KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN.........................................
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI...........
BAB I : PENDAHULUAN..
1.1. Latar Belakang Permasalahan
1.2. Tujuan ...
1.3. Metode Pembahasan..............................
1.4. Ruang Lingkup...
1.5 Sistematika Penulisan.
BAB V : PENUTUP
5.1. Kesimpulan..
5.2. Kritik dan saran
DAFTAR PUSTAKA
4
5
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
Bangkitan kejang pada bayi dan anak disebabkan oleh kenaikan
suhu badan yang tinggi dan cepat, yang disebabkan oleh infeksi diluar
susunan syaraf pusat misalnya : tonsilitis ostitis media akut, bronchitis, dll
2.1.3 Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri
dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion
kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+) dan elektrolit
lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel
neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron
terdapat keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di
dalam dan di luar sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang
disebut potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan
potensial membran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase
yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :
- Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular
- Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi
atau aliran listrik dari sekitarnya
10
2.1.4 Prognosa
Dengan penanggulangan yang tepat dan cepat prognosisnya baik
dan tidak perlu menyebabkan kematian, resiko seorang anak sesudah
menderita kejang demam tergantung faktor :
- Riwayat penyakit kejang tanpa demam dalam keluarga
- Kelainan dalam perkembangan atau kelainan saraf sebelum anak
menderita kejang
- Kejang yang berlangsung lama atau kejang fokal
Bila terdapat paling sedikit 2 dari 3 faktor tersebut di atas, di
kemudian hari akan mengalami serangan kejang tanpa demam sekitar 13
%, dibanding bila hanya terdapat satu atau tidak sama sekali faktor
tersebut, serangan kejang tanpa demam 2%-3% saja.
11
PATHWAY
Kejang Demam
BAB 3
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
Tanggal Pengkajian : Jam :
A. Data subyektif
1. Biodata/Identitas
Biodata anak mencakup nama, umur, jenis kelamin.
Biodata orang tua perlu dipertanyakan untuk mengetahui status sosial
anak meliputi nama, umur, agama, suku/bangsa, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, alamat.
2. Keluhan Utama
Kejang demam yang berlangsung lama (lebih dari 15 menit) biasanya
disertai apnea, dan suhu tubuh meningkat
3. Riwayat penyakit sekarang yang menyertai
Apakah muntah, diare, truma kepala, gagap bicara (khususnya pada
penderita epilepsi), gagal ginjal, kelainan jantung, DHF, ISPA, Morbili
dan lain-lain.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelum penderita mengalami serangan kejang ini ditanyakan apakah
penderita pernah mengalami kejang sebelumnya, umur berapa saat
kejang terjadi untuk pertama kali ? Apakah ada riwayat trauma kepala,
radang selaput otak, dan lain-lain.
5. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Kedaan ibu sewaktu hamil per trimester, apakah ibu pernah
mengalami infeksi atau sakit panas sewaktu hamil. Riwayat trauma,
perdarahan per vaginam sewaktu hamil, penggunaan obat-obatan
maupun jamu selama hamil. Riwayat persalinan ditanyakan apakah
sukar, spontan atau dengan tindakan ( forcep/vakum ), perdarahan ante
16
Berapa jam sehari tidur ? Berangkat tidur jam berapa ? Bangun tidur
jam berapa ? Kebiasaan sebelum tidur, bagaimana dengan tidur
siang ?
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum (Corry S, 2000 hal : 36)
Pertama kali perhatikan keadaan umum vital : tingkat kesadaran,
tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Pada kejang demam sederhana
akan didapatkan suhu tinggi sedangkan kesadaran setelah kejang akan
kembali normal seperti sebelum kejang tanpa kelainan neurologi.
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala
Adakah tanda-tanda mikro atau makrosepali? Adakah dispersi bentuk
kepala? Apakah tanda-tanda kenaikan tekanan intrakarnial, yaitu
ubun-ubun besar cembung, bagaimana keadaan ubun-ubun besar
menutup atau belum ?.
Rambut
Dimulai warna, kelebatan, distribusi serta karakteristik lain rambut.
Pasien dengan malnutrisi energi protein mempunyai rambut yang
jarang, kemerahan seperti rambut jagung dan mudah dicabut tanpa
menyebabkan rasa sakit pada pasien.
Muka/ Wajah.
Paralisis fasialis menyebabkan asimetri wajah; sisi yang paresis
tertinggal bila anak menangis atau tertawa, sehingga wajah tertarik ke
sisi sehat. Adakah tanda rhisus sardonicus, opistotonus, trimus ?
Apakah ada gangguan nervus cranial ?
Mata
Saat serangan kejang terjadi dilatasi pupil, untuk itu periksa pupil dan
ketajaman penglihatan. Apakah keadaan sklera, konjungtiva ?
Telinga
19
Tabel 2.1 Analisa dan Sintesa Data Pada Kasus Kejang Demam
N Kemungkinan
Pengelompokan Data Masalah
O Penyebab
22
2.3.4 Perencanaan
24
2.3.5 Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan
dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan
perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien ( Santosa. NI,
1989;162 )
2.3.6 Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut
pengumpulan data subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah
tujuan pelayanan keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu
langkah evaluasi ini merupakan langkah awal dari identifikasi dan analisa
masalah selanjutnya ( Santosa.NI, 1989;162).
29
4.1.1 Pengkajian
No.reg :0684791 Tempat :RSML
MRS :07 April 2011 Jam : 06:00 wib
Tgl : 07 April 2011 Jam : 07.00 wib
Oleh : IRMA LAILATUL F
A. Data Subyektif
1. Biodata/Identifitas
Nama anak : An O
Umur : 19 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Lahir : Normal (Spontan B)
Nama Ibu : Ny. Z
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Weru paciran -lamongan
2. Diagnosa Medis
Kejang Demam
3. Keluhan Utama
Panas
7. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan bahwa imunisasi anaknya sudah lengkap. BCG pada usia
1 bulan, DPT 3x pada usia 2, 3, 4 bulan, HB pada usia 1, 2, 3 bulan, Polio
4x pada usia 1, 2, 3 bulan, Campak pada usia 9 bulan
Reaksi setelah mendapat imunisasi DPT anak panas tetapi tidak kejang,
sembuh dengan meminum obat yang diberikan petugas kesehatan.
2. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAK 4 5 kali/hari, warna kuning, nyeri tidak
ada. BAB lancar setiap pagi hari, konsistensi lembek,
warna kuning.
Selama sakit : BAK 4 5 kali/hari, warna kuning, nyeri tidak
ada. BAB setiap hari, konsistensi lembek, warna
kuning.
3. Pola Aktivitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya setiap hari bermain dengan
teman sebayanya di depan rumah
Selama sakit : Anak hanya tidur di TT dan digendong ayahnya
disekitar ruang perawatan
4. Pola Personal Hygiene
Sebelum sakit : Mandi, ganti baju 2 x/hr, ganti celana tiap kali
kencing, keramas tiap hari.
Selama sakit : Pasien hanya diseka dengan air hangat 2 x/hr, ganti
baju 2 x/hr
5. Pola Tidur dan Istirahat
Sebelum sakit : Ibu mengatakan anaknya tidak suka tidur siang, tidur
malam jam 19.00 07.00, tidak ada kesulitan tidur
Selama sakit : Pada siang hari tidur siang jam 12.00 14.00.
Malam hari tidur jam 19.00 06.00 WIB
B. Data Obyektif
3.1.B.1 Pemeriksaan Umum
1. Keadaan umum : lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Tekanan darah :-
Nadi : 110 kali/menit
Respirasi : 40 kali/menit
Suhu : 39,4 C
4. BB / TB : 10 kg / 74 cm
7. Ekstrimitas
Ekstrimitas atas : tak ada oedem, pergerakan normal, pada
tangan kiri terpasang infus, tak ada tanda
tanda flebitis, akral hangat.
Ekstrimitas bawah : tak ada oedem, pergerakan normal, akral
hangat.
8. Genetalia
Vulva : kebersihan cukup, tidak tampak keluar sekret, tidak ada
oedema maupun iritasi.
Anus : kebersihan cukup, haemorroid tidak tampak lubang anus +.
C. Pemeriksaan Penunjang
3.1.C.1 Data Laboratorium
Hematokrit :25,6
HB :9,1 gr%
Trombosit :154.000
Leukosit :3.500
Widal A (-)
Widal B (-)
Widal H (-)
Widal O (-)
D. Keadaan Kesehatan saat ini
Dx medis : Kejang Demam
Tindakan op : Tidak ada
Status nutrisi : BB 11 kg, pola makan tidak tertur
Obat obatan :
Infus Kaen 3B 700cc/hari
Inj Cefitaxim 3x200 mg
Inj Novalgin 3x200 mg
Inj Ranitidin 2x amp
Inj Diazepan 3mg (bila Perlu)
Aktivitas : Anak lebih sering minta digendong
Tindakan keperawatan : Memberikan HE pada keluarga tentang penyakit
kejang demam
3.5 IMPLEMENTASI
No Tgl/jam Implementasi Paraf
07-04-2011
07:00 - Melakukan pendekatan terapiutik
07:10 - Menjelaskan pada keluarga tentang
penyakitnya.
07:30
- Menganjurkan pada keluarga untuk
09:00 memberikan kompres air biasa.
- Memberikan terapi dari dokter/injeksi:
Injeksi Cefotaxim 200 mg
Inj Novalgin 200mg
10:00 Inj Ranitidine amp
- Menganjurkan pada keluarga untuk
10:30 memberi anaknya minum air putih yang
banyak.
- Menganjurkan keluarga untuk memberi
12:00
pakaian yang tipis dan menyerap
keringat.
- Melakukan TTV :
13:00
Suhu :39,4C
Nadi :115 x/menit
RR :40 x/menit
- Mengobservasi intake output cairan.
08-04-2011
14:30 - Menanyakan keluarga tentang keadaan
pasien
15:00
- Mengobservasi tetesan infus
16:00
- Mengobservasi TTV :
Suhu :38,7C
Nadi :120 x/menit
17:00 RR 40 x/menit
- Melakukan injeksi :
Inj Cefotaxim 200 mg
18:00 Inj novalgin 200 mg
- Mengobservasi tetesan infus
09-04-2011
07:00 - Menanyakan pada keluarga tentang
09:00 suhu pasien.
- Memberikan injeksi :
12:00 Inj Cefotaxim 200 mg
- Mengobservasi TTV :
Suhu :37,6C
Nadi :120 x/menit
13:00
RR :38 x/menit
- Mengobservasi intake output cairan
08-04-2011 DX 1
20:30 S :Ibu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami kejang
ulang, badannya masih agak panas
O : Kesadaran : Composmentis
KU cukup
Tanda-tanda vital :
S: 38,7oC N : 115 x/mnt RR : 35 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
DX 2
S : Ibu mengatakan anaknya masih susah makan, mual
sudah tidak lagi, makan porsi
O : KU cukup
BB : 9 kg, turgor lebih baik, akral tidak pucat,
conjungtiva tidak anemis, mukosa bibir lebih
lembab dari sebelumnya
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
DX 3
S :-
O : Tidak ada pertanyaan / kekhawatiran dari kondisi
pasien, pasien terlihat tenang
A : Maslah tidak terjadi
P : Intervensi dipertahankan
09-04-2011 DX 1
14:00 S : Ibu mengatakan kalau anaknya tidak mengalami
kejang ulang, badannya tidak panas lagi
O : Kesadaran : Composmentis
KU baik
Tanda-tanda vital :
S : 37,6oC N : 105 x/mnt RR : 30 x/mnt
Kejang (-)
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DX 2
S : Ibu mengatakan anaknya sudah mau makan, makan
habis 1 porsi, PASI 450 ml/hr.
O : pasien terlihat segar, BB : 9 kg, turgor kurang baik,
akral tidak pucat, conjungtiva tidak anemis, mukosa
bibir lembab, tidak ada sisa makanan pada piring
pasien
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
DX 3
S :-
O : Tidak ada pertanyaan / kekhawatiran dari kondisi
pasien, pasien terlihat tenang
A : Maslah tidak terjadi
P : Intervensi dipertahankan
BAB 5
PENUTUP
5.1Simpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Anak O didapatkan
kesimpulan sebagai berikut:
Pengkajian
Pengkajian terpenting dari kejang demam adalah melakukan anamnese
selengkap mungkin serta pemeriksaan fisik untuk menetukan penyebab kejang
terjadi.
Apabila dari anamnese dan pemeriksaan fisik masih sulit menentukan
penyebab kejang demam maka dilakukan pemeriksaan penunjang.
Analisa dan Sintesa Data
Pada tahap analisa data dan sintesa data dalam kasus nyata penulis hanya
menemukan satu diagnosa dan dua masalah.
Diagnosa / Masalah Keperawatan
Masalah/diagnosa keperawatan yang muncul akibat dari kejang demam
adalah potensial terjadinya kejang ulang berhubungan dengan hiperthermi,
gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan nyeri saat menelan, kurangnya
pengetahuan keluarga tentang penyakit berhubungan dengan keterbatasan
informasi
Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam kasus nyata ada beberapa langkah tindakan
yang ditambahkan penulis selain yang terdapat dalam tinjauan pustaka sesuai
kebutuhan klien saat itu.
Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dalam kasus nyata toidak menemui kesulitan
karena sikap keluarga yang kooperatif dan sarana dan prasarana yang memadai.
Evaluasi
Evaluasi merupakan kunci keberhasilan dari proses keperawatan, terdiri
atas tinjauan laporan pasien dan pengkajian kembali keadaan pasien. Dengan
evaluasi akan membantu perawat dalam memenuhi kebutuhan pasien yang dapat
berubah-ubah.
Saran
Bagi Perawat atau Bidan
Karena kejang demam merupakan kasus gawat darurat pada anak dan
sering ditemukan dalam praktek maka perlu mengembangkan kemampuan diri,
baik melalui intitusi maupun non intitusi untuk meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuan. Dan hendaknya selalu berupaya memberikan asuhan keperawatan
yang bermutu dengan memperhatikan pribadi individu yang unik, dimana aspek
bio psiko sosial dan spiritual terintegrasi secar utuh.
Bagi Institusi
Asuhan keperawatan ini sebagai acuan untuk penulisan asuhan
keperawatan yang akan datang sebagai pembanding terhadap perubahan
perubahan yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA