoring dan evaluasi kinerja klinis

3. Standar Outcomes

Standar outcomes adalah hasil asuhan dalam kaitannya dengan status

pasien. Standar ini berfokus pada asuan pasien yang prima, meliputi :

 Kepuasan pasien

 Keamanan pasien

 Kenyamanan pasien

Dalam pelayanan kesehatan, hasil mungkin tidak selalu seperti apa yang

diharapkan atau diinginkan, namun standar struktur dan proses yang baik akan

menunjukkan sejauh mana kemungkinan pencapaian outcomes atau hasil yang

diharapkan. Outcomes adalah hasil yang dicapai melalui penentuan dan


melengkapi proses. Outcomes ditulis untuk setiap prosedur, pedoman praktek dan

rencana.

KOMPONEN – KOMPONEN STANDAR


STRUKTUR PROSES HASIL
 Filosofi,tujuan  Interaksi pemberi &  Kepuasan pasen/staf
 Orgn & Manaj penerima jasa  Keamanan /
 Peraturan2 atau  Action: tupoksi kenyamanan
kebijakan  Megelola kinerja pasen
 JD: TJ & akun  Melaks.monitoring  Perubahan status
tabilitas  Komunikasi kes.
 Alat& Fasilitas

TINGKATAN STANDAR

 Standar Minimum: standar yang harus terpenuhi dan menyajikan standar

tingkat dasar, terarah dan berkesinambungan

 Standar Optimum: memenuhi tingkat keadaan yang diinginkan atau pada

tingkat terbaik, hanya bisa dicapai oleh orang yg berdedikasi tinggi

PENGGUNAAN STANDAR
 Untuk proses menilai diri sendiri: dirancang individu atau komite dari luar,
apakah standar terpenuhi.
à pengalaman belajar berharga
à komitmen yg jujur menilai kekuatan/kelemahan
kinerja
 Inspeksi: observasi, survey, monitoring
 Akreditasi: penilaian tingkat mutu kinerja organisasi
( struktur-proses-hasil)
CARA PENULISAN STANDAR

1. Mulailah dengan pernyataan standar

2. Identifikasi kriteria outcome dalam bentuk pernyataan siap untuk dimonitor

3. Identifikasi proses yang dibutuhkan untuk mencapai outcome( apa yang harus

dikerjakan)

4. Identifikasi struktur ( apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses kerja u/

mencapai outcome

5.Gunakan kata-kata yang yang dapat diukur ,contoh:kemungkinan tdk bisa

diukur.

6. Ringkas – memberikan persepsi sama bagi setiap perawat

7. Monitoring standar harus merupakan bagian dari evaluasi asuhan pasen

8. Standar harus merefleksi kepada asuhan spesifik ps

9. Keterlibatan tim multi disiplin dalam penyusunan standar diperlukan

10. Harus menjadi bagian sistem yg mudah dicapai dan diperbaiki bila diperlukan

11. Standar terbaru harus dipelihara utk meningkatkan kinerja: tempat tetap,

mudah dilihat & mudah dijangkau.

MANFAAT
1. Menetapkan norma bagi individu / kelompok
2. Menunjukkan ketersediaan yang berkualitas dan sebagai tolok ukur untuk
memonitoring kualitas kinerja
3. Berfokus pada inti dan tugas penting yang harus pada situasi aktual, sesuai
kondisi lokal
4. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya yang lebih bai
5. Meningkatkan pemanfaatan staf dan motivasi staf
6. Menilai aspek praktek atau post basic pelatihan / pendidikan

MENENTUKAN PRIORITAS STANDAR


 Identifikasi dimensi/area utama pelayanan
 Identifikasi fungsi-fungsi kunci / essensial
 Prioritaskan fungsi essensial kedlm katagori
1. High-Risk ( Resiko Tinggi ) à dilakukan atau tidak, tetap beresiko
( Operasi pada cedera otak berat )
2. High-Volume ( Volume Tinggi ) à bila kegiatan selalu dilakukan dan
volumenya lebih dari 50%
3. Problem-Prone ( Rawan Masalah ), à tindakan yang dilakukan
beresiko tinggi, tapi tidak disengaja ( contoh : bayi tertukar ) SIFAT
ERORNYA TINGGI
4. High-Cost ( Biaya Tinggi ) à biaya yang dibutuhkan untuk suatu
tindakan tinggi, atau sulit dijangkau
Bobotkan fungsi-fungsi tersebut kedalam : Fungsi kritis, Sangat sangat Penting,
Sangat Penting & Penting.
MENENTUKAN PRIORITAS

IDENTIFIKASI DIMENSI
( RUANG LINGKUP PELAYANAN

IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KRITIS


( ESSENSIAL )

KATAGORI
RESIKO TINGGI
VOLUME TINGGI
RAWAN MASALAH
BIAYA TINGGI

SCORING
URUTAN PRIORITAS
BUAT STANDAR
CARA MENENTUKAN PRIORITAS

High-Risk High Problem High


(Resiko Volume Prone Cost

Fungsi 1

Fungsi 2

Fungsi 3

Fungsi Kritis Sangat sangat penting Sangat penting Penting

FORMAT STANDAR

DIMENSI:
FUNGSI:
PERNYATAAN STANDAR :
Struktur Proses Outcome
Apa yang harus Apa yang harus dikerjakan untuk Apa yang dihasilkan suatu
disiapkan agar proses mencapai pekerjaan/ kegiatan???
kerja terlaksana? Hasil??

LOGO JUDUL
RS NO DOK: REVISI HALAMAN

STANDAR TGL TERBIT: DISYAHKAN OLEH


DIREKTUR RS/KA.PUSK

(……………………………)

DIMENSI:
FUNGSI:
PERNYATAAN STANDAR :

Struktur Proses Outcome

STANDARD OPERATING PROCEDURE

(SOP)
Pengertian :

1. Satu perangkat instruksi atau langkah langkah kegiatan yang dibakukan

untuk memenuhi kebutuhan tertentu (Depkes RI 2004)

2. Suatu standar untuk mendorong suatu kelompok untuk mencapai tujuan

3. Tatacara yang harus dilalui dalam suatu proses kerja tertentu yang dapat

diterima oleh s3eseorang yang berwenang atau bertanggung jawab uantuk

mempertahankan tingkat penampilan tertentu shg kegiatan diselesaikan

efektif efisien (Depkes Ri, 1995)

4. SOP merupakan tatacara yang dibakukan yang harus dlalui utk

menyelesaikan suatu proses kerja tertentu (Kars 2000)

FUNGSI :

 Memperlancar tugas staf atau tim

 Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan

 Mengetahui dengan jelas hambatan dan dilacak

 Mengarahkan staf agar sama2 disiplin dalam bekerja

 Sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan

TUJUAN

 Menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja

 Meminimalkan kegagalan, kesalahan, dan kelalaian

 Parameter untuk menilai mutu kinerja

 Memastikan penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif

 Menjelaskan alur tugas, wewenang dan tanggung jawab

 Mengarahkan pendokumentasian yang adekuat dan akurat


Prinsip Penyusunan SOP

1. Bentuk tim penyusun SOP

2. Pertimbangkan prosedur dlm kesatuan yg utuh

3. Susun SOP sebelum melaks kerja baru

4. Tinjau kepustakaan dan informasi yg relevan

5. Minta masukan dari staf /petugas terkait

6. Tetapkan SOP sebagi pedoman

7. Tetapkan hasil yg diharapkan

8. Buat daftar peralatan & fasilitas yg diperlukan

9. Tetapkan siapa yg berwenang melaks prosedur

10. Tetapkan indikasi dan kontra indikasi prosedur dan resiko yg diwaspadai

11. Susun langkah-langkah berdasarkan logika utk proses kerja efektif efisien

dan aman

12. Buat sistem penomoran

13. Tulis SOP dgn bahasa yg mudah, kata-kata pendek sederhan, bahasa

positif, tdk bermakna ganda

14. Buat bagan / alur mekanisme

15. Ujicoba SOP

16. Sempurnakan setelah ujicoba

17. Bakukan oleh pimpinan

18. Sosislisasikan

19. Revisi sesuai kebutuhan dan IPTEK

Langkah-langkah menyusun SOP

1. Menentukan judul; yaitu judul dari SOP


2. Menjelaskan pengertian judul ; Merupakan pengertin dari judul SOP

3. Rumuskan tujuan; Yaitu tujuan yang diharapkan bila SOP dilakukan

dengan benar

4. Menentukan kebijakan;Yaitu hal hal yang mendasari suatu SOP yang

dijadikan referensi, dasar kebijakan baik lokal maupun nasional, serta

kesepakatan yang telah dilegalitas.

5. Menentukan persiapan; yaitu fasilitas alat bahan yang harus tersedia untuk

melakukan proses ( meliputi jenis, jumlah serta spesifikasinya)

6. Membuat aliran proses;M erupakan urutan prosedur yang runut dan rinci

meliputi;

- Pra interaksi; yaitu kegitan yang harus dilakukan sebelum berinteraksi

dengan pasien meliputi ceking dokumen dan klarifikasi

- Interaksi ; yaitu suatu kegiatan yang dilakukan saat berinteraksi dengan

pasien , meliputi;- Orientasi, kerja, terminasi

- Post interaksi; yaitu kegiatan yang dilakukan setelah selesai berinteraksi

dengan
RSUDpasien JUDUL
Pusk
7. Menentukan unit terkait; yaitu bagian lain dari bagian pelaku prosedur yang
No. Dokumen No. Revisi Halaman
berkaitan,
PROTAPdan harus ada agar SOP bisa dilaksanakan dengan tepat dan benar
…………. Tgl. Terbit Diterapkan
Dir.
8 .Dianjurkan utk mambuat bagan-bagan agar dapat memberikan / Ka.Pusk.
gambaran

lengkap (………………………)
Pengertian :

Tujuan :

Kebijakan :

Persiapan :

Procedure :

Unit Terkait :
KESIMPULAN

Standar sangat diperlukan dalam pelayanan keperawatn dan kebidanan.


Standar sangat membantu perawat dan bidan untuk mencapai asuhan yang
berkualitas. Tingkatan standar terbagi menjadi 2 yaitu standar minimum dan
standar optimum. Standar minimum harus dicapai oleh perawat dan bidan,
sementara standar optimum adalah suatu keadaan ideal yang ingin dicapai. Ada
empat ketentuan standar yaitu harus tertulis, disetujui dan disyahkan oleh yang
berwenang. Penggunaan standar terutama pada tiga proses evaluasi ; menilai diri
sendiri, inspeksi, dan akreditasi.

CONTOH STANDAR

STANDAR ASKEP BEDAH


DIMENSI : Keperawatan Bedah
FUNGSI : Asuhan keperawatan pasien Post - Operasi
PERNYATAAN STANDAR :
Perawat mampu: mengidentifikasi jenis dan kebutuhan post operasi,kebutuhan transportasi
mampu memberikan posisi yang tepat sesuai dengan jenis anestesi dan tingkat kesadaran,
mampu melakukan observasi post operasi, mampu mengambil langkah-langkah tepat dalam
keadaan darurat/kritis, melaksanakan tindakan keperawatan dan prinsip-prinsip pencegahan
infeksi (universal precautions), mengevaluasi serta mendokumentasikannya.

STRUKTUR PROSES HASIL


1. Perawat yang 1. Mengidentifikasi jenis dan kebutuhan post 1. Jenis dan
berpengalaman operasi kebutuhan post
2. Set vital sign operasi
3. Alat ambulasi 2. Melakukan pengkajian post anastesi teridentifikasi
(tisu, bengkok, dengan sistem scoring 0-2 selama 1 ,2,3 2. Tidak
handuk, bantal, jam pertama dengan indicator penilaian terjadi
oksigen, alat respirasi,sirkulasi, tingkat kesadaran,warna komplikasi
resusitasi, kulit,aktifitas) post op akibat
selimut kesalahan
tambahan 3. mempersiapkan transportasi pasien posisi
standar infus) dengan ketentuan : 3. Tidak
4. Set perawatan terjadi
luka  SDM: Mampu menangani kejadian tak
5. Lembar keadaan kegawat daruratan selama diinginkan
perawatan transportasi.jumlah 2 akibat
observasi post orang,perbandingan ukuran tubuh mobilisasi dan
op pasien dan perawat harrus seimbang trnsportasi
6. Set personal  Equipmen: brancard
hygiene dengan pengaman ,restrain ,tabung 4. observasi
7. Leaflet tingkat oksigen, bengkok,tisu, standar infus, post operasi
nyeri (Wong- selimut tambahan ,ambubag dalam terpantau
Bakers) kondisi siap pakai lengkap &
8. Lembar  Prosedur pemindahan tertindak
dokumentasi :posisioning,efektif dan efisien lanjuti
askep  Passage(jalur
lintasan ):aman, nyaman , 5. Form
singkat,waspada thd lift pantau infelsi
luka operasi
4. melakukan penilaian kesiapan tranportasi (ILO)terisi dan
pasien ke ruang rawat dengan memastikan terpantau serat
score anastesi 7-8 ditindaklanjuti

5. Mengatur posisi sesuai dengan jenis 6. Tidak


anasthesie dan tingkat kesadaran : terjadi infeksi
 General Anestesi (GA) sadar : posisi luka operasi
kepala 300 kepala miring kiri pada bersih setelah
orang dewasa, kepala 300 kepala miring 3 x 24 jam
kanan pada bayi
7. dokumentas
 GA tidak sadar : ekstensi kepala tanpa i askep
bantal miring kiri lengkap dan
 GA sadar : posisi supine kepala sejajar benar
dengan tubuh

 Block Spinal Anestesi (BSA) : posisi


“V” (tinggi kepala dan lutut kaki posisi
sejajar)

6. Melakukan observasi ketat pada 3 jam


pertama dan selanjutnya berkala sesuai
dengan jenis pembedahan dan tingkat
kesadaran meliputi jalan
nafas,ventilasi/oksigenasi,sirkulasi,Keadaa
n umum, vomitus,drainase,balance
cairan,kenyamanan dan resiko injuri
7. melakukan pemantauan dan analisa
terhadap keadaan pre dan intra operatif
seperti Kondisi patologis, jumlah
perdarahan intra operatif, pemberian
tranfusi selama operasai,jumlah dan jenis
terapi cairan selama operasi komplikasi
selama pembedahan.

8. Memantau setiap perubahan kondisi pasien


dan mengambil langkah-langkah yang
tepat pada kondisi kritis/darurat

9. Memantau intake dan output

10. Melaksanakan tindakan delegatif

11. melakukan managemen perawatan post


operatif di bangsal perawatan meliputi:

 monitor tanda
vital,Keadaan
umum,drainase,tube/selang,komplikasi
 manajemen
luka(perdarahan abnormal,jahitan,
discharge,prawatan luka,peingangkatan
jahitan dengan tehnik aseptik
 manajemen gizi,Jumlah
dan jenis sesuai kebutuhan/indikasi
berdasarkan lokasi dan jenis operasi
serta toleransi pencernaan
 mobilisasi dini
(ROM,nafas dalam batuk efektif)
 Personal hygiene
 Mengkaji tingkat nyeri (skala Wong –
Bakers,skala 0-10)
 Melakukan tindakan manajemen nyeri
(distraksi, relaksasi, stimulasi,progesif
relaksasi,,imajinasi,dll)
 Rehabilitasi (latihan
spesifik untuk memaksimalkan kondisi)
 Discharge planning(home
care preparation,client and family
education,psikososial preparation,healt
care resources

12. melakukan pemantauan terhadap kejadian


ILO serta pelaporannya
13. Memberikan informasi kepada pasien /
keluarga pada setiap perkembangan
kondisi dan perubahan kebutuhan

14. Melakukan dokumentasi askep


CONTOH SPO

MEMASANGAN INFUS
No Dokumentasi No revisi Halaman

Logo RS 1/2

Ditetapkan di : Denpasar
STANDAR Tanggal berlaku
Direktur utama
PELAYANAN
KEPERAWATAN

Pengertian Memasukkan cairan/obat langsung ke dalam vena dalam jumlah


yang banyak dan dalam waktu yang lama dengan menggunakan
infuse set.
1. Sebagai tindakan pengobatan
Tujuan
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit
3. Sebagai emergensi line
STANDAR KETRAMPILAN KLINIS KEPERAWATAN DEPKES
RI TH 2007
Kebijakan
1.Ada program terapi dokter dan pendelegasian jelas secara tertulis
2.Dalam keadaan emergensi P/B boleh memasang infus tanpa
intruksi dokter untuk cairan fisiologis, dalam 1 x24 jam dimintakan
instruksi tertulis
3. Dalam 3 x 24 jam abocath / IV line wajib diganti, atau bila terjadi
plebitis
4. Infus wajib dirawat tiap hari
5. Kegagalan pemasangan infus lebih dari 2 kali wajib ganti operator.
Persiapan 1. Standar infus ;1buah
2. Abocath sesuai kebutuhan(jenis, ukuran dan jumlah)
3. Infus set (makro/ mikro/ blood) sesuai kebutuhan
4. Pengalas;1 buah
5. Cairan yang diperlukan sesuai kebutuhan
6. Kasa steril dalam tempatnya
7. Kapas alcohol dalam tempatnya
8. Gunting 1 buah
9. Plester
10. Lidi kapas pada tempatnya
11. Bengkok 1 buah
12. Spalek(k/p)
13. Sarung tangan steril ; 1ps
14. form pantau cairan/ kitir
15. Tourniquet 1
16. CM Keperawatan

1. Cek program therapi dokter


Prosedur kerja
2. Beri salam,panggil pasien dengan namanya,kenalkan diri
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada pasien dan keluarga
4. Berikan kesempatan pasien untuk bertanya sebelum kegiatan
dimulai
5. Sepakati lokasi pemasangan infus berdasarkan prioritas pilihan
6. Lakukan pencukuran (k/p)
7. Cuci tangan
8. Dekatkan alat ke rencana area pemasangan infus
9. Pasang pengalas
10. Periksa label infus sesuaikan program therapi
11. Hubungkan cairan infus dengan infuset
12. Isikan selang kontrol dengan cairan sampai 1/3 bagian
13. Alirkan cairan untuk pengisian selang infuset
14. Pastikan selang infuset bebas udara
15. Pakai sarung tangan
16. Pasang tourniquet untuk melakukan fiksasi
17. Palpasi dan pastikan vena yang akan di punksi
18. Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan alcohol arah
melingkar dari dalam keluar diameter 5 cm
19. Tusukkan abocath pada vena yang telah didesinfeksi,dengan
kemiringan 30 derajat sejajar vena yang akan ditusuk kea rah
jantung,
20. Pastikan darah tampak keluar pada pangkal mandrin, tarik
mandrin ½ cm sambil dorong iv cath atau sesuai dengan
petunjukk masing masing iv cath
21. Sambungkan IV cath dengan selang cairan yang telah
dipersiapkan.
22. Lepaskan tourniquet
23. Buka klem infuset, alirkan cairan sampai mengalir lancar
24. Buka sarung tangan
25. Fiksasi iv cath dengan plester tanpa minutup insersi
26. Oleskan tempat insersi dengan lidi kapas alkohol
27. Tutup tempat insersi dengan kasa steril
28. Pasang spalek dan verban (k/p)
29. Atur tetesan infus sesuai program
30. Pasang form pantau cairan
31. Pasang stiker bertuliskan tgl, jam pemasangan pd tempat
pemasangan infus
32. Rapikan pasien
33. Bereskan alat ( buang sampah sesuai tempatnya)
34. Tanya perasaan pasien post pemasangan
35. Jelaskan tanda tanda yang perlu diwaspadai dan dilaporkan
( nyeri, bengkak, merah dan infus tak menetes
36. Sepakati kontrak selanjutnya
37. Cuci tangan
38. Dokumentasikan tindakan meliputi tgl, jam,jenis
cairan,tetesan,nomor botol, paraf dan nama terang pada cm
cairan dan cm perawatan sesuai ketentuan
Seluruh pelayanan rawat inap, emergensi dan rawat jalam
Unit terkait
Dokter

CONTOH FORMAT STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGERTIAN
II. PENYEBAB
III. TANDA DAN GEJALA
IV. PATOFISIOLOGI
VI. PATHWAY(POHON MASALAH )
VII PEMERIKSAAN PENUNJANG
VIII PENATALAKSANAAN
VII. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
2. RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan


& Masalah Kolaboratif
Tujuan / Kriteria Intervensi

DAFTAR PUSTAKA

CONTOH IK

Anda mungkin juga menyukai